BAB 04 : Belum Menerima.

Dika berencana akan menjadi pemburu di hutan dekat desa Kio. Arc yang mendengarnya mengangguk-anggukan kepalanya, dari fisik remaja itu memang cukup bagus, lalu ia membalas. "Tapi, apakah mentalmu sudah siap ?"

"Siap gak siap, aku harus siap, karena aku ingin membantumu selama aku tinggal sini." jawab Dika.

Begini-begini, Dika lumayan menjaga kondisi tubuhnya, terlebih lagi ia menguasai beberapa teknik bela diri yang selalu ia pelajari semenjak tinggal di dunia asalnya, dan juga ia sesekali berkelahi bila ada yang mencari masalah saat di dalam atau di luar sekolah.

Meskipun bisa berkelahi dan menguasai beberapa teknik bela diri, tapi mengingat kejadian sebelumnya yang dimana saat Dika pertama kali di dunia baru ini. Karena ia belum membenarkan mental, persiapan dan kesadarannya untuk menerima keadaan.

Terlebih lagi, saat Dika pertama kali melihat monster beruang dan badak yang tak pernah ia lihat dalam seumur hidupnya selama di Bumi. Tentu saja itu membuat mentalnya terguncang karena ia belum menyadari tentang monster.

Arc menghela nafasnya, lalu bersuara. "Apa kau berniat pergi ke kota kerajaan ?" tanyanya.

Alis sebelah remaja itu terangkat. "Untuk apa aku kesana ? Aku justru lebih suka disini."

Arc membalas. "Aku bukan bermaksud yang tidak-tidak. Hanya saja kau masih muda, akan lebih bagus kalau kau pergi ke kota untuk menjadi petualang, kau akan mendapat banyak keuntungan."

"Keuntungan ?" sahut Dika bergumam.

Dika pun membalas. "Kalau begitu, kenapa kakek tak menjadi petualang saja ? Secara kakek bisa melakukan sihir."

"Dulu aku juga petualangan, setelah usiaku tak muda lagi, aku memilih untuk pensiun dan tinggal disini." jawab Arc.

Sejenak Dika terdiam, ia memikirkan perkataan Arc barusan.

"Dulu kakek seorang petualang ?" tanya Dika setelah mendengar ucapan Arc.

"Tentu saja, begini-begini dulunya aku petualang yang sangat dikagumi sebagai penyihir." balas Arc dengan perasaan sedikit sombong.

"Hahaha, maaf saja, aku masih tidak berminat." sahut Dika. "Kalau kakek pensiun dari petualang dan memilih untuk tinggal disini, itu karena tempat ini lebih nyaman dari kota kerajaan, 'kan ?"

Arc hanya terkekeh. "Sudahlah, aku tak memaksamu, karena kau punya hak dan keputusan dalam memilih." ucapnya, lalu ia meminum pelan tehnya.

Dika yang masih duduk di tanah, lalu memandangi semua warga desa yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka. Setelah dilihat-lihat lebih teliti, dari mereka semua terlihat orang-orang dewasa dan anak-anak, tak ada yang seusianya. Meski ada beberapa anak muda yang mungkin usianya 11 sampai 13 tahun.

"Kalau boleh tau, apakah anak-anak muda disini telah pergi ke kota kerajaan ?" tanya Dika menebak.

Arc menganggukkan kepalanya. "Benar, sesuai tradisi disini, karena ketika sudah menginjak masa remaja di usia 15 tahun, mereka akan akan memilih pergi ke kota kerajaan untuk bekerja."

"Menjadi petualang ?" tanya Dika.

"Tak hanya menjadi petualang, mereka akan bebas memilih akan bekerja menjadi apa untuk mencari uang dan menyambung kehidupan mereka di sana." jawab Arc.

"Atau juga bisa mendaftar menjadi murid akademi di sana." tambahnya.

Dika mengangguk-anggukan kepalanya. Arc berkata lagi. "Jadi, apa kau sudah berminat ?"

Dika tersenyum miring. "Apa kakek bermaksud mengusirku ?"

Arc tersenyum dan menggeleng-gelengkan kelapanya. "Tentu saja tidak, aku justru senang kau tinggal disini, hanya saja, apa tidak sayang kau menghabiskan masa mudamu disini tanpa mengenal dunia luar ?"

Dengan pelan-pelan Dika menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin tinggal disini dulu, karena di duniaku tempat desa seperti ini sangat diinginkan oleh semua orang, karena bebas dari tekanan kerasnya hidup."

Arc memegang dagunya, mendengar kata-kata Dika yang sudah ia anggap cucunya, mungkin hanya karena Dika yang merupakan datang dari dunia lain, pemikirannya tidak sama dengan orang-orang di dunia ini.

Mungkin saja Dika harus pelan-pelan menjalani kehidupannya disini sampai waktunya tiba yang dimana remaja itu akan memutuskan pilihannya. Tapi yang Arc sukai dari Dika adalah sifatnya yang humoris, seringkali ia dibuat tertawa, bahkan sesekali membuatnya kesal.

.....

Keesokan harinya, mungkin sudah terhitung 6 atau 7 hari semenjak Dika tinggal di desa Kio. Seperti biasa, Dika membantu Arc dalam mencari kayu bakar, dan senjata sekarang di sore hari Dika tak melakukan latihan fisik lagi, melainkan sedang latihan mengasah teknik bela dirinya.

Dengan bertelanjang dada, keringatnya membasahi tubuhnya. Dika memukul-pukul dan menendang-tendang udara, sesekali ia melakukan gerakan lompat dan memutar tubuhnya serta diakhiri dengan tendangan keras. Disamping itu, seperti biasa Arc duduk sambil menikmati tehnya, ia juga memperhatikan semua gerakan Dika yang sangat asing baginya.

Karena setahu Arc, latihan bela diri di dunia ini sangat berbeda dengan latihan yang dilakukan oleh remaja itu. Kebanyakan orang-orang di dunia ini, mereka akan memegang senjata dan langsung mempraktekannya dengan melawan salah satu rekannya atau benda mati sebagai target untuk menjadi teman latihan.

Kalau pun ada yang seperti Dika, itu sangat jarang, karena dilihat manapun, semua gerakan remaja itu di mata Arc sebagai orang di dunia ini, seperti dasar-dasar saja karena tak ada lawan sebagai teman latihannya, pasti semua orang juga akan berfikiran yang sama dengannya kalau melihat Dika.

Tapi, meski begitu Arc akui kalau gerakan bela diri milik Dika cukup membuktikan kalau apa teknik latihannya tidaklah lemah, karena sangat jelas sekali di matanya, Dika tak hanya melakukan asal-asalan saat memukul angin, terlihat sedikit urat di tangan, lengan serta leher, kalau Dika sangat serius dalam latihan.

Setelah hampir memakan waktu yang cukup lama, Dika berhenti latihan, kini ia duduk di tanah sambil mengatur nafasnya. Arc yang masih duduk di tempat pun bersuara. "Apa kau berminat belajar sihir ? Kalau mau, aku bisa melatihmu."

Dika menoleh. "Tidak dulu, soalnya aku masih kurang yakin dengan sihir."

"Kenapa ?" sahut Arc heran.

"Aku masih belum siap menerima sihir." jawab Dika sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Arc mengerut dahinya. "Apa yang membuatmu bisa berfikir seperti itu."

Dika menghela nafasnya. "Karena aku mengakui keberadaan sihir seakan-akan melawan hukum alam."

Lalu ia menambahkan. "Di duniaku, sihir hanyalah trik dalam pertunjukan, fiksi, cerita novel, kartun jepang, kadang sihir juga dikaitkan dengan dunia gaib."

"Dan sekarang, di dunia ini, sihir seakan-akan menjadi salah satu kebutuhan pokok ? Aku sungguh suka sekali sihir di dunia ini, tapi aku masih meragukan untuk bisa menggunakan sihir." lanjutnya panjang lebar.

Arc sedikit paham apa yang diucapkan remaja ini, intinya di dunia yang bernama bumi sangat berbeda dengan dunia ini. Jadi, ia mewajarkan perkataan Dika yang seakan masih harus beradaptasi, karena mau bagaimanapun, masih ada banyak yang harus remaja itu ketahui selain sihir.

Mereka pun menyudahi obrolannya, karena warna langit mulai menggelap, mereka segera masuk kembali ke dalam rumah. Arc sudah masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Dika, ia memakai salah satu kamar yang tadinya tak terpakai dan berantakan, tapi setelah dibersihkan, Dika memilih kamar ini untuk menjadi tempat tidurnya.

Episodes
1 BAB 01 : Awal.
2 BAB 02 : Kembali Pulih.
3 BAB 03 : Dunia Lain ?
4 BAB 04 : Belum Menerima.
5 BAB 05 : Bertemu Bandit.
6 BAB 06 : Akademi ?
7 BAB 07 : Belajar Sihir.
8 BAB 08 : Tidak Bisa.
9 BAB 09 : Gadis Elf.
10 BAB 10 : Keistimewaan.
11 BAB 11 : Selesai Sudah.
12 BAB 12 : Barang Berharga.
13 BAB 13 : Kerasnya Dunia Lain.
14 BAB 14 : Jadi Petualang Saja.
15 BAB 15 : Ikut Party Petualang.
16 BAB 16 : Dikorbankan.
17 BAB 17 : Sial Terus.
18 BAB 18 : Multiverse.
19 BAB 19 : Dorongan Adrenalin.
20 BAB 20 : Nasib Sial Lagi.
21 BAB 21 : Melawan Goblin.
22 BAB 22 : Tempat Misterius.
23 BAB 23 : Dua Rubah.
24 BAB 24 : Werewolf Betina.
25 BAB 25 : Berujung Kematian.
26 BAB 26 : Kedatangan Mereka.
27 BAB 27 : Di Dalam Bawah Laut.
28 BAB 28 : Gelang Ruang Penyimpanan.
29 BAB 29 : Dijadikan Budak.
30 BAB 30 : Tak Bisa Menyerang.
31 BAB 31 : Makan Malam Di Hutan.
32 BAB 32 : Mencuri.
33 BAB 33 : Ingin Lepas.
34 BAB 34 : Senyuman Maut.
35 BAB 35 : Sudah Tua.
36 BAB 36 : Belajar Lagi.
37 BAB 37 : Melawan Bandit Lagi.
38 BAB 38 : Bandit Yang Tangguh.
39 BAB 39 : Membeli Rumah.
40 BAB 40 : Tuan Muda Bangsawan.
41 BAB 41 : Sama Buruknya.
42 BAB 42 : Gangguan Di Jalan.
43 BAB 43 : Gadis Yang Ditakuti.
44 BAB 44 : Sihir Tanpa Rapalan.
45 BAB 45 : Bagian Terpenting.
46 BAB 46 : Diundang.
47 BAB 47 : Menghadap Sang Raja.
48 BAB 48 : Diragukan.
49 BAB 49 : Tidak Jadi.
50 BAB 50 : Semoga Aman.
51 BAB 51 : Cari Aman Dulu.
52 BAB 52 : Melawan Goblin Lagi.
53 BAB 53 : Teman Baru.
54 BAB 54 : Lagi-Lagi Ketemu Bandit.
55 BAB 55 : Kembali Ke Desa Kio.
56 BAB 56 : Hutan Terlarang.
57 BAB 57 : Gangguan Di Desa Kio.
58 BAB 58 : Sudah Berkembang.
59 BAB 59 : Pesta Malam.
60 BAB 60 : Oskar.
61 BAB 61 : Terbawa Serius.
62 BAB 62 : Pembicaraan.
63 BAB 63 : Luka Masa Lalu.
64 BAB 64 : Hancurnya Dantian.
65 BAB 65 : Rencana Perang.
66 BAB 66 : Mungkin Salah Orang.
67 BAB 67 : Semangat Balas Dendam.
68 BAB 68 : Memberi Tempat Tinggal.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
BAB 01 : Awal.
2
BAB 02 : Kembali Pulih.
3
BAB 03 : Dunia Lain ?
4
BAB 04 : Belum Menerima.
5
BAB 05 : Bertemu Bandit.
6
BAB 06 : Akademi ?
7
BAB 07 : Belajar Sihir.
8
BAB 08 : Tidak Bisa.
9
BAB 09 : Gadis Elf.
10
BAB 10 : Keistimewaan.
11
BAB 11 : Selesai Sudah.
12
BAB 12 : Barang Berharga.
13
BAB 13 : Kerasnya Dunia Lain.
14
BAB 14 : Jadi Petualang Saja.
15
BAB 15 : Ikut Party Petualang.
16
BAB 16 : Dikorbankan.
17
BAB 17 : Sial Terus.
18
BAB 18 : Multiverse.
19
BAB 19 : Dorongan Adrenalin.
20
BAB 20 : Nasib Sial Lagi.
21
BAB 21 : Melawan Goblin.
22
BAB 22 : Tempat Misterius.
23
BAB 23 : Dua Rubah.
24
BAB 24 : Werewolf Betina.
25
BAB 25 : Berujung Kematian.
26
BAB 26 : Kedatangan Mereka.
27
BAB 27 : Di Dalam Bawah Laut.
28
BAB 28 : Gelang Ruang Penyimpanan.
29
BAB 29 : Dijadikan Budak.
30
BAB 30 : Tak Bisa Menyerang.
31
BAB 31 : Makan Malam Di Hutan.
32
BAB 32 : Mencuri.
33
BAB 33 : Ingin Lepas.
34
BAB 34 : Senyuman Maut.
35
BAB 35 : Sudah Tua.
36
BAB 36 : Belajar Lagi.
37
BAB 37 : Melawan Bandit Lagi.
38
BAB 38 : Bandit Yang Tangguh.
39
BAB 39 : Membeli Rumah.
40
BAB 40 : Tuan Muda Bangsawan.
41
BAB 41 : Sama Buruknya.
42
BAB 42 : Gangguan Di Jalan.
43
BAB 43 : Gadis Yang Ditakuti.
44
BAB 44 : Sihir Tanpa Rapalan.
45
BAB 45 : Bagian Terpenting.
46
BAB 46 : Diundang.
47
BAB 47 : Menghadap Sang Raja.
48
BAB 48 : Diragukan.
49
BAB 49 : Tidak Jadi.
50
BAB 50 : Semoga Aman.
51
BAB 51 : Cari Aman Dulu.
52
BAB 52 : Melawan Goblin Lagi.
53
BAB 53 : Teman Baru.
54
BAB 54 : Lagi-Lagi Ketemu Bandit.
55
BAB 55 : Kembali Ke Desa Kio.
56
BAB 56 : Hutan Terlarang.
57
BAB 57 : Gangguan Di Desa Kio.
58
BAB 58 : Sudah Berkembang.
59
BAB 59 : Pesta Malam.
60
BAB 60 : Oskar.
61
BAB 61 : Terbawa Serius.
62
BAB 62 : Pembicaraan.
63
BAB 63 : Luka Masa Lalu.
64
BAB 64 : Hancurnya Dantian.
65
BAB 65 : Rencana Perang.
66
BAB 66 : Mungkin Salah Orang.
67
BAB 67 : Semangat Balas Dendam.
68
BAB 68 : Memberi Tempat Tinggal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!