Malam pun tiba di mana langit yang tadinya berwarna kekuning - kuningan mulai berganti gelap.
Dua insan yang berbeda usia kini sedang bersantai di ruang keluarga. Seusai makan malam bersama keduanya bermanja - manja sambil menatap TV. Menonton film kartun kesukaan mereka. Biar kata sudah dewasa dan menikah tetap kartun tontonan-nya. Entah kenapa terasa seperti bernostalgia dengan masa lalu. Apalagi di temani dengan sang pujaan hati. Jadi terasa begitu romantis.
Sedari tadi tubuhnya tak ingin beranjak dari sana. Mendekap tubuh sang istri yang begitu nyaman di peluk. Mata pun juga tak lepas dari pandangan memandang wajah sang istri. Istri yang berada dekat bahkan ada dalam dekapannya.
Yang awalnya hanya sekedar mengaggap orang lain. Wanita dengan penutup kepala yang aneh dan norak kini membuat Tyaga tak ingin jauh barang satu menit pun. Tak tau kenapa, padahal mereka setiap hari bersama bahkan saling bermanja - manjaan tapi selalu dan selalu Tyaga begitu merindu.
Apa benar dirinya se-bucin itu pada sang istri? Biarlah toh istri sendiri bukan istri orang. Tapi amit - amit deh sama istri orang istri sendiri jauh lebih menggoda. Haa, jadi ke mana - mana kan pikirannya. Dasar otak.
“Hm, enak banget kayaknya” gumam Ummi menatap layar TV. Apa yang Ummi lihat seperti menarik perhatiannya. “Yang-yang, kayaknya enak banget ya liatnya?” tanya Ummi pada Tyaga.
* Flash back on *
Yang-yang adalah panggilan sayang Ummi ke Tyaga. Karena saat itu Ummi gak sengaja menyimpan gambar Yang Yang artis china di ponselnya tapi sebagai wallpaper di handphone. Tyaga tak sengaja melihat saat handphone Ummi berkedip dan terlihat jelas seorang pria nampak terlihat gagah lagi tersenyum manis di handphone sang istri. Seketika itu pula lah Tyaga cemburu hingga merajuk seperti anak kecil.
Ummi tak tau kalau Tyaga –suaminya– merajuk. Sampai Tyaga mengatakan untuk segera mengganti wallpaper Ummi dengan fotonya sebagai wallpaper handphone Ummi. Membuat Ummi tau kalau Tyaga –suaminya– ini tengah cemburu hanya karena masalah wallpaper. Di situlah Ummi tau dan menjelaskan bahwa itu hanya sekedar wallpaper biasa.
Orang yang di sana bukan betulan hanya sekedar wallpaper saja. Ya, sekedar hiburan saja. Toh juga takkan nyata di hadapan. Karena Ummi memang selalu memasang wallpaper seperti itu saat bersama Nizar pun begitu. Itu dulu sekarang berbeda. Tyaga adalah suaminya sekarang bukan Nizar. Dan mereka berdua tidak sama.
Seperti sebuah ide yang bisa meluluhkan hati seorang Tyaga Lamuel Radi sebagai orang yang bucin akan istri. Akhirnya Tyaga pun percaya dan tercetuslah panggilan Yang Yang sebagai panggilan sayang Ummi ke Tyaga.
* Flash back off *
Ummi tau sang suami terus saja menatapnya. Jujur Ummi salting di lihat Tyaga dari jarak sedekat ini padahal mereka sudah halal tapi malu saja rasanya seperti belum terbiasa.
Tyaga yang di tanya mengalihkan pandangannya ke apa yang di katakan sang istri. Dan berdehem tak tau apa yang di tanyakan kemudian berkata “Ha? Apa?”
“Itu, kayaknya enak banget gitu liatnya” menunjuk dengan bibirnya bermaksud melihat apa yang Ummi lihat.
“Oh, itu. Emangnya sayang ku mau?” tanya Tyaga memastikan. Ingin tau apakah istrinya menginginkan sesuatu agar Tyaga bisa mengabulkannya.
Sambil memikirkan lalu berkata “Kayaknya mahal Yang. Mending gak usah deh” ujar Ummi.
“Yakin? Gak papa kalo mau juga aku bakalan beliin buat kamu” seolah meyakinkan bahwa sang istri bisa minta padanya apapun itu. Meskipun Ummi –istrinya– selalu menolak untuk meminta.
Ummi hanya menggeleng, dia tau itu pasti barang mahal. Padahal hanya sekedar makanan. Ummi tak ingin menjadi haus mata. Biarlah keinginannya tidak terpenuhi karena kalau sampai terpenuhi maka akan semakin haus mata alias menjadi - jadi dan itu akan sangat merepotkan suaminya nanti.
“Ayo, kita beli. Itu pasti ada di minimarket” Tyaga sudah berdiri lalu mengulurkan tangannya sambil mengajak istrinya untuk pergi.
Lagi, Ummi menggeleng dia tidak ingin membuat suaminya repot. “Gak papa, Yang. Gak usah, aku cuma nanya aja ke kamu. ‘Kayaknya enak’ itu aja. Bukan beli bukan” tolak Ummi yang tak ingin merepotkan suaminya.
“Gak papa Sayang ku. Kita cari ke minimarket terus kita beli. Terserah kamu, mau banyak mau sedikit atau mau beli minimarketnya sekalian juga gak papa” bujuk Tyaga. “Yok, kita beli” tangan Tyaga terus saja mengajak istrinya untuk pergi bersama.
“Gak Yang, di sini aja. Gak usah beli” Ummi hanya terdiam dan kembali menatap layar TV dan mengacuhkan Tyaga yang sedari ingin mengajaknya pergi ke minimarket.
Tyaga yang melihat sang istri dalam mode seperti itu kembali duduk di samping istrinya tanpa berkata apa-apa. Dia tidak ingin membuat istrinya jadi marah dan emosi. Biarlah mereka seperti ini dulu sampai istrinya mau bicara.
Ummi yang niat awalnya hanya untuk mengalihkan pandangan Tyaga darinya malah berakhir begini. Ya meski apa yang dia lihat Ummi inginkan tapi yang namanya orang yang punya malu tetap tidak ingin memaksakan diri apalagi sama suami sendiri. Walau Tyaga membolehkan tapi Ummi tidak mau.
Ummi teringat akan pesan sang ibu untuk tidak celamitan pada orang . Kalau di kasih di terima kalau tidak ya jangan, itu kata sang ibu. Tapi ini kan suaminya bukan orang lain, apa boleh minta semuanya semudah itu. Apalagi Tyaga menyuruhnya boleh membuat apapun termasuk minimarketnya juga, kan tidak bisa begitu.
Dia untuk apa minimarketnya. Ummi mana bisa mengelolanya. Lagian minimarket itu pasti ada pegawainya. Kalau minimarketnya di jual bagaimana dengan pegawainya yang bekerja di situ. Tak tau dia pusing memikirkannya. Entah kenapa pikiran Ummi malah jauh memikirkan sampai ke arah sana.
Tyaga yang melihat sang istri hanya diam saja seperti tengah memikirkan sesuatu. Tatapan mata istrinya tak terlihat sedang menatap layar TV. Entah menatap ke arah mana.
Seolah tau apa yang Ummi pikirkan, Tyaga berani mendekat dan berkata “Film- nya lucu ya Sayang, hehe” sengaja agar sang istri tak melamun sendiri.
Ummi sejenak melihat ke arah Tyaga kemudian menatap layar TV. “Lucu kan filmnya” Ummi yang di tanya mengalihkan pandangannya ke Tyaga yang sudah menatapnya lebih dulu. Ummi membalas anggukkan lalu tersenyum.
Tyaga perlahan mendekat dan berkata “Kamu liat filmnya gak?” sambil merangkul pundak sang istri. Ummi hanya menggeleng pelan merasakan hangatnya pelukan Tyaga.
“Sayang banget, harusnya kamu liat tadi” mendengar perkataan Tyaga, perlahan Ummi menyandarkan kepalanya di pundak Tyaga. Terasa nyaman untuknya. Sambil memejamkan matanya menikmati momen kebersamaan keduanya.
“Maaf” gumam Ummi yang masih bisa di dengar oleh Tyaga.
Tyaga memberikan ciuman di puncak kepala Ummi seraya berkata “Gak papa, aku gak masalah kalo sayang ku gak mau” sahut Tyaga. “Tapi lain kali, kalo mau apa - apa dan berkeinginan minta aja. Aku akan penuhi keinginan kamu selagi itu baik dan juga masih di atas normal karena kamu istrinya aku”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments