Chapter 4

“Hayo, kamu balikan lagi ya sama Galang?”

Arletta terkejut saat mamanya keluar dari balik pintu. Ia mendahului mamanya masuk ke dalam rumah. Disusul mama Lia di belakang dengan pertanyaan yang sama.

"Apa sih ma? Engga. Kita cuma temenan." ucap Arletta duduk di ruang tv. Mama Lia pun ikut duduk di sana.

"Balikan juga ngga apa loh Ta. Galang kelihatan masih sayang kok sama kamu." ucap mamanya membenarkan anak rambut Arletta. Arletta menoleh, "ih mama sok tahu." ucapnya. Mama Lia mendelik, "Mama tahu karena mama pernah muda, ya." ucapnya berkacak pinggang. Membuat Arletta terkekeh.

***

Galang memarkirkan motornya di garasi. Di sana sudah ada motor ketiga temannya.

“Ck, gercep ya kalian?” Decak Galang yang baru masuk ke dalam rumahnya. Pemandangan pertama yang dia lihat di ruang tamu, teman-temannya tengah asyik menikmati beberapa camilan di sana. Doni berdiri menghampiri Galang dan menariknya agar duduk di sebelahnya.

“Abis lo lama kencannya,” seru Rangga mengunyah kacang polong. Galang hanya mendengus menatapnya. Ingin rasanya mengusir mereka sekarang, Ck, jahat banget Lang.

“Galang baru pulang kamu? Dari mana aja?” Tanya Mama Naura yang membawa pisang di tangannya. Ia meletakkannya di tengah-tengah anak-anak itu.

“Dari....”

“Itu tan, dari rumah Arletta. Biasa kencan dulu,” potong Doni yang langsung mendapat cubitan dari Rina. Doni hanya terkekeh.

“Arletta? Kalian-"

“Ah ma, aku pengen minum ini deh, eum... es lemon, ah iya es lemon kayaknya seger nih. Ke belakang, yuk,” potong Galang lalu menghela mamanya ke dapur. Mama Naura mengernyit heran dengan tingkah anaknya itu.

“Kenapa sih sayang?” Tanya Mama Naura bingung. Galang menoleh ke luar dapur. Teman-temannya kembali fokus pada camilan mereka, ck dasar.

“Mama ih, jangan bahas Tata di depan mereka,ya,” protes Galang pada mamanya. Lagi-lagi Mama Naura mengernyit. “Kenapa emangnya?”

“Pokoknya ngga boleh, mereka tukang gosip soalnya," ucap Galang membuat mamanya terkekeh. Naura hanya geleng-geleng meninggalkannya. Galang kembali menghampiri teman-temannya dan mulai mengerjakan tugas.

***

“Kita balik, ya. Lain kali belajar bareng lagi, oke?” Ujar Doni setelah menaiki motornya begitupun yang lain, sedangkan Galang berdiri di ambang pintu.

“Kalian tuh semangat sama camilan, bukan sama belajar tahu,” decah Galang. Rangga terkekeh di balik helmnya.

“Itu yang kedua men, yang utama itu belajar, iya ngga?” Ucap Rangga pada Beni. Beni hanya berdeham.

“Besok-besok gantian di rumah gue aja Lang, biar mampus tuh si Rangga,” ucap Beni memakai helmnya. Rangga bergidik ngeri, “ah ogah, bokap lo galak,” timpal Rangga. Galang terkekeh mendengarnya, apa-apaan anak ini. Berani banget, ck.

“Hati-hati tuh bawa anak orang, Ben, Don,” ucap Galang menatap kedua sahabatnya itu bergantian.

“Tenang, bakal aman dia sama gue,” timpal Doni menoleh pada Rina. Rina tersenyum manis pada Doni. Rangga, Beni, dan Maya jengah melihat tingkah keduanya.

“Iya iya, tuh si Beni. Jangan kelamaan di gantung tuh anak orang, kasihan,” ujar Galang terkekeh. Semua pasang mata tertuju pada Beni dan Maya.

“Apaan sih kalian?” Bantah Maya dan Beni hampir bersamaan. Membuat yang lain saling pandang.

“Fix kalian klop,” timpal Rangga bertepuk tangan bangga tanpa mempedulikan tatapan tajam dari Beni. Doni pun ikut menatap Rangga.

“Buruan cari gebetan, biar nanti ngga iri lihat keuwuan kita,” timpal Doni terkekeh bersama Rina.

Rangga berkacak pinggang, “Heh, masih ada Galang tuh.” tunjuknya pada Galang. Galang celingukan di tempatnya. “Kenapa jadi gue?” Tanya Galang tak terima.

“Iya iya lupa, lo kan lagi uwu-uwuan sama Arletta,” ujar Rangga lesu. Kemudian ia menjentikkan jarinya.

“Ya udah, gue sama Bella aja kalo gitu,” ucap Rangga menaikturunkan alisnya menatap Galang. Galang langsung saja menatapnya tajam.

“Lo berani deketin adek gue, lo ngga bisa ikut ujian besok,” ancam Galang. Rangga menatapnya lesu.

“Mundur alon, abangnya galak,” ucap Rangga lesu membuat yang lain terkekeh, ia lalu menyalakan mesin motornya diikuti kedua temannya.

“Pamit Lang,” ucap mereka.

“Iya, hati-hati di jalan,” ucap Galang, ia kembali masuk ke dalam rumahnya. Naura baru saja keluar dari dapur dan duduk di ruang keluarga.

“Ma, Bella mana?” Tanya Galang yang melihat mamanya membuka laptop.

“Tahu tuh belum keluar dari kamar,” ucap Mama Naura tanpa mengalihkan tatapannya dari benda itu. Galang berjalan menuju lantai atas di mana kamar adiknya berada.

“Bel, Bella?” Panggilnya setelah mengetuk pintu.

“Masuk aja kak!” Teriak Bella. Galang berdecak saat melihat adik kesayangannya itu tengah belajar dengan headset di telinganya. Gadis itu menoleh pada pintu yang terbuka.

“Gimana mau fokus kalo belajar sambil dengerin musik?” Ucap Galang hendak melepaskan headset itu namun Bella menghindarinya. Huhh.. hampir saja ketahuan, sebenarnya dia memang tidak sedang belajar, dia tengah asyik menonton live streaming idol kesayangannya.

“Eits justru aku ngga bisa belajar kalo ngga dengerin musik,” bantah Bella memegang kedua telinganya.

Galang menghela nafas, “iya udah terserah kamu aja. Nanti sore jalan-jalan yuk,” ajak Galang. Bella mendudukkan dirinya yang tadinya tengkurap.

“Jalan-jalan?” Tanyanya. Galang mengangguk mengiyakan. Bella tampak antusias diajak jalan-jalan oleh galang, namun ia memicingkan matanya curiga.

“Ada angin apa nih? Tumben, biasanya aku ajak jalan juga ngga mau, belajar terus alasannya,” ucap Bella bersedekap. Galang mencubit kedua pipi Bella gemas.

“Belajar kan penting Bel,” ucap Galang lembut. Bella mengusap kedua pipinya sedikit kesal.

“Halah, dulu aja kakak rela ninggalin belajar demi jemput Kak Tata di tempat les,” bantah Bella mendengus. Galang tersenyum melihat adiknya yang cemburu itu. Dulu ia tidak suka dengan Arletta karena Galang selalu memprioritaskan gadis itu.

“Ya kan dia pacar kakak dulu,” ucap Galang membela Arletta.

“Berarti lebih penting Kak Tata dari pada aku?” Tanya Bella masih cemburu. Galang terkekeh melihat tingkah menggemaskan adiknya itu.

“Jadi, kamu ngga mau jalan-jalan nih? Ya udah kalo ngga mau,” ujar Galang berdiri hendak meninggalkannya.

“Eh eh, mau.” Bella meraih lengan Galang agar tidak pergi. Galang tersenyum mengusap lembut kepala Bella. Galang pun keluar menunggu Bella bersiap.

***

“Kak beli itu dong,” ujar Bella menunjuk booth es krim.

“Oke,” jawabnya. Galang mengikuti Bella kemanapun dia mau. Mereka duduk berdua di depan booth es krim.

“Udah puas jajan?” Tanya Galang, Bella tampak berpikir, “Belum sih, tapi udah dulu deh buat besok-besok lagi, aku capek pengen pulang,” jawabnya sambil memakan es krim vanillanya.

“Bel, boleh minta tolong ngga sama kamu?” Tanya Galang dengan senyum manisnya. Bella mendengus menatap kakaknya itu.

“Aih, harusnya dari awal aku bisa tebak kakak baikin aku pasti ada maunya,” dengus Bella. Galang terkekeh, dan mengucapkan kemauannya. Bella menghentikan makan es krimnya.

“Ngga, aku ngga mau!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!