NovelToon NovelToon

Transmigrasi Ke Dunia Lain

BAB 01 : Awal.

Terlihat seorang remaja yang cukup dibilang tampan tengah tertidur pulas tergeletak di sebuah ladang rumput yang sangat luas, tapi masih ada satu pohon di dekatnya dan banyak burung terbang di langit serta hembusan angin yang cukup menyegarkan diri. Remaja itu mulai membuka kedua matanya, lalu ia bangun dan perlahan duduk, sejenak dia terdiam untuk mengumpulkan kesadarannya.

Dia pun melihat sekelilingnya, kedua matanya melebar. "Ini dimana ?"

Remaja itu tampak panik, karena dirinya tak tau dimana dirinya sekarang. Lalu ia melihat dan memegang tubuhnya, tak ada luka, seragam putih abu-abunya masih terpakai, serta sepatu hitam beralas putih masih terpakai utuh. Tak hanya itu, jaket hitam yang terakhir yang ia ingat juga ia kenakan. Setelahnya dia kembali diam untuk menenangkan pikirannya.

"Ahh benar, aku harusnya lagi di sekolahan. Tapi kok tiba-tiba aku disini sih ?"

Remaja itu mencoba mengingat kembali kejadian sebelum dirinya berada di tempat yang sangat asing menurutnya. Dan benar saja, ia sangat ingat sekali, saat dimana dirinya yang sudah duduk di kelas 2 SMA, berada di sekolahnya, tiba-tiba di langit bermunculan banyak sekali cahaya biru seperti pusaran air di seluruh kota.

Dan itu berhasil membuat semua orang-orang penasaran dan ada juga yang panik. Bagi yang penasaran, tentu saja mereka berjalan ke tempat terbuka. Di waktu bersamaan, remaja itu juga sedang berlari bersama teman-teman sekolahannya untuk pergi keluar dari sekolah, karena mereka penasaran dan apa yang telah terjadi.

Baru saja semua mereka keluar, tiba-tiba ada cahaya keemasan muncul dari langit, cahaya itu sangatlah terang, dan membuat semua orang-orang menutup mata. Dan setelahnya entah apa yang terjadi, karena itu hanyalah ingatan terakhir yang diingat oleh remaja itu. Dan ketika membuka mata, remaja itu sudah berada di tempat yang asing.

Remaja itu segera bangkit untuk berdiri, lalu ia memeriksa kedua saku celana abu-abunya. Hanya ada ponsel dan dompet, ia menghela nafasnya, lalu ia memeriksa keadaan isi dompetnya. Utuh, ada rasa lega karena uangnya masih ada meski ada 5 lembar berwarna merah, padahal uangnya akan ia gunakan untuk berbelanja setelah pulang sekolah.

Lalu ia mencoba memeriksa ponsel pintar, dan benar saja, ponsel mati total. Sudut bibir kanannya berkedut, ia sudah lupa mengisi ulang baterainya sebelum berangkat ke sekolah, parahnya ia juga tak membawa changernya. Remaja itu menghela nafasnya, ia pun berjalan setelah memasukan kembali dompet dan ponselnya ke dalam saku kanan kirinya.

Remaja itu bernama Andhika Putra, dia biasa dipanggil Dika. Kini ia harus berjalan untuk mencari tempat atau perumahan, karena ia ingin mencari bantuan untuk menanyakan dimana dirinya sekarang. Tapi sebelum itu, ia melihat beberapa tugu di dekatnya, dan anehnya di atas setiap tugunya ada patung memegang senjata, tapi karena masih dalam keadaan bingung, ia segera pergi saja dari tempat itu.

Sambil berjalan, dalam pikirannya ia menebak-tebak, apakah dirinya diculik lalu dibuang di tempat asing oleh seseorang atau sekelompok tertentu ?

"Kayanya gak mungkin deh." gumamnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Karena kalau dirinya benar-benar diculik dan dibuang di tempat ini, seharusnya dia punya beberapa luka atau ponsel dan dompetnya dirampas.

Setelah beberapa lama Dika berjalan kaki, kini ia berada di dalam hutan. Anehnya, hutan yang Dika masuki sangatlah berbeda seperti hutan yang ia kenal sewaktu ia masih SMP dan kemah saat ikut kegiatan pramuka.

"Serem amat nih hutan, kaya gak pernah dilewatin orang-orang." gumamnya.

Tiba-tiba perutnya berbunyi. "Duh laper nih perut."

Sambil berjalan di dalam hutan, ia melihat-lihat, sekiranya ada buah-buahan yang layak untuk dimakan dan mengganjal perutnya. Sialnya, pohon-pohon di hutan itu tak ada buah satupun yang bergantungan, tak hewan hutan yang lewat padahal keadaan hutan cukup membuktikan keberadaan hewan liar, yang ada cuma suara-suara serangga dan kicauan burung.

"Sialan, hutan apaan nih, masa iya gak ada pohon yang berbuah sama sekali. Ini mah pohon liar semua, minimal pohon pisang 'lah."

Tiba-tiba indra pendengarannya menangkap suara, suara itu seperti suara air yang mengalir, ia segera berlari kesana. Dan benar saja, setelah sampai, Dika melihat sungai kecil yang mungkin lebarnya tak sampai 10 meter. Sungai itu itu mengalir entah kemana setelah dilihat dengan teliti, ia melihat beberapa ikan yang sedang berenang.

"Bagus, ada ikan. Dan sekarang, gimana cara nangkapnya ?"

Tiba-tiba ia mendengar suara lagi, suara itu seperti suara langkah kaki, Dika segera bersembunyi di balik pohon, beberapa saat ia bersembunyi, ia mencoba mengintip. Dika terbelalak tak percaya melihat beruang hitam sedang berusaha menanggap ikan.

Tapi yang membuat terkejut adalah beruang itu bukan karena berbadan besar, tapi memiliki satu buah tanduk di kepala. "Anjirrr, beruang apaan itu ? Masa iya siluman beruang." gumamnya.

Tak hanya merasa aneh dengan beruang itu, Dika mulai merasa tidak ada yang beres dengan tempat asing ini. Ia menarik kepalanya ke persembunyiannya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gak mungkin." gumamnya.

Sejenak ia memejamkan kedua matanya, lalu menarik nafasnya. "Pasti aku sedang berhalusinasi karena lapar."

"Hehehehe, benar, ini pasti halusinasi. Mari kita tenangkan diri dulu." tambahnya.

Setelah dirinya merasa tenang, Dika mencoba kembali untuk mengintip, ia harus memastikan kalau apa yang ia lihat barusan hanyalah halusinasi, baru saja mengintip, ia langsung membeku, karena beruang itu kini di dekatnya, lebih tepatnya kini sedang memandanginya yang jaraknya cukup dekat.

"Hehehe, bukan halusinasi ternyata." ucapnya sambil menyengir.

Groooaaaaaarrr.....!!! Beruang berkoar tepat di depan wajah remaja itu.

"Huaaaaa......!!!" Dika berteriak dan langsung berlari.

"Sialan...!! @&#%@&$)#+&@$-" sempat-sempatnya ia mengumpat tak jelas.

Dika berlari sekuat tenaga dan mengabaikan rasa laparnya. Ia harus fokus berlari dan melihat ke arah depan, karena tanpa ia menengok ke belakang, beruang itu juga sedang berlari mengejarnya.

"Huuaaaa.....!! Jangan kejar akuuuu...!! Dagingku gak enaaakk..!! Aku juga lapaaaarrr....."

Dika terus berlari kencang sambil berteriak tak karuan karena dikejar beruang bertanduk itu. Disaat sedang berlari, kedua mata Dika melotot, karena ia melihat hewan besar berkaki empat, yang mungkin besarnya sama menyerupai dengan beruang yang sedang mengejarnya.

Hewan itu mirip sekali badak, tapi badak itu ada yang berbeda dengan badak yang Dika ketahui, karena badak itu memiliki dua tanduk yang terletak di sisi kanan kiri kepalanya. Dan sekarang badak itu berlari berlawanan ke arahnya, mungkin karena mendengar suara teriakan Dika, jadi dia datang ke arahnya.

"Sialannn...!!! Jangan lagiiii.....!!" teriaknya.

Sungguh sial nasibnya, yang awalnya aman-aman saja, dan sekarang sudah bukan aman lagi. Tak begitu bisa menguasai dirinya karena panik, Dia terus dikejar beruang yang perlahan mendengar, ia berlari ke arah depan. Ketika jaraknya kurang lebih 5 meter, dengan reflek karena insting untuk bertahan hidup Dika langsung melompat ke samping.

Bruaaakk...!!

Groooooaaaarrrr....!!

Kedua hewan besar itu saling bertabrakan, mereka akhirnya beradu kekuatan untuk bertarung. Sedangkan Dika, ia merangkak dengan cepat, sekiranya sudah sedikit jauh, ia bangkit dan langsung lari sekuat tenaga.

Terus berlari dan mengabaikan rasa sakit di salah satu bahunya yang baru saja ia dapat karena setelah melompat. Dika benar-benar tidak peduli pertarungan kedua hewan besar itu, yang terpenting baginya sekarang adalah pergi sejauh-jauhnya untuk bertahan hidup dan selamat.

BAB 02 : Kembali Pulih.

Setelah lama berlari, Dika pun berhenti, ia menjatuhkan diri ke tanah untuk duduk, nafasnya terengah-engah, ia sudah tak punya tenaga yang banyak untuk terus berlari, ditambah rasa laparnya di perutnya yang terus merengek minta diisi makanan. Pikirannya sudah tak karuan. Perlahan ia bangkit untuk berdiri.

Dengan pelan remaja itu berjalan kaki sambil memegang bahu kanannya yang mungkin keseleo karena kejadian tadi. Dika terus berjalan dengan tenaga yang ia punya saat ini, yang terpenting ia harus terus hidup, karena masih ada urusan yang belum ia selesaikan.

"Haah, aku nggak akan mati disini. Haahh jelaslah, mana mungkin aku mau mati dan membusuk disini." Sempat-sempatnya dia mengumpat.

Dika terus berjalan di dalam hutan, tiba-tiba ia melihat beberapa hewan kecil lewat dimana saja. Bentuk semua hewan itu sungguh aneh menurutnya, ada banyak kelinci memiliki satu tanduk di kepalanya, lalu ia mulai merasa aneh saat ia melihat beberapa ayam berwarna-warni, karena yang ia tahu kalau ayam hutan tidak lah seperti itu.

Ternyata tidak hanya itu saja, selama ia berjalan, berbagai hewan kecil berlari melewatinya, kadang ada juga yang memperhatikannya. Dika terkekeh, lalu ia bergumam. "Sungguh keadaan lelucon apa ini ? Masa iya aku berhalusinasi lagi."

Sejenak remaja itu berhenti berjalan, ia berdiri sambil memegang bahu kanannya karena sakit. Dika mendongak, ia melihat warna langit, dari warnanya mungkin sudah siang. Ia menghela nafasnya, lalu kembali berjalan.

Dika terus berjalan dan mengabaikan semua hewan yang ia lihat, lagian mereka juga hanya sekedar lewat, diam, dan melihat juga. Perlahan pandangannya remaja itu mulai memudar, ia sudah tak memiliki tenaga lagi untuk berjalan. Brukkk...!! Dan seperti yang sudah bisa ditebak, remaja itu terjatuh di tanah tak sadarkan diri.

.....

Entah sudah beberapa lama tertidur, entah mengapa ia merasa nyaman di tempatnya. Dika pun akhirnya membuka kedua matanya, ia melihat atap kayu, lalu ia melihat sekelilingnya, dirinya seperti berada di sebuah ruangan, ia juga merasa tengah terbaring di kasur, ia pun segera bangun untuk mengambil posisi duduk.

"Dimana ini ?" gumamnya.

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, lantas ia langsung melihat siapa yang masuk, terlihat sosok lelaki tua yang datang berjalan ke arahnya.

"Kau sudah bangun rupanya." ucap lelaki tua itu.

"Anda siapa ya ? Terus ini ada dimana ?" Dika bertanya.

Lelaki tua itu terkekeh, lalu ia mengambil kursi kayu yang tak jauh dari tempat Dika terbaring. Setelah duduk, lelaki tua itu bersuara. "Beginikah caramu berterima kasih kepada seseorang yang sudah menyelamatkanmu ?"

Alis sebelah Dika terangkat, ia bingung. Dirinya diselamatkan olehnya ?

Lelaki tua itu tertawa pelan. "Tenanglah, aku tau keadaanmu yang sedang tidak baik-baik saja."

Lelaki itu pun menjelaskan, bahwa dirinya menemukan Dika saat tak sadarkan diri ketika ia sedang mencari kayu bakar. Lalu dia menjelaskan kalau Dika berada di rumahnya, dia juga menjelaskan kalau tempat saat Dika ditemukan tak sadarkan diri berada di dekat lokasi desanya. Sudah hampir satu hari remaja itu tak sadarkan diri setelah ditemukan.

"Ahh kalau begitu terimakasih, pak." ucap Dika setelah mendengar penjelasan dari lelaki tua itu, dan dibalas anggukan.

Dika melihat keadaannya, ia sudah tak memakai seragam putih abu-abunya, yang ia kenakan saat ini kaos yang lusuh berwarna hijau dan celana panjang coklat. Lelaki tua itu berkata. "Aku yang menggantikan pakaianmu, karena kotor, jadi aku mencucinya. Dan soal kedua barangmu, ku letakkan di meja dekatmu."

Dika langsung menoleh, ia melihat meja yang letaknya dekat dengan kasur tempat ia terbaring. Ia menghela nafasnya, karena ponsel dan dompetnya tergeletak di atas meja. Lelaki tua itu pergi keluar, tak lama kemudian, dia kembali membawa nampan yang berisi piring, mangkuk dan gelas yang sama-sama terbuat dari tanah liat.

"Makanlah, aku tau kau pasti lapar."

"Terimakasih." jawab Dika, dia langsung menerimanya.

Remaja itu makan dengan lahap, entah apa yang ia makan, tapi rasanya cukup enak. Tak ada nasi di piring melainkan sebuah roti gandum, lalu ia juga tak lupa memakan sop sayuran yang ada di mangkuk. Setelah selesai makan dan minum, ia melihat lelaki tua itu.

"Sekali lagi, terimakasih."

"Tak apa, karena menyelamatkan seseorang sudah kewajiban semua orang."

Sejenak mereka saling diam, lalu Dika mulai memperkenalkan diri.

"Nama saya Andhika, pak. Cukup panggil saya Dika saja."

"Namaku Arc, aku hanya seorang warga biasa di desa ini. Dan bicaralah seperti biasanya, tak perlu formal padaku."

Dika tersenyum dan mengangguk kecil. "Sebenarnya, ini di desa mana ?" tanyanya.

Lelaki tua itu menjawab. "Ini Desa Kio, Desa ini berada di wilayah Kerajaan Brown."

Dika mengernyit dahinya. "Kerajaan ? Brown ?" gumamnya, ia kembali bingung.

Sungguh asing baginya, karena ia tak pernah mendengar atau membaca nama tempat itu. Memang benar, ia tak sepenuhnya hafal semua nama tempat saat mempelajari pelajaran sejarah di sekolah.

"Apa kau ingin keluar ?" hanya lelaki tua itu tiba-tiba.

Dika menganggukkan kepalanya. "Ya, aku ingin melihat desa ini."

"Bagus, kebetulan suasana dan udara di luar sangatlah segar, sangat baik untukmu." balas lelaki tua itu yang bernama Arc.

Entahlah apa yang dibicarakan Arc, setahu Dika udara bagus itu di pagi hari, dan sekarang entah sudah jam berapa. Mengingat perkataan Arc sebelumnya bahwa dirinya tertidur hampir satu hari, jadi ada kemungkinan sekarang sudah siang, karena ia cukup ingat saat akan pingsan, karena ia sempat melihat warna langit.

Baru saja bangkit untuk berdiri dari kasur, tiba-tiba rasa sakit muncul di bahu kanannya. Ahhh benar, rasa sakit itu masih ada karena kejadian kemarin, sial sekali nasibnya. Tak hanya terbuang di tempat yang asing, dikejar beruang aneh, bertemu hewan-hewan yang juga aneh di hutan, dan sekarang ia juga merasa pegal-pegal di tubuhnya plus rasa sakit di bahunya.

Melihat Dika yang terduduk sambil memegang bahu kananya, Arc bersuara. "Kenapa ?"

"Tak apa-apa, hanya rasa sakit kecil biasa." jawab Dika sambil meringis.

Tak membalas, Arc segera memegang bahu kanannya remaja itu. Dika hanya tersenyum, mungkin lelaki tua ini adalah tukang pijat, sungguh kebetulan sekali, setidaknya tubuhnya akan kembali dalam keadaan baik-baik saja meski harus melewati proses pijat yang rasanya terkadang cukup menyakitkan.

Tiba-tiba lelaki tua bernama Arc itu bersuara. "Ahhh maaf, sepertinya aku lupa menyembuhkanmu karena terlalu fokus membersihkan rumah dulu, hahahah. Mungkin aku sudah tua, hahaha."

"Hah ?" Dika terheran-heran apa yang baru saja diucapkan Arc. Ia langsung terlintas kalau lelaki tua ini adalah sedang bercanda.

Saat Dika akan bersuara untuk berkomentar, Arc lebih dulu bersuara. "Semua keadaan yang merupakan milik Maha Kuasa Yang Agung, berikanlah keajaiban untuk memulihkan mereka agar kembali dalam keadaan pulih, Healing."

Tiba-tiba ada cahaya hijau di bahunya. Dika diam membeku, karena cahaya hijau ini muncul tiba-tiba setelah Arc menyelesaikan ucapan barusan yang seperti rapalan atau mantra. Dan benar saja, rasa sakit di bahunya perlahan hilang, dan tak hanya itu, rasa pegal-pegal di tubuhnya juga ikut lenyap.

Bersamaan rasa sakitnya hilang, cahaya hijau pun juga hilang secara perlahan. Lelaki itu manarik tangannya dari bahunya Dika. "Sekarang rasa sakitmu sudah hilang."

BAB 03 : Dunia Lain ?

Apa itu Dunia lain ?

Dunia Paralel 'kah ? Dunia gaib ? Dunia yang berada di luar Dunia normal seperti Bumi ? Atau planet yang sama dengan Bumi ? Atau dimensi lain ? Banyak sekali sebutannya, hingga dari ilmuan bahkan hingga orang biasa menyebut dunia lain adalah tempat dimana dunia yang sama Bumi yang letaknya sanga-sangat jauh, bahkan tidak diketahui keberadaannya dimana.

Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa dunia lain itu mustahil untuk ada, karena belum ada bukti-bukti yang akurat. Meskipun para ilmuan mengatakan keberadaan dunia lain itu masih ada kemungkinan, tapi belum tentu benar-benar terbukti keberadaannya. Kalaupun ada rumus-rumus tentang keberadaan dunia lain, bukan berarti bisa terbukti benar.

Segala upaya untuk menemukan keberadaan dunia lain, tapi ujung-ujungnya semua itu hanyalah teori atau fiksi. Meski begitu, masih banyak orang menganggap bahwa keberadaan dunia lain itu ada. Dan ada yang juga yang mengatakan kalau dunia lain itu tak hanya satu saja, melainkan ada beberapa, banyak, dan tak terhitung jumlahnya.

Itulah yang sedang dipikirkan Dika saat ini, ia memang pernah membaca buku dan menonton video tentang dunia lain, tapi ia tak percaya, karena baginya sangat tidak masuk akal. Terlebih lagi, ia juga pernah mendengar cerita-cerita dunia lain dari temannya, karena sesekali mereka bercerita tentang dunia lain, lebih tepatnya dunia lain seperti halnya di kartun jepang, novel, dan komik.

Dan sekarang Dika mulai memikirkan dunia yang ia tempati saat ini, ia baru saja menceritakan tentang dirinya kepada lelaki tua yang telah menolongnya. Ia menceritakan kalau dirinya berasal dari bumi. Anehnya Arc percaya, karena dirinya juga pernah mendengar tentang dunia lain.

Karena di dunia ini memiliki cerita tentang hal itu, dan hampir semua orang-orang di dunia ini percaya cerita itu. Pasalnya di zaman dulu mungkin ratusan tahun yang lalu ada beberapa pahlawan yang datang dari dunia lain, tapi tak tau apakah mereka dari bumi yang sama dengan Dika atau tidak.

Arc mulai menceritakan tentang dunia ini, agar Dika tidak kebingungan nantinya. Arc mengatakan kalau dunia ini adalah dimana hampir sebagian orang-orang yang di dalamnya bisa menggunakan sihir. Ya, sihir yang dimana bisa melawan hukum alam, dan juga mahluk hidup seperti hewan yang tinggal di dalamnya juga bukan hewan bisa, bahkan ada macam-macam monster sihir.

Arc juga memberitahu kalau mahluk hidup di dunia ini tak hanya manusia saja, tetapi ada berbagai Ras yang juga tinggal, seperti Ras Elf, Dwarf, Demi Human (Manusia setengah hewan), Ras Vampir, dan lainnya. Dari semua Ras yang tinggal di dunia tersebut, ada 2 jenis Ras terkuat, mereka adalah Ras Malaikat dan Ras Iblis.

Dunia yang ditinggal Dika sekarang ini memiliki 5 benua : utara, selatan, barat, timur, dan tengah. Setiap benua dipimpin oleh Kekaisaran. Setiap Kekaisaran memimpin beberapa wilayah Kerajaan, dan tempat Dika saat ini berada di benua tengah. Dulu sekali mungkin sudah ratusan tahun pernah ada perang besar, tapi itu telah usai berkat sosok beberapa pahlawan yang berhasil menghentikannya.

Sehingga keempat benua telah melakukan perjanjian perdamaian dan takkan lagi untuk perang yang sia-sia hanya untuk jadi penguasa. Keadaan setiap wilayah dunia ini cukup damai, meski ada kejahatan yang terus bermunculan, karena tidak mudah untuk menyapu kejahatan hingga bersih, karena setiap diri seseorang tak bisa ditebak.

Mungkin sudah berbagai penjelasan dan pertanyaan yang memakan kurang lebih satu jam. Dika perlahan mulai menerima nasibnya, yang dimana ia harus bisa beradaptasi dengan dunia barunya. Sungguh luar biasa rasanya, karena dirinya tak menyangka akan berpindah ke dunia lain.

Ada banyak pertanyaan yang membuat Dika sangat penasaran, siapa yang telah berani mengirim dirinya ke dunia ini ? Dan anehnya, kenapa semua orang-orang di desa Kio dan dirinya bisa saling berkomunikasi atau berbicara ? Bukankah kalau ia dari dunia lain seharusnya tidak bisa berkomunikasi ?

Dan sangat aneh lagi ketika dirinya membaca tulisan bahasa di dunia ini. Bagaimana bisa ? Entahlah, yang terpenting ia masih bisa bernafas dan beradaptasi dunia lain yang ia tinggali saat ini.

Di desa Kio ini hanya ditinggali yang mungkin kurang lebih ada dua ratus orang. Orang-orang yang tinggal di desa ini tak hanya dihuni 2 Ras saja, yaitu Ras manusia dan Demihuman, meski berbeda Ras, tapi Desa ini sungguh makmur dan bisa bekerja sama dalam mempertahankan kesejahteraannya.

Untuk menyambung kelangsungan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sebagian besar orang-orang yang tinggal disini bekerja sebagai petani, dan peternak. Lalu ada yang bekerja sebagai berburu yang mungkin berjumlah 20 orang. Dan yang membuat semua penghuni desa ini bahagia adalah desa ini bebas pajak.

Uniknya di desa ini ketika malam mereka menggunakan semacam batu sihir, yang katanya akan menyala setelah di beri energi mana, dan ini berlaku di semua tempat. Berbeda sekali dengan di bumi yang menggunakan energi listrik untuk menyalakan lampu.

.....

Beberapa harinya, mungkin sudah lewat 5 hari. Terlihat seorang remaja berpakaian biasa yang sedang membelah dahan kayu menggunakan kapak, remaja itu yang tak lain Dika. Dia sedang membantu Arc dari pada terus terbaring tak melakukan apa-apa. Kehadirannya di desa Kio disambut dengan baik oleh para penghuni desa.

Warga desa hanya mengetahui kalau Dika adalah remaja yang telah ditolong oleh Arc yang telah hilang ingatan, karena Arc telah berjanji tidak akan memberitahu asal-usul Dika yang merupakan seseorang transmigrasi dari dunia lain. Yang membuat Dika takjub dan mulai betah dengan desa ini adalah semangat dan kerja sama warga yang tanpa memandangi Ras.

Dika dan Arc menjadi akrab, meski baru mengenal mereka sudah seperti keluarga. Dika pun memanggil Arc dengan sebutan kakek. Arc selama ini hidup sendiri dan tak memilih untuk menikah, karena ada beberapa alasan, salah satunya ia masih belum bisa membuka hati setelah ditinggal pergi selama-lamanya oleh kekasih tercintanya.

Dika juga pernah bertanya, apakah ada sihir untuk membuatnya kembali pulang ke dunia asalnya. Sayangnya Arc menjawab tidak tahu, karena setahunya, hanya ada sihir pemanggilan, dan untuk sihir memulangkan kembali, ia tak pernah dengar. Bahkan Arc mengingat beberapa pahlawan dulu setelah terpanggil ke dunia ini, mereka tak pernah kembali lagi ke dunia mereka.

Maka bisa disimpulkan sihir untuk kebalikan pemanggilan itu tidak ada. Dika hanya diam, tapi dalam hatinya ia sedih, mungkin sudah saatnya ia harus bisa menjalani hidupnya di dunia barunya. Tapi, sekilas ia berfikir kalau sihir kebalikan dari pemanggilan, bukan berarti tidak ada, melainkan belum ada atau belum diketahui.

Hari telah sore, Dika yang bertelanjang dada sedang berolah raga dengan melakukan push up dan sit up, dan sebagainya di depan rumah kayu milik lelaki tua yang telah menolongnya. Sedangkan Arc hanya diam duduk sambil ditemani segelas teh hangat buatannya sendiri.

"Kau memang masih muda dan punya fisikmu sangat kuat, tapi kenapa kau rutin sekali latihan fisik belakangan ini ?" tanya Arc, yang kebetulan ia duduk tak jauh dari remaja itu.

Remaja yang baru berusia 16 tahun itu yang sedang duduk sejenak di tanah untuk istirahat menoleh. "Aku berencana ingin jadi pemburu." jawabnya.

Arc mengangguk-anggukan kepalanya, lalu ia membalas. "Tapi, apakah mentalmu sudah siap ?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!