“Jadi belajar bareng kan, di rumah lo?” Tanya Doni yang tengah membereskan alat tulisnya ke dalam tas. Galang menoleh sekilas dan lanjut membereskan bukunya juga.
“Terserah kalian,” jawab Galang sekenanya. Ia mengangkat tasnya dan meninggalkan ketiga sahabatnya itu.
“Buru-buru amat Lang?” Seru Rangga saat Galang berlari ke luar.
“Mau nganter tuan putri,” jawabnya tanpa menoleh. Ketiga sahabatnya itu hanya menggeleng.
“Gimana sih tuh anak? Katanya mau move on, tapi deket-deket terus sama mantan,” komentar Beni setelah Galang tak lagi terlihat.
“Otak, mulut, sama hatinya itu udah ngga sinkron ngerti ngga?” Balas Doni berdiri dari sana. Rangga menoleh, “Apaan sih lo Don. Lo ngomongin Galang atau diri lo sendiri? Katanya benci banget sama Rina, nyatanya balikan tuh,” timpal Rangga, Beni terbahak mendengarnya. Doni yang merasa terpojok berdecak pergi meninggalkan Beni dan Rangga yang masih menertawainya.
“Woy, malah kabur lagi tuh anak,” seru Rangga berdiri. Beni mencegahnya, “udah biarin, mending lo pulang bareng gue. Bosen gue jalan sendiri terus,” ucap Beni, Rangga menoleh bergidik ngeri melepaskan rangkulan Beni.
“Hih, ngeri gue, kelamaan jomblo lo ya? Makanya ngajak gue. Sorry Ben, gue normal,” timpal Rangga mendekap tubuhnya sendiri.
Plakk.. satu jitakan mendarat di kepala Rangga. “Sialan lo!” Umpat Beni kesal meninggalkan Rangga, namun Rangga kembali menyusul dan merangkulnya.
“Minggir lo,” Beni mendorong tubuh Rangga agar menjauh darinya. Namun Rangga terus menempelinya.
“Aih! Gue becanda Ben, jadi numpang, ya. Ongkos gue udah abis nih,” rayu Rangga.
“Bodo amat! Jalan kaki sono ke rumah Galang, gue berubah pikiran.” Beni masih saja memasang wajah datarnya.
“Beni baik deh hari ini,”
“Ngga usah ngerayu gue,” Beni terus menghindar namun Rangga tetap mendekatinya. “Beni ganteng banget sih,”
“Minggir lo!” Beni berlari sedangkan Rangga terus menyusulnya dari belakang. Memang keduanya seperti tikus dan kucing di serial kartun Tom& Jerry.
***
“Lama banget ellah, jamuran gue lama-lama,” racau Arletta yang bersandar di motor Galang. Beberapa menit lalu Galang mengatakan akan pulang bersama. Namun cowok itu tak kunjung datang.
“Ish! Nyamuk ngga ada akhlak,” gumam Arletta saat seekor nyamuk terus mengganggunya.
“Nungguin Kak Galang, ya?”
Arletta menoleh, “ah iya nih,” jawabnya tersenyum.
“Mau bareng gue ngga?” Tawarnya ramah, lalu duduk di atas motornya.
“Ngga deh, ntar Galang nyariin, duluan aja Yan,” tolak Arletta tersenyum pada Riyan. Riyan tampak acuh dengan nama itu. Ia mulai men-starter motornya.l lalu tersenyum, Galang lagi, pikirnya.
“Ya udah, gue duluan ya Ta,” pamit Riyan. Arletta hanya mengangguk menatap Riyan yang mulai menjauh.
Dorr!!!
“Eh monyett!” Teriak Arletta terlonjak dari sana. Ia menoleh kesal pada Galang yang baru saja mengagetkannya.
“Mulutnya neng!” Komentar Galang menunjuk bibir Arletta membuatnya terkesiap. Tanpa mempedulikan ekspresi wajah Arletta saat ini, Galang memakai helmnya.
Plak...
“Aw...” Rintih Arletta. Dia yang memukul Galang, dia yang kesakitan. Galang terkekeh melihat telapak tangan Arletta yang memerah. Ia meraih tangan mungil itu dan mengusapnya.
“Salah sendiri nampar helm,” ujar Galang masih terkekeh membuat Arletta mendengus.
“Ketawa aja terus, seneng hmm? Seneng lihat penderitaan gue?” Ujar Arletta kesal mencubit pinggang Galang.
“Aww.. iya Ta, ampun!” Rintih Galang mengusap pinggangnya. Arletta mendengus kesal, Galang selalu saja menggodanya.
“Cie abis ketemu mantan,” cibir Galang. Arletta mengernyit, “mantan?”
Galang mengangguk,” tuh, yang tadi parkir di sebelah motor gue,” balas Galang memberikan helm untuk Arletta dan menaiki motornya. Arletta menatap tempat kosong di sebelahnya, di mana tadi terparkir motor Riyan di sana.
“Ta, Ta?” Galang melambaikan tangannya di depan wajah cantik itu. “Eh?” Sejenak Arletta mengerjap.
“Mau pulang ngga?” Tanya Galang yang telah siap menjalankan motornya. Tanpa menjawab apapun Arletta naik di jok belakang motor Galang.
“Pegangan nanti jatoh,” ucap Galang. Seperti biasa Arletta hanya memegangi tas punggung Galang, terdengar decakan Galang di sana. Perlahan motor itu meninggalkan sekolah.
***
“Sampai tuan puteri,” ujar Galang saat sampai di depan rumah Arletta. Arletta pun turun dari sana. Melepas helm dan memberikannya pada Galang.
“Thanks Lang, mau mampir ngga?” Tawar Arletta. Belum sempat Galang menjawabnya, suara lengkingan Mama Lia terdengar dari arah pintu. Arletta dan Galang pun menoleh pada wanita paruh baya itu.
“Galang, ngga pernah main lagi sekarang? Gimana kabar Naura?” Tanya Mama Lia. Galang turun dari motornya dan mendekati Mama Lia.
“Mama baik kok tante, tante gimana kabarnya?” Tanya Galang setelah menyalami Mama Lia.
“Alhamdulillah seperti yang kamu lihat sekarang, tante baik-baik aja. Masuk dulu sini, tante barusan selesai masak loh. Makan bareng, yuk,” ajak Mama Lia. Galang menoleh pada Arletta. Gadis itu hanya mengedikkan bahunya tersenyum. Akhirnya merekapun berjalan bersama masuk ke rumah Arletta.
“Mama masak banyak banget?” Ujar Arletta melihat meja makan yang penuh tidak seperti biasanya.
“Sengaja buat kalian. Cuci tangan dulu gih kalian,” suruh Mama Lia pada Arletta dan juga Galang. Merekapun berjalan ke wastafel.
“Mama ada angin apa sih, tumben banget deh,” gumam Arletta saat menyalakan kran. Galang menatapnya gemas.
“Ngga boleh su’udzon sama mama sendiri,” ujarnya mencolek ujung hidung Arletta.
“Iih Galang! Tangan lo masih ada sabunnya,” protes Arletta menghapus sabun di hidungnya.
“Bodo amat,” ujar Galang menjulurkan lidahnya. Arletta mengusapkan sisa busa di tangannya ke pipi Galang.
“Wah, bener-bener lo, ya.” Galang mencipratkan air ke Arletta, begitupun Arletta yang membalasnya. Jadilah perang air di dapur. Mama Lia yang baru saja kembali dari kamarnya geleng-geleng melihat tingkah mereka berdua.
“Aduh kalian disuruh cuci tangan malah main air. Jadi basah, kan?” Ujar Mama Lia menghentikan mereka. Mereka seketika berhenti lalu menoleh pada Mama Lia.
“Eh mama,”
“Eh tante,” ucap mereka hampir bersamaan, mereka saling menatap dan akhirnya terkekeh.
“Ta, ambilin kaos kakak kamu sana, biar di pake sama Galang,” suruh Mama Lia pada Arletta. Ia mengangguk lalu berjalan ke kamar kakaknya.
Arletta membuka perlahan kamar itu. Rapi. Parfum khas kakaknya mulai tercium olehnya. “Hahh..” Arletta menghela nafasnya. Sudah lama sekali ia tidak bertemu kakaknya itu.
Arletta melangkah pelan ke lemari besar itu. Dengan perlahan ia membuka lemari itu. Ia mengambil kaos oblong hitam di tumpukan paling atas. Ia menariknya ke dalam dekapannya.
“Kak, Tata kangen sama Kakak,” gumamnya lirih.
“Ta, udah belum?” Teriak Mama Lia. Sontak Arletta menoleh, “iya ma, bentar!" teriak Arletta melepaskan pelukannya dari kaos itu. Ia kembali menutup pintu lemari itu.
Arletta berjalan enggan keluar dari kamar kakaknya. Ia menghela nafas berat sebelum menutup pintu kamar itu.
Dorr..
“Eh monyet!” Teriak Arletta terlonjak dari tempatnya. Untuk kedua kalinya ia sangat kesal dikagetkan oleh Galang.
“Lo tuh monyet,” ucap Galang menirukan gaya monyet. Hilang sudah kekesalannya melihat tingkah random Galang.
“Ppft.. bahkan lo yang lebih mirip monyet.” Arletta tertawa saat Galang memasang wajah cemberutnya. Ia memelankan ketawanya lalu tersenyum.
“Nih, pake aja dulu,” ucap Arletta mengulurkan kaos itu. Galang pun mengambilnya lalu pergi dari depan Arletta.
“Galang!!” Teriak Arletta, yah sebelum Galang pergi seperti biasa dia akan mengacak rambut Arletta. Galang tertawa meninggalkan Arletta yang tengah kesal itu.
***
“Tante, makasih makan siangnya, sama kaos ini. Nanti kalo udah Galang cuci, Galang kembalikan,” ucap Galang menunjukkan kaos itu pada Mama Lia.
“Iya Galang, sama-sama. Lain kali ngga usah sungkan buat mampir, ya,” ucap Mama Lia tersenyum.
“Ya udah, Galang pamit pulang dulu tante, Ta, gue pulang, ya,” pamit Galang menyalami tangan Mama Lia.
“Hati-hati di jalan, ngga usah ngebut-ngebut,” ucap Arletta. Setelah mamanya masuk.
“Iya bawel,” ucap Galang menaiki motornya. Motor itupun langsung menghilang di belokan rumah Arletta.
Setelah kepergian Galang, Arletta pun masuk ke dalam rumah. Ia terlonjak kaget, ternyata mama masih di belakang pintu.
“Hayo, kamu balikan lagi ya sama Galang?”
Lanjut lagii??
ayok ramein guys🔥🔥🔥
follow ig : asmiiiii_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Rita Riau
ga bisa ke lain hati ya Lang,,,? bukan nya benci malah tambah posesif ke mantan,,
2024-08-26
0