Malam harinya Agra duduk di kamar, cahaya penerangan berwarna kuning sedikit redup, berasal dari lampu yang hanya 5 watt. Kamar dengan cat yang mulai kusam dan terkelupas, menambah kesan semakin redup suasana kamar.
Seusai dari mengaji di langgar ( mushola ) yang tak seberapa jauh dari rumahnya. Agra langsung menuju kamar, dipandangnya cake pemberian Tania, yang Agra taruh di atas sebuah toples bekas kaleng biskuit, ada perasaan enggan untuk memakannya. Karena ini adalah pemberi yang sangat spesial. Ingin terus menyimpannya sebagai pengobat rindu.
Ini pastinya manis, seperti senyuman manis Tania, pikir Agra. " Kue dari siapa Gra? Dari siang nenek liat kok nggak dimakan " Suara nenek yang tiba - tiba masuk membuyarkan semua pikiran tentang Tania. Ada sedikit gugup dan cemas dihati Agra.
" I-ini dari teman nek. " Jawab Agra gugup
" Teman? Perempuan apa laki laki Gra ? "Tanya nenek dengan mata yang menyelidik.
" Laki laki nek. " jawab Agra berbohong.
" Laki laki? Masa teman laki laki ngasihnya kue seperti itu? Terus itu juga kenapa dari tadi nenek lihat kamu pandangi terus itu kue? " Rupanya nenek Hasanah sebelum masuk kamar terlebih dahulu memperhatikan Agra dari luar.
Agra tidak menjawab dan malah terlihat gelisah karena tidak tahu lagi harus menjawab apa, dirinya belum berani jujur kalau kue itu memang dari seorang gadis.
" Itu pasti dari seorang gadis ya? " Kembali nenek Hasanah bertanya karena tidak ada jawaban dari Agra. dia pun semakin terlihat gelisah.
" Ya sudah kalau kamu malu untuk menjawab, nenek hanya berpesan, kalau bisa jangan kenal Gadis dulu, kamu bagaimana harus fokus belajar supaya kamu tidak terganggu pelajarannya. " karena tetap tidak ada jawaban nenek Hasanah berkata kembali sekaligus berpesan, selanjutnya nenek Hasanah mengelus rambut Agra dengan penuh kasih sayang.
" Sepertinya cucu nenek ini banyak yang naksir ya? " setelah mengucapkan kalimat itu nenek Agra langsung berlalu dari kamar Agra , karena tetap tidak ada jawaban darinya.
Agra langsung mengacak acak rambut tanda tidak enak hati sama nenek Hasanah. Agra pun merasa bahwa ini tak pantas terjadi, tapi hati kecil Agra tidak mampu menolak atau membohongi hatinya kalau sudah ada perasaan terhadap Tania. Usianya masih 15 tahun terlalu dini untuk mengenal apa itu cinta. Tapi bagaimana pun Agra tak mampu menepis semuanya.
Akhirnya Agra mencoba mencicipi Cake cokelat pemberian Tania, digigitnya pelan, manis legit yang saat tersirat di benak Agra. Manis seperti dimana melihat senyumnya Tania. Tidak berapa lama cake pun habis dilahapnya.
Setelah habis, lalu Agra beranjak ke ranjang yang hanya muat satu orang. Ranjang yang diatasnya menggunakan kasur kapuk ( kapas ). Setelah beberapa saat berusaha memejamkan mata akhir nya Agra pun tertidur lelap.
Keesokan harinya saat jam istirahat pertama, Agra memberanikan diri menuju kantin kelas 1, ditangannya sudah membawa sebuah kotak yang terbuat dari bahan plastik. Kotak kecil isi cake yang kemarin Tania berikan, niatnya untuk mengembalikan tempat makanan itu.
Saat memasuki lorong kelas 1 Agra menghentikan langkahnya, hendak memutar balik, dan hal itu Agra lakukan berulang ulang kali menandakan ada keraguan dihatinya karena rasa gugup, untuk menghampiri Tania dan mengembalikan kotak makanan itu.
" Agra? " Suara Siska tiba tiba sudah dari berada dibelakang Agra, yang merasa keheranan yang menyaksikan dari tadi sempat terlihat mundar mandir. Siska sempet melirik kotak makanan yang ada ditangan Agra.
" Ehmmm " Siska berdehem, menandakan ingin sedikit menggoda Agra, Siska akhir nya tau apa yang Agra akan lakukan, yaitu mengembalikan kotak makanan.
" Kamu mau mengembalikan kotak makanan Gra? " Siska menunjuk sebuah kotak makanan yang dipegang Agra.
" Iya " jawab Agra singkat
" Tania mana kemana? " Tiba tiba saja terdengar suara seorang gadis menyapanya dari belakang.
" Hai.. " Agra pun langsung menoleh kebelakang, disana sudah ada Tania yang melambaikan tangan kearahnya. Senyuman manis itu terukir kembali dihadapan dirinya.
" Ehmm, Tan aku ke toilet ya, Dadahhh... " Siska berlalu seraya melambaikan tangan. Belum sempat Tania mencegahnya siska sudah keburu dengan cepat.
" Aku mau mengembalikan tempat makanan, terima kasih ya cake nya manis, enak..." Agra berkata seraya tersenyum, lalu menyodorkan tempat makanan itu ke Tania, Tania membalas tersenyum seraya meraih kotak makanannya yang diberikan oleh Agra.
" Aku ke kelas dulu ya. " ujar nya pamit, terlihat Tania pun seperti gugup namun masih berusaha tersenyum. Lagi lagi senyum manis itu membuat Agra mabuk kepayang
" Aku juga mau ke kelas. "
" Dadaahh... "
" Dadaahh... " Agra membalas lambaian tangan tania, lalu membalikan badan seraya berjalan.
Hanya beberapa langkah Agra berjalan, dia membalikan badannya, apa yang terjadi? ternyata hal yang sama juga dilakukan oleh Tania, terlihat Tania tersenyum yang ditunjukan padanya, Agra membalas juga senyuman itu, yang pada akhirnya Agra kembali melangkah tanpa lagi menengok kebelakang, lagi pula pastinya Tania sudah masuk kedalam kelasnya, jantungnya suka berdebar tidak menentu, jika kebetulan berpapasan dengan Tania.
Hari hari pun terus berlalu dengan begitu cepat, tidak terasa sudah satu minggu dari perkenalannya dengan Tania. Benih benih cinta yang semakin tumbuh saja dihati Agra, membuatnya semakin gusar tak menentu, ingin rasa nya mengutarakan semua isi hatinya pada Tania, namun dia sendiri merasa sangat malu. Terlebih Tania adalah anak dari orang tua yang cukup berada, menurut kabar dari beberapa temannya yang tinggal diperumahan itu, kalau ayah Tania bekerja di BUMN dan punya jabatan cukup lumayan.
Pernah juga suatu hari Agra meminjam sepeda pada temannya untuk mencari rumahnya Tania. Setelah mencari sesuai petunjuk Tania beberapa waktu lalu, kalau rumahnya berada digang ketiga dari gapura perumahan atau sesudah mesjid, setelah masuk digang ketiga, rumahnya Tania paling pojok sebelah kanan dan agra melihat rumahnya cukup besar berlantai 2. Itulah kenapa membuat Agra merasa semakin malu dan tidak percaya diri.
Disisi lain senyuman manis Tania yang selalu menghias dipelupuk mata, semakin saja menyiksanya. Dan bukan saja Agra yang tengah dilanda kasmaran, Tania pun tengah merasakan hal yang sama, bisa terlihat dari gerak gerik ketika bertemu Agra, senyuman yang manis yang menurut Agra itu senyuman yang sangat special yang diberikan.
Rasa dilema akan segala hal itulah yang membuat pikiran Agra sendiri berperang, mungkin ini bisa dibilang benar ucapan neneknya, kalau hal ini akan mengganggu konsentrasi dalam belajar, apakah mungkin harus menjauh saja dari Tania? atau secepatnya mengungkapkan isi hatinya? lalu Tania menerima dan mereka resmi berpacaran, semua itu menjadi sebuah dilema hatinya, baiknya mundur atau maju sekalian.
Karena jangankan berpacaran, untuk sebatas dekat saja Agra kadang selalu berpikir dua kali, karena memang belum pernah punya hubungan dengan seorang gadis, yang disebut pacaran, kalau satu tahu lalu dengan gadis bernama Maya, Agra hanya sebatas dekat, itu pun kadang Agra sendiri suka membatasi jarak, walau Agra juga suka sama Maya, terlebih Maya yang sangat berharap Agra mengungkapkan isi hatinya.
Apa mungkin ini akan sama halnya dengan Maya, tidak ada kepastian yang akhirnya, Agra tidak akan mengungkapkan cintanya pada Tania? Untuk saat ini Agra sendiri sedang berperang melawan berbagai macam rasa dihatinya, belum lagi rasa kurang percaya dirinya itu.
Agra selalu membayangkan, pacaran itu nanti harus bagaimana? Bagaimana kalau suatu saat Tania ingin main kerumahnya, atau ingin tau rumahnya? Dan sesudah tau kenyataan rumahnya, ternyata membuat Tania menjadi hilang rasa dan menjauh darinya, yang kesemua itu hanya pikiran negatif Agra saja.
Dan kesemuanya itu terus berperang dipikiran Agra, karena itulah Agra belum ada keberanian untuk mengutarakan isi hatinya. Yadi sebagai sahabat yang cukup dekat dengannya selalu memberikan dukungan, yang memang Yadi menyadari kalau dari dirinya lah Agra jadinya merasa jatuh cinta pada Tania.
Tumbuh nya rasa suka diusia yang masih sangat muda adalah hal yang penuh dengan pembawaan perasaan. karena kedewasaan saat itu belum sepenuhnya ada, hanya rasa senang sekaligus gugup jika bertemu, saling merindukan namun malu mengutarakan. Dan tak jarang membawa logika didalamnya, semua hanya terbawa perasaan namun terlihat sangat manis.
Lalu apa perjalanan kisah Agra dan Tania akan sampai pada hubungan yang bukan hanya sekedar teman? mengungkapkan isi hatinya, kalau itu memang terjadi, sejarah pertama dalam hidup Agra mempunyai seorang pacar, atau dia sendiri akan terus berdiam diri, membawa perasaannya sendiri yang tidak kunjung diungkapkan? Seperti sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Ellan Marco
bagus ini
2024-11-17
1
Rudy Koswara
ceritanya asyik juga
2024-11-01
1
Adrian Pangestu
lanjut
2024-11-01
1