Bukan Play Boy

Embun pagi menyapa dedaunan, nampak seperti butiran mutiara. Indah, dibalut dengan nuansa pagi yang terasa sejuk. Matahari di timur sana dengan perkasanya mulai menampakan diri memberi cahaya diseluruh alam dunia. Suara burung yang juga tak ingin merasa kalah memberikan nuansa lagu alam yang indah dipagi ini. Dibarat sana tinggi terjulang berbentuk seperti kerucut besar terbalut warna biru. Iya, itu adalah gunung Ciremai.

Gunung yang katanya adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.  Gunung yang di apit diantara 2 kabupaten yaitu kabupaten Kuningan dan kabupaten majalengka diprovinsi Jawa barat. Nuansa asri semakin tercipta, dibalut hawa sejuk pegunungan. Terdengar sesekali suara kaki kuda dari sebuah delman yang ditarik, disana ada sekitar 6 orang termasuk kusir, dua didepan dan dua laginya di kanan kiri bangku yang saling berhadapan.

Ada juga satu delman yang bawa syarat muatan, ada sekitar 8 orang termasuk kusir, satu di antara nya nekad menumpang secara berdiri, hanya kaki yang berpijak di tumpuan besi dengan tubuh sedikit tersandar di lekuk kayu delman bagian belakang. ada 1 anak kecil yang setengah di pangku oleh ibunya. Sehingga delman seperti doyong kebelakang karena beban muatan.

Akan tetapi kuda tetap lah kuda sepenuh - penuhnya muatan delman, kuda akan mampu menariknya dan delman masih mampu berjalan walau pelan.

Semalaman Agra tidak bisa tidur karena tak hentinya memikirkan perkenalan dengan Tania sewaktu kemarin saat mereka pulang sekolah bersama-sama. Setiap langkah dan peristiwa saat kedua berjalan bersama, melekat erat dipikirannya, yang terkadang Agra terlihat  senyum-senyum sendiri. Iya Agra pastinya lagi merasakan jatuh cinta. Cinta yang berbeda dari sebelumnya.

Sebenarnya Tania bukanlah cinta pertama Agra, ketika Agra masih duduk di bangku kelas satu  dia memiliki rasa  tertarik dengan seorang gadis, gadis itu bernama Windi. Gadis berambut panjang sepinggang yang selalu diikat. Tapi itulah Agra hanya mampu menganggumi dari kejauhan, tanpa berani mendekati. Gadis cinta pertama nya Agra.

Sampai Agra sekarang duduk di bangku kelas 3 tak kunjung mendekati Windi. yang akhirnya Agra menjauh dengan sendirinya. Di saat Agra kelas dua pun, banyak Gadis gadis yang mengagumi Agra sampai ada 3 gadis secara bersamaan memberikan surat yang inti dari surat itu Agra disuruh memilih diantara ketiganya, tiga gadis itu bernama Sri, Ira dan Laras.

Saat itu Agra hanya menerima surat itu tanpa menjawab apapun, sampai ditunggu oleh mereka Agra sama sekali tidak apa pun, apa lagi untuk menentukan pilihan.

Karena memang bingung mau memilih siapa, pikir Agra,  takut juga kalau ada merasa sakit hatinya. Yang pada akhir mereka bertiga marah besar karena merasa tidak dihargai.

Selain itu bukan Agra  tidak menghargai mereka, tapi sifat minder Agra, walau terlihat tampan yang sebenarnya bisa saja menjadi seorang Play boy. Tapi tidak dengan Agra, rasa mindernya itu yang tidak menjadikannya seorang yang play boy. walau kebanyakan yang lain memberi cap dirinya seperti itu, hanya karena banyaknya gadis yang naksir dan  mendekat.

Ada juga seorang Gadis bernama Maya yang sebenarnya Agra menyukai nya begitu juga dengan Maya yang menyukai Agra. Masih saat itu Agra duduk dibangku kelas dua. Mereka Hanya jalan berdua dan mengobrol berdua saja sama sekali tidak pernah mereka jadian. Yang akhirnya mereka saling berjauhan tanpa sebab.

Mungkin saja Maya berharap Agra mengutarakan cintanya, tapi tak kunjung terucap Agra, walau Agra sendiri menyukai Maya. Jadinya Maya mulai menjauh dari Agra. Tapi Agra suka merasa cemburu kalau ada yang mendekati maya. Atau melihat maya tengah jalan berdua dengan laki - laki lain. Dan sampai suatu saat  dimana  Agra  terbiasa kembali perasaanya terhadap Maya seperti sebelum saling mengenal.

Agra sebenarnya orang yang setia dan perhatian ketika dia suka terhadap gadis walau tak pernah sampai pacaran. Agra tidak pernah mendekati gadis lain. Aneh memang cerita cinta Agra ini. Karena mungkin rasa minder itu yang kadang Agra cukup membatasi, hanya sebatas suka dan menyukai. Agra merasa malu dengan keadaannya.

Agra menelungkup kedua tangan diatas meja, dan wajah nya diletakan diatas tangan yang tertelungkup. Hanya mengusir rasa ngantuk dan pusing karena semalaman kurang tidur. Pagi itu sebelum dimulai mata pelajaran.

" Selamat pagi anak-anak ...!! " Lantang terdengar suara dari balik pintu yang perlahan muncul dan berjalan ke meja guru. suara itu adalah suara pak Gurdi guru fisika. Yadi mengoyang-goyangkan tubuh Agra.

" Hhmm .. " Agra mengangkat badannya, masih dengan  memposisikan matanya yang terpejam

" Agra kamu ngantuk ? Cuci muka sana..!!! "Lantang terdengar suara pak Gurdi yang melihat ke posisi Agra duduk, yang terlihat masih memejamkan mata . " Baik pak " Agra pun bangkit melangkah menuju keluar yang hendak mencuci muka di kamar mandi dekat lab yang didepannya lorong menuju kelas satu.

Setelah mencuci muka Agra tidak lantas menuju kelas. Dia tertegun di antara ujung lab yang dihadapannya itu lorong menuju kelas satu, terbesit keinginan untuk kekantin yang berada disana, yang didepannya adalah kelasnya Tania. Tadi pagi saat melintas lorong kelas Tania, Arga tidak melihat Tania dibangkunya. Mungkin sedang ketoilet atau kemana karena pasti jam segitu Tania sudah datang.

Setelah berpikir panjang akhirnya Agra mengurungkan niatnya, dan melangkah menuju kelasnya kembali. Sesampai Agra dikelas pak Gurdi terlihat sedang menulis disebuah papan tulis didepannya,

" Lama sekali kamu Agra...!? " Pak Gurdi menoleh ke arah Agra dan menghentikan aksinya  menulis dipapan tulis.

" Tadi sekalian buang air kecil pak..." Jawab singkat Agra yang lalu berjalan menuju bangkunya yang disana ada juga Yadi tengah melihat Arga heran karena lumayan lama ke kamar mandi hanya sekedar mencuci muka.

" Kemana dulu kamu? " Tanya Yadi setengah berbisik ketika Agra sudah duduk dibangku sebelahnya. Agra hanya mengacungkan telunjuk didepan bibirnya.  seketika Yadi pun diam dan sama-sama kembali menyimak pak Gurdi sedang menerangkan apa yang ditulis di papan tulis tadi.

Istirahat pertama Agra dan Yadi berada di kantin kelas tiga. Sebenarnnya yang ada didalam pikiran Agra saat itu adalah ingin ke kantin kelas satu, tapi ada rasa segan dan malu, terkesan seperti biasa biasa dan wajar yang walau dihati sebenarnya ingin berada disana. Iya itulah Agra kadang suka terlihat cuek. Walau dihatinya berkata lain, apalagi kalau sudah datang kurang percaya dirinya.

"Kamu nggak ingin kekantin kelas satu Gra? " Tanya Yadi sambil membuka kulit kuaci dengan giginya, mengunyah isinya dan membuang kulitnya dengan  jauh.

Agra hanya menggeleng.

" Pasti dia sedang sedang nunggu kamu Gra. "

" Nanti saja istirahat kedua, yad. " Agra berucap seraya mengambil tahu isi didepannya, setelah tahu isi ditangan kirinya, tangan kanan meraih saus yang ada dibotol dan membubuhi ke tahu isi tak lama Agra langsung menyantapnya.

" Jangan terlalu acuh Gra atau masih saja kurang percaya diri, Tania itu gadis yang berbeda yang aku liat, dia itu gadis langka."

" Memangnya Tania satwa, dibilang langka... " Agra terlihat sedikit tidak terima saat Yadi menjuluki Tania dengan sebutan itu.

" Jangan salah sangka dulu Gra, maksudku langka itu. Dibandingkan gadis yang ada di sekolah ini seperti nya Tania itu lebih Perfect, yah kalau body memang jangkis ( istilah jangkung ipis ). "

" Hai.. " suara lembut dari suara gadis tiba-tiba terdengar, mereka berdua mengenai suara itu. Tania ucap Agra didalam hati.

Keduanya pun lalu menoleh dan benar saja didepannya sudah ada Tania tengah berdiri membawa kotak kecil seperti didalamnya itu makanan. Dan belakangnya ada Siska

" Ini buat kamu. " Ucap Tania sambil tersenyum dan membalikan badan, sebelum Agra sempat  mengucapkan terima kasih Tania sudah buru buru berlalu pergi.

Agra lalu membuka kotak makanan kecil tangannya, dan tampak sebuah cake cokelat diatas nya ada buah Berry.

" Kalau kamu nggak mau sini buatku aja " Yadi mengulurkan tangan, tanda ingin merebut makanan itu. Dengan reflek Arga buru - buru memindah posisikan kotak makanan itu kebalik badannya.

" Jangan dong "

Ya sudah, jangan dimakan biar awet Gra, bila perlu kasih air keras terus dipajang di meja. "

" Ngaco.... "

Agra kembali memandang cake itu, seumur-umur ada gadis yang memberikan cake atau sesuatu yang menurut Arga itu berkesan.

Duh Agra sepertinya makin jatuh cinta pastinya sama Tania. Tapi berani tidak ya dia menyatakan rasa sukanya itu?

Terpopuler

Comments

Ahmad Fauzi

Ahmad Fauzi

setiap bab pasti seru ini

2024-11-01

1

mahesa Prasetyo

mahesa Prasetyo

Iya kita kadang suka malu sama keadaan, itu wajar

2024-11-17

1

. M. Harris saputra

. M. Harris saputra

kata kata yg keren thor👍

2024-11-17

1

lihat semua
Episodes
1 Putih Biru
2 Tania
3 Pemalu
4 Bukan Play Boy
5 Seutas Senyuman
6 Sambil Bekerja
7 Belum Cukup Umur
8 Bukan Tidak Suka
9 Tamu Dari Jakarta
10 Mendatangi Ke Sekolah
11 Ada Apa Dengan Vina
12 POV Vina
13 Cemburu?
14 Kalau Suka Bilang
15 Ujian Hati Agra
16 Anak Santri?
17 POV Agra
18 Ujian Hati 2
19 Jawaban Dari Surat
20 POV Tania
21 Vina Menyatakan Cinta
22 Menyatakan Cinta
23 Pacar Pertama
24 Pembicaraan Serius
25 Harapan Vina
26 Sebuah Hasutan
27 Perasaan Serba Salah
28 Sakit
29 Kelucuan
30 Ijinkan Aku Hanya Dengan Satu Gadis
31 POV Maya
32 Sebuah Lagu
33 Sekolah Lagi
34 Apa Aku Salah?
35 Perubahan Sikap Agra
36 Akhirnya Yang Ditakutkan Terjadi
37 Komunikasi Itu Penting
38 Kedatangan Sosok Ibu
39 Tidak Punya Rasa Benci
40 Pamit
41 Masih Berharap
42 Ada Perkara Lain?
43 Menuju Pengalaman Baru
44 Romantika
45 Permintaan Vina
46 Oh Ternyata...
47 Loyalty Is Always Tested
48 Pekerjaan Baru
49 Karakter Bos
50 Vina Kerja?
51 Pengalaman Pertama Vina
52 Difitnah?
53 Konflik
54 Belajar Kuat, Belajar Sabar
55 Teman Curhat
56 Kandas
57 Nenek Pahlawanku
58 Agra Berubah?
59 Jika Cinta Sudah Terlanjur Ada
60 Mungkin
61 Terima Kasih Tania
62 Siapa Kakek itu?
63 Abah Sayuti
64 Vina Hilang
65 Ketulusan Yang Berseberangan
66 Kerumah Abah Sayuti
67 Nasehat Abah Sayuti
68 Kehilangan?
69 Saudara Yadi
70 Keegoisan Erick
71 Hatinya Sudah Beku
72 Gadis Bar Bar
73 Tidak Ada Bahasan Lain
74 Ya Sudahlah
75 Ketahuan?
76 Bella VS Vina
77 My Feel Your Feel
78 Mulai Berteman
79 Kekhawatiran
80 Nasehat
81 Say To Goodbye
82 Why Are U Crying?
83 Ucapan Abah Sayuti, Nyata
84 Perpisahan
85 Perubahan Seorang Agra
86 Penjaga Parkiran Di Cafe
87 Dunia Malam
88 Kesiangan
89 Tanda Tanya
90 Ternyata...
91 Bertekad
92 Still About U
93 Silsilah Keluarga dan Rumah
94 Curhatan Dessy
95 Berusaha Menasehati
96 Dessy Kabur
97 Ada 15 Wanita
98 Menjaga Mata Itu Tidak Mudah
99 Keinginan Mereka Yang sebenarnya
100 Terakhir Kerja
101 Surat Dari Vina
102 Komunikasi Dengan Vina Lagi
103 Tentang Cinta, Tentang Cita Cita
104 Semua Tidak Sesuai Harapan
105 Putih Abu Abu
106 Di Cap Sombong
107 Air Doa
108 Gejolak Kawula Muda
109 Pekerjaan Baru
110 Masuk OSIS
111 Pelantikan OSIS
112 Bertemu Vina Lagi
113 Masih Ada Pembahasan Yang Sama
114 Baru Cerita Jujur
115 Mengharu Biru
116 Ini Memalukan
117 Kumpul Kembali
118 Sebuah Gambaran
119 Ikhlas Adalah Kuncinya
120 Pamit
121 Kartu Ucapan
122 Drama Tidak Berkesudahan
123 Si Minder VS Si Ramah.
124 Gadis Pemalu?
125 Bertemu Dessy Kembali
126 Cerita Dessy
127 Berkelahi?
128 Damai
129 Siapa Sarah Sebenarnya?
130 Gaul Boleh, Nakal Jangan
131 Bertemu
132 Terungkap
133 Cerita Sarah
134 Memutuskan Masuk Pesantren
135 Good Luck Sarah
136 Petuah Sepuh
137 Pertanyaan Yang Terlupakan
138 Serba Serbi Sifat Teman
139 Kamu... Nggak Peka!!!
140 Masih Tidak Mempunyai Feel
141 Kembang Desa
142 Circle Antah Berantah
143 Mereka Aslinya Baik
144 Drama Itu Lagi
145 Vina Kesekolah Agra?
146 Melepaskan Dengan Ikhlas
147 Bicara Hati Ke Hati
148 Keikhlasan
149 Mengubah Jalan Pikiran.
150 Seiring Waktu
151 Masih Tentang Dia
152 Membicarakan Niatnya
153 Pertama Kalinya
154 Aku Memang Bodoh
155 Obrolan Bermutu
156 Yang Diharapkan datang
157 Berpamitan
158 Go To Jakarta
159 Beda Adat
160 POV Vina
161 Akhir Cerita
162 Selesai
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Putih Biru
2
Tania
3
Pemalu
4
Bukan Play Boy
5
Seutas Senyuman
6
Sambil Bekerja
7
Belum Cukup Umur
8
Bukan Tidak Suka
9
Tamu Dari Jakarta
10
Mendatangi Ke Sekolah
11
Ada Apa Dengan Vina
12
POV Vina
13
Cemburu?
14
Kalau Suka Bilang
15
Ujian Hati Agra
16
Anak Santri?
17
POV Agra
18
Ujian Hati 2
19
Jawaban Dari Surat
20
POV Tania
21
Vina Menyatakan Cinta
22
Menyatakan Cinta
23
Pacar Pertama
24
Pembicaraan Serius
25
Harapan Vina
26
Sebuah Hasutan
27
Perasaan Serba Salah
28
Sakit
29
Kelucuan
30
Ijinkan Aku Hanya Dengan Satu Gadis
31
POV Maya
32
Sebuah Lagu
33
Sekolah Lagi
34
Apa Aku Salah?
35
Perubahan Sikap Agra
36
Akhirnya Yang Ditakutkan Terjadi
37
Komunikasi Itu Penting
38
Kedatangan Sosok Ibu
39
Tidak Punya Rasa Benci
40
Pamit
41
Masih Berharap
42
Ada Perkara Lain?
43
Menuju Pengalaman Baru
44
Romantika
45
Permintaan Vina
46
Oh Ternyata...
47
Loyalty Is Always Tested
48
Pekerjaan Baru
49
Karakter Bos
50
Vina Kerja?
51
Pengalaman Pertama Vina
52
Difitnah?
53
Konflik
54
Belajar Kuat, Belajar Sabar
55
Teman Curhat
56
Kandas
57
Nenek Pahlawanku
58
Agra Berubah?
59
Jika Cinta Sudah Terlanjur Ada
60
Mungkin
61
Terima Kasih Tania
62
Siapa Kakek itu?
63
Abah Sayuti
64
Vina Hilang
65
Ketulusan Yang Berseberangan
66
Kerumah Abah Sayuti
67
Nasehat Abah Sayuti
68
Kehilangan?
69
Saudara Yadi
70
Keegoisan Erick
71
Hatinya Sudah Beku
72
Gadis Bar Bar
73
Tidak Ada Bahasan Lain
74
Ya Sudahlah
75
Ketahuan?
76
Bella VS Vina
77
My Feel Your Feel
78
Mulai Berteman
79
Kekhawatiran
80
Nasehat
81
Say To Goodbye
82
Why Are U Crying?
83
Ucapan Abah Sayuti, Nyata
84
Perpisahan
85
Perubahan Seorang Agra
86
Penjaga Parkiran Di Cafe
87
Dunia Malam
88
Kesiangan
89
Tanda Tanya
90
Ternyata...
91
Bertekad
92
Still About U
93
Silsilah Keluarga dan Rumah
94
Curhatan Dessy
95
Berusaha Menasehati
96
Dessy Kabur
97
Ada 15 Wanita
98
Menjaga Mata Itu Tidak Mudah
99
Keinginan Mereka Yang sebenarnya
100
Terakhir Kerja
101
Surat Dari Vina
102
Komunikasi Dengan Vina Lagi
103
Tentang Cinta, Tentang Cita Cita
104
Semua Tidak Sesuai Harapan
105
Putih Abu Abu
106
Di Cap Sombong
107
Air Doa
108
Gejolak Kawula Muda
109
Pekerjaan Baru
110
Masuk OSIS
111
Pelantikan OSIS
112
Bertemu Vina Lagi
113
Masih Ada Pembahasan Yang Sama
114
Baru Cerita Jujur
115
Mengharu Biru
116
Ini Memalukan
117
Kumpul Kembali
118
Sebuah Gambaran
119
Ikhlas Adalah Kuncinya
120
Pamit
121
Kartu Ucapan
122
Drama Tidak Berkesudahan
123
Si Minder VS Si Ramah.
124
Gadis Pemalu?
125
Bertemu Dessy Kembali
126
Cerita Dessy
127
Berkelahi?
128
Damai
129
Siapa Sarah Sebenarnya?
130
Gaul Boleh, Nakal Jangan
131
Bertemu
132
Terungkap
133
Cerita Sarah
134
Memutuskan Masuk Pesantren
135
Good Luck Sarah
136
Petuah Sepuh
137
Pertanyaan Yang Terlupakan
138
Serba Serbi Sifat Teman
139
Kamu... Nggak Peka!!!
140
Masih Tidak Mempunyai Feel
141
Kembang Desa
142
Circle Antah Berantah
143
Mereka Aslinya Baik
144
Drama Itu Lagi
145
Vina Kesekolah Agra?
146
Melepaskan Dengan Ikhlas
147
Bicara Hati Ke Hati
148
Keikhlasan
149
Mengubah Jalan Pikiran.
150
Seiring Waktu
151
Masih Tentang Dia
152
Membicarakan Niatnya
153
Pertama Kalinya
154
Aku Memang Bodoh
155
Obrolan Bermutu
156
Yang Diharapkan datang
157
Berpamitan
158
Go To Jakarta
159
Beda Adat
160
POV Vina
161
Akhir Cerita
162
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!