CHAPTER 4

MENUJU PEMAKAMAN UMUM

Selama di perjalanan, Keynara hanya diam. Menatap ke luar mobil, seperti tidak ingin diajak bicara, sengaja memasang earphone nya dari masuk ke dalam mobil. Sebuah alasan untuk menghindari pembicaraan.

Memilih duduk di bangku belakang. Menjadikan Raka seakan-akan sang sopir pribadi. Sesekali Raka melihatnya dari kaca spion atas. Sedetikpun Keynara tidak mengubah pandangannya keluar jendela mobil.

Bete kan gue....

Coba kalo naik motor, nggak akan sebete ini.

Ngapain juga mama harus nyuruh gue nganter dia sih.

Dia bisa kan ke makam sendiri, ahh mama mah !!!

Bikin kesel aja .....

Duduk di belakang, dengerin musik sendirian, emang kata dia, gue supir apa ???

Tapi emang rasanya gue kayak jadi supir yaa...

Raka semakin terlihat kesal. Melampiaskan kekesalannya dengan membunyikan klakson sepanjang jalan, membuat kebisingan di jalan raya.

Dia kesal... bunyiin klakson segitu ributnya.

Bikin semua yang kita lewatin menoleh dan mencaci maki.

Aku tau dia curi-curi pandang ke arahku, tapi aku sama sekali nggak ingin dekat dengan nya.

Makanya aku pake earphone.

Biar nggak ada kesempatan untuk dia ngajakin ngobrol.

Cukup bersabar menunggu bunda pulang, dan pergi dari kota ini.

Bunda sudah berjanji kemarin ditelpon.

Akan membawaku pergi, bersama ayah, kami bisa memulai semuanya dari awal...

Keynara memainkan jari-jarinya di kaca jendela mobil. Meniup kaca sampai berembun, lalu mengecapnya dengan jari-jarinya. Mengulang nya beberapa kali.

Dulu ayah yang ngajarin aku kayak gini biar aku anteng di dalam mobil, waktu itu mungkin usia ku sekitar 5 tahunan.

Ayah....

Sepuluh tahun sudah....

Ayah lihat, yang kualami selama ini ?...

Ayah tau, aku sangat kangen saat ayah menemani ku setelah pulang kerja...

Setiap hari sebelum ayah mandi, masih bau keringatnya yang khas, langsung menggendongku, membawaku masuk ke kamar, berdongeng tentang apa saja yang membuatku tertawa.

Lalu, setiap malam, selalu tidur dalam pelukan ayah, mencium wangi khas tubuh ayah, bau rokok bercampur parfum khas pribadi ayah....

" Huuufffttthhh..... "

Keynara menghela nafas panjang, kemudian melepaskannya perlahan.

Kembali dirinya fokus memandang ke arah luar jendela mobil. Namun, tatapannya entah kemana, sedangkan pikirannya melayang kepada sosok sang ayah kandung.

" Mau turun nggak ? "

Kata Raka yang ternyata sudah membukakan pintu untuk Keynara.

Lamunan Keynarapun buyar. Dengan acuh tak acuh tak ingin bersuara menjawab sedikitpun, dirinya keluar dari dalam mobil.

Raka merasa terabaikan, tak dianggap. Raut wajahnya yang masam, kini semakin masam. Pintu mobil pun ia tutup kembali begitu Keynara sudah keluar.

Lalu Raka ke arah belakang mobilnya. Ia membuka pintu belakang mobil Terios hitam tersebut. Mengeluarkan seplastik bunga-bunga, dan sebotol besar air minum kemasan.

Dilihatnya, Keynara sudah berjalan mulai memasuki pemakaman. Raka mengikuti Keynara dari belakang. Menatap punggung gadis di depannya itu dengan tatapan tajamnya.

Loe bener-bener bikin gue nggak bisa tidur...

Batin Raka.

Tiba di depan satu makam yang tampak bersih, meskipun terlihat kusam, Keynara bersimpuh. Sesaat kemudian ia mulai khusyuk di depan makam tersebut, yang tak lain adalah makam sang ayah kandung.

Tak lama terdengar isak tangisnya yang menyayat hati. Dalam isakannya, Keynara melantunkan ayat-ayat doa untuk sang ayah.

Raka mendengarnya dengan takjub.

Suara Keynara terdengar sangat merdu dalam lantunan ayat-ayat doanya. Membuat Raka semakin terpesona.

Iswandi....

Ucap Raka dalam hati, membaca nama yang tertera di atas batu nisan tersebut.

Kata mama, beliau keturunan china.

Pantes kulit Key putih banget....

Dulu mereka se genk di SMP, mama, papa, ayah Key sekarang, ayah kandungnya, dan bunda Key.

Batin Raka.

Paling nggak, gue jadi tau, kenapa Key emang akrab sama mama papa, karena mereka emang udah saling ketemu dari waktu Key SMP.

Gue jadi tau kenapa gue nggak kenal Key, karena gue kan masuk pondok pesantren dari lulus SD sampai SMP.

Dimana gue jadi kenal sama si Edo.

Okey, ketemu juga kan satu jawaban lagi.

Raka mulai merangkum semua hal yang akhir-akhir ini dia dapatkan. Berusaha mencari jawaban dari setiap hal yang aneh menurutnya, terutama terkait tentang Keynara.

Melihat Keynara beringsut dari duduknya di depan makam sang ayah, Raka segera menggantikan tempat Keynara tadi bersimpuh.

Menabur bunga, menyiramkan air di dalam botol kemasan, air yang sudah dibacakan doa oleh pak ustadz di rumah tadi pagi.

" Maaf, Oom eh... mmm... Ayah... Saya baru datang memperkenalkan diri. Saya Raka, suami Keynara. Sudah 4 bulan kami menikah, tapi baru hari ini kami bisa datang berdua. "

Kata Raka dengan setengah gugup.

" Semoga di surga sana, Ayah bersedia memberi restu untuk kami, bisa menjadi suami istri seperti yang lainnya, bahagia terus, Inshaallah... "

Sambung Raka yang mulai tenang dari nada suaranya.

" Saya janji, selama Keynara menerima saya apa adanya, saya akan menjaga dia sampai kapan juga... Sekali lagi, saya ucapkan maaf dan terimakasih... "

Kata Raka, yang kemudian sama halnya dengan Keynara, membaca surat Yaa-sin dan beberap surat lainnya.

Keynara hanya diam mendengar semua yang Raka ucapkan.

Bisakah seperti itu ?...

Selama aku menerima mu apa adanya, kamu akan jagain aku....

Kalo kamu tau yang sebenarnya, masih bisakah kamu bilang seperti itu ?....

Masih bisakah kamu mau menerima ku ?....

Kamu yang nggak tau apa-apa, emang gampang banget buat bicara kayak gitu...

" Key.... "

Panggilan lirih Raka, membuat Keynara tersadar dari lamunan.

Tanpa berkata apa-apa, Keynara melangkah pergi, meninggalkan Raka yang masih berharap untuk ditanggapi.

Padahal pingin kasih dia semangat, kasih dia dukungan.

Tapi baru manggil aja, mukanya udah manyun gitu, disautin juga nggak...

Batin Raka agak kecewa.

Mau tidak mau, kembali Raka mengikuti langkah Keynara pergi, keluar dari pemakaman.

Sumpah, gue suami loe, bukan supir loe !!!

" Key... tunggu ! "

Raka menghentikan Keynara membuka pintu mobil belakang.

Tangannya mencekal lengan Keynara dan itu membuat Keynara menoleh ke arahnya.

" Aku mau pulang... "

" Dengerin aku dulu.... eh... "

Raka terkejut mendapati kalimat yang keluar dari mulutnya. Merasa aneh.

Sejak kapan gue berubah menjadi aku ???

" Entar aja di.... mmpphh ! "

Secepat kilat, Raka mendekat, memotong ucapan Keynara dengan menciumnya.

Kemudian ia menarik tubuh Keynara ke pelukannya. Keynara berontak. Mendorong tubuh Raka sekuat tenaga. Raka tidak peduli.  

Semakin Keynara meronta, Raka semakin erat memeluknya. Sesuatu yang sangat ingin dia lakukan akhir-akhir ini, tapi tidak pernah ada kesempatan. Dan kesempatan ini tak disia-siakan nya begitu saja.

" Aauuww... !! "

PLLAAAKKKK !!!!!

Tamparan Keynara sangat keras, begitu terlepas dari ciuman dan pelukan Raka. Pipi kanan Raka seketika memerah, sudut bibirnya berdarah. Keynara menggigitnya.

Tanpa bicara apa-apa, Keynara membuka pintu mobil yang tadi tertahan oleh Raka. Menutup pintu dengan membantingnya.

Sedetik kemudian, Raka menyesali apa yang dia lakukan. Tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia masuk ke mobil, kembali menjadi sopir, pulang ke rumah.

Apes !

Baru cium gitu aja, gue udah kena gigit kena gampar.

Sialan !

 

DI KANTIN

" Wooiii..... pagi-pagi udah bengong aja bosss ??? Nggak ada kelas emang ? "

Tegur Poppy sambil menepuk pundak Raka.

Ya, sengaja datang pagi-pagi, hanya untuk melamun di kantin kampus. Hanya ada 2 tempat tujuan di kampus yang paling nyaman untuk melamun bagi Raka. Yaitu atap kampus dan kantin.

Untuk sesuatu yang perlu dipikirkan dengan sangat matang, Raka bisa menghabiskan berjam-jam di atap.

Namun untuk sesuatu yang perlu menghilangkan kejenuhannya, Raka menghabiskan waktunya di kantin.

Berfikir dan melihat sekeliling, beragam orang, dengan style berbeda ataupun sama, banyak tawa terdengar, banyak yang lalu lalang, bisa untuk cuci mata.

" Mana Edo ? "

Tanya Raka datar.

Poppy menunjuk ke arah pintu masuk kantin sebelah kanan Raka. Tampak Edo berjalan menghampiri mereka.

" Pagi ini nggak ada kelas ? "

Untuk kedua kalinya pertanyaan yang sama keluar dari mulut Poppy.

Sembari meletakkan buku-bukunya di atas meja, Poppy merogoh kantong jaketnya. Mengambil handphone dan membukanya.

 

" Ada kelas ntar jam 10, cuma tadi sekalian aja berangkat bareng Keynara. Jadi jam segini dah boring deh gue disini... "

" Ngomongin soal Keynara, serius loe udah serumah ? Jadi udah malam pertama dong, gimana rasanya seorang cewek yang kayak patung gitu ?... Manis ?.... Pahit ?.... "

" Kata loe, jamu apa ???.... "

" Come on Ka, cerita dong ! Cewek sedingin es dan selalu kayak patung itu, bisa dinikmatin nggak ?... Jangan pelitlah ! "

" Ngobrolin apaan sih ? "

Tanya Edo penasaran melihat Poppy yang sedang mengobrol dengan Raka.

Dan begitu sampai, langsung menarik bangku, memilih duduk di sebelah Poppy.

" Sarapan ? "

Tanya Poppy.

Edo menggelengkan kepalanya. Dan Poppypun mengeluarkan sebuah tempat bekal makan, dan mengulurkannya kepada sang kekasih. Edo menerimanya dan langsung membukanya.

" Ayang gue paling tau apa yang gue mau. Sarapan nasi kuning ! Makasih yang ! "

CUPPP !!!

Sedikit kecupan mesra dari Edo ke bibir Poppy. Poppy tersenyum simpul.

" Iisshhhh..... "

Raka mendesis kesal.

Seperti iri melihat kemesraan mereka. Raka langsung membuang muka ke arah lain.

 

" Iri bilang bosss.... Hehehe !!!! "

Komentar Edo sedikit gelak tawa bersama Poppy.

Raka mengambil secangkir kopi hitam manisnya, menyeruputnya dengan nikmat. Mengecapkan lidahnya beberapa kali. Kemudian meletakkan kembali cangkirnya ke atas meja.

" Seminggu loe nggak masuk kuliah, gue penasaran apa yang loe lakuin. Masa iya sampe sebetah itu dirumah. Gue chat, cuma dibaca doang, ditelpon, nggak diangkat... Kemana aja loe ? Bulan madu ? "

Kata Edo, mulutnya penuh dengan sarapannya.

" Ahh, udah kayak apaan... Segala nyariin gue. Kalo ada yang denger, bisa jadi salah paham lho sama hubungan kita berdua... "

Sahut Raka dengan suara yang manja sambil mengedipkan sebelah matanya

" Terserah loe dah... Gue serius, loe bercanda mulu. "

Kata Edo yang sedikit kesal pada Raka.

" Iya, iya.... Okey, gue serius sekarang. Terus ngapain juga kangen sama gue ? "

" Wajarlah... gue kan h2c, bosss ! Harap-harap cemas. Coba tatap mata gue, disitu akan terlihat kekhawatiran yang hakiki untuk mu seorang, liat deh... liat kan ??? "

Jawab Edo sembari menaruh ke 2 telapak tangan nya ke pipi Raka.

Edo menatap Raka dalam-dalam, muka nya yang sok serius, membuat Raka dan Poppy takjub.

" Yang... Loe ada main sama Raka ??? "

Kata Poppy berpura-pura marah dan tersakiti, seolah-olah menangkap basah sang kekasih yang sedang berselingkuh.

Raka menepis tangan Edo. Dan mendorong tubuh Edo menjauh darinya. Ia merasa risih dengan apa yang dilakukan sahabatnya.

" Ngaco loe ! Pop, Keynara masih di kelas ? "

Raka mengalihkan pembicaraan.

" Tadi gue kesini sih masih ada. Baca buku sambil dengerin musik pake earphone... "

" Masih ada kuliah nggak siang ini ? "

" Ada, entar sih jam 11. Kenapa ? "

" Nggak papa..."

Raka mengambil handphone dari kantong flanel biru nya. Membuka chatnya, mencari nomer Keynara, dan mulai mengetik.

'Pulang nanti bareng ya, aku tunggu di parkir samping'

Dan Rakapun mengirimkan pesan untuk Keynara.

" Ciee ciee... sejak kapan gue menjadi aku ??? Hahahah .... !!! "

Ledek Edo setelah mengintip isi pesan Raka sambil tertawa terbahak-bahak.

" Sejak aku mengenal kamuuuuuu.... Hahaha !!! "

Jawab Raka sambil berlagak bak seorang gadis yang lemah gemulai.

Sontak ketiganya tertawa terbahak-bahak.

 

" Rakaaa... "

CEPPP !!!

Tawa ketiganya terhenti. Bersamaan mereka mencari asal suara yang baru saja terdengar. Dan tepat di hadapan mereka kini, berdiri seorang gadis manis dengan pakaian yang seksi, Mia.

 

" Jangan kabur lagi loe... "

Bisik Edo ke telinga Raka.

Dan tak menunggu lama, Edo beranjak bangun sambil menarik tangan Poppy untuk pergi. Meninggalkan sarapannya yang belum selesai dimakan di atas meja.

 

" Makasih ya gaess.... "

Ucap Mia sembari melempar senyumnya kepada Edo dan Poppy, merasa diberi kesempatan.

" Masama, Mi ! kita cabut duluan ya.... "

Balas Edo.

Dan segera menghilang dari hadapan Raka dan Mia.

Kikuk. Canggung. Raka merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Mia duduk, tepat di depan Raka. Raka melihat ke arah yang lain.

" Ka, gue cuma mau minta kejelasan aja dari loe. Gue punya salah apa, bilang, biar gue perbaiki, gue nggak mau digantung begini..."

" Jadi apa yang harus dijelasin ? Loe tau gue, ngapain masih ngarepin lebih jauh sih ?... "

" Tapi kita udah lakuin itu... apa artinya coba ?... "

" Gue nggak pernah minta kok. Kita sama-sama mabuk waktu itu, loe sendiri yang pancing-pancing gue. Nggak ada paksaan kan... "

" Hah ???.... Maksud loe, jadi itu semua nggak berarti apa-apa buat loe ? Kalo loe emang nggak suka gue, kenapa loe mau ke pancing gue ? Loe bisa nolak ! Nggak, nggak bisa ! Loe harus tanggungjawab ! "

Mia meradang, mulai meninggikan suaranya.

" Wooiii... tunggu dulu dong. Gue tegesin ya, gue sama loe, nggak ada apa-apa, dan bukan hal yang aneh kita sama-sama mau ngelakuin itu. Dan lagi, sama-sama tau, itu bukan yang pertama kali, loe juga nggak hamil kan... "

Raka menanggapi Mia dengan santai, mencoba untuk menenangkannya.

" Raka !! Gila loe ya... nggak bisa gitu dong ! "

Tapi bukannya menjadi tenang seperti harapan Raka, nada suara Mia semakin tinggi. Itu membuat beberapa pengunjung kantin menoleh ke arah mereka.

" Mi, gue minta maaf sama loe. Okey, mungkin gue kelewatan, ambil kesempatan dari loe, tapi loe juga kan sama. Loe yang pingin juga. Jadi gue mohon, jangan lagi ngomong apa-apa, loe jalanin hidup loe, gue jalanin hidup gue... okey ??..."

Kembali dengan berhati-hati dalam bicara, Raka mencoba menenangkan Mia.

" Loe udah punya pengganti gue ??? "

Mia bertanya dengan penuh curiga.

" Itu bukan urusan loe... "

Sahut Arga dengan malas.

TUUTT... TTUUT...

Handphone Raka di atas meja bergetar.

Raka meraihnya, melihat notifikasi di beranda layar.

Edo !....

Sengaja nih ngeledek gue pastinya.

Kata Raka dalam hati setelah melihat notifikasi di layar beranda handphonenya.

Mia yang penasaran, mencoba mendekatkan wajahnya berniat mengintip isi handphone Raka. Tapi ia malah tersentak kaget saat melihat Raka meletakkan handphone nya kembali di atas meja.

Cincin ???

Pandangannya nanar menatap jari manis Raka.

Raka nggak pernah pake cincin sama sekali sebelumnya.

Cincin putih itu... cincin apa ?

" Ka.... lo pake cincin ? "

Tanya Mia, sambil menangkap jari Raka.

Tapi terlepas, karena Raka langsung memasukkan tangan nya di kantong celana jins belelnya.

" Kayaknya udah cukup deh kita ngobrol. Gue mau ke kelas dulu... "

Kata Raka seraya beranjak dari duduknya.

Kemudian dengan cekatan mengambil handphone nya di atas meja. Tanpa peduli dengan secangkir kopinya yang masih setengah, dia berlalu pergi.

Mia hanya bisa diam menatapnya. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan.

Itu cincin pasangan....

Kalo benar, harusnya ada satu lagi pemakainya.

Tapi nggak pernah ada gosip apa-apa soal Raka, jadi siapa yang make satu lagi....

Siapa pasangan Raka ?

Cewek kampus sini kah ?

Tanpa sadar, Mia meremas ujung rok mininya dengan sangat bertenaga. Sangat sangat marah.

Raka masih sibuk dengan handphone nya sambil berjalan menuju kelasnya.

Keynara nggak bales chat gue...

Cuma di read doang !

Dia masih marah soal ciuman itu ?

Apa gue samperin aja ke kelasnya ?

Batin Raka penuh rasa ingin tahu.

" Nih... tugas selama seminggu loe nggak masuk. "

Edo menyodorkan setumpuk folio di atas meja Raka, tepat di saat Raka baru saja meletakkan pantatnya di bangku.

" Terbaiikkk !!! "

Puji Raka sambil melihat-lihat tumpukan folio di hadapannya.

" Sssttt... cerita dong !... "

" Cerita apa ?... Mia ?.... Clear dah !! "

" Keynara...."

" Ngapain ? "

" Iya, loe udah ngapain aja ? "

" Belom ngapa-ngapain. Baru cium aja gue udah digampar, bibir gue digigit sampe berdarah.... "

" Haaaaa....... Serius loe ?.... Kok bisa ? "

" Nggak tau... "

" Kurang mesra kali yaaa.... "

" Bisa jadi.... Apa karena gue cium dia di makam ya...? "

" MAKAAMM ??!! "

Sontak Edo yang terkejut, berseru lantang tak percaya, bahkan sampai melompat berdiri dari duduknya.

" EDOOO !!!! "

Dosen Sri memanggil namanya dengan sangat keras, bagaikan suara petir yang menggelegar di tengah siang hari bolong.

Seisi kelas sontak riuh.

" HHHUUUUU !!!!."

" Berisiiiikkkk Wooiii !!!!! ... "

" Uwuwuwuwuw....."

" TENNAAANGGG !!!! "

Sekali lagi Dosen Sri berteriak, menenangkan suasana kelas yang langsung ricuh. Semuanya terdiam. Namun, masih terdengar sedikit kasak kusuk.

 

" Maaf Dos..."

Ucap Edo cengar-cengir sambil duduk kembali.

Melihat suasana yang perlahan mulai tenang kembali, sang dosenpun melanjutkan penjelasan materinya.

 

" Hehehe.... emang enak ???? "

Ledek Raka terkekeh, dengan suara setengah berbisik.

" Sialan loe...."

Gerutu Edo kesal.

" Tapi bener loe nyium itu cewek di makam ? Nggak ada romantis nya banget itu mah, pantes deh loe digampar, heheheh..."

Masih penasaran, Edo kembali mengajak Raka mengobrol dengan mengecilkan volume suaranya.

" Loe bayangin aja. Gue udah pingin banget 'makan' dia, nggak pernah ada kesempatan. Tiap deket dikiiit aja, gue udah ngap rasanya. Padahal dia nggak godain gue, nggak aneh-aneh, boro-boro godain gue ya, ngeliat gue udah kayak ngeliat got... Aneh kan ? Aneh banget ya kan ? Tapi gue bingung, kok sikap dia yang begitu, bikin gue napsu ya... "

Jawab Raka yang juga setengah berbisik.

" Kali karena loe mulai bosen ya sama yang biasa loe dapetin, jadi ini kayak jadi tantangan gitu... "

" Nggak tau juga. Jujur, gue pingin banget 'makan' si Keynara.... Aneh tau, gue nyium dia kemarin ini, bisa bikin gue mmm ..... loe tau lah... itu... "

" Apa loe ngalamin kemunduran ? "

" Enak aja... "

" Lah itu. Ngapa cuma cium udah bikin loe terangsang ? "

" Entahlaaahh.... "

" Loe jatuh cinta, Ka... "

" Maksud loe ? "

Raka menoleh ke Edo dengan wajah menuntut penjelasan.

Edo hanya tersenyum penuh makna. Raka bingung, apa arti senyuman Edo.

Jatuh cinta.....

Mungkinkah ?

Boleh juga....

Jadi ini rasanya jatuh cinta yaaa....

Raka tersenyum kecil.

Kalo ini Edo yang menoleh ke arah Raka. Dan kali ini giliran Edo yang kebingungan.

Apa itu ???...

Senyum sendirian ?!

Jatuh cinta segitunya sampai jadi gila...

Hihihi...

Terpopuler

Comments

ELSE windasari naf

ELSE windasari naf

kayanya Keynara ada trauma dengan laki-laki yaa.

2021-10-12

0

Falife

Falife

semangat Thor

like for you

salam

Ananta & Alexa

light on the dark

story chat lain dunia

2020-09-05

1

Sherina damayanti

Sherina damayanti

nice story.....

2020-08-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!