Tepat jam 6 pagi, Agra sudah berangkat dengan berjalan kaki menuju sekolah, jarak tempuh tiba disekolah kurang 20 menit dengan berjalan kaki. Ada dari sebagian yang memilih berkendara angkutan umum berjenis delman, mungkin ada uang saku lebih dari orang tuanya atau menghindari bau keringat karena harus berjalan yang cukup jauh kurang lebih 1 km.
Ada juga yang menggunakan angkutan desa lalu mereka turun di pertigaan jalan raya, selanjutnya meneruskan ke sekolah dengan berjalan kaki, yang dimana orang orang disana selalu menyebut pengkolan pangkalan ojeg.
Pada saat itu sangat jarang yang menggunakan motor pribadi. Mungkin untuk dapat 1 unit motor tidak semudah jaman sekarang.
Agra terus berjalan, saat tiba di belokan dengan jalan kayu kecil, dibawah jalan kayu kecil itu ada aliran kali kecil. Kira kira 200 meter sebelum ujung pertigaan jalan raya Agra pun belok, dia dan juga beberapa yang lainnya lebih suka mengambil jalan memotong, disamping lebih cepat, juga jalannya sangat teduh dan lebih cepat.
Disaat 100 meter lagi menuju jalan raya terlihat gadis dan 1 temannya yang tidak asing bagi Agra, walau baru bertemu dengannya 2 kalinya.
Agra seolah olah seperti sudah mengenainya sudah sangat lama, mungkin ingatannya tentang gadis itu sudah menjadi satu dengan pikirannya, karena setelahnya bertemu gadis itu, tumbuh perasaan yang dulu memang pernah ada, namun tidak sebesar sekarang ini.
Gadis itu tidak lain adalah Tania dan 1 teman nya yang tempo hari terlihat bersamanya. Ada rasa gugup yang Agra rasakan saat ini, walau dihatinya saat ini juga berusaha ingin mendekat dan memang semenjak kemarin sepulangnya sekolah dia berusaha mencari cari Tania.
Saat berjarak kurang lebih 50 meter, Tania seperti sadar kalau dibelakangnya ada seseorang yang memperhatikannya, dia pun lalu menoleh kearah dimana posisi Agra tepat berada dibelakangnya, namun bukannya melempar senyum, Agra malah secepat kilat menyembunyikan dirinya dibalik tembok yang memang tidak jauh dari posisi dia berdiri.
"Aduh kenapa ini, berasa gugup begini, bodoh, bodoh bukannya kemarin kamu mencari dia Gra,? sudah didepan mata malah menghindar " batin Agra bermonolog dan mengutuk dirinya sendiri.
Setelah beberapa saat bersembunyi Agra pelan pelan keluar dari balik tembok yang digunakan olehnya untuk bersembunyi, akan tetapi saat itu Agra sudah tidak melihat lagi Tania bersama temannya.
" Kemana mereka? " Tanya dalam batinnya. Ada sedikit menyesal dihatinya kenapa tadi tidak menghampiri saja mereka, lalu berkenalan, apa ini yang dinamakan cinta monyet, yang orang banyak bilang aku suka dia suka padahal hati seringan merasa deg-degan dan merasa malu.
Akhirnya Agra melanjutkan langkahnya dan tak lama kemudian sampai juga dia digerbang sekolahnya. Tapi sepanjang jalan dari dia bertemu Tania lalu bersembunyi, saat itu tidak lagi melihat tania. dia melihat kebelakang hasilnya sama Tania tidak terlihat juga disana, Agra sudah tak lagi menemukan Tania setelah itu.
Hilang dalam sekejap seperti ditelan bumi. Apa tadi hanya bayangan ilusi saja. Tapi kalau ilusi semua seperti terlihat jelas. Terus saja pikiran Agra dengan banyak pertanyaan diotak.
Padahal kalau saja tadi dia berani menghampiri Tania dan tidak bersembunyi dia tidak akan kehilangan jejak Tania bersama temannya itu.
Iya tapi hal ini tidak semudah bagi seorang Agra yang memang sudah pembawaan kurang percaya dirinya, ditambah sekarang ada perasaan gugup, perasaan suka namun bercampur aduk dengan rasa gugup dan kurang percaya diri semua jadi satu.
" Haduhh hampir saja aku kesiangan untungnya ketemu Aris jadi bareng dia deh..." Tiba tiba saja Yadi sudah berada disamping Agra, berjalan yang berusaha mengimbangi langkah Agra.
Aris memang selalu membawa motor ayahnya yang seorang pegawai negeri ke sekolahan. Iya jaman dulu motor kantor orang tuanya bisa digunakan secara pribadi oleh anaknya. Untuk jaman sekarang mungkin nggak kali yaaa.
Motor inventaris dari pemerintah yang hanya digunakan operasional dalam bekerja termasuk pulang dan pergi menuju kantor.
" Tadi aku ketemu Tania yad, tapi setelah itu nggak tau dia kemana.. " tiba-tiba Agra bercerita seperti itu tanpa menanggapi cerita Yadi yang berangkat bersama Aris.
" Maksudnya nggak dia kemana eh gimana sih maksudnya? " Tanya Yadi heran dengan ucapan Agra, dimana dia sendiri bingung dengan ucapannya
" Iya tadi kan aku ketemu Tania dijalan yang biasa kalau kita potong jalan, tapi pas saat Tania lagi mau menyeberang jalan. " Agra kembali memperjelas maksud dari ucapannya.
" Teruss...? " Yadi menoleh kearah Agra, mereka masih meneruskan langkahnya menuju kelas
" Terus sebelum menyebrang jalan kan dia menengok kebelakang, kebetulan ada tembok rumah, terus aku langsung bersembunyi, seperti ada perasaan gugup saja tiba tiba, setelah itu pas aku mau lihat kembali Tania, dia sudah nggak ada. " Ujar Agra menerangkan senyatanya.
" Bodoh, bodoh sekali temanku yang satu ini, kenapa nggak kamu samperin, terus ajak dia kenalan.. " ujar Yadi yang terlihat gemas setelah mendengar cerita dari Agra.
" Nggak tau kenapa, tiba tiba gugup aja, itu perkaranya. "
" Oke, bentar, tiga kelas lagi setelah ini kan kelasnya Tania. " Yadi mengalihkan pembicaraan, ketika mereka sudah masuk lorong kelas satu.
Agra yang memang sudah menyadari dari tadi, tahu kalau dia akan melewati kelas Tania yang memang sedang merasakan gugup, ditambah lagi ada penuturan Yadi yang seperti itu, jadi bertambah lah rasa gugupnya.
Apa memang istimewanya Tania ini, kalau digambarkan sosok Tania itu tinggi hampir setara dengan Agra walau masih kelas 1 SMP, gadis berkulit putih, rambut hitam lurus dan panjang, walau dia sendiri dari dulu memang sudah banyak gadis yang berusaha mendekatinya, bisa dibilang semua cantik cantik, tapi tidak tahu kenapa dengan Tania dia tiba tiba punya perasaan bisa dibilang getarannya lebih besar.
Ketika berada satu kelas lagi sebelum kelasnya Tania, Agra mencoba melihat kearah jendela, yang Agra sangat yakin gadis yang masih terlihat samar dibalik jendela kelas itu adalah Tania.
Dan benar saja saat berada dipintu masuk kelas Tania, terlihat dia yang sedang sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas miliknya, yang dimana sejurus dengan Agra tengah melihat kearahnya, Tania pun yang sedang mengeluarkan buku mendongakan kepalanya.
Dan sepersekian detik pandangan mereka pun saling menatap satu sama lain, lalu pada akhirnya keduanya perlahan menunduk malu, namun begitu mereka sempat saling melemparkan senyuman.
Ada timbul niat Yadi seketika sudah saatnya mereka bisa berkenalan, dengan cepat memberikan tanda ke Tania dengan menelungkupkan kedua telapak tangannya, sejurus dengan itu lalu menunjuk kearah Agra, yang mengisyaratkan bahwa Agra ingin berkenalan dengannya.
Tania yang melihat isyarat itu, hanya menggerakkan bibir membentuk kalimat " pulang nya saja " tanpa bersuara. Yadi membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan jempol saling bertemu di ujungnya, yang menandakan setuju dengan ucapan Tania.
" Itu sudah aku bantuin ya. " Ujar Yadi sambil sedikit menyenggol lengan Agra dengan tubuhnya, sampai tubuhnya sedikit doyong, tapi dengan kembali tegak dan meneruskan langkahnya diiringi oleh Yadi menuju kelas mereka. Tidak ada respon dari Agra, selain dirinya merasa belum siap untuk berkenalan dengan gadis itu.
" Kalau memang suka, jangan terlalu lama bergerak Gra, jangan buat orang menanti terlalu lama ujung seperti Maya, nggak jelaskan sampai sekarang? " Yadi masih memprovokasi pikiran Agra, dia ingin mengubah pemikiran Agra jika sebenarnya dia pun layak untuk disukai dan mempunyai hubungan dengan seorang gadis, walau dibilang masa remaja itu hanya sekedar cinta monyet.
" Iya.. Iya.. " Ucap Agra dengan raut muka yang terlihat masih bingung, kemudian Agra menaruh tasnya di atas meja, kemudian dia pun duduk di bangkunya disusul dengan Yadi yang duduk bangku sebelahnya, ada perasaan bingung pada dirinya, melihat segala kondisinya, antara memang suka dengan Tania.
Yadi menyadari kalau Agra mulai menyukai Tania, tapi banyak hal yang dipertimbangkan oleh diri Agra dengan segala kondisinya yang banyak sekali kekurangan, bagaimana pun sebagai teman harus bisa support semaksimal mungkin, agar Agra sendiri menghilangkan rasa kurang percaya dirinya.
Di jam istirahat pertama yang hampir mendekati jam masuk kelas. Kira-kira 15 menit lagi masa jam waktu istirahat pertama berakhir, Yadi mengajak Agra ke kantin depan kelas dimana Tania duduk disisi jendela kelas. Seperti sebuah judul lagu dari Iwan fals.
" Bik, permen dua ya..." Yadi mengambil 2 buah permen didalam sebuah toples, sesampainya didalam kelas, karena merasa tidak enak kalau sekedar duduk tapi tidak jajan apa-apa.
Agra sepintas melihat kearah jendela kelas Tania, dimana Tania memang sudah mengetahui kalau ada dia dikantin itu, yang Agra melihat kearah jendela Tania memang tengah melihat kearah nya.
Memang sengaja itu tujuannya Yadi mengajak Agra ke kantin kelas satu, walau tadi sebenarnya sudah jajan dikantin kelas tiga.
" Bagi satu sini. " Agra mengulurkan tangannya, tanpa berkata apapun, Yadi memberikan permen yang dipinta oleh Agra. Entah kenapa tiba tiba saja Agra ingin memberikan sebuah kejutan yang tak pernah terpikir sebelumnya, bahkan oleh Yadi sendiri..
Lalu Agra membuka bungkusan permen yang berada diujung tangkai, lalu setelah permen itu terbuka, Agra malah mematahkan ujung, dimana patahan yang masih terdapat permen lalu dia masukan kedalam mulutnya.
" Mau diapain Gra? " Yadi merasa aneh dengan apa yang dilakukan oleh Agra.
Tidak ada respon ucapan dari Yadi, Agra hanya mencabut pulpen yang berada di kantongnya, dimana dia biasa menyelipkan disana dan mencari sesuatu didekat kaleng tempat uang milik Bik Marnia.
" Bik tidak ada kertas kosong ya? Aku minta sedikit bik. " ucap Yadi seraya menghampiri bik Marnia.
Setelah Agra mendapatkan potongan kertas kecil, dia lalu menulis sesuatu disana, setelah menulis di kertas itu, Agra terlihat meremas remas kertas itu hingga membentuk seperti bola kecil, percis sama bentuknya dengan permen yang sekarang berada di mulutnya.
Agra meletakan kertas yang sudah berbentuk seperti bola, diujung tangkai bekas permen tadi, lalu membungkusnya dengan bekas plastik pembungkus permen tadi, jadi sekarang terlihat seperti ada isi didalamnya.
" Bik nanti minta tolong ini berikan ini ke gadis yang duduk didekat jendela itu ya. " Agra berucap setengah berbisik sambil tangan menunjuk ke arah jendela itu.
Tania sendiri saat itu terlihat sedang asyik menulis, jadi saat Agra menunjuk tangan kearah Tania, Tania tidak mengetahui hal itu.
" Sip Gra, kamu taruh saja ditempat permen tadi, nanti kalau dia ke kantin bibik suruh ambil sendiri ya.. " ujar bik Marnia seraya menepuk pundak Agra yang tinggi melebihi dia
" Terima kasih bik sebelumnya ya. "
" Dia namanya Tania Gra. " ujar bik Marnia.
" Iya, aku sudah tahu namanya. " Agra berucap seraya tersipu malu
" Hhmm kalau sama yang bening bening pasti tahu. " timpal Bik Marnia sambil menyenggol sedikit tubuh Agra. Agra hanya sedikit terhuyung lalu berdiri kembali.
Di balik rasa kurang percaya dirinya Agra, dia adalah sosok anak remaja yang bisa membuat siapa pun terkesan padanya, disamping itu juga dia sangat pandai merangkai kata, pandai membuat puisi walau diusianya yang masih remaja.
Tapi jika saat datang rasa kurang percaya dirinya, dia suka menjadi seorang yang pendiam dan suka menyendiri, yang kadang kalau orang belum terlalu mengenai sosok Agra, akan terpikir Agra itu acuh, sombong dan aneh.
Tapi kalau sudah mengenal lebih jauh sosoknya, dia adalah seorang anak remaja yang terlihat dewasa dan menyenangkan, disamping itu Agra adalah sosok pendengar yang baik dan tidak tegaan sama orang.
Tinggal beberapa menit lagi jam istirahat pertama selesai, Agra dan Yadi berpamitan kembali menuju kelasnya, Agra sempat melihat kearah jendela kelas dimana Tania duduk yang secara kebetulan saat itu Tania juga sedang melihat ke arahnya, lalu mereka saling melemparkan senyum, Tania tidak mengetahui kalau Agra sudah menitipkan sesuatu untuknya didalam bungkus permen.
Karena melihat Agra ada perkembangan untuk mendekati Tania, Yadi sengaja memilih diam dan berjalan melangkah bersamaan dengan Agra.
Takut kalau dia meledek Agra atau berkomentar malah malah semakin lama untuk mendekati Tania, karena disamping itu Yadi sangat ingin tahu seberapa besar keberanian Agra kali ini untuk mendekati seorang gadis apalagi sampai Agra akhirnya punya pacar.
Di jam istirahat kedua Agra dan Yadi kembali lagi ke kantin kelas satu, tapi seperti biasa mereka memilih waktu 15 menit lagi jam istirahat kedua selesai.
Sesampainya dikantin...
" Bagaimana bik, apa kertas didalam bungkus permen sudah diambil? " Tanya Agra, namun kali ini pura pura tidak melihat kearah jendela. Padahal sekilas dengan ujung matanya Tania sedang melihat kearahnya
" Sudah dong, malah Tania kelihatan senang sekali, nah bungkusan tadi, dia sudah menggantinya dengan tulisan lagi, sepertinya itu sebuah balasan, coba kamu ambil sendiri, sama ditempat yang tadi kok.." Agra mendengar penuturan bik Marnia langsung mengambil permen yang pastinya bentuknya akan berbeda diantara permen yang ada di toples itu.
Agra lalu membuka bungkusan yang sekarang kertasnya sudah berbeda dengan sebelumnya, tertulis di kertas itu balasan dengan kata " aku tunggu yaaa... " Karena sebelumnya Agra sendiri menulis " nanti pulang bareng ya.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Rudy Koswara
Awal yang indah biasanya, lanjut thor
2024-11-01
2
Dian Anugrah
Spill tokoh Tania thor
2024-11-02
1
Albertus Sinaga
awal ketemuan
2024-10-18
2