Bab 5 - Tak di sangka

🍃Penasaran, hayo klik tombol like dan comment ya🍃😁

Dokter Caca diberhentikan secara sepihak, dia pun bingung harus mencari pekerjaan dimana. Meskipun dia dipecat akan tetapi di berikan surat pindahan untuk pindah tempat kerja.

Walau kecewa, dokter Caca tetap mendatangi tempat yang di sukai nya. Salah satunya ke pemakaman orang tuanya, Dokter Caca sudah Yatim piatu sejak dia di terima di rumah sakit tersebut, karena sebuah kecelakaan orang tua nya meninggal.

Meskipun ada beberapa keluarga yang berharap Caca tinggal sama mereka, akan tetapi Caca lebih menetap tinggal di rumahnya sendiri.

Saat Caca di pemakaman tersebut, dia menceritakan semuanya kepada orang tuanya. Tanpa di duga seseorang memberikan tisu kepadanya.

"Kakak jangan sedih ya, orang yang kakak sayangi pasti bahagia," ucap Alena.

"Oh, terima kasih, kamu siapa dan dengan siapa?" tanya Caca.

"Aku sama papa, lagi ke pemakaman mama," ucap Alena menunjuk ke papanya yang ternyata pingsan.

Alena terkejut, Caca pun langsung menemui pria tersebut dan melihat kondisinya.

"Ayo kita segera ke rumah sakit terdekat," ucap Caca.

"Tapi, aku tidak bisa mengendarainya mobil kak," ucap Alena sambil menangis.

"Kakak bisa, ayo kita bawa papa mu ke mobil," ucap Caca.

"Terus kakak kesini pakai apa?" tanya Alena.

"Kakak tidak memakai kendaraan, motor kakak masuk bengkel, sudah jangan pikirkan apapun, kita segera menuju rumah sakit, kamu pegang papa mu ya," ucap Caca yang bersiap menghidupkan mesin mobilnya.

Dalam kondisi panik Alena terus saja menangis, tanpa sengaja mengangkat telpon dari abangnya.

📱"Abang sampai di pemakaman, kok kalian tidak ada," tanya El.

📱"Abang langsung ke rumah sakit saja, alamatnya sudah Alena kirim," ucap Alena menangis.

📱"Siapa sakit? kalian baik-baik saja kan," tanya El.

📱"Papa pingsan, sekarang kami dalam perjalanan ke rumah sakit, ada seorang kakak membantu pertolongan pertama dan kakak tersebut mengemudi sekarang," ucap Alena masih posisi menangis.

📱"Alena tenang ya, papa pasti baik-baik saja kok," ucap Ela menenangkan adiknya.

📱"Iya bang, oh ya hubungi Abang Al juga ya," ucap Alena.

📱"Oke sayang, Abang tutup dulu ya," ucap El.

El langsung menghubungi Al yang tengah rapat dengan klien, mendengar hal itu Al meminta untuk melanjutkan di hari lain. Para klien nya pun memahami situasi tersebut, Al segera menghidupkan mesin mobilnya.

Tidak lama mereka sampai di rumah sakit, papa Alster pun sudah berada di sebuah ruangan. Sedangkan Alena menangis dalam pelukan Caca.

"Alena, kamu jangan bersedih ya, pasti papa mu akan baik-baik saja," ucap Caca menenangkan.

Alena hanya mengangguk saja dengan dukungan yang diberikan oleh Caca. Dokter pun bertanya ;

"Caca, apakah kamu wali tuan Alster?" tanya dokter Dian.

"Anggap saja seperti itu dokter Dian, bagaimana kondisi tuan Alster?" tanya Caca.

"Kalau begitu, ayo kita ke ruangan saya, saya akan menjelaskan semuanya," ucap dokter Dian.

Caca pun bertanya dengan Alena.

"Alena, kamu ingin menjaga papa mu atau ikut dengan kak Caca mendengarkan keterangan dokter," tanya Caca.

"Aku disini saja Kak Caca, tolong kak Caca mewakilkan abang-abang ku sebagai wali papa," ucap Alena.

"Baiklah, kamu tunggu disini kalau begitu ya," ucap Caca.

Alena pun mengangguk saja dengan matanya yang masih sayu karena sedih.Caca pun menemui ruangan dokter Dian.

Tidak lama El datang dan langsung menemui adiknya, menyusul Al datang memeluk sang adik.

"Alena, siapa yang mengurus administrasi kantor?" tanya Al.

"Kak Caca menemui dokter dan mengurus administrasi nya, saya memilih menjaga papa karena menunggu Abang, mungkin sebentar lagi Kak Caca akan datang," jawab Alena.

"Kak Caca, kenalan kamu dimana?" tanya El.

"Kami bertemu di pemakaman, kak Caca menemui orangtuanya di pemakaman, tidak lama saya bicara dengan Kaka Caca, papa pingsan," ucap Alena.

Al pun memeluk erat adiknya yang mungkin syok melihat papa nya pingsan. Bagi Al dan El itu hal yang biasa, karena papa akan pingsan karena mengingat kesedihan tentang mama mereka.

Tidak lama, pintu terbuka. Caca pun masuk dan langsung memandang Alena. Alena melepaskan pelukan dari Abang Al dan langsung bertanya dengan kak Caca.

"Kak Caca, apa kata dokter?" tanya Alena.

"Baik Alena, Kakak jelaskan ke kalian kalau begitu, perkenalkan saya Caca, saya akan menjelaskan yang dikatakan dokter," ucap Caca langsung menjelaskan.

Al dan El pun mendengarkan yang dikatakan oleh Caca. Hingga Al pun berkata;

"Kalau begitu, bagaimana kalau anda jadi dokter pribadi kami?" ucap Al menawarkan.

"Apa? Kak Caca seorang dokter," ucap Alena terkejut.

"Wah, asyik banget ada bidadari di rumah," ucap El sambil tersenyum.

"Bagaimana anda tahu saya seorang dokter?" ucap Caca.

"Sembari kami menunggu jawaban anda, nanti saya katakan Dengan papa," ucap Al.

"Eits, tunggu dulu tapi bagaimana Abang Al mengenal Kak Caca," tanya El.

"Tidak sengaja intinya, tapi terima kasih ya anda sudah menolong papa saya," ucap Al.

Caca pun hanya mengangguk saja perkataan mereka. Meskipun Caca bingung harus menjawab apa. Dering ponselnya pun berdering, Caca pun mohon pamit pergi ke klinik.

Al pun menyusul Caca, dan meminta El untuk menjaga papa dan adiknya. El pun mengangguk saja.

"Tunggu," ucap Al.

"Anda berbicara dengan saya," tanya Caca.

"Ya saya berbicara dengan Anda lalu dengan siapa lagi?" ucap Al bernada ketus.

" Apa yang harus dibicarakan? saya hanya membantu sebagai dokter saja, apakah kamu mencari tahu tentang latar belakang ku? sehingga menawarkan ku pekerjaan di rumah mu," tanya Caca.

"Saya, hanya tidak sengaja mendengar bahwa kamu di pecat, dan di hari yang sama kamu masih di terima di klinik mu yang baru sekarang," ucap Al.

"Baiklah, sampai disini saja hubungan kita lagian aku tidak membantu mu, hanya membantu papa nya Alena," ucap Caca sembari menunggu jemputan nya.

"Apakah tidak jelas saya bicara dengan anda dokter Caca?" ucap Al bernada tegas.

"Saya tidak menerima tawaran anda, pesanan mobil saya sudah datang, saya pergi dulu, karena pasien saya sudah menunggu," ucap Caca melambaikan tangan.

Al geram dan kesal dengan sikap Caca cuek dengannya, malah tidak menghiraukan sikapnya yang baik.

",Argh kenapa juga aku harus peduli dengan wanita itu?" ucap Al.

Lain di hati lain di mulut, Al pun mengikuti mobil wanita tersebut. Tanpa pikir panjang dia pun mengikuti ke klinik tempat wanita itu bekerja.

Saat wanita itu datang, wajah nya di lempar dengan air minum. Hal itu membuat Caca terkejut, begitu pun dengan Al yang melihat kejadian itu di mobilnya.

"Apa maksud anda melempar minuman ke saya?" ucap Caca.

"Kamu dokter Caca Alpha bukan," ucap wanita tersebut.

"Ibu, dokter Caca Alpha disini ada dua orang, seperti nya anda salah mengirimkan air ke wajah saya," ucap Caca masih menahan emosinya.

"Saya ingin penjelasan tentang anak saya yang dirawat oleh dokter Caca," ucap wanita itu.

Dokter Caca pun langsung menuju ruangannya, dan diikuti wanita tersebut.

"Silahkan anda lihat hasil ronsen yang diterima," ucap dokter Caca memperlihatkan.

"Anda telat membawa putri anda ke klinik, makanya kita segera ambil tindakan secepatnya, dan juga anak anda akan bangun sebentar lagi," ucap dokter Caca.

Tidak lama, dokter Caca dan ibu tersebut mendengar kabar bahwa anaknya sudah sadar. Ibu tersebut pergi menemui anaknya yang sudah sadar, sedangkan Caca izin ke bagian administrasi untuk pulang sebab hari ini bukan jadwalnya bertugas.

Tanpa di sadari, dokter Caca berjalan menyusuri jalan tersebut. Al melihat kondisi Caca yang seperti ingin menangis. Dan benar Caca pun duduk sebentar dan memalingkan wajahnya dari jalan dan menangis begitu saja.

Al yang merasa kasihan, menepikan mobilnya dan berjalan ke arah Caca.

Ciye penasaran ya🤭

🍃 Bersambung 🍃

"Luka di hatimu hanya bisa sembuh oleh dirimu sendiri," author_ Aloha- Zahra.

Terpopuler

Comments

My Arda

My Arda

ehm Kasian jd dokter caca udh yatim piatu di jahati jg hm

2024-08-22

1

My Arda

My Arda

administrasi rumah sakit kli

2024-08-22

0

My Arda

My Arda

prbaiki kka

2024-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Naas
2 Bab 2 - Pertemuan Bisnis
3 Bab 3 - Murka
4 Bab 4 - Tidak terduga
5 Bab 5 - Tak di sangka
6 Bab 6 - Harapan Baru
7 Bab 7 - Gosip Hangat
8 Bab 8 - Perjanjian
9 Bab 9 - Terlena
10 Bab 10 - Tanda tanya
11 Bab 11 - Kepercayaan
12 Bab 12 - sinyal Menyala
13 Bab 13 - Pertemuan yang tidak disengaja
14 Bab 14 - Perpisahan Sementara
15 Bab 15 - Rasa penasaran
16 Bab 16 - Perjalanan menyenangkan
17 Bab 17 - Terkejut
18 Bab 18 - Terkuak
19 Bab 19 - Mendadak
20 Bab 20 - Kapan saja?
21 Bab 21 - Santai
22 Bab 22 - Rindu
23 Bab 23 - Tidak terduga
24 Bab 24 - Perselisihan
25 Bab 25 - Dalam Kendali
26 Bab 26 - Persiapan
27 Bab 27 - Perjalanan
28 Bab 28 - Menohok
29 Bab 29 - Pulang ke Indonesia
30 Bab 30 - Ancaman
31 Bab 31 - Kisah Leo Anggara
32 Bab 32 - Pesta
33 Bab 33 - Jangkauan
34 Bab 34 - Bermimpi
35 Bab 35 - Kenalan Lama
36 Bab 36 - Kisah Bersemi tuan Alster
37 Bab 37 - Kehidupan Asmara
38 Bab 38 - rencana Santi gagal
39 Bab 39 - Kecelakaan
40 Bab 40 - Sadar
41 Bab 41 - Berduka
42 Bab 42 - masih berkabung
43 Bab 43 - Berpisah sementara
44 Bab 44 - Dalam dekapan kehangatan
45 Bab 45 - Dengerin aku !!!
46 Bab 46 - Semuanya kembali
47 Bab 47 - Mantan
48 Bab 48 - kejutan
49 Bab 49 - Duka
50 Bab 50 - Menemani
51 Bab 51 - Perselisihan
52 Bab 52 - kembali berulah
53 Bab 53 - Mode on
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 - Naas
2
Bab 2 - Pertemuan Bisnis
3
Bab 3 - Murka
4
Bab 4 - Tidak terduga
5
Bab 5 - Tak di sangka
6
Bab 6 - Harapan Baru
7
Bab 7 - Gosip Hangat
8
Bab 8 - Perjanjian
9
Bab 9 - Terlena
10
Bab 10 - Tanda tanya
11
Bab 11 - Kepercayaan
12
Bab 12 - sinyal Menyala
13
Bab 13 - Pertemuan yang tidak disengaja
14
Bab 14 - Perpisahan Sementara
15
Bab 15 - Rasa penasaran
16
Bab 16 - Perjalanan menyenangkan
17
Bab 17 - Terkejut
18
Bab 18 - Terkuak
19
Bab 19 - Mendadak
20
Bab 20 - Kapan saja?
21
Bab 21 - Santai
22
Bab 22 - Rindu
23
Bab 23 - Tidak terduga
24
Bab 24 - Perselisihan
25
Bab 25 - Dalam Kendali
26
Bab 26 - Persiapan
27
Bab 27 - Perjalanan
28
Bab 28 - Menohok
29
Bab 29 - Pulang ke Indonesia
30
Bab 30 - Ancaman
31
Bab 31 - Kisah Leo Anggara
32
Bab 32 - Pesta
33
Bab 33 - Jangkauan
34
Bab 34 - Bermimpi
35
Bab 35 - Kenalan Lama
36
Bab 36 - Kisah Bersemi tuan Alster
37
Bab 37 - Kehidupan Asmara
38
Bab 38 - rencana Santi gagal
39
Bab 39 - Kecelakaan
40
Bab 40 - Sadar
41
Bab 41 - Berduka
42
Bab 42 - masih berkabung
43
Bab 43 - Berpisah sementara
44
Bab 44 - Dalam dekapan kehangatan
45
Bab 45 - Dengerin aku !!!
46
Bab 46 - Semuanya kembali
47
Bab 47 - Mantan
48
Bab 48 - kejutan
49
Bab 49 - Duka
50
Bab 50 - Menemani
51
Bab 51 - Perselisihan
52
Bab 52 - kembali berulah
53
Bab 53 - Mode on

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!