•••
Setelah selesai dengan berbagai ritual mandinya yang lumayan lama, Kenzio berjalan keluar kamar mandi sembari mengelap rambut basahnya dengan handuk. Dan pemandangan yang menyambutnya adalah Zafanya yang tertidur di ranjangnya.
"Ck!" Kenzio kembali berdecak melihat rok serta baju cewek itu tersingkap, segera ia menarik selimut untuk menutupi tubuh itu.
"Nggak takut gue terkam apa, ya?" Gumam Kenzio menggelengkan kepalanya heran.
Lelaki itu duduk di ranjangnya dengan memangku laptop, disamping Zafanya yang tertidur. Belum saja cowok itu membuka laptopnya, sosok disampingnya yang tadi tertidur malah terduduk dan bersandar di bahunya.
"Mimpi buruk, Kak." Adu Zafanya.
"Mimpi apa?" Tanya Kenzio tanpa menoleh, ia mulai fokus mengerjakan pekerjaannya.
"Ada, rahasia." Jawaban Zafanya.
"Terserah lo, lah, Za." Batin Kenzio tak ingin ambil pusing.
"Kak,"
"Apa lagi?"
"Liat gue dulu,"
"Apa kenapa?" Cowok itu menoleh sepenuhnya pada wajah mengantuk Zafanya. Terlihat sangat lucu dengan rambut acak-acakannya.
"Awasin laptopnya, deh." Kata Zafanya.
"Gue lagi kerja."
"Kerja apa jam 10 malam? Sebentar aja, Kak, taruh laptopnya dulu." Kata Zafanya serius, membuat Kenzio akhirnya benar-benar menyingkirkan laptop itu ke meja nakas. Dia menaikkan alisnya, bertanya apa yang akan Zafanya lakukan.
Dan tau apa selanjutnya yang terjadi? Zafanya malah merebahkan kepala diatas pahanya, menatap pahatan wajah Kenzio dari bawah. Dengan wajah memelas ia berucap, "Kangen Bunda, mau dielus-elus." Sembari menunjuk kepalanya.
Kenzio berdecak, "Manja banget." Meskipun begitu tangannya segera bergerak mengelus lembut kepala Zafanya. Merasakan helaian rambut lebat Zafanya yang tak pernah ia sangka bisa selembut ini.
"Berasa punya adek beneran gue." Dengusnya sok-sok kesal. Padahal impiannya sejak kecil adalah ingin mempunyai adik, tetapi tidak kesampaian karena orang tuanya sudah bercerai sejak ia masuk SMP.
"Kok adek, sih? Istri aja, Kak." Sahut Zafanya.
"Ngaco!" Balas Kenzio menjitak kepalanya, "awas sana!" Katanya menyuruh Zafanya menyingkir.
Zafanya malah menguap, pura-pura mengantuk, tangannya pun dengan lancang melingkari perut Kenzio, menenggelamkan wajahnya pada perut kotak-kotak Kenzio yang terlapisi baju kaus bermerek.
"Za, sumpah!" Kenzio tak habis pikir, "jangan mentang-mentang gue biarin lo nyender sampe tidur di paha gue, lo malah makin ngelunjak kayak gini." Desis cowok itu berusaha melepas pelukan Zafanya pada perutnya.
"Kali ini aja, Kak."
"Ck! Gue cowok Za, dan kita bukan anak-anak, kita udah dewasa, harusnya lo tau batasan lo! Terlebih statusnya saat ini lo itu adek gue!" Kata Kenzio berusaha mendorong bahu Zafanya tanpa menyakiti cewek itu.
Cewek itu sedikit menjauhkan wajahnya dari perut Kenzio, menatap Kenzio dari bawah.
"Ya, terus? Emang lo terangsang?" Tanya Zafanya, sebelumnya masih berdebat dengan dirinya sendiri apakah boleh ia memancing Kenzio seperti ini.
Kenzio tertawa pelan, "Makin parah ya lo, Za. Kayak nggak ada harga diri." Katanya sarkas, tak bisa memahami Zafanya lagi. Ia segera mendorong cewek itu mumpung pelukannya mulai merenggang.
Zafanya segera menahan tangan Kenzio saat cowok itu berniat bangkit dari ranjang, "Gue berani kayak gini karna itu elo, Kak. Karna gue percaya sama lo, lo nggak bakal ngelewatin batas." Katanya takut-takut.
Kenzio menoleh dengan wajah tak menyangka, "Jadi, karna gue diem aja selama ini, lo makin ngelunjak? Dan kata siapa gue nggak bakal ngelewatin batas?"
"Kata gue! Karna gue udah cukup kenal sama lo! Dan lo bilang lo nggak nafsu sama gue, kan?!"
"Tapi bukan berarti lo mancing-mancing gue kayak gitu! Gue laki-laki dewasa! Lo harusnya lebih hati-hati, karna semua cowok sama aja! Lo nggak kenal gue, Za." Kata Kenzio penuh penekanan, ia menarik pergelangan tangannya kasar.
"Sama aja? Terus kalau sama aja kenapa pas tadi kita jatuh dan lo turn on," matanya turun kebawah, menatap benda diantara paha Kenzio dan beralih lagi ke wajah Kenzio, "kenapa nggak terkam gue aja dan malah solo dikamar mandi?"
Kenzio lagi-lagi menghela nafas tak menyangka.
"Jadi itu mau lo? Semurahan itu diri lo?" Tanya Kenzio kembali mendekat, menatap tajam Zafanya, "Apa dengan begitu lo bisa sadar dan berhenti turunin harga diri lo?"
"JAWAB!" Bentak Kenzio.
Zafanya tersentak. Matanya bergetar karena terkejut. Tak berani menjawab pertanyaan Kenzio. Wajah cowok itu terlihat memerah, sepertinya ia marah besar.
"Oke, kalo itu mau lo!" Kata Kenzio karena Zafanya hanya diam membeku.
Dengan cepat dia melepas kausnya dan mengurung Zafanya di bawah badannya. Tangan kirinya menahan kedua tangan Zafanya diatas kepala, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menarik dagu Zafanya kebawah hingga mulutnya terbuka. Langsung melumat kasar bibir pink itu, menelusupkan lidahnya kedalam mulut Zafanya hingga cewek itu kesusahan bernafas.
"KAKHH!" Pekik Zafanya berusaha melepaskan ci*man itu.
Kenzio tak peduli, masih menciumi kasar bibir pink itu, lidahnya menyusuri setiap inci mulut Zafanya, menautkan lidah mereka lalu melumat kasar lidah Zafanya. Membuat suara lumatan itu terdengar jelas diruangan sunyi ini. Disela itu ia menggigit bibir Zafanya yang mulai membengkak itu, memberi pelajaran pada cewek murahan dibawahnya ini.
"KAK LEPASHHMM!" Kenzio kembali melumat kasar bibir Zafanya bergantian, tak membiarkan Zafanya mengeluarkan suaranya selain suara desahan. Mereka saling bertukar saliva dengan Kenzio yang menyicipinya berkali-kali walau sudah bercampur dengan darah pada bibir Zafanya.
Tangan kanannya bergantian menahan tangan Zafanya, sedangkan tangan kirinya turun kebawah, menyingkap rok selutut Zafanya, menelusuri paha samping Zafanya hingga keatas tanpa jeda pada ciumannya. Membuat tubuh Zafanya meremang merasakan sentuhan intens itu.
Tangan Kenzio semakin keatas menyusuri pinggang Zafanya dan sampai pada dada kiri Zafanya. Membuat cewek itu menggeleng frustasi dengan air mata yang mulai mengalir dari matanya hingga jatuh mengenai bantal.
Seiringan dengan ciumannya yang mulai turun dari dagu hingga leher, tangan kiri Kenzio mulai meremas dada kanan Zafanya yang masih terbungkus bra. Merasakan lembutnya gumpalan itu dan seberapa pas benda itu didalam tangannya.
"Ahh, kak please! KAK STOP, PLEASEE, HHHNGG..."
Zafanya berusaha melepas cekalan tangan Kenzio, saat berhasil dia segera mendorong kepala Kenzio yang bibirnya mulai meninggalkan kiss mark pada leher dan tulang selangkanya. Matanya menatap mata Kenzio ketakutan, memohon untuk menghentikan perbuatannya.
Masih belum puas memberikan Zafanya pelajaran, Kenzio kembali melumat kasar bibir Zafanya, membuat Zafanya tak bisa lagi memekik. Hanya ada gumaman-gumaman yang keluar dari mulutnya disela suara cumbuan mereka yang memenuhi ruangan. Baju crop Zafanya pun sudah tergeletak dilantai, hanya ada bra hitam yang menutupi bagian atas tubuhnya kini.
Kenzio berdesis, semakin menindih tubuh mungil Zafanya di bawahnya. Membuat Zafanya bisa merasakan benda keras yang masih terbalut celana jeans itu menekan miliknya.
"Hmm Kakhh ... nghhh..." Zafanya tak bisa lagi menahan desahannya disela ciuman itu, walau dengan perasaan jijik serta air mata yang kembali mengalir.
"Sshh, Za.." erang Kenzio disela ciumannya. Tanpa sadar ia menggerakkan pinggulnya pelan hingga benda menonjol itu bergesekkan dengan milik Zafanya yang masih terbungkus cd hitam.
"Nghhh..." Zafanya masih berusaha memberontak disela lenguhannya.
Sedangkan tangan kanan Kenzio melepas cekalan tangan Zafanya diatas, turun kebawah dan mulai meremas dada kiri Zafanya yang sejak tadi menganggur. Pinggulnya masih bergerak pelan mencari kepuasan.
Sedangkan Zafanya yang mendapat kesempatan untuk memberontak, dengan amarah menggebu ia berhasil mendorong Kenzio menjauh.
"STOP, KAK!!!" Pekiknya sembari menangis, tangannya dengan cepat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Matanya menatap Kenzio yang kembali menghampirinya, mengurungnya yang bersandar pada sandaran ranjang. Membuat Zafanya mau tak mau menatap Kenzio dengan ketakutan yang terpancar jelas diwajahnya.
"Puas, lo?" Tanya Kenzio dengan nafas tersenggal-senggal.
"Itu kan yang lo mau? Bukan jadi adek gue, tapi jadi pelacur gue?!" Sambungnya.
Zafanya tak menjawab, hanya menatap Kenzio dengan wajah merah yang dihiasi banjiran air mata. Membuat rasa bersalah langsung terbesit dalam dada Kenzio, ia marah dengan dirinya sendiri.
"FVCK!!! "
BRAKK!
Kenzio mengumpat keras sembari memukul sandaran ranjang disamping kepala Zafanya. Membuat cewek itu kaget dan semakin keras suara isakannya. Dan dalam detik itu juga ia kembali memasuki kamar mandi, meninggalkan Zafanya yang mulai menangis tanpa ditahan-tahan lagi.
•••
Like, comment, and subscribe nya gaisss
Ayo dukung karya ini kalau sukaa🙌🏻🙌🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
®ayess👏😒
versi cegil ny juga sweet bngt like and subscribe dehh/Determined/
2024-09-09
5
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
omegaaaattzz
2024-08-08
1
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
ngabisin sabun batangan yaa
2024-08-08
2