Bagian lima

Pagi hari, tepatnya di kediaman keluarga Nugraha, Nayla tampak kalang kabut. Ia bangun terlambat, semalaman ia tidak bisa tidur, salahkan Zean, kenapa ia membuat Nayla baper.

"Yaampun Kak. Kamu ini yah, pake acara terlambat segala, liat ini jam berapa? kamu berangkat sama siapa juga? motor kamu kan masih di bengkel." Omel Mamah Nayla menatap Nayla yang bergerak cepat memakai sepatu.

"Nay bisa naik angkot, Mah!" Jawab Nayla, dengan cepat ia menyalimi tangan Mamahnya dan menggendong tasnya. "Nay berangkat yah, Assalamualaikum." Pamitnya membuat Mamah Nayla menggeleng tapi tak urung membalas salam dari Nayla.

Nayla tersentak kaget ketika keluar dari rumah, ia mendapati seseorang tengah berdiri angkuh di samping mobil sport merah dengan tangan kiri yang di masukan ke dalam saku celana, dan tangan kanan yang tampak sedang mengotak atik ponsel ber soft cas birunya.

Itu Zean..

Zean tersenyum tipis menatap Nayla, ia memasukan ponsel berlogo apel miliknya kedalam saku. "Terlambat, hm?" Tanya Zean membuat Nayla mengerjapkan matanya lucu.

Zean maju mendekat, membuat Nayla was was setengah mati. "Nakal!" Tangan Zean menjitak kening Nayla pelan. Nayla mengerucutkan bibirnya.

"Sakit ish! nakal apasih? gue nggak nakal." Elak Nayla mengusap kening lebarnya.

"Tidak nakal, tapi bergadang? saya kan sudah bilang untuk langsung tidur dan beristirahat, tapi kamu malah bergadang." Sindir Zean.

Dia ko bisa tau sih? Batin Nayla.

"Saya tau karna saya liat tanda online kamu masih menyala sampai pukul 12." Ujar Zean seolah tau isi pikiran Nayla, "Ayo berangkat." Ajak Zean menarik tangan Nayla, membukakan pintu mobil, dan mendorong pelan tubuh Nayla untuk masuk ke dalam mobilnya.

Zean langsung menjalankan mobilnya menuju sekolah, beruntungnya jarak dari rumah Nayla ke sekolah tidak terlalu jauh. "Ini untuk kamu, kamu pasti belum sarapan." Zean menyerahkan kotak makanan ke pangkuan Nayla.

Lagi-lagi Nayla tersentak, ia menatap kotak makan berwarna biru yang ada di pangkuannya. "Itu saya sendiri yang memasaknya, semoga kamu suka. Maap jika rasanya tidak sesuai dengan selera kamu, Nayla." Ucap Zean menatap Nayla yang juga sedang menatapnya.

"Tapi lo nggak seharusnya repot-repot bikinin gue sarapan, Zean. Gue nggak mau, lo makan aja!" Tolak Nayla menyerahkan kotak makan biru itu.

"Saya sudah sarapan tadi, Nayla." Jawab Zean menatap Nayla dingin, "Saya sudah berusaha membuat itu untuk kamu, dan lagi-lagi kamu tidak menghargai pemberian saya? oh good! saya merasa sedih." Ujar Zean sedikit dramatis.

Nayla menghelas nafasnya, ia mendengus menatap wajah memelas Zean. "Yaudah, gue makan. Makasih yah." Nayla akhirnya mengalah, ia membuka kotak makan biru itu membuat Zean tersenyum cerah.

"Lo yang hias? konyol banget." Ejek Nayla menatap isi kotak makan itu, disana ada nasi goreng yang di hias seperti panda.

Mata Zean melotot, konyol katanya? hendak menjawab ejekan Nayla, tapi Nayla sudah angkat bicara duluan, "Gue suka tapi, ini lucuk." Pujinya, lalu memakan nasi goreng itu.

"Umm, ini juga enak! lo cocok jadi abang-abang nasi goreng, kenapa ngga jualan nasi goreng aja?" Tanya Nayla membuat Zaqi mendengus, sudah di bikin melayang tapi di jatuhkan lagi.

"Kamu mau saya jualan nasi goreng?" Tanya Zean yang langsung di jawab anggukan cepat oleh Nayla, "Kenapa saya harus jualan nasi goreng?" Tanya Zean ini sekali lagi, ia menatap Nayla yang terlihat rakus memakan nasi goreng itu, pipinya yang bulat tambah bulat seperti ikan buntal. Lucu sekali.

"Supaya gue bisa makan nasi goreng lo setiap hari." Jawab Nayla menelan kunyahannya, "Terus orang-orang juga pasti bakalan berbondong bondong beli nasi goreng lo, tapi lo tenang aja, gue bakalan jadi pembeli setia lo." Racau Nayla.

Zean menggelengkan kepalanya tak habis pikir, padahal ia akan senang hati membuatkan Nayla nasi goreng kapan pun Nayla mau. Zean memarkirkan mobilnya ketika sampai di parkiran sekolah. Ia menoleh menatap Nayla, "Sudah sampai, tapi sepertinya sudah bel masuk." Ujar Zean menatap sekolah yang terlihat sepi.

"Lo jadi telat gara-gara jemput gue, sorry yah.. " Ucap Nayla pelan, ia memasukkan kotak makan Zean kedalam tas miliknya. "Makasih karna udah jemput gue, dan udah ngasih gue bekal makan."

Zean tersenyum tipis, tangannya bergerak mengacak gemas rambut sebahu Nayla. "Ayo masuk, kita lewat belakang." Ajak Zean.

"Lo tau jalannya? gue aja yang udah 2 tahun disini nggak tau!" Nayla memicingkan matanya.

~♡~

Nayla menghela nafasnya kasar, ia mengusap keningnya yang berkeringat. Ide Zean memang bagus, tapi sepertinya nasib sial sedang menimpa mereka hari ini. Niat ingin menghindari hukuman dan memilih jalan belakang, tapi tetap saja mereka harus kena hukuman karna kepergok Pak Udin, salah satu guru BK sekolah mereka.

Hari ini cuaca juga sedang tidak berpihak pada mereka berdua, entah kenapa panasnya terasa berkali-kali lipat lebih panas dari hari hari kemarin. Meskipun badannya di lindungi oleh badan Zean, tapi tetap saja rasanya panas.

apalagi Zean yah?

Nayla menatap punggung tegap Zean, dapat Nayla lihat seragam belakang Zean sudah basah oleh keringat. Bibir Nayla tertarik ke atas, ia tersenyum tipis, sepertinya Nayla akan mempertimbangkan untuk membuka hatinya.

"Zean.. "

Zean menoleh, wajahnya memerah dengan keringat yang mengucur membuat dirinya terlihat berkali kali lipat lebih tampan dan hot dalam waktu bersamaan. "Kenapa? kamu merasa pusing?" Tanya Zean menatap Nayla yang masih menatapnya tanpa berkedip. Karena tak kunjung menjawab, akhirnya Zean mengambil tindakan, yaitu dengan cara menarik hidung mungil Nayla.

"Ihhh jorokk, idung gue berminyak tauuu!" Teriak Nayla mengusap tangan Zean, Zean terkekeh gemas. "Lebay." Cibirnya membuat Nayla mendelik.

"Lo it-- anjir! udah bel istirahat!" Panik Nayla tak menghiraukan mata Zean yang sudah membola mendengar umpatan Nayla. "Mulutnya.. " Gemas Zean menyentil bibir Nayla.

"Ish! hobi banget nyentil nyentil gue."

"Tidak baik berbicara seperti tadi, Nayla."

Nayla menganggukkan kepalanya, "Gue harus pergi dari sini, sebelum ada orang yang liat kita berdua di hukum bareng." Ujar Nayla panik, ia segera berlari ke tepi lapang, berbalik sebentar untuk melambai kepada Zean kemudian segera berlari.

Zean geleng-geleng kepala, Naylanya selalu terlihat lucu. Ehh tunggu, Naylanya? pikir Zean tersenyum tipis.

"Ngapain lo?" Tanya Irko salah satu teman Zean dari SD, SMP, dan sampai sakarang. "Kenapa lo bisa telat? biasanya juga lo ngga pernah telat." Ujar Irko penuh selidik.

Zean memang Typekal orang yang tepat waktu. Selama mereka berteman, dari SD sampai SMP Zean tidak pernah sekali pun terlambat.

"Saya kesiangan, semalam banyak sekali orang, jadi saya kesulitan untuk tidur." Elak Zean tapi tidak sepenuhnya berbohong. Karna memang benar, rumahnya semalam kedatangan banyak sekali orang, mereka adalah keluarga Almarhum Pak Asep yang datang dari kampung.

Awalnya Zean mau ikut ke pemakaman, tetapi Ibunya melarangnya dan menyuruhnya untuk bersekolah. Ibunya berkata.. "Biar saya yang datang, kamu sekolah saja"

"Ohh iyah, gue turut berduka cita yah atas meninggalnya Pak Asep."

Zean mengangguk, ia meraih tas gendongnya lalu memakainya, tapi hanya sebelah. "Terimakasih, saya lapar, ayo ke kantin." Ajak Zean membuat Irko mendengus.

"Ahh elah! gue nggak suka lo ngomong pake saya saya an."

"Saya tidak peduli kamu suka atau tidak."

~♡~

"Lo ada hubungan apa sama si Zean?"

"Diem, Usi."

"Lo pacaran sama si Zean?"

"Nggak!"

"Tapi kenapa lo bisa berangkat bareng?"

Nayla memutar bola matanya malas, "Gue lagi makan, bisa biarin gue makan dengan tenang?" Ujar Nayla ketus, membuat Usi terdiam.

"Yaaa maap, gue kan cuma penasaran Nay." Usi mengaduk-aduk Mie ayam miliknya, ia menatap Nayla yang sedang memakan semangkuk bakso dengan tenang. "Lo diem, berarti bener ada hubungan sama Zean." Ujar Usi membuat Nayla terdiam.

"Semalem aja lo langsung pergi ke rumah Zean pas denger bokapnya meninggal."

Nayla menggeplak tangan Usi, "Iyah! dan lo udah salah informasi, gue jadi ngga enak." Ujar Nayla kesal membuat Usi terkekeh. "Gue langsung ke rumah Zean karna gue ngerasa berhutang budi."

Dahi Usi berkerut, "Hutang budi apa?" Tanyanya kepo, Nayla ini memang typekal orang yang tidak enakan. Ibaratnya tuh.. Orang ngasih ikan mujaer, Nayla bales ngasih Ikan Megalodon.

Nayla tampak berpikir, ia tidak ingin Usi tahu apa yang sebenernya terjadi. "Itu.. motor gue mogok, dia nolongin gue." Ujar Nayla menjelaskan.

Mulut Usi membentuk huruf O, ia mengangguk paham membuat Nayla menghela nafas lega.

"Terus kenapa bisa berangkat bareng?" Tanya Usi membuat Nayla tak jadi lega, sial memang Usi ini.

"Karna nggak sengaja ketemu, gue tadi naik angkot." Jawab Nayla cepat, "Eh btw, lo mau liat gue turnamen nggak?" Tanya Nayla mencoba mengalihkan topik.

"Kapan? lo turnamen sama sekolah mana, Nay?" Tanya Usi dengan mata yang berbinar, Usi adalah gadis pencinta cogan.

"Heleh, gue tau akal bulus lo yah!" Nayla mengacungkan garpu ke hadapan Usi, "Besok, gue turnamen sama sekolah tetangga." Jawab Nayla membuat Usi bertepuk tangan heboh.

"Lo bakalan ketemu sama Alfi dong. " Ujar Usi tanpa sadar membuat Nayla terdiam, Usi yang menyadarinya pun langsung ikut terdiam.

Ohh good! dia salah bicara.

Episodes
1 Bagian satu
2 Bagian dua
3 Bagian tiga
4 Bagian empat
5 Bagian lima
6 Bagian enam
7 Bagian tujuh
8 Bagian delapan
9 Bagian sembilan
10 Bagian sepuluh
11 Bagian sebelas
12 Bagian dua belas
13 Bagian tiga belas
14 Bagian empat belas
15 Bagian lima belas
16 Bagian enam belas
17 Bagian tujuh belas
18 Bagian delapan belas
19 Bagian sembilan belas
20 Bagian dua puluh
21 Bagian dua puluh satu
22 Bagian dua puluh dua
23 Bagian dua puluh tiga
24 Bagian dua puluh empat
25 Bagian dua puluh lima
26 Bagian dua puluh enam
27 Bagian dua puluh tujuh
28 Bagian dua puluh delapan
29 Bagian dua puluh sembilan
30 Bagian tiga puluh
31 Bagian tiga puluh satu
32 Bagian tiga puluh dua
33 Bagian tiga puluh tiga
34 Bagian tiga puluh empat
35 Bagian tiga puluh lima
36 Bagian tiga puluh enam
37 Bagian tiga puluh tujuh
38 Bagian tiga puluh delapan
39 Bagian tiga puluh sembilan
40 Bagian empat puluh
41 Bagian Empat puluh satu
42 Bagian empat puluh dua
43 Bagian empat puluh tiga
44 Bagian empat puluh empat
45 Bagian empat puluh lima
46 Bagian empat puluh enam
47 Bagian empat puluh tujuh
48 Bagian empat puluh delapan
49 Bagian empat puluh sembilan
50 Bagian lima puluh
51 Bagian lima puluh satu
52 Bagian lima puluh dua
53 Bagian lima puluh tiga
54 Bagian lima puluh empat
55 Bagian lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Bagian lima puluh tujuh
58 Bagian lima puluh delapan
59 Bagian lima puluh sembilan
60 Bagian enam puluh
61 Bagian enam puluh satu
62 Visualisasi
63 Bagian enam puluh dua
64 Bagian enam puluh tiga
65 Bagian enam puluh empat
66 Bagian enam puluh lima
67 Bagian enam puluh enam
68 Bagian enam puluh tujuh
69 Bagian emam puluh delapan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bagian satu
2
Bagian dua
3
Bagian tiga
4
Bagian empat
5
Bagian lima
6
Bagian enam
7
Bagian tujuh
8
Bagian delapan
9
Bagian sembilan
10
Bagian sepuluh
11
Bagian sebelas
12
Bagian dua belas
13
Bagian tiga belas
14
Bagian empat belas
15
Bagian lima belas
16
Bagian enam belas
17
Bagian tujuh belas
18
Bagian delapan belas
19
Bagian sembilan belas
20
Bagian dua puluh
21
Bagian dua puluh satu
22
Bagian dua puluh dua
23
Bagian dua puluh tiga
24
Bagian dua puluh empat
25
Bagian dua puluh lima
26
Bagian dua puluh enam
27
Bagian dua puluh tujuh
28
Bagian dua puluh delapan
29
Bagian dua puluh sembilan
30
Bagian tiga puluh
31
Bagian tiga puluh satu
32
Bagian tiga puluh dua
33
Bagian tiga puluh tiga
34
Bagian tiga puluh empat
35
Bagian tiga puluh lima
36
Bagian tiga puluh enam
37
Bagian tiga puluh tujuh
38
Bagian tiga puluh delapan
39
Bagian tiga puluh sembilan
40
Bagian empat puluh
41
Bagian Empat puluh satu
42
Bagian empat puluh dua
43
Bagian empat puluh tiga
44
Bagian empat puluh empat
45
Bagian empat puluh lima
46
Bagian empat puluh enam
47
Bagian empat puluh tujuh
48
Bagian empat puluh delapan
49
Bagian empat puluh sembilan
50
Bagian lima puluh
51
Bagian lima puluh satu
52
Bagian lima puluh dua
53
Bagian lima puluh tiga
54
Bagian lima puluh empat
55
Bagian lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Bagian lima puluh tujuh
58
Bagian lima puluh delapan
59
Bagian lima puluh sembilan
60
Bagian enam puluh
61
Bagian enam puluh satu
62
Visualisasi
63
Bagian enam puluh dua
64
Bagian enam puluh tiga
65
Bagian enam puluh empat
66
Bagian enam puluh lima
67
Bagian enam puluh enam
68
Bagian enam puluh tujuh
69
Bagian emam puluh delapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!