KEJUTAN

"Kiran ada apa? Tadi kamu telepon aku."

Tiba-tiba Helmi menelepon Kiran karena Kiran beberapa kali menelepon dirinya dan ponselnya tadi sedang tidak aktif.

Kiran pun menceritakan semuanya perihal foto Hana, adik dari Helmi yang sedang bersama Febri yang tidak lain adalah kekasih gelap suaminya itu. Helmi mendengar apa yang di ceritakan oleh Kiran nampak tertegun seakan tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Kiran.

{"Tidak mungkin kalau mantan istriku Febri pengganggu rumah tangga Kiran saat ini,"} tangan Helmi gemetar dan ponsel yang dia pegang pun terjatuh.

BRUK...

Terdengar bunyi ponsel terjatuh begitu nyaring terdengar dan Kiran pun nampak khawatir dengan bunyi suara di sebrang sana.

{"Halo, Halo, Mas Helmi!"} terdengar suara Kiran di sebrang sana memanggil nama Helmi karena lelaki yang sedang terkejut mendengar kabar berita yang mengejutkan itu hatinya tengah dihinggapi rasa gundah.

Badan Helmi terasa lemah lunglai karena dia tidak menyangka kalau Febri sang mantan istrinya, begitu tega mengganggu rumah tangga wanita yang notabene mempunyai suami. Dan wanita tersebut yang tengah terluka hatinya, tidak lain adalah wanita yang kini tengah dekat dengannya dan selalu berkeluh kesah mengenai rumah tangganya yang tengah hancur.

"Tidak, tidak mungkin."

Helmi terlihat matanya berkaca-kaca, mungkin saat ini dia tidak mau bercerita dulu kepada Kiran, kalau Febri adalah mantan istrinya. Dia tidak mau perasaan Kiran terluka tatkala mendengar kabar berita tersebut. Hati wanita mana yang tidak akan hancur tatkala mendengar kabar kalau wanita selingkuh suaminya adalah wanita yang notabene mantan istri dari temannya.

Terdengar kembali suara telepon dari ponsel Helmi dan kembali Kiran menelepon. Sengaja Helmi tidak mengangkatnya karena dia belum siap untuk bercerita kepada Kiran yang sebenarnya.

°°°°°°°

Sementara Kiran terlihat khawatir, tatkala mendengar suara bunyi di sambungan telepon, ketika Helmi menelepon dan Kiran menyangka Helmi terjatuh.

"Apa Helmi terjatuh?" batin Kiran bertanya dalam diri.

TING----

Tiba-tiba ada bunyi pesan masuk dari ponsel Kiran dan terlihat Ibu dari Kiran yang bernama Bela mengirimkan sebuah pesan. Kalau sang Ibu sepulang dari luar kota akan menginap bersama Ibu dari Bisma di rumahnya. Meskipun keadaan rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja dengan sang suami. Kiran tidak mau menolak kedatangan sang Ibu dan mertuanya itu.

{"Dengan senang hati Mam, datang saja kesini bersama Mami. Mau di masakin apa sama Kiran?"} tanya wanita yang kini hatinya sedang terluka..

{"Sudah jangan repot-repot. Mama sama Mami bawa banyak oleh-oleh. Kamu istirahat saja, pokoknya harus banyak istirahat agar sehat dan cepat punya momongan,"} sang Mama dengan cepat berucap.

°°°°°°

Kiran terlihat menyambut kedatangan sang Mama dan Ibu dari Bisma. Kiran nampak tersenyum lebar dan menampakkan wajah yang bahagia dan hal tersebut membuat kedua wanita yang sudah tidak muda lagi itu, diselimuti rasa gembira. Karena anaknya terlihat sehat di tambah dengan senyuman yang mengembang seakan tidak ada beban dalam dirinya.

"Bisma belum pulang, Sayang?"

Tanya sang Ibu mertua sambil mengusap lembut rambut sang menantu. Betapa hati Kiran terenyuh mendapatkan perlakuan seperti itu dari Ibu mertuanya dan dia pun dalam hatinya akan berjanji akan mempertahankan mahligai rumah tangganya bersama Bisma karena dia melihat sosok Ibu yang kini berada dihadapannya itu, begitu menyayangi dan sangat peduli terhadap dirinya.

Kiran nampak tersenyum renyah ke arah sang Ibu mertua dan melirik sekilas kepada Ibunya dengan menggelengkan kepalanya. Pertanda Bisma belum pulang dari kantornya. Beberapa saat kemudian sang Ibu mertua merogoh sesuatu yang berada di dalam tasnya lalu dia mengeluarkan satu kotak berwarna merah dan wanita tersebut menyerahkannya kepada Kiran. Nampak Kiran dan juga Bela berpandangan, mereka pun nampak sedikit terkejut dengan kejutan yang diberikan oleh wanita yang begitu sayang terhadap menantunya.

"Wah, kamu baik sekali Sin," ucap Bela menepuk pundak sahabatnya itu.

"Kamu juga sering berikan kejutan kepada anakku, Bel," jawab Sinta.

Sinta dan Bela sangat kompak dan sangat akrab dan hal tersebut seakan buat hati Kiran bangga dan juga segan kalau akhirnya percintaan dirinya dengan Helmi kandas.

Kiran pun membuka kotak kecil yang berwarna merah tersebut dan betapa terkejutnya dia, karena isi dari kotak tersebut adalah sebuah cincin berlian. Mata Kiran berkaca-kaca karena hadiah tersebut baginya begitu mewah. Kiran langsung memeluk erat tubuh Sinta.

"Kamu pantas mendapatkan hadiah mewah dariku karena kamu menantu baik dan lembut. Dan sebentar lagi pasti Mami akan diberikan keturunan, karena kamu bersama Bisma sudah melakukan bulan madu," bisik Sinta lekat ke arah kuping Kiran.

DEGG--

Entah mengapa senyuman lebar dari Kiran berubah menjadi sendu karena hal inilah yang buat dia tidak percaya diri kalau ditanyakan mengenai masalah keturunan. Bela mengusap lembut pundak Kiran dan entah mengapa usapan sang Mama, buat dia sedih dan seakan menyabarkan dirinya. Air mata yang sedari tadi Kiran tahan untuk tidak keluar akhirnya menetes juga dan terlihat bercucuran di hamparan pipinya. Kiran menghela napas berat dan hal tersebut buat Sinta dihinggapi rasa khawatir. Sinta dengan cepat melepaskan pelukannya, kemudian dia menatap sang menantu dengan lembut.

"Sayang, kenapa kamu nangis? Maaf kalau ucapan Mami buat hatimu tersinggung. Mami percaya kamu dan Bisma akan secepatnya diberikan keturunan," ucap Sinta berusaha menenangkan hati sang menantu.

°°°°°

Jam menunjukkan pukul sebelas malam dan Bisma pun belum nampak terlihat pulang ke rumah. Kiran dan sang Ibu, juga ibu mertuanya masih setia menunggu kedatangannya. Kiran nampak beberapa kali melirik ke arah pintu depan rumah. Sepertinya dia ingin memastikan sang suami agar segera pulang. Ponsel Bisma pun nampak tidak aktif.

"Coba sekali lagi Bisma telepon, siapa tahu ponselnya aktif sekarang," titah Sinta sang Ibu mertua.

Kiran pun kembali menelepon sang suami namun tetap saja ponsel Bisma tidak aktif. Kiran menatap sayu kepada Bela sang Mama. Terlihat sang Mama mengelus pundak Kiran dengan lembut.

"Sabar, mungkin lembur atau ada rapat dan kebetulan ponselnya mati," ucap Bela menenangkan hati sang anak.

"Buat orang rumah khawatir saja!" celetuk Sinta terlihat kesal namun dari raut mukanya tidak bisa dipungkiri terlihat cemas.

Tiba-tiba terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah dan terlihat semua yang berada di ruang keluarga pun yang tengah khawatir menunggu kedatangan Bisma, tatapannya mengarah ke arah jendela yang masih belum tertutup dengan sempurna.

"Nah, itu pasti Bisma!"

Sinta terlihat wajahnya tersenyum lebar, kemudian Sinta pun beranjak dari sana untuk menyambut kedatangan sang anak yang menurutnya sangat dibanggakan dan di manja.

"Bisma!"

Sinta mengernyitkan dahinya karena terlihat Bisma jalannya sempoyongan seperti orang sedang terperangah minuman beralkohol.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!