CHAPTER 5

DI RUMAH, TEPATNYA DI RUANG KELUARGA

Raka sedang tiduran di sofa sambil menonton televisi. Tapi lebih tepatnya dibilang melamun daripda menonton televisi.

 

Jatuh cinta ???....

Benak Raka dipenuhi kata-kata dari Edo tentang isi hatinya terhadap Keynara.

" Mbak, udah pulang ?... "

Suara Bi Siti dari arah ruang tamu membuyarkan lamunannya.

Key baru pulang ?...

Jam berapa ini ?...

Raka melihat jam dinding.

Udah jam 7 malem baru sampe rumah, kemana aja dia ?....

" Mbak, mau makan dulu apa mau dibawain aja ke kamar ?..."

Raka menoleh ke arah pintu pemisah antara ruang tamu dan ruang keluarga. Benar, Keynara muncul diikuti Bi Siti.

" Nggak usah Bi. Tadi sudah makan di luar. "

Jawab Keynara.

Curang....

Gue mau gimana juga nggak pernah ada tanggapan, dilirik juga nggak.

Bi Siti yang nanya pasti disautin terus...

Batin Raka merasa dirinya tidak dianggap.

Keynara sempat melihat ke arahnya, tapi hanya melihat sekilas kemudian berlalu begitu saja.

Masih aja ngambek....

Mata loe tu nggak bisa boong !

Wajarlah gue pingin cium loe, peluk loe, gue kan laki loe...

Berapa lama ini gue married sama loe, nyolek loe aja kagak bisa...

Loe perempuan apa batu sih ???

Batinnya sambil pandangannya tidak lepas dari sosok Keynara.

Gue yakin, Edo salah...

Ini bukan cinta, tapi tantangan !

Sebuah tantangan besar buat gue agar hidup gue lebih hidup dan nggak ngebosenin, makanya nongol lah tu cewek patung.

Jiwa gue kan jiwa petualang...

Mana bisa segampang itu jatuh cinta, apalagi jatuh cinta sama cewek yang nggak ada menariknya begitu...

Pasti seru kalo bisa bikin Keynara yang jatuh cinta duluan ke gue, dan liat aja....

Gue abisin loe sepuas gue... tungguin aja !!!

Ancam Raka dalam hati.

Senyumnya mengembang dengan sendirinya tanpa dia sadari.

MALAMNYA.

Raka bergegas menuju kamar Keynara setelah makan malam selesai. Menerobos masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

" Ma.... Raka mau ngomong bentar... "

Raka menyela obrolan mama dan Keynara di dalam kamar Keynara.

Cantik juga pake baju kayak gitu...

Pasti mama yang beliin tuh...

Puji Raka dalam hati saat melihat Keynara dengan gaun tidurnya berwarna kuning gading.

Buat apa keliatan cantik, keliatan seksi tapi nggak bisa gue apa-apain...

Kata Raka sedikit kesal.

Lekuk tubuh Keynara memang terlihat jelas.

Darah muda Raka bergejolak. Seperti tersadar tatapan Raka ke arah tubuhnya, Keynara segera merapatkan selimutnya.

" Ya... ada apa ? "

Mama bertanya, sambil menggeser duduknya.

Memberi tanda agar Raka duduk di samping ibunya. Namun Raka yang tak ingin berlama-lama di kamar Keynara, menggelengkan kepalanya.

" Keluar aja yuk.... "

Ajak Raka kepada mama.

" Disini aja nggak papa kok. Key kan istri mu, kenapa harus malu ngomongin apa... "

Sahut mama yang masih segan untuk beranjak bangun dari sisi Keynara.

" Hanya status aja, jadi tetaplah harus ada privacy... "

Kata Raka dengan nada ketus.

" Raka !!! "

Tegur mama kesal.

" Emang bener kan ? Kalo dia emang istri Raka, harusnya dia tidur di kamar Raka, di ranjang Raka. Harusnya dia yang nyiapin semua kebutuhan Raka, bukan Bi Siti mulu..."

" Raka !!! Bicara apa kamu ? "

Mama memotong ucapan anaknya dengan cepat.

" Raka cowok dewasa, maaaa... Tapi disini Raka nggak dianggap, Raka harus ngikutin semua aturan mama, soal pernikahan ini.... Nggak adil maaa.... "

Protes Raka.

" Apa-apaan sih kamu? Ngomong ngelantur gitu. Sini, ayo kita ngobrol di luar ! "

Akhirnya mau tak mau mamapun beranjak bangun dari ranjang Keynara, bersiap menarik tangan Raka dan membawa Raka keluar kamar Keynara.

" Raka benar maa.... "

Keynara mulai bersuara, membuat Mama berhenti melangkah dan melepaskan tangan Raka.

Finally.... loe buka mulut juga !

Rencana gue berhasil... hehehe....

Lanjutkan....

Raka merasa di atas angin.

" Tapi Key.... kamu... "

Mama menoleh, menatap Keynara dengan rasa bersalah.

Keynara membalas tatapan mata mama dengan serius.

" Semua yang dikatakan Raka benar, ma. Keynara istri Raka kan... tapi Keynara nggak pernah menjadi istri yang seharusnya... "

" Tuh, Key aja bilang Raka benar... "

Celetuk Raka dengan bangga.

Mama kembali terduduk di samping Keynara. Meraih jari-jari Keynara, dan menggenggamnya.

" Kamu yakin ?... "

Kata mama ingin menegaskan.

Meskipun ragu, Keynara mengangguk perlahan. Mama bahkan tahu soal keraguan dalam hati Keynara.

" InshAllah, Key bisa belajar, mungkin... "

Jawaban lemah yang mengambang keluar dari bibir mungil Keynara.

Suaranya tidak meyakinkan. Ragu.

Bisakah ?...

Tapi sia-sia juga ngehindarin Raka terus-terusan, dia akan semakin penasaran yang akhirnya saling menyakiti.

" Key... sekali lagi mama tanya, kamu yakin ? Kamu tau kan arti ucapan Raka barusan ?... Kamu yakin ? Kamu bakalan sekamar dengan Raka, dan... "

Tanya mama yang ingin meyakinkan diri sendiri, apa yang didengarnya tidaklah salah.

Di kalimat terakhirnya pun, mama sengaja tidak menyelesaikannya, karena tampak jelas di mata mama, ada kebimbangan yang besar di wajah Keynara.

Raka juga menyadari gak yang sama dengan ibunya itu. Sesaat ada perasaan menyesal sudah mengatakan semua yang memang dia ingin katakan. Merasa bersalah. Tapi ucapan yang sudah telanjur keluar dari mulutnya, tentunya tak bisa ditarik kembali.

Ah, sudahlah....

Iya gue emang mau dia sekamar sama gue, tapi bukan kayak gini reaksi yang gue harapin terjadi.

Kenapa juga gue jadi ngerasa bersalah ngeliat tatapannya itu ?

Gue kok ngerasa jadi orang yang nggak tau malu gini deh...

" Key... "

Ucap mama lirih.

Keynara menganggukkan kepalanya dan serius menatap sang mertua perempuan.

" Key mau coba. Tapi mama bantu ya ?..."

Kata Key sambil menggenggam tangan mama.

Mama memeluknya, seperti merasakan beban berat Keynara saat mengatakan kesanggupannya.

Tari, maafin aku...

Aku nggak yakin, bisakah Keynara melepas semua nya dan mencoba hal yang baru... ?

Tapi aku juga ingin anak ku bahagia...

Aku nggak ingin membuatnya tersiksa terlalu lama dengan keadaan ini...

Bagaimana ini.... apa yang harus aku lakukan ?...

Aku ingin melindungi anakmu tapi aku malah menyakiti anak ku sendiri...

Mama berada dalam dilema, galau.

" Mama pasti bantu, selama kamu nggak merasa berat, mama akan bantu kamu, sayang. Maafin ya, maafin mama... "

Kata mama dengan nada yang sedih.

Melihat ibu dan istrinya yang saling memandang dengan serius dan tampak begitu menguatkan satu sama lain, Raka semakin bingung.

 

Sebenernya ada apa sih ini...

KANTIN, JAM MAKAN SIANG

" Hari ini Keynara nggak masuk kelas. Dia sakit, benarkah ? "

Tanya Poppy penasaran kepada Raka yang sedang bengong sendirian.

Kemudian sambil memperhatikan wajah Raka, Edo dan Poppy duduk bersebelahan tepat di hadapan Arga.

" Heeh.... Demam dari semalem. "

Sahut Raka, sambil senyam-senyum sendiri.

Edo dan Poppy saling pandang. Keduanya merasa ada yang aneh pada diri Raka, akhir-akhir ini.

" Gue yakin, dia udah mulai depresi..."

" Pastilah, berbulan-bulan punya istri cantik tapi nggak bisa dicolek. Padahal sebelum married, berapa banyak cewek dalam sebulan yang udah dia rusak..."

" Karma.... hehehe..."

" Bener... Loe bener bnget, yang.... "

" Kena batunya, hahaha.... "

" Berisik loe berdua ! "

Tegur Raka yang lama-lama kesal mendengar percakapan Edo dan Poppy.

Membicarakan dirinya tepat di depan matanya. Seolah-olah dia tidak ada. Edo dan Poppy tertawa kecil.

" Loe tau nggak ? As soon as, gue bakal dapet malam pertama gue.... hehehe.. "

Ujar Raka bangga dengan senyum yang merekah.

" Nggak percaya, taruhan 100 ribu, nggak bakalan ! "

Kata Poppy dengan nada meledek.

"Yaaahhhh.... Loe nggak percaya, tunggu aja tanggal main nya !"

" Kenapa loe bisa bilang kayak gitu ? Yakin banget. Pasti terjadi sesuatu kan ?... "

" Hehehe.... ada deehhh !"

" Kita maen kerumah Raka... "

" Eeiittsss..... Nggak ! Jangan sekarang, gue nunggu kesempatan ini selama seminggu. Loe mau gangguin ? No no... "

" Ka, cerita dooonngggg.... "

" Besok aja ! Hari ini gue mau pulang cepet !"

" Aahhh nggak seru loe..."

" Bomat.... Udah ah, gue cabut !"

Dan Rakapun berlalu pergi, meninggalkan 2 sahabatnya yang penuh dengan tanda tanya.

Seminggu ke kampus, cengar-cengir, tapi nggak ada yang diceritain...

Nggak di kelas, nggak di kantin, senyam-senyum nggak jelas...

Aneh banget !

Ditambah lagi, tugas-tugas yang nggak pernah dikerjain, sekarang ludes kelar tepat waktu....

Tapi salut deh !

Batin Edo, masih dengan memperhatikan Raka yang berjalan sambil bersiul.

KEDIAMAN KELUARGA RAKA

" Sore Bi Siti..... "

Tegur Raka setelah memarkir motornya di garasi.

Kebetulan Bi Siti sedang ada di samping rumah. Bu Siti menoleh ke belakang, dan takjub melihat tuan mudanya sudah berada di hadapannya dengan wajah sumringah.

" Laahh... Kok tumben mas Raka udah pulang. Sekarang rajin ya pulang cepat... "

Kata Bi Siti dengan polosnya.

" Yaahhh, emang nggak boleh Bi ?"

" Boleeehhh, malah bagus ! Eh iya, tuh mbak Key nya masih tiduran di sofa depan tipi. Mas temenin sana mbak Key... "

" Oohh... Masih demam dia ? "

" Tadi siang sih bilangnya udah nggak. Tapi kayaknya masih pusing kali mas. Hamil kali ya ? "

Tanya Bi Siti dengan raut wajah menyelidik.

" Hamil darimana sih Bi ? "

Sahut Raka dengan sinis.

Ngaco ih, Bu Siti !

Gue colek juga nggak pernah...

" Mbak Key kan selama tinggal disini nggak pernah sakit lho. Ini baru seminggu sekamar sama mas Raka, kok udah demam aja. "

Kata Bi Siti dengan kedipan mata yang menggoda.

" Sembarangan aja, Bi Siti mah. Nggak, dia nggak hamil... Belum hamil. "

Jawab Raka dengan tegas.

Raka geleng-geleng kepala, lalu melangkah masuk ke dalam rumah. Meninggalkan BI Siti yang masih curiga padanya.

Gimana bisa hamil...

Iya emang tidur sekamar, tapi mama juga ikut tidur di kamar gue !

Kamar gue, tapi gue yang tidur di lantai...

Mama yang tidur seranjang sama Key.

Coba itu... judulnya doang tidur sekamar...

Gimana bisa hamil...

Batin Raka protes dalam hatinya.

" Key... Key... "

Panggil Raka begitu melihat Keynara di depan televisi, seperti kata Bi Siti tadi.

Ia mendapati Keynara sedang tiduran di sofa. Yang dipanggil tidak bergeming. Raka mendekat duduk di lantai, tepat di samping sofa. Ternyata Keynara tidur dengan pulasnya. Disentuhnya kening Keynara.

Demamnya udah turun...

Ditatapnya wajah Keynara dengan seksama. Raka membelai pipi Keynara. Terasa halus. Raka mendekatkan wajahnya.

Kalo gue cium sekarang... bangun nggak ya... ?...

Ahh... ntar gue digampar lagi, tapi... bibirnya menggoda...

Raka nekad, perlahan wajahnya semakin mendekat. Bahkan hembusan nafas Keynara mulai terasa di wajahnya.

Dengan sangat hati-hati, Raka menempelkan bibirnya ke bibir Keynara. Dia berhenti sesaat, menunggu reaksi Keynara.

Aman...

Keynara masih tertidur. Kemudian secara perlahan dan setenang mungkin, Raka mencium Keynara. Bibirnya bersentuhan dengan bibir Keynara, mengecupnya dengan pelan.

DEGGG.... !!!

Harus berhenti !!!

Sedetik berikutnya, Raka menarik wajahnya ke belakang. Keynara masih pulas. Dada Raka berdetak kencang. Tubuhnya bergejolak. Ada sesuatu dari dalam dirinya ingin berontak keluar. Berusaha mendorong Raka untuk bertindak lebih jauh.

" Mmm... "

Keynara menggeliat. Raka segera menjauhkan dirinya. Kemudian bangkit berdiri dan melangkah ke arah kamarnya.

Secepat mungkin masuk ke kamar mandi. Dia melepas semua bajunya dan berendam di bathtube, memilih air dingin.

Dasar bodoh !!!

Kenapa juga gue harus kabur ???...

Bukannya itu tadi sebuah kesempatan bagus ?...

" Aaaarrgggghhhhhh !!!! "

Raka menjerit sekencang-kencangnya.

Keynara yang tertidur pulas tersentak kaget. Langsung terbangun dari tidurnya.

Ada apa ???...

Siapa yang berteriak ?!

Segera bangun dari sofa dan berlari ke asal suara yang berteriak.

" Sialan ! Sialan ! Sialan !!! "

Masih terdengar olehnya suara Arga yang kencang mencaci maki.

Suara Arga ya...

Keynara melangkahkan kakiny masuk ke dalam kamar, namun suara teriakan itu sudah berhenti.

Matanya tertuju pada pakaian Arga yang berserakan di lantai kamar tidur hingga ke arah kamar mandi. Dan tampak pula olehnya pintu kamar mandi yang sedikit terbuka. Keynara melongok ke dalam.

Raka... dari kapan udah sampe rumah ?...

Tau-tau udah berendam di bathtube.

Dan ia melihat Raka yang sedang berendam di bathtube, raut wajahnya tampak kesal.

" Mau mandi bareng ? "

Tegur Raka saat memergoki Keynara sedang melongok ke arahnya tepat di depan pintu kamar mandi.

" Nggak.... maaf... "

Sahut Keynara sambil berlalu dan menutup pintu kamar mandi.

Kemudian Keynara berjalan menuju ranjang dan duduk di tepinya. Mukanya memerah. Melihat setengah badan atas Raka yang telanjang karena berendam.

Kenapa tadi dia berteriak kayak gitu ?...

Apa dia kesal karena seminggu ini tidur bertiga dengan mama...

Apa dia marah karena aku yang setuju untuk pindah ke kamarnya tapi malah meminta mama menemani ku, dia sendiri tidur di lantai....

Lalu, gimana dengan malam ini ?...

Tadi siang mama nyusul papa dan ayah ke kota M, akan ada disana selama 2 minggu...

Apa aku tidur aja sama Bi Siti ?....

Kupikir, aku bisa mengatasinya, tapi aku masih takut...

" Loe udah makan ? "

Tanya Raka yang tiba-tiba sudah keluar dari kamar mandi.

Keynara yang melamun di tepi ranjang, mengangkat wajahnya melihat ke arah Raka. Akan tetapi, dalam hitungan detik, ia langsung membuang muka.

Mukanya yang masih tampak memerah, kini terasa panas saat melihat tubuh Raka kini hanya tertutup handuk dari pinggang sampai pahanya.

Raka acuh tak acuh melewati Keynara yang wajahnya makin memerah karena malu. Ia berjalan menuju lemari pakaian.

Kemudian membuka lemari tersebut dan memilih kaos hitam polos dan celana bahan selutut motif garis horisontal warna hitam putih. Dengan cepat, mengenakan pakaian yang dipilihnya setelah sebelumnya mengenakan pakaian dalam terlebih dahulu.

" Makan yuk !... Temenin gue... "

Ajak Raka setelah selesai dengan pakaiannya.

Tanpa sempat Keynara membuka mulut, Raka sudah menariknya keluar kamar. Mau tidak mau, Keynara langsung mengikuti langkah Raka ke ruang makan.

Keadaan di ruang makan sangat tenang. Antara Keynara dan Raka tak ada percakapan sama sekali. Bahkan Keynara terus menghindari tatapan Raka ke arahnya.

Selesai makan malam bertiga bersama Bi Siti, Keynara memilih kembali ke kamar. Sedangkan Raka menghisap rokok di teras samping dan menikmati angin malam.

Setelah menghabiskan dua batang rokoknya, Raka kembali masuk ke dalam rumah. Tampak olehnya Bi Siti masih fokus pada sinetron televisi.

" Bi.... tidur duluan ya... "

Pamit Raka kepada Bi Siti, saat melewatinya.

" Iya mas. Gih tidur deh. Bibi mau lanjut nonton ini dulu ya. Oh iya, ibu telpon tadi, ada pesen buat mas... "

" Apa pesen mama ? "

" Kata ibu, mas tidurnya di bekas kamar mbak Key aja... "

Isshhh....

Udah di tempat jauh masih aja mama mau ikut campur urusan anak muda.

Mana bisa aku dengerin pesen yang begitu...

Raka tampak kesal.

" Bilang sama mama.... Iya, okey ya bi..."

Jawab Raka datar sembari berlalu.

Bi Siti manggut-manggut, tapi menunjukkan wajah yang tak percaya dengan jawaban sang tuan muda ini.

 

Bohong amat itu mas Raka...

Tadi aja dah curi-curi cium mbak Key.

Masa iya mau gitu aja tidur nya misah...

Apalagi ibu juga nggak ada...

Lagi aneh juga itu ibu sama bapak, anaknya disuruh nikah tapi nggak dikasih sekamar berdua aja...

Mana bisa mas Raka tahan, mbak Key cantik banget, rajin sholat lagi...

Masa iya mas Raka nggak naksir sih ?

KAMAR RAKA

Keynara berniat mengganti pakaian sore ini dengan piyama kartunnya yang bergambar Doraemon.

Dengan waspada, ia mengunci pintu kamar, sebelum berganti pakaian. Tidak ingin kejadian sebelumnya terulang kembali. Merasa aman, barulah dia melepaskan pakaiannya.

 

Selesai, kembali membuka kunci pintu, mengambil buku materi kelas hari ini, naik ke ranjang, duduk bersandar, menarik selimut sampai ke dadanya, dan mengenakan kacamatanya.

Baru beberapa menit ia membaca buku materinya, pintu kamar terbuka. Keynara menoleh dengan cemas, melihat siapa yang masuk. Raka melangkah masuk ke dalam kamar, dan kembali menutup pintu kamar.

Aduh.... gimana ini....

Batin Keynara merasa canggung.

Begitu juga dengan Raka.Tapi Raka berusaha menutupi rasa canggungnya dengan bersiul kecil.

" Mmm... ka... kamu.... ma... "

Tanya Keynara tergagap.

Sampai tidak bisa menyelesaikan kalimatnya sendiri, saking groginya.

 

Yaelah.... setakut itu ?...

Emang gue apaan...

Batin Raka melihat Keynara yang langsung memucat, saat Raka beringsut ke atas ranjang.

 

" Udah tidurlah ! Jangan baca buku mulu. Apa hidup loe bener-bener cuma buat kuliah aja ? "

Tegur Raka dengan galak.

Raka menyamankan dirinya di ranjang sambil mengambil handphone nya yang tergeletak di atas meja. Dia mengecek chat yang masuk.

 

' Ka, kalo loe anggep gue temen, cerita kenapa loe bahagia banget sekarang ini... '

' Ka, jangan bikin gue penasaran apa ! '

" Eeet, deh... Loe mah bener-bener tega gue kesiksa sama rasa kepo... '

' KA ! '

' Rakaaaaaa !!! '

' Okey, awas loe ya ! '

' P '

' P '

' P '

Raka tersenyum sendiri membaca chat Edo. Mendadak mendapat ide cemerlang.

Dasar mau tau aja !

Kerjain ah si Edo...

Raka menoleh ke samping. Keynara masih terlihat gugup. Raka mendekat. Keynara berniat menjauh. Tapi Raka lebih cepat.

" Sini bentar... "

Cegah Raka, merangkul Keynara. Menarik tubuh Keynara agar lebih mendekat ke tubuhnya. Raka membuka fitur kamera, mengarahkan layar handphone untuk bersiap melakukan selfi bersama Keynara.

" Liat ke depan dan senyum yang manis yaaa ! Gue mau share ke Edo... "

Kata Raka saat melihat wajah Key yang kaku di layar handphone nya. Senyum Key sangat sangat kaku.

 

" Heii, jangan gitu dong ! Ntar kata Edo, gue foto maksa... Mm, tapi emang bener sih, hehehe ! Ayo senyum yang cakep, ah ! Kan gue mau kasih liat ke temen gue... "

Protes Raka.

Diajak selfi kok kayak mau di gantung aja...

Keynara berusaha tersenyum lebih alami.

Cuma selfi kok.... cuma selfi.... nggak perlu takut...

Batinnya berusaha menenangkan diri sendiri.

" Okey, bagus itu, manis... Siap yaa... di hitungan ke tiga, kita bilang pipisss... okey ? "

Ehh....

Bilang apa ?....

Pi... pisss ?

Tanpa sadar, Keynara benar-benar tersenyum dengan sendiri nya. Merasa geli dengan apa yang Raka katakan barusan.

" 1...2....3... "

" Pipissss !! "

" Pipissss..."

KLIIIKKK !!!

Dan tampak lah di layar, Keynara dan Raka yang tersenyum dengan kepala yang saling berdekatan. Terlihat seperti pasangan yang sedang bahagia.

" Wahh ! Bagus nih hasilnya, kita harus sering-sering foto berdua. Liat deh, senyum loe juga terlihat natural, nggak kaku kayak tadi... "

Raka melepaskan rangkulan nya dan memperlihatkan hasil foto mereka tadi. Keynara melihatnya.

Iya... bagus juga hasilnya.

Bahkan aku sendiri takjub dengan senyum ku.

Tadi aku benar-benar tersenyum ?...

Untuk yang pertama kali... aku tersenyum....

 

Terpopuler

Comments

Andi Andriani

Andi Andriani

koq Arga2 terus sih Thor ?? 🤔

2022-01-04

0

Yurina Mian

Yurina Mian

pipis🤣🤣

2021-02-25

0

Sherina damayanti

Sherina damayanti

seruuuuu

2020-08-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!