Kuharap dunia, akan menjadi saksi, saat mentari mulai tenggelam. Jika hujan turun deras bersamanya, kuharap pelangi muncul setelahnya. Bisakah semuanya terjadi, sesuai pada apa yang kuinginkan? Saat kupegang belenggu itu, rasanya..
Ini lebih sakit, lebih perih, dari luka terbuka yang kusirami dengan cuka.
**
Hatiku adalah taman bunga yang indah dan bersemi. Sebelum akhirnya, berubah mati, menepi, dan sunyi.
Kisahku dimulai
(10 Tahun Kemudian)
Aku adalah anak yang lahir dari rahim ibu yang hebat, yang cintanya terus mengalir.
“Sayang sarapan dulu ya, minum susu atau makan roti gandum ini ”.
Nyonya Eri sangat menyayangi kedua anaknya, Youra dan Lee Young putra sulungnya.
“Wah, apa ini dari istana?” tanya putri kecilnya dengan penuh semangat.
“Ya. Ini ayahmu yang membawakannya”.
Untukku dan kakakku Young, ayahku yang begitu terkenal adalah dermawan yang rendah hati.
Nyonya Eri kemudian menyiapkan beberapa bekal untuk kedua anaknya. Youra yang sedang makan itu matanya sibuk mengelilingi seisi rumahnya.
“Ibu, apa kakak sudah pergi?” tanya Youra pada sang Ibu.
Sambil memberikan bekal yang telah disiapkan, Nyonya Eri memegang pundak putri kecilnya, Youra.
“Dia sudah pergi bersama ayahmu, apa kau mau Ibu antar?” tanya Nyonya Eri pada Youra.
Ibu..
Selalu saja…
“Aku akan pergi sendiri, aku kan sudah besar”.
Youra kecil yang begitu semangat itu mengambil bekalnya, ia berkemas kemudian mencium pipi ibunya.
“Aku pergi dulu, biar bekal kakak dan ayah aku yang antar ya?”.
Wajah polos memohon Youra membuat hati ibunya luluh.
“Apa kau sangat ingin ke istana?” tanya ibunya dengan senyum manis.
… tahu apa yang ku inginkan.
“Aku sangat sangat ingin ke Istana. Apa disana ada putri dan ratu yang cantik?” tanya polos Youra.
“Ya, disana ada putri dan ratu yang sangat cantik,” jelas ibunya.
Youra, gadis polos itu matanya berbinar. Dia tersenyum leluasa sesaat sebelum matanya melirik ke arah bekal ayahnya.
“Antarkan saja yang ini untuk kakakmu, biar bekal ayah Ibu yang antar. Suatu hari, Ibu pasti akan mengajakmu ke istana, disana bukan hanya ada ratu dan putri yang cantik. Disana juga ada pangeran-pangeran dan raja yang tampan”.
“Apa lebih tampan dari kakak?”.
Kakakku yang wajahnya sangat tampan…
Nyonya Eri hanya tersenyum, ia mengecup dahi anaknya itu dengan lembut.
“Pergilah, nanti terlambat. Inspektur akan marah padamu. Jangan lupa, berikan juga bekal ini pada kakakmu, ya”.
“Baik Ibu”.
Youra bergegas berangkat menuju balai pendidikan, ia menyimpan bekalnya dan mengikat bekal sang kakak erat di samping tas miliknya. Untuk sampai ke balai pendidikan, ia melewati pasar rakyat yang kumuh. Ada banyak rakyat jelata yang tidak terurus dan kusut disana.
“Tidak, tidak, ampuni aku tuan, aku tidak punya uang. Aku mohon ampuni aku. Aku, aku tidak akan.. tidak akan menghalangi jalan tuan, aku mohooon…”.
Suara yang berasal dari seorang gadis kecil yang sebaya dengannya, terlihat meringkuk kesakitan dan tersiksa oleh orang-orang yang tidak dikenal. Mereka menggunakan pakaian sutra yang halus dan lembut. Namun, gadis yang meringkuk itu, dia bahkan tidak memakai alas kaki. Bajunya lusuh dan compang-camping. Gadis itu tetap menundukkan kepalanya. Para remaja yang mengganggu itu terus menekan dan mempermainkannya. Berkali-kali, ia mengemis ampun pada mereka yang tidak punya rasa kemanusiaan itu. Begitulah kehidupan pada zaman itu, mereka yang berada pada kasta teratas adalah yang paling dihormati dan yang paling dihargai. Sedang mereka, yang hanya berada pada kaki-kaki harapan, menyeret tubuh dan perasaannya pada tiang kehidupan.
“Hentikan!”.
Saat orang-orang hanya melewati gadis itu dan mengabaikannya, seseorang yang amat sangat familiar bagi Youra terlihat mendekati para anak bangsawan yang sibuk mengolok-olok itu. Seketika, pasar yang tadi ribut itu seolah sunyi.
“Lepaskan gadis itu, dia milikku”.
Suara lantang lelaki muda itu kemudian diikuti oleh teriakan histeris orang-orang di sekitarnya. Yang benar saja, kakak laki-laki Youra, Lee Young yang terkenal amat sangat tampan itu kini menjadi pusat perhatian.
“Lepaskan, atau kau terima akibatnya”.
Young hanya tersenyum ringan, diletakkannya pedang miliknya yang masih terbungkus itu di pundak salah seorang bangsawan yang mengolok-olok gadis kumuh itu.
.. meski cuek, sebenarnya dia sangat perhatian.
Young mendekatkan wajahnya, sembari memegang sabuknya.
“Kk-kau.. kau… kau pasti Young,” salah seorang anak bangsawan yang mengenalnya terbata-bata takut.
“Aku tidak tahu darimana kau mengenalku, tapi lepaskan anak ini, dan pergilah jauh-jauh”.
Young hanya terus tersenyum ringan. Tatapan dan pesonanya yang sudah tersiar lama membuat orang-orang menjadi gugup saat di dekatnya. Lee Young, putra sulung penasehat negara, yang ketampanan dan keahlian berpedang sejak dini yang ia miliki, membuat tidak seorangpun tidak mengenalnya walau hanya sekedar melihat wajahnya, karena visual luar biasa yang ia miliki. Bahkan di usianya yang masih sangat muda, ia sudah punya proporsi tubuh yang luar biasa. Tatapan mata tajam nan kharismatik, hidung mancung dengan warna kulit yang indah, ditambah kehebatannya dalam bela diri membuat tak seorangpun yang berani dengannya. Namun, tak semua keindahan itu dapat dilihat. Young, menyimpan rahasia besar di ujung pedangnya, membuatnya jarang sekali tersenyum.
Tak lama, orang-orang mulai mengerumuninya.
“Itu, apa itu Tuan Muda Young? Wah tampan sekali".
Suara orang-orang itu kemudian terdengar dimana-mana.
"Sial," batinnya.
Youra terdiam di tempat hingga beberapa saat. Pemandangan yang langka itu, membuat ia mengangkat alis kanannya dan berhasil membujuknya tersenyum. Ia hanya terus memperhatikan kakaknya dari kejauhan dengan seluruh pujian yang ia kumpulkan rapat di dalam hatinya.
“Apa kau ingin, beradu pedang denganku,
….Tuan?” tanya Young kepada para bangsawan itu dengan seringai manisnya.
Salah seorang dari mereka kemudian mendekat, disentuhnya kerah baju Young dengan kasar. Mendekatlah ia tepat di telinga kiri Young.
“Hei, ingat!.. ,“ ucapan orang itu terputus, kemudian memandang wajah Young sesaat setelah mengucapkan kata pertama dengan tatapan yang tajam.
“Aku adalah anak kepala menteri perang. Saat kita dewasa, akan kubuat kau membayar semua. Dan juga, aku tidak takut pada pedangmu itu,” sambil menyingkirkan pedang Young dari pundaknya, pemuda itu tersenyum hina. Tampak sedang memacu kebenciannya.
“Aku hanya menghormati dirimu, karena kau adalah anak penasehat negara. Tunggu saja pembalasanku, kau akan memanggil namaku dan memohon ampun! Ayo semua kita pergi”. Kemudian orang itu pergi bersama teman-temannya dan menabrak sisi kanan Young begitu saja.
Young tersenyum lurus ke bawah, sambil mengumpulkan puing-puing kesabaran yang masih tersisa. Saat itu, orang-orang masih menatap Young dan terpesona.
Young yang tak peduli, kemudian melangkah ke arah gadis itu.
“Apa kau baik-baik saja?”.
Gadis itu, hanya terdiam beberapa saat tanpa berkedip. Dia sedang berusaha menahan diri, untuk tidak berteriak. Sejak tadi, ia hanya terus memandang Young yang sudah menyelamatkannya itu. Pelan-pelan gadis itu berusaha mengembalikan kesadarannya.
“Ha? Ah maaf. Iya, maksudku, aku baik-baik saja. Terimakasih Tuan Muda, terimakasih.”
Gadis itu kemudian menundukkan pandangannya dan tidak berani memandang wajah Young lagi.
“Kalau begitu baiklah. Ah iya, siapa namamu?”.
“Aku… aku tidak punya. Aku tidak punya nama, Tuan”.
Young mengambil beberapa koin di dalam sakunya.
“Kalau begitu, mulai sekarang jika ada yang bertanya, katakan pada mereka namamu adalah Nana. Ini ambillah. Kau bisa membeli pakaian yang lebih layak. Mungkin itu akan membuatmu berjalan lebih aman di sekitar ibu kota ini”.
"Nana.. ".
Dengan susah payah, gadis itu mengembalikan kesadarannya yang hampir saja melayang.
Young kemudian merapikan jubahnya, dan mulai melangkah pergi.
Gadis itu terdiam. Koin yang ia terima dari Young, dikepalnya erat. Ia ingin mengatakan sesuatu sebelum Young menjauh, tetapi dia terhenti karena melihat Youra mendekati kakaknya itu. Gadis itu hanya bisa melihatnya dari jauh.
“Wah, sudah berani muncul di khalayak umum rupanya, apa Kakak adalah seorang pendekar di pagi hari dan berubah menyeramkan di siang bolong, ha? Ah, aku tahu. Kakak adalah seorang ksatria hebat Lee Young yang sangat menyebalkan yang tega meninggalkan adiknya di rumah tanpa tahu apa yang akan terjadi pada adiknya lalu pergi begitu sa…”.
“Tutup mulutmu,” bantah Young cepat sambil mengambil bekal yang adiknya bawakan.
“Aiisshh, bagaimana kalau kejadian tadi terjadi pada adikmu juga? Apa kau tidak akan menye…”.
Youra berhenti saat matanya melirik ke arah kakaknya yang sedang menatapnya dengan datar.
“Bb-baiklah. Aku diam”.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanannya.
“Kenapa saat ini kau mengikutiku?” tanya Young pada adiknya menumpas keheningan.
Kakak menyebalkan…
“Bukankah kita harus ke balai pendidikan?” tanya polos Youra.
Namun, tak lama setelah itu ia pun terdiam.
“Tunggu,” katanya.
Dipandangnya baik-baik pakaian kakak nya yang serba hitam dengan rambut yang terikat. Pakaian itu melekat rapi di tubuh sang kakak dengan sebuah pedang yang terbungkus rapi dengan beberapa anak panah yang berjejer diantara sabuknya.
… Ia selalu saja berbohong padaku.
“Huaaa.. kenapa Kakak tidak bilang?".
Meski begitu, aku sangat menyayangi nya.
Sembari hampir menangis Youra berbelok lari karena sudah sangat terlambat. Meninggalkan sang kakak yang sedang bersusah payah menahan tawanya.
“Lucu sekali,” bisiknya pelan.
**
Di awal kisahku, aku adalah gadis biasa, yang tumbuh dengan cinta.
Saat itu, aku merasa, akulah yang paling bahagia di dunia ini. Aku melewati jalan terjal dan berliku bersama mereka. Ayah, ibu, dan kakakku..
Aku mencintai mereka..
Bagiku, mereka adalah segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Little Peony
semangat thor🍀🍀
2020-10-18
1
Ririn Calliesta
pengen tau wajah young kek apa
2020-10-16
2
Galaxy Piyak🐣
ceritanta keren banget kak😁 aku bacanya sampai sini dulu ya😊👋
2020-10-11
2