Pertemuan pun terjadi antara Kiran dan Helmi. Nampak mereka salah tingkah satu sama lainnya, Karena setelah Kiran menikah dengan Bisma tidak ada lagi pertemuan lagi di antara mereka. Helmi pun nampak jaga jarak terhadap Kiran, dia tidak mau terjadi ada kesalah pahaman. Mereka bertemu di sebuah kafe yang sangat sejuk dengan dikelilingi pepohonan berwarna hijau.
Nampak di kafe tersebut terlihat ada sepasang suami istri yang tengah menggoda anaknya. Terlihat anaknya sangat lucu dan menggemaskan. Usia anak tersebut sekitar 4 tahun. Kiran pun seakan lupa kalau di hadapannya itu kini tengah ada sosok lelaki yang mengaguminya di masa lalu. Helmi tidak jemu tatkala pandangan matanya tertuju ke arah Kiran.
Setelah beberapa saat Helmi pun akhirnya terkesiap, dia seakan menyadari kalau dirinya salah karena dia tengah menatap wanita yang bukan miliknya. Helmi membuang napas kasar dan dia pun mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"Lucu anak itu dan aku pun ingin punya anak juga. Mungkin dengan adanya kehadiran buah hati sifat dari suamiku akan berubah," ucap Kiran dengan tatapan masih mengarah kepada anak kecil tersebut.
Nampak Helmi terkesiap dengan suara Kiran karena dia pun tengah melamun. Entah yang di pikiran Helmi saat ini apa, namun yang jelas dia pikirannya tengah berselancar ke masa lalu. Masa dimana dirinya tengah mendekati sosok Kiran dan itu merupakan masa indah baginya.
"Iy-- Iya, lucu. Aku doakan semoga kamu bisa segera mendapatkan momongan,," ucap Helmi terdengar gugup.
Kiran terlihat menghela napas panjang dan sekejap memejamkan matanya. Dia berpikir mungkin cukup proses yang lama agar dia segera mendapatkan momongan, karena secara hubungan suami istri pun jarang dia lakukan karena antara dia dengan suaminya kurang harmonis.
Kiran pun setelah puas mengagumi sosok anak yang dia lihat, nampak dia kembali memulai percakapannya lagi dengan Helmi. Dia kembali bercerita tentang masalah pribadinya. Kiran bercerita kalau saat ini tengah kecewa kepada sosok wanita yang bernama Febri, karena wanita tersebut selalu intens memberikan kabar kepada suaminya tersebut.
"kamu yang sabar ya, semoga suami kamu menyadari kesalahannya dan kamu bisa kembali akur dengan suami kamu," ucap Helmi seakan menenangkan hati wanita yang kini perasaannya tengah gundah dan dia merasa iba kepada Kiran.
"Wanita itu kerap memakai pakaian seksi karena sering ganti foto gambar profil di ponselnya," ucap Kiran kembali.
"Kamu tidak menegur wanita itu? Maksudku kamu meneleponnya," tanya Helmi.
Kiran dengan cepat menggelengkan kepalanya dan sepertinya dia enggan untuk meneror wanita tersebut, karena baginya akan menambah masalah dan masalah itu akan menjadi melebar kepada kedua keluarga dirinya dan sang suami. Kiran pribadi sangat sabar dan dia sangat menjaga hati kedua orang tua, baik dari dia ataupun sang suami jangan sampai terluka. Helmi pun merasa kagum dengan sosok Kiran sebagai sosok wanita yang begitu tangguh dan sabar.
"Maaf, aku bukan mau memperkeruh keadaan. Tapi--," Helmi seakan ragu untuk meneruskan obrolannya.
Kiran menatap penasaran dengan ucapan Helmi yang menggantung. Sementara Helmi merasa enggan untuk berucap karena takut menyinggung perasaan wanita yang kini hatinya tengah dihinggapi rasa galau.
"Tapi apa? Bicara saja karena aku akan mendengar semuanya,' jawab Kiran dengan masih menatap Helmi dan Helmi terlihat mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah Kiran. Entah mengapa tatkala mata beradu pandang dan akhirnya mereka pun tidak sengaja beradu saling tatap. Nampak terlihat kedua orang tersebut salah tingkah. Kiran pun dengan cepat memalingkan wajahnya dan mengarah ke sembarang arah. Sementara Helmi wajahnya terlihat merah merona dan dadanya berdetak cepat tidak karuan. Tidak bisa di pungkiri getar asmara terhadap Kiran mungkin masih ada.
"Yaa, sebaiknya kamu obrolkan dengan suami kamu. Kalau dia harus menghargai kamu sebagai pasangannya," ucapnya gugup.
Kiran pun terlihat berpikir sejenak dan dia pun seakan ingin menelusuri lebih jauh, siapakah wanita yang selalu mengganggu hubungan rumah tangga dirinya dengan suaminya. Nampak Kiran menghela napas panjang, dia pun seakan paham dengan apa yang di ucapkan oleh Helmi.
"Ya, aku harus mencari tahu semuanya," jawabnya ragu.
°°°°
Malam pun tiba dan nampak seperti biasa tatkala Bisma sudah terlelap tidur, selalu ada pesan masuk yang datang dari seorang wanita. Kali ini Kiran harus lebih waspada dan mencari informasi, siapakah sebenarnya wanita yang tengah di kagumi oleh suaminya tersebut. Dan Kiran pun terlihat membuka ponsel sang suami dan jarinya berselancar di sosmed milik Bisma.
Kiran nampak terperanjat karena begitu banyak foto yang dia lihat di galeri milik sang suami, yaitu kebersamaan Bisma dengan wanita yang bernama Febri tersebut. Kiran pun nampak mencari nama wanita tersebut di aplikasi Inst49r4m dan nampak begitu banyak foto Febri yang berpakaian seksi karena notabene dia adalah seorang model yang berpakaian seksi. Febri terus men-scrol ke bawah gambar wanita tersebut dan betapa dia terkejut karena di sana ada gambar adik dari Helmi yang bernama Hana. Dalam diri Kiran berpikir apakah Hana teman dari Febri.
"ini foto Febri bersama Hana. Apa mereka berteman? Aku harus mencari tahu semuanya," batin Kiran terlihat penasaran dibuatnya.
"Febri,,!"
Terdengar Bisma memanggil nama Febri, tapi dengan keadaan mata masih tertutup rapat. Sepertinya dia sedang bermimpi dan Kiran pun semakin kesal dibuatnya karena sosok Febri begitu berarti di hati suaminya itu. Kiran cemberut dan dadanya terasa memanas dibuatnya. Kiran pun nampak keluar dari dalam kamar.
Nampak Kiran duduk di kursi sofa dan kini dia mencoba menghubungi Helmi karena ingin menanyakan kabar Hana dan sekalian penasaran dengan sosok adik dari Helmi tersebut, mengapa foto gambar adiknya tengah bersama Febri kekasih gelap suaminya.
Namun ponsel Helmi terlihat sedang tidak aktif. Kemudian Kiran pun menelepon sang Mama yang kini keberadaannya sedang bersama Ibu mertuanya, karena mereka teman arisan dan juga relasi bisnis.
{"Maa, kapan pulang dari luar kota, Kiran rindu sama Mama,'} tulis pesan Kiran kepada sang Mama. Kiran sangat di sayangi oleh Mamanya dan Kiran tidak mau jika sang Mama terluka karena mendengar pengkhianatan dari Bisma yang notabene Ibu dari Bisma kedekatan dengan sang Mama sangat erat terjalin.
Sambungan telepon pun beralih ke video call yang di lakukan oleh Ibu dari Kiran dan nampak Kiran ragu untuk mengangkatnya karena hatinya tengah dirundung masalah dan gelisah. Dia pun berpikir pasti keberadaan Ibu mertuanya sedang bersama sang Mama. Kiran menghela napas panjang, kemudian dia pun mencoba menampakkan senyuman yang sumringah tanpa ada rasa sedih.
{"Sayang, Mama rindu,"} ucap sang Mama ketika melakukan sambungan video call dan secepat kilat sang Mama memberikan ponselnya kepada besannya atau Ibunya Bisma. Melihat keakraban yang terjalin antara sang Mama dan Ibu mertua, nampak Kiran semakin tidak kuasa dibuatnya untuk menceritakan kegundahan rumah tangganya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments