Tania

Tepat jam 6 pagi, Agra sudah berangkat dengan berjalan kaki menuju sekolah, jarak tempuh tiba disekolah kurang 20 menit dengan berjalan kaki. Ada dari sebagian yang memilih berkendara angkutan umum berjenis delman, mungkin ada uang saku lebih dari orang tuanya atau menghindari bau keringat karena harus berjalan yang cukup jauh kurang lebih 1 km. 

Ada juga yang menggunakan angkutan desa lalu mereka turun di pertigaan jalan raya, selanjutnya meneruskan ke sekolah dengan berjalan kaki, yang dimana orang orang disana selalu menyebut pengkolan pangkalan ojeg.

Pada saat itu sangat jarang yang menggunakan motor pribadi. Mungkin untuk dapat 1 unit motor tidak semudah jaman sekarang.

Agra terus berjalan, saat tiba di belokan dengan jalan kayu kecil, dibawah jalan kayu kecil itu ada aliran kali kecil. Kira kira 200 meter sebelum ujung pertigaan jalan raya Agra pun belok, dia dan juga beberapa yang  lainnya lebih suka mengambil jalan memotong, disamping lebih cepat, juga jalannya sangat teduh dan lebih cepat.

Disaat 100 meter lagi menuju jalan raya terlihat gadis dan 1 temannya yang tidak asing bagi Agra, walau baru bertemu dengannya 2 kalinya.

Agra seolah olah seperti sudah mengenainya sudah sangat lama, mungkin ingatannya tentang gadis itu sudah menjadi satu dengan pikirannya, karena setelahnya bertemu gadis itu, tumbuh perasaan yang dulu memang pernah ada, namun tidak sebesar sekarang ini.

Gadis itu tidak lain adalah Tania dan 1 teman nya yang tempo hari terlihat bersamanya. Ada rasa gugup yang Agra rasakan saat ini, walau dihatinya saat ini juga berusaha ingin mendekat dan memang semenjak kemarin sepulangnya sekolah dia berusaha mencari cari Tania.

Saat berjarak kurang lebih 50 meter, Tania seperti sadar kalau dibelakangnya ada seseorang yang memperhatikannya, dia pun lalu menoleh kearah dimana posisi Agra tepat berada dibelakangnya, namun bukannya melempar senyum, Agra malah secepat kilat menyembunyikan dirinya dibalik tembok yang memang tidak jauh dari posisi dia berdiri.

"Aduh kenapa ini, berasa gugup begini, bodoh, bodoh bukannya kemarin kamu mencari dia Gra,? sudah didepan mata malah menghindar " batin Agra bermonolog dan mengutuk dirinya sendiri.

Setelah beberapa saat bersembunyi Agra pelan pelan keluar dari balik tembok yang digunakan olehnya untuk bersembunyi, akan tetapi saat itu Agra sudah tidak melihat lagi Tania bersama temannya.

" Kemana mereka? " Tanya dalam batinnya. Ada sedikit menyesal dihatinya kenapa tadi tidak menghampiri saja mereka, lalu berkenalan, apa ini yang dinamakan cinta monyet, yang orang banyak bilang aku suka dia suka padahal hati seringan merasa deg-degan dan merasa malu.

Akhirnya Agra melanjutkan langkahnya dan tak lama kemudian sampai juga dia digerbang sekolahnya. Tapi sepanjang jalan dari dia bertemu Tania lalu bersembunyi, saat itu tidak lagi melihat tania. dia melihat kebelakang hasilnya sama Tania tidak terlihat juga disana, Agra sudah tak lagi menemukan Tania setelah itu.

Hilang dalam sekejap seperti ditelan bumi. Apa tadi hanya bayangan ilusi saja. Tapi kalau ilusi semua seperti terlihat jelas. Terus saja pikiran Agra dengan banyak pertanyaan diotak.

Padahal kalau saja tadi dia berani menghampiri Tania dan tidak bersembunyi dia tidak akan kehilangan jejak Tania bersama temannya itu.

Iya tapi hal ini tidak semudah bagi seorang Agra yang memang sudah pembawaan kurang percaya dirinya, ditambah sekarang ada perasaan gugup, perasaan suka namun bercampur aduk dengan rasa gugup dan kurang percaya diri semua jadi satu.

" Haduhh hampir saja aku kesiangan untungnya ketemu Aris jadi bareng dia deh..." Tiba tiba saja Yadi sudah berada disamping Agra, berjalan yang berusaha mengimbangi langkah Agra.

Aris memang selalu membawa motor ayahnya yang seorang pegawai negeri ke sekolahan. Iya jaman dulu motor kantor orang tuanya bisa digunakan secara pribadi oleh anaknya. Untuk jaman sekarang mungkin nggak kali yaaa.

Motor inventaris dari pemerintah yang hanya digunakan operasional dalam bekerja termasuk pulang dan pergi menuju kantor.

" Tadi aku ketemu Tania yad, tapi setelah itu nggak tau dia kemana.. " tiba-tiba Agra bercerita seperti itu tanpa menanggapi cerita Yadi yang berangkat bersama Aris.

" Maksudnya nggak dia kemana eh gimana sih maksudnya? " Tanya Yadi heran dengan ucapan Agra, dimana dia sendiri bingung dengan ucapannya

" Iya tadi kan aku ketemu Tania dijalan yang biasa kalau kita potong jalan, tapi pas saat Tania lagi mau menyeberang jalan. " Agra kembali memperjelas maksud dari ucapannya.

" Teruss...? " Yadi menoleh kearah Agra, mereka masih meneruskan langkahnya menuju kelas

" Terus sebelum menyebrang jalan kan dia menengok kebelakang, kebetulan ada tembok rumah, terus aku langsung bersembunyi, seperti ada perasaan gugup saja tiba tiba, setelah itu pas aku mau lihat kembali Tania, dia sudah nggak ada. "  Ujar Agra menerangkan senyatanya.

" Bodoh, bodoh sekali temanku yang satu ini, kenapa nggak kamu samperin, terus ajak dia kenalan.. " ujar Yadi yang terlihat gemas setelah mendengar cerita dari Agra.

" Nggak tau kenapa, tiba tiba gugup aja, itu perkaranya. "

" Oke, bentar, tiga kelas lagi setelah ini kan kelasnya Tania. " Yadi mengalihkan pembicaraan, ketika mereka  sudah masuk lorong kelas satu.

Agra yang memang sudah menyadari dari tadi, tahu kalau dia akan melewati kelas Tania yang memang sedang merasakan gugup, ditambah lagi ada penuturan Yadi yang seperti itu, jadi bertambah lah rasa gugupnya.

Apa memang istimewanya Tania ini, kalau digambarkan sosok Tania itu tinggi hampir setara dengan Agra walau masih kelas 1 SMP, gadis berkulit putih, rambut hitam lurus dan panjang, walau dia sendiri dari dulu memang sudah banyak gadis yang berusaha mendekatinya, bisa dibilang semua cantik cantik, tapi tidak tahu kenapa dengan Tania dia tiba tiba punya perasaan bisa dibilang getarannya lebih besar.

Ketika berada satu kelas lagi sebelum kelasnya Tania, Agra mencoba melihat kearah jendela, yang Agra sangat yakin gadis yang masih terlihat samar dibalik jendela kelas itu adalah Tania.

Dan benar saja saat berada dipintu masuk kelas Tania, terlihat dia yang sedang sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas miliknya, yang dimana sejurus dengan Agra tengah melihat kearahnya, Tania pun yang sedang mengeluarkan buku mendongakan kepalanya.

Dan sepersekian detik pandangan mereka pun saling menatap satu sama lain, lalu pada akhirnya keduanya perlahan menunduk malu, namun begitu mereka sempat saling melemparkan senyuman.

Ada timbul niat Yadi seketika sudah saatnya mereka bisa berkenalan, dengan cepat memberikan tanda ke Tania dengan menelungkupkan kedua telapak tangannya, sejurus dengan itu lalu menunjuk kearah Agra, yang mengisyaratkan bahwa Agra ingin berkenalan dengannya.

Tania yang melihat isyarat itu, hanya menggerakkan bibir membentuk kalimat  " pulang nya saja " tanpa bersuara. Yadi membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan jempol saling bertemu di ujungnya, yang menandakan setuju dengan ucapan Tania.

" Itu sudah aku bantuin ya. " Ujar Yadi sambil sedikit menyenggol lengan Agra dengan tubuhnya, sampai tubuhnya sedikit doyong, tapi dengan kembali tegak dan meneruskan langkahnya diiringi oleh Yadi menuju kelas mereka. Tidak ada respon dari Agra, selain dirinya merasa belum siap untuk berkenalan dengan gadis itu.

" Kalau memang suka, jangan terlalu lama bergerak Gra, jangan buat orang menanti terlalu lama ujung seperti Maya, nggak jelaskan sampai sekarang? " Yadi masih memprovokasi pikiran Agra, dia ingin mengubah pemikiran Agra jika sebenarnya dia pun layak untuk disukai dan mempunyai hubungan dengan seorang gadis, walau dibilang masa remaja itu hanya sekedar cinta monyet.

" Iya.. Iya.. " Ucap Agra dengan raut muka yang terlihat masih bingung, kemudian Agra menaruh tasnya di atas meja, kemudian dia pun duduk di bangkunya disusul dengan Yadi yang duduk bangku sebelahnya, ada perasaan bingung pada dirinya, melihat segala kondisinya, antara memang suka dengan Tania.

Yadi menyadari kalau Agra mulai menyukai Tania, tapi banyak hal yang dipertimbangkan oleh diri Agra dengan segala kondisinya yang banyak sekali kekurangan, bagaimana pun sebagai teman harus bisa support semaksimal mungkin, agar Agra sendiri menghilangkan rasa kurang percaya dirinya.

Di jam istirahat pertama yang hampir mendekati jam masuk kelas. Kira-kira 15 menit lagi masa jam waktu istirahat pertama berakhir, Yadi mengajak Agra ke kantin depan kelas dimana Tania duduk disisi jendela kelas. Seperti sebuah judul lagu dari Iwan fals.

" Bik, permen dua ya..." Yadi mengambil 2 buah permen didalam sebuah toples, sesampainya didalam kelas, karena merasa tidak enak kalau sekedar duduk tapi tidak jajan apa-apa.

Agra sepintas melihat kearah jendela kelas Tania, dimana Tania memang sudah mengetahui kalau ada dia dikantin itu, yang Agra melihat kearah jendela Tania memang tengah melihat kearah nya.

Memang sengaja itu tujuannya Yadi mengajak Agra ke kantin kelas satu, walau tadi sebenarnya sudah jajan dikantin kelas tiga.

" Bagi satu sini. " Agra mengulurkan tangannya, tanpa berkata apapun, Yadi memberikan permen yang dipinta oleh Agra. Entah kenapa tiba tiba saja Agra ingin memberikan sebuah kejutan yang tak pernah terpikir sebelumnya, bahkan oleh Yadi sendiri..

Lalu Agra membuka bungkusan permen yang berada diujung tangkai, lalu setelah permen itu terbuka, Agra malah mematahkan ujung, dimana patahan yang masih terdapat permen lalu dia masukan kedalam mulutnya.

" Mau diapain Gra? " Yadi merasa aneh dengan apa yang dilakukan oleh Agra.

Tidak ada respon ucapan dari Yadi, Agra hanya mencabut pulpen yang berada di kantongnya, dimana dia biasa menyelipkan disana dan mencari sesuatu didekat kaleng tempat uang milik Bik Marnia.

" Bik tidak ada kertas kosong ya? Aku minta sedikit bik. " ucap Yadi seraya menghampiri bik Marnia.

Setelah Agra mendapatkan potongan kertas kecil, dia lalu menulis sesuatu disana, setelah menulis di kertas itu, Agra terlihat meremas remas kertas itu hingga membentuk seperti bola kecil, percis sama bentuknya dengan permen yang sekarang berada di mulutnya.

Agra meletakan kertas yang sudah berbentuk seperti bola, diujung tangkai bekas permen tadi, lalu  membungkusnya dengan bekas plastik pembungkus permen tadi, jadi sekarang terlihat seperti ada isi didalamnya.

" Bik nanti minta tolong ini berikan ini ke gadis yang duduk didekat jendela itu ya. " Agra berucap setengah berbisik sambil tangan menunjuk ke arah jendela itu.

Tania sendiri saat itu terlihat sedang asyik menulis, jadi saat Agra menunjuk tangan kearah Tania, Tania tidak mengetahui hal itu.

" Sip Gra, kamu taruh saja ditempat permen tadi, nanti kalau dia ke kantin bibik suruh ambil sendiri ya.. " ujar bik Marnia seraya menepuk pundak Agra yang tinggi melebihi dia

" Terima kasih bik sebelumnya ya. "

" Dia namanya Tania Gra. " ujar bik Marnia.

" Iya, aku sudah tahu namanya. " Agra berucap seraya tersipu malu

" Hhmm kalau sama yang bening bening pasti tahu. " timpal Bik Marnia sambil menyenggol sedikit tubuh Agra. Agra hanya sedikit terhuyung lalu berdiri kembali.

Di balik rasa kurang percaya dirinya Agra, dia adalah sosok anak remaja yang bisa membuat siapa pun terkesan padanya, disamping itu juga dia sangat pandai merangkai kata, pandai membuat puisi walau diusianya yang masih remaja.

Tapi jika saat datang rasa kurang percaya dirinya, dia suka menjadi seorang yang pendiam dan suka menyendiri, yang kadang kalau orang belum terlalu mengenai sosok Agra, akan terpikir Agra itu acuh, sombong dan aneh.

Tapi kalau sudah mengenal lebih jauh sosoknya, dia adalah seorang anak remaja yang terlihat dewasa dan menyenangkan, disamping itu Agra adalah sosok pendengar yang baik dan tidak tegaan sama orang.

Tinggal beberapa menit lagi jam istirahat pertama selesai, Agra dan Yadi berpamitan kembali menuju kelasnya, Agra sempat melihat kearah jendela kelas dimana Tania duduk yang secara kebetulan saat itu Tania juga sedang melihat ke arahnya, lalu mereka saling melemparkan senyum, Tania tidak mengetahui kalau Agra sudah menitipkan sesuatu untuknya didalam bungkus permen.

Karena melihat Agra ada perkembangan untuk mendekati Tania, Yadi sengaja memilih diam dan berjalan melangkah bersamaan dengan Agra.

Takut kalau dia meledek Agra atau berkomentar malah malah semakin lama untuk mendekati Tania, karena disamping itu Yadi sangat ingin tahu seberapa besar keberanian Agra kali ini untuk mendekati seorang gadis apalagi sampai Agra akhirnya punya pacar.

Di jam istirahat kedua Agra dan Yadi kembali lagi ke kantin kelas satu, tapi seperti biasa mereka memilih waktu 15 menit lagi jam istirahat kedua selesai.

Sesampainya dikantin...

" Bagaimana bik, apa kertas didalam bungkus permen sudah diambil? "  Tanya Agra, namun kali ini pura pura tidak melihat kearah jendela. Padahal sekilas dengan ujung matanya Tania sedang melihat kearahnya

" Sudah dong, malah Tania kelihatan senang sekali, nah bungkusan tadi, dia sudah menggantinya dengan tulisan lagi, sepertinya itu sebuah balasan, coba kamu ambil sendiri, sama ditempat yang tadi kok.." Agra mendengar penuturan bik Marnia langsung mengambil permen yang pastinya bentuknya akan berbeda diantara permen yang ada di toples itu.

Agra lalu membuka bungkusan yang sekarang kertasnya sudah berbeda dengan sebelumnya, tertulis di kertas itu balasan dengan kata " aku tunggu yaaa... " Karena sebelumnya Agra sendiri menulis " nanti pulang bareng ya.."

Terpopuler

Comments

Rudy Koswara

Rudy Koswara

Awal yang indah biasanya, lanjut thor

2024-11-01

2

Dian Anugrah

Dian Anugrah

Spill tokoh Tania thor

2024-11-02

1

Albertus Sinaga

Albertus Sinaga

awal ketemuan

2024-10-18

2

lihat semua
Episodes
1 Putih Biru
2 Tania
3 Pemalu
4 Bukan Play Boy
5 Seutas Senyuman
6 Sambil Bekerja
7 Belum Cukup Umur
8 Bukan Tidak Suka
9 Tamu Dari Jakarta
10 Mendatangi Ke Sekolah
11 Ada Apa Dengan Vina
12 POV Vina
13 Cemburu?
14 Kalau Suka Bilang
15 Ujian Hati Agra
16 Anak Santri?
17 POV Agra
18 Ujian Hati 2
19 Jawaban Dari Surat
20 POV Tania
21 Vina Menyatakan Cinta
22 Menyatakan Cinta
23 Pacar Pertama
24 Pembicaraan Serius
25 Harapan Vina
26 Sebuah Hasutan
27 Perasaan Serba Salah
28 Sakit
29 Kelucuan
30 Ijinkan Aku Hanya Dengan Satu Gadis
31 POV Maya
32 Sebuah Lagu
33 Sekolah Lagi
34 Apa Aku Salah?
35 Perubahan Sikap Agra
36 Akhirnya Yang Ditakutkan Terjadi
37 Komunikasi Itu Penting
38 Kedatangan Sosok Ibu
39 Tidak Punya Rasa Benci
40 Pamit
41 Masih Berharap
42 Ada Perkara Lain?
43 Menuju Pengalaman Baru
44 Romantika
45 Permintaan Vina
46 Oh Ternyata...
47 Loyalty Is Always Tested
48 Pekerjaan Baru
49 Karakter Bos
50 Vina Kerja?
51 Pengalaman Pertama Vina
52 Difitnah?
53 Konflik
54 Belajar Kuat, Belajar Sabar
55 Teman Curhat
56 Kandas
57 Nenek Pahlawanku
58 Agra Berubah?
59 Jika Cinta Sudah Terlanjur Ada
60 Mungkin
61 Terima Kasih Tania
62 Siapa Kakek itu?
63 Abah Sayuti
64 Vina Hilang
65 Ketulusan Yang Berseberangan
66 Kerumah Abah Sayuti
67 Nasehat Abah Sayuti
68 Kehilangan?
69 Saudara Yadi
70 Keegoisan Erick
71 Hatinya Sudah Beku
72 Gadis Bar Bar
73 Tidak Ada Bahasan Lain
74 Ya Sudahlah
75 Ketahuan?
76 Bella VS Vina
77 My Feel Your Feel
78 Mulai Berteman
79 Kekhawatiran
80 Nasehat
81 Say To Goodbye
82 Why Are U Crying?
83 Ucapan Abah Sayuti, Nyata
84 Perpisahan
85 Perubahan Seorang Agra
86 Penjaga Parkiran Di Cafe
87 Dunia Malam
88 Kesiangan
89 Tanda Tanya
90 Ternyata...
91 Bertekad
92 Still About U
93 Silsilah Keluarga dan Rumah
94 Curhatan Dessy
95 Berusaha Menasehati
96 Dessy Kabur
97 Ada 15 Wanita
98 Menjaga Mata Itu Tidak Mudah
99 Keinginan Mereka Yang sebenarnya
100 Terakhir Kerja
101 Surat Dari Vina
102 Komunikasi Dengan Vina Lagi
103 Tentang Cinta, Tentang Cita Cita
104 Semua Tidak Sesuai Harapan
105 Putih Abu Abu
106 Di Cap Sombong
107 Air Doa
108 Gejolak Kawula Muda
109 Pekerjaan Baru
110 Masuk OSIS
111 Pelantikan OSIS
112 Bertemu Vina Lagi
113 Masih Ada Pembahasan Yang Sama
114 Baru Cerita Jujur
115 Mengharu Biru
116 Ini Memalukan
117 Kumpul Kembali
118 Sebuah Gambaran
119 Ikhlas Adalah Kuncinya
120 Pamit
121 Kartu Ucapan
122 Drama Tidak Berkesudahan
123 Si Minder VS Si Ramah.
124 Gadis Pemalu?
125 Bertemu Dessy Kembali
126 Cerita Dessy
127 Berkelahi?
128 Damai
129 Siapa Sarah Sebenarnya?
130 Gaul Boleh, Nakal Jangan
131 Bertemu
132 Terungkap
133 Cerita Sarah
134 Memutuskan Masuk Pesantren
135 Good Luck Sarah
136 Petuah Sepuh
137 Pertanyaan Yang Terlupakan
138 Serba Serbi Sifat Teman
139 Kamu... Nggak Peka!!!
140 Masih Tidak Mempunyai Feel
141 Kembang Desa
142 Circle Antah Berantah
143 Mereka Aslinya Baik
144 Drama Itu Lagi
145 Vina Kesekolah Agra?
146 Melepaskan Dengan Ikhlas
147 Bicara Hati Ke Hati
148 Keikhlasan
149 Mengubah Jalan Pikiran.
150 Seiring Waktu
151 Masih Tentang Dia
152 Membicarakan Niatnya
153 Pertama Kalinya
154 Aku Memang Bodoh
155 Obrolan Bermutu
156 Yang Diharapkan datang
157 Berpamitan
158 Go To Jakarta
159 Beda Adat
160 POV Vina
161 Akhir Cerita
162 Selesai
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Putih Biru
2
Tania
3
Pemalu
4
Bukan Play Boy
5
Seutas Senyuman
6
Sambil Bekerja
7
Belum Cukup Umur
8
Bukan Tidak Suka
9
Tamu Dari Jakarta
10
Mendatangi Ke Sekolah
11
Ada Apa Dengan Vina
12
POV Vina
13
Cemburu?
14
Kalau Suka Bilang
15
Ujian Hati Agra
16
Anak Santri?
17
POV Agra
18
Ujian Hati 2
19
Jawaban Dari Surat
20
POV Tania
21
Vina Menyatakan Cinta
22
Menyatakan Cinta
23
Pacar Pertama
24
Pembicaraan Serius
25
Harapan Vina
26
Sebuah Hasutan
27
Perasaan Serba Salah
28
Sakit
29
Kelucuan
30
Ijinkan Aku Hanya Dengan Satu Gadis
31
POV Maya
32
Sebuah Lagu
33
Sekolah Lagi
34
Apa Aku Salah?
35
Perubahan Sikap Agra
36
Akhirnya Yang Ditakutkan Terjadi
37
Komunikasi Itu Penting
38
Kedatangan Sosok Ibu
39
Tidak Punya Rasa Benci
40
Pamit
41
Masih Berharap
42
Ada Perkara Lain?
43
Menuju Pengalaman Baru
44
Romantika
45
Permintaan Vina
46
Oh Ternyata...
47
Loyalty Is Always Tested
48
Pekerjaan Baru
49
Karakter Bos
50
Vina Kerja?
51
Pengalaman Pertama Vina
52
Difitnah?
53
Konflik
54
Belajar Kuat, Belajar Sabar
55
Teman Curhat
56
Kandas
57
Nenek Pahlawanku
58
Agra Berubah?
59
Jika Cinta Sudah Terlanjur Ada
60
Mungkin
61
Terima Kasih Tania
62
Siapa Kakek itu?
63
Abah Sayuti
64
Vina Hilang
65
Ketulusan Yang Berseberangan
66
Kerumah Abah Sayuti
67
Nasehat Abah Sayuti
68
Kehilangan?
69
Saudara Yadi
70
Keegoisan Erick
71
Hatinya Sudah Beku
72
Gadis Bar Bar
73
Tidak Ada Bahasan Lain
74
Ya Sudahlah
75
Ketahuan?
76
Bella VS Vina
77
My Feel Your Feel
78
Mulai Berteman
79
Kekhawatiran
80
Nasehat
81
Say To Goodbye
82
Why Are U Crying?
83
Ucapan Abah Sayuti, Nyata
84
Perpisahan
85
Perubahan Seorang Agra
86
Penjaga Parkiran Di Cafe
87
Dunia Malam
88
Kesiangan
89
Tanda Tanya
90
Ternyata...
91
Bertekad
92
Still About U
93
Silsilah Keluarga dan Rumah
94
Curhatan Dessy
95
Berusaha Menasehati
96
Dessy Kabur
97
Ada 15 Wanita
98
Menjaga Mata Itu Tidak Mudah
99
Keinginan Mereka Yang sebenarnya
100
Terakhir Kerja
101
Surat Dari Vina
102
Komunikasi Dengan Vina Lagi
103
Tentang Cinta, Tentang Cita Cita
104
Semua Tidak Sesuai Harapan
105
Putih Abu Abu
106
Di Cap Sombong
107
Air Doa
108
Gejolak Kawula Muda
109
Pekerjaan Baru
110
Masuk OSIS
111
Pelantikan OSIS
112
Bertemu Vina Lagi
113
Masih Ada Pembahasan Yang Sama
114
Baru Cerita Jujur
115
Mengharu Biru
116
Ini Memalukan
117
Kumpul Kembali
118
Sebuah Gambaran
119
Ikhlas Adalah Kuncinya
120
Pamit
121
Kartu Ucapan
122
Drama Tidak Berkesudahan
123
Si Minder VS Si Ramah.
124
Gadis Pemalu?
125
Bertemu Dessy Kembali
126
Cerita Dessy
127
Berkelahi?
128
Damai
129
Siapa Sarah Sebenarnya?
130
Gaul Boleh, Nakal Jangan
131
Bertemu
132
Terungkap
133
Cerita Sarah
134
Memutuskan Masuk Pesantren
135
Good Luck Sarah
136
Petuah Sepuh
137
Pertanyaan Yang Terlupakan
138
Serba Serbi Sifat Teman
139
Kamu... Nggak Peka!!!
140
Masih Tidak Mempunyai Feel
141
Kembang Desa
142
Circle Antah Berantah
143
Mereka Aslinya Baik
144
Drama Itu Lagi
145
Vina Kesekolah Agra?
146
Melepaskan Dengan Ikhlas
147
Bicara Hati Ke Hati
148
Keikhlasan
149
Mengubah Jalan Pikiran.
150
Seiring Waktu
151
Masih Tentang Dia
152
Membicarakan Niatnya
153
Pertama Kalinya
154
Aku Memang Bodoh
155
Obrolan Bermutu
156
Yang Diharapkan datang
157
Berpamitan
158
Go To Jakarta
159
Beda Adat
160
POV Vina
161
Akhir Cerita
162
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!