" RAKAAAA !!!! "
Jerit mama saat membuka pintu kamar Raka.
Raka yang begitu lelap dalam tidurnya langsung terbangun dan berdiri dari ranjangnya.
" Siap, Dosen Widya !!! Siap dikerjakan !!! "
Tanpa sadar, Raka menjawab dan membuat Mama melotot.
Jam berapa ini ???....
Memangnya ini anak nggak pergi kuliah apa ya....
Jadi bener kata Daniel, Raka suka tidur di kelas....
Hadeuuuhhh, ngidam apa dulu aku yaaa....
Aku harus kasih pelajaran !
Semenit kemudian....
PLAAKKK !!!
" Aduuuhhh.... "
Tamparan keras sang ibu membuatnya sadar. Dia ada di kamar, bukan di kelas.
" Sakit, maaa.... "
Rintih Raka sambil mengelus pipinya yang kemerahan.
" Kamu ini bikin mama sakit kepala saja ! "
Terlihat mama dengan kesal.
" Ini otak isinya apa ???... "
Tambah mama semakin kesal.
" Banyak lah.... ada mama, papa, bi Siti yang bohay..."
" Nggak jelas..... "
Potong Mama.
" Udah ah... Raka mau tidur lagi, gih mama keluar sono, gangguin aja... "
Kata Raka yang kemudian merangkul ibunya dan membawanya ke arah pintu kamar.
" Entar dulu... mama perlu bicara sama kamu..."
Tahan mama, menghentikan langkah Raka.
Raka kembali ke ranjang, rebahan, menarik selimut kembali, dan memejamkan kedua matanya.
" Males ahhh... "
Paling nanyain soal Keynara.
Sudah sampe mana kalian ?
Sudah pernah jalan kencan belum ?
Sudah ciuman belum ?
Batin Raka, menebak arah pembicaraan mama.
" Besok 10 tahun meninggalnya ayah Keynara... anter dia ya ke makam..."
Kata mama sambil mendekat, duduk di samping ranjang Raka.
Raka membuka matanya dan menoleh ke arah ibunya. Tebakan nya salah.
" 10 tahun meninggalnya ayah Keynara ?... "
Raka mengulang ucapan mama, takut salah dengar.
Mama mengangguk, membenarkan. Kemudian menghampiri Raka kembali dan duduk di tepi ranjang.
" Oom Hari kan masih hidup ?...."
Ayah Key kan masih hidup...
" Oom Hari ayah sambungnya, ayah tiri... Ayah kandung Keynara sudah meninggal..."
Jelas mama.
Raka bangun dari rebahannya, terduduk, menatap mama dengan tajam.
" Raka makin bingung.... Kenapa sih, nggak papa nggak mama, nggak ada yang jelasin tentang Keynara. Selalu ada aja sesuatu yang makin kesini bikin Raka penasaran tapi nggak pernah ada yang kasih jawaban.... "
Protes Raka setengah marah.
" Raka, sssttttt ! Keynara bisa mendengar kata-kata kamu.... Pelanin dikit...."
Rayu mama, lalu melihat sesaat ke arah pintu kamar Raka yang terbuka, dimana kamar Keynara berada.
" Biarin aja dia denger. Sukur-sukur dia kesini, dia jelasin sendiri semuanya pada Raka. "
Sahut Raka tak peduli.
" Raka, sayang.... Jangan gitu dong, kasian..."
" Anak mama itu siapa sih ?... Raka apa dia ?... Mama bisa kasian sama dia, tapi nggak kasian sama Raka. Mama nggak bisa apa mikirin perasaan Raka sekaliiiii aja... "
Raka meradang, mulai kesal.
" Raka, mama tau. Semua ini pasti bikin kamu nggak nyaman.Tapi please deh ! Jangan kayak anak kecil, ahh. kamu kan udah dewasa. "
Ibunya mencoba menenangkannya.
" Kalo mama sadar Raka udah dewasa, kenapa maksain Raka nikah gitu aja ? Raka kan bisa cari jodoh Raka sendiri... Bener-bener mau pada bikin Raka jadi gila ya ! "
" Maaf... maafin mama papa yaaa. Kamu anak mama satu-satunya, tapi mama udah kecewain kamu.... "
Mama merajuk, memeluk Raka dengan lembut.
Kemudian dengan penuh kehangatan, mama mencium kening Raka. Dan itu membuat Raka mereda, luluh, tak marah lagi.
Ditambah pelukan sang ibu yang erat. Sesuatu yang Raka suka dari mama adalah pelukan mama. Selalu berasa hangat, nyaman, dan nggak terlupakan.
Semarah apapun Raka, kalau mama nya sudah memeluknya, mencium keningnya, Raka pasti akan luluh.
" Kamu nggak suka sama Keynara, ya "
Tanya mama sembari melepaskan pelukan dari Raka dengan perlahan.
" Bukan masalah Raka suka apa nggak. Keynara nya itu lho maaa...! Dia yang kayaknya merasa punya beban karena nikah sama Raka. Rasanya kayak dia yang dipaksa nikah, padahal kan disini, i'm the victim.... "
Kata Raka berusaha membela diri.
" Bantulah dia, sayang.... "
Mama kembali merayunya.
" Bantu apa ?... Raka bisa mah pasti Raka bantu, tapi dia nih kemarin aja, abis boncengan sama Raka, pulang-pulang pingsan di kamar mandi. Dih ! Coba itu, aneh kan ! "
Raka berhenti bicara.
Sekilas mengingat kembali kejadian beberapa hari lalu, saat menemukan Keynara pingsan di bathtube.
Pingsan, nggak pake apa-apa.
Kulit nya yang putih, bersih banget, rata putihnya ke seluruh badan.
Semuanya keliatan, tapi nggak bisa berbuat apa-apa.
Biasa ngeliat Keynara pake baju yang tertutup rasanya kayak jadi dapet bonus.
Kali ini liat Keynara telanjang bulat begitu...
" Mikir jorok yaaa ?.... "
Tebak mama saat melihat Raka sempat melamun dan mukanya sesaat terlihat memerah.
" Kamu suka dia ya ? "
Lagi-lagi mama menebak dengan benar.
" Nggak tau ahhh.... "
" Jadi besok mau kan antar dia ke makam ? "
" Raka sih mau-mau aja. Tanya dulu Keynara nya, dia mau nggak... "
" Asal kamu bawa mobil, dia pasti mau... "
" Nggak, ogah ah bawa mobil. Raka cuma mau bawa motor Raka... "
" Dia nggak akan mau, sayang.... "
" Ya udah kalo gitu. Mama aja yang antar dia..."
" Kamu aja yang antar ya... "
" Maaaa.... please deh ! Mama nggak bisa paksa Raka ! Janji mama apa ? Nggak akan paksa Raka apapun itu, setelah Raka mau nikahin Keynara. Dih, mama ingkar janji. "
Kata Raka kembali kesal pada ibunya.
Mama merasa bersalah. Lalu terdiam, menatap Raka penuh harap.
" Aahhh... mamaaaa.... jangan ngeliat Raka kayak gitu doonnggg.... "
Raka tak tahan dengan tatapan merajuk sang ibu.
" Ya udah ! Oke oke oke, Raka anter dia pake mobil. Udah tuh, mama puas sekarang ? "
Raka menyerah juga.
Senyum lebar mama membuat Raka makin kesal karena merasa kalah.
" Makasih sayang.... Kamu yang terbaik ! "
Puji sang ibu sembari mencubit kedua pipi Raka.
" Oh iya, soal Keynara ! Biarkan dia aja yang buka dirinya sama kamu ya. Sering-sering baikin dia, dekatin dia, pasti dia mau cerita tentang dia ke kamu... "
Sambung mama menasehatinya.
" I'm not sure ! "
Komentar Raka acuh tak acuh.
" Yakinlah.... Ayo bangun sekarang ! Mandi gih sono. Emang nggak ada kuliah hari ini ?..."
" Nggak ah ! Hari ini pingin tidur aja... "
Raka menolak sambil kembali merebahkan tubuhnya di ranjang.
" Oke, karena besok kamu mau anter Keynara, hari ini mama nggak marah deh kamu bolos kuliah. Tapi hari ini aja ya, janji ?..."
" Mmmm..... yayaya... Love you, mom..... "
Jawab Raka malas.
" Oh iya, setengah jam lagi, ajak Key sarapan ya ! "
Pesan mama setelah beranjak bangun dari tepi ranjang.
Beberapa saat kemudian, barulah mama keluar dari kamar Raka. Keynara menghela nafas panjang. Menjauh dari pintu kamarnya.
Ya, dia tidak sengaja mendengar semua pembicaraan antara Raka dan mama. Dia meletakkan tasnya di lantai. Membuka kerudungnya. Merebahkan tubuhnya ke pinggir ranjang.
Raka begitu ingin tau tentang aku...
Aku sudah tau suatu saat ini akan terjadi.
Nggak akan ada orang yang hanya diam saja jika mengalami apa yang Raka alami saat ini.
Menikah, tanpa tau sebelumnya, siapa istrinya, seperti apa orangnya.
Apa yang harus kulakukan...
Perceraian yang kuusulkan untuk satu tahun lagi, nggak akan terjadi, kata ayah dan papa mama.
Mereka nggak mau menyetujuinya.
Sangat disayangkan... mereka sangat baik kepadaku.
Mereka sangat peduli terhadapku.
Terimakasih kepada Allah swt, memberikan orang-orang yang tulus menyayangiku.
Aku bisa berterimakasih, tapi gimana dengan Raka ?...
Hidupnya pasti nggak senyaman sebelumnya karena aku.
Semoga tahun depan, saat bunda keluar, bunda bisa membawaku pergi dari sini...
Agar semuanya kembali normal.
Seperti diingatkan, Keynara bangkit dan menarik tasnya yang tergeletak di lantai. Mengambil handphone nya. Saat masuk ke menu kontak, mencari nomer ayahnya, Keynara melihat daftar kontak yang lain.
Apa ini ?...
The lovely ?....
Nomer handphone Raka kah ?...
Eh, kok di kontak ini, ada nomer Edo, Poppy juga ?
Aahhh iya, dia yang ketik pas di kantin kemarin ini...
Keynara meletakkan kembali handphone nya. Niat menelpon ayah, dibatalkan. Dia beranjak bangun dan berdiri.
Hari ini ayah mau ketemu bunda.
Dia janji, akan menelpon setelah bisa ketemu bunda...
Agar aku bisa ngobrol sama bunda.
Kali ini, bolos kuliah aja...
Mungkin dengan diam dirumah menunggu ayah telepon, bisa bebas ngobrol sama mama...
Kalo di kampus, harus cari-cari tempat agar nggak ada yang bisa dengar.
Okey... ganti baju aja dulu ah !
Keynara melangkah ke lemari baju, memilih setelan piyama panjang berwarna coklat tua bermotifkan kupu-kupu. Mengambilnya dan meletakkan nya di tepi ranjang.
Dengan santai Keynara mulai melepas blousenya, kemudian menurunkan celana panjangnya. Berniat mengganti pakaiannya.
" Key... Mama nyuruh mang.... "
Raka yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Keynara tanpa mengetuk pintu, menghentikan ucapannya.
Keynara membalikkan badan melihat ke arah pintu. Raka menatap Keynara yang hanya mengenakan pakaian dalam, lebih tepatnya melongo.
Sama-sama terkejut. Keduanya diam terpaku bak patung dalam hitungan detik. Kemudian, seperti tersadar kembali, Keynara menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
" Sorry... Sorry... "
Ucap Raka dan segera membalikkan badan, membelakangi Keynara.
Yess... 2 x gue dapet jackpot !!!!
Nggak nyesel gue bolos hari ini, hahahaha....
Girangnya dalam hati.
" Mama nyuruh manggil kamu. Sarapan dulu sebelum berangkat kuliah... "
Kata Raka menyampaikan pesan.
Dan dengan tersenyum lebar, dia menutup pintu kamar Keynara tanpa membalikkan badannya lagi, kuatir dilempar sesuatu oleh Keynara.
Keynara masih diam tak bergerak, terduduk di tepi ranjang dengan lemas.
2x melihatku seperti ini... Ya Allah !
Apes lagi......
Tapi dia udah sah sebagai suami di mata Allah dan Negara, nggak seharusnya aku marah bukan ?....
Aku hanya belum siap menjadi seorang istri.
Aahh... entahlah !
DI MEJA MAKAN
Mama memperhatikan Keynara dan Raka yang duduk saling berhadapan, saling diam.
Raka sih santai aja kayaknya, tapi Keynara keliatan kaku.
Keynara sangat tenang, makan pun nggak bersuara.
Sangat hati-hati saat menyendok makanannya dan menyuapnya.
Beda banget sama Raka.
Meja makan ini rame karena berantakannya cara makan Raka.
Berisik iihh....
Tari emang pintar mendidik anak gadisnya.
Aahhh Tari...
Masih setahun lagi, baru kita berkumpul kembali....
Sekilas kenangan masa lalu melintas di benak mama. Seorang wanita berparas cantik dan keibuan, berumur 40an terbayang dalam pikiran mama.
Tari...
" Ma, jangan ngelamun. Abisin makan nya. "
Tegur Raka, mendapati mama nya selama sekian menit hanya memegangi sendok makannya.
Tatapan mata mama tampak kosong. Melamun. Tapi teguran Raka barusan membuatnya kembali dari lamunan.
" Siapa juga yang ngelamun... "
Kilah mama.
Raka hanya melirik sesaat ke mama, dan kembali sibuk dengan sarapannya.
" Keynara hari ini nggak ke kampus ?... "
Tanya mama, melihat Keynara yang mengenakan baju piyama.
Keynara menjawab dengan anggukan kepalanya.
" Oh iya, buat acara besok, kamu ke makam, biar dianterin Raka ya... "
Lagi-lagi, Keynara menjawab dengan mengangguk.
Tari... apa kamu tau ?...
Anak gadismu menjadi sangat pendiam.
Lain sekali saat aku baru datang pertama kali menemui mu dulu.
Keynara masih berumur 14 tahun, sangat ramah, selalu ceria...
Selalu bercerita tentang apa saja yang dia lakukan...
Andai kejadian itu nggak terjadi, mungkin Keynara nggak seperti saat ini....
Aahhh, mengingat kejadian itu sungguh nggak sanggup kubayangkan, seperti apa yang dialami Keynara...
Semoga aku bisa membuat Keynara-mu tersenyum lagi, Tari...
Meja makan hari ini terasa sangat tenang. Ketiganya tenggelam dalam lamunan masing-masing. Sesekali terdengar suara sendok bersentuhan dengan piring keramik.
Sangat tenang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Fitriani
ada apa sebenarnya???
2021-04-13
0
Anggie Nifmala
Seru ceritanya..
2021-03-01
0
Yurina Mian
si raka si omes😜
2021-02-25
1