Kiw! Brondong

Kiw! Brondong

Bagian satu

"Nayla?"

Panggil seorang laki-laki berseragam sama dengan Nayla, membuat Nayla menoleh. Nayla memasang wajah terkejut, apa dia mengenali laki-laki ini? seingatnya, Nayla baru pertama kali melihatnya.

"Sorry, lo siapa yah?" Tanya Nayla dengan wajah yang kurang bersahabat, membuat laki-laki tinggi itu tersenyum tipis. Gemas sekali, batin laki-laki tinggi itu.

Laki-laki tinggi itu menyimpan sebungkus roti dan sekotak susu di tangan Nayla. "Ini untuk kamu, dimakan yah." Setelah mengucapkan itu, laki-laki itu langsung pergi meninggalkan Nayla yang cengo menatap roti dan susu di tangannya.

"Cowok jaman sekarang pada gak jelas yah? nggak kenal tiba-tiba ngasih roti sama susu." Gerutu Nayla berkacak pinggang, "Eh tapi tunggu deh, itu cowok kelas 10 anjirr!" Pekik Nayla tak sengaja melihat bet di seragam laki-laki itu.

"Wih, jajan nggak ajak-ajak yah Nay!" Seorang gadis tiba-tiba merangkul Nayla, membuat Nayla terlonjak kaget.

"Ck, ini ada yang ngasih." Nayla menghempas tangan Usi. "Buat lo aja." Ujar Nayla menyodorkan roti dan susu itu kepada Usi, dan dengan senang hati Usi mengambilnya.

"Aaaa, tau aja gue lagi laperrr." Heboh Usi membuat Nayla geleng-geleng kepala. Mereka berjalan menuju kelas mereka. "Tapi Nay, siapa yang ngasih? tumben juga lo terima, biasanya lo tolak."

"Gue mau nolak, tapi dianya keburu pergi." Nayla nampak berpikir, "Kayanya dia kelas 10 yang lagi MPLS deh, Si." Ujar Nayla membuat mata Usi membola.

Usi meminum santai susu kotak yang ia pegang. "Beuh, sumpah yah! adik kelas kita yang sekarang pada kece parah tau, Nay." Nayla hanya mengangguk-ngangguk saja, ia tidak tertarik.

"Lo nggak mau liat-liat gitu? siapa tau ada yang bikin hati lo jedag-jedug, skop-skop." Tawar Usi di balas gelengan kepala oleh Nayla. "Ck, giliran ada gosip tentang kelas sebelah lo gercep Nay."

"Gue nggak tertarik, Si. Gue masih belum siap kalo harus kenal lagi sama cowok." Ujar Nayla membuat Usi terdiam, apa sebegitu susahnya membuka hati? ahhh, Usi tidak bisa memaksakan perasaan orang.

"Gue nggak tau apa yang bikin lo susah buka hati, Nay. Tapi gue cuma mau bilang, jangan terus terusan stuck di lingkaran gelapnya masalalu."

Nayla terkekeh pelan menatap Usi, "Lo keliatan konyol kalo lagi serius, Si." Ejek Nayla, berlari menjauh dari amukan Usi yang tampak sedang mencak mencak menginjak tanah.

Tanpa mereka sadari, dari tadi ada sepasang mata yang mengamati mereka.

"Apa yang sebenarnya kamu tutupi, Nayla?"

~♡~

Kelas tampak ramai, hari ini kelas dinyatakan jamkos. Sekolah masih sibuk menyambut siswa dan siswi baru, membuat kelas 11 dan 12 bebas kesana kemari.

Disaat yang lain tengah merusuh. Berbeda dengan Nayla, ia tengah membaca buku novelnya dengan tenang. Nayla adalah orang yang apa-apa bagaimana mood. Jika moodnya sedang baik, ia akan seperti orang kesurupan. Kemudian jika moodnya sedang buruk, dia akan seperti orang yang cacingan.

"Nay! lo tau nggak?" Usi mencondongkan badannya di depan Nayla. "Rumah kosong yang sebelahan sama rumah gue, kemarin ada yang isi tauuu." Ujar Usi senyum senyum gak jelas.

"Yah bagus dong, jadi ngga kosong lagi." Jawab Nayla tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ish, poin utamanya bukan itu Nay. Poin utamanya itu adalah yang punya rumahnya ganteng bangett coy!" Heboh Usi.

"Semuanya aja ganteng, Si. Yang menurut gue biasa aja, lo bilang ganteng." Ucap Nayla malas.

"Ihh seriu--"

"Permisi.. " Suara itu membuat kelas mendadak hening, semua orang menatap ke arah pintu kelas. "Maap mengganggu, boleh nggak adek adek ini minta tanda tangan kalian?"

"Boleh, masuk aja sini dek."

"Gila sih! kelas 10 sekarang pada kece abis."

"Kakak nggak gigit kok, dek."

Beberapa saat, semua kembali hening. Bagaimana tidak? seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan wajah tampannya yang mampu menghipnotis semua mata, baru saja memasuki kelas.

"Itu siapa anjir yang tinggi, ganteng banget!"

"Yang tinggi, sini aja sini! kakak open ko."

"Yatuhan!" Teriak Usi membuat Nayla menoleh. "Itu! itu, Nay! itu loh yang barusan gue ceritain, ganteng bangetkan? namanya Zean." Usi menopang dagunya menatap kagum Zean.

"Maksud lo yang punya rumah itu, Si?" Tanya Nayla di jawab anggukan oleh Usi. Nayla terdiam, tapi detik kemudian matanya membola ketika melihat Zean berjalan ke arahnya.

"Saya minta tanda tangan kamu." Ujar Zean menatap mata bulat Nayla. Suaranya tegas, seolah memerintah.

"Boleh, boleh! dengan senang hati.. " Bukan. Itu bukan suara Nayla, melainkan suara Usi yang hendak membawa buku yang Zean pegang, tetapi di tepis oleh Zean.

"Saya mau tanda tangan, Nayla saja." Ucap Zean dingin, menatap Nayla tajam. Sedangkan yang di tatap menjadi gugup.

Bisik-bisik semua penghuni kelas mulai terdengar, apa apaan ini? kenapa Nayla jadi gugup seperti ini.

Nayla gelagapan, tangannya terulur mengambil buku yang Zean pegang. Tangannya mulai bergerak, menulis namanya disana.

Mata tajam Zean tidak pernah lepas dari Nayla, perasaannya selalu membuncah setiap melihat Nayla.

"Udah." Nayla menyerahkan buku itu kepada Zean. Zean menerimanya, Ia tersenyum tipis kemudian melangkah hendak keluar dari kelas.

Tapi, seorang gadis menahan tangan Zean, "Kamu mau kemana?" Tanyanya menatap lembut Zean.

Zean menghela nafas, ia menghempas tangan Dini. "Sudah selesai kan? saya mau pergi." Ucap Zean dengan wajah datar.

"Kamu baru dapet satu tanda tangan, kita disuruh minta tanda tangan minimal 15 tanda tangan, Zean." Dini mencoba memberi tahu.

"Kayanya tuh cewek suka sama Zean yah, Nay?" Bisik Usi kepada Nayla. Nayla diam, ia menatap drama di depannya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Saya tidak peduli. Satu tanda tangan, sudah cukup untuk saya." Setelah mengatakan itu, Zean langsung berlalu dari sana.

"Nay, kayanya Zean suka sama lo deh!"

"Iyah anjir, masa cuma mau tanda tangan Nayla doang."

Usi menganggukkan kepalanya, bisa jadi bisa jadi. "Eh! jangan bilang yang tadi ngasih roti sama susu kotak ke lo, itu Zean?" Pekik Usi, membuat semua heboh.

Dini yang masih ada disana, menatap kesal Nayla kemudian pergi dari sana.

"Lah, ngga jelas tuh orang." Gumam Usi, sedangkan Nayla hanya diam saja. Ia masih tidak mengerti dengan perasaannya.

Kenapa perasaannya jadi seperti ini? kenapa ia baper karna perlakuan Zean tadi.

Terpopuler

Comments

Siti Nina

Siti Nina

Kesan pertama Menarik

2025-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian satu
2 Bagian dua
3 Bagian tiga
4 Bagian empat
5 Bagian lima
6 Bagian enam
7 Bagian tujuh
8 Bagian delapan
9 Bagian sembilan
10 Bagian sepuluh
11 Bagian sebelas
12 Bagian dua belas
13 Bagian tiga belas
14 Bagian empat belas
15 Bagian lima belas
16 Bagian enam belas
17 Bagian tujuh belas
18 Bagian delapan belas
19 Bagian sembilan belas
20 Bagian dua puluh
21 Bagian dua puluh satu
22 Bagian dua puluh dua
23 Bagian dua puluh tiga
24 Bagian dua puluh empat
25 Bagian dua puluh lima
26 Bagian dua puluh enam
27 Bagian dua puluh tujuh
28 Bagian dua puluh delapan
29 Bagian dua puluh sembilan
30 Bagian tiga puluh
31 Bagian tiga puluh satu
32 Bagian tiga puluh dua
33 Bagian tiga puluh tiga
34 Bagian tiga puluh empat
35 Bagian tiga puluh lima
36 Bagian tiga puluh enam
37 Bagian tiga puluh tujuh
38 Bagian tiga puluh delapan
39 Bagian tiga puluh sembilan
40 Bagian empat puluh
41 Bagian Empat puluh satu
42 Bagian empat puluh dua
43 Bagian empat puluh tiga
44 Bagian empat puluh empat
45 Bagian empat puluh lima
46 Bagian empat puluh enam
47 Bagian empat puluh tujuh
48 Bagian empat puluh delapan
49 Bagian empat puluh sembilan
50 Bagian lima puluh
51 Bagian lima puluh satu
52 Bagian lima puluh dua
53 Bagian lima puluh tiga
54 Bagian lima puluh empat
55 Bagian lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Bagian lima puluh tujuh
58 Bagian lima puluh delapan
59 Bagian lima puluh sembilan
60 Bagian enam puluh
61 Bagian enam puluh satu
62 Visualisasi
63 Bagian enam puluh dua
64 Bagian enam puluh tiga
65 Bagian enam puluh empat
66 Bagian enam puluh lima
67 Bagian enam puluh enam
68 Bagian enam puluh tujuh
69 Bagian emam puluh delapan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bagian satu
2
Bagian dua
3
Bagian tiga
4
Bagian empat
5
Bagian lima
6
Bagian enam
7
Bagian tujuh
8
Bagian delapan
9
Bagian sembilan
10
Bagian sepuluh
11
Bagian sebelas
12
Bagian dua belas
13
Bagian tiga belas
14
Bagian empat belas
15
Bagian lima belas
16
Bagian enam belas
17
Bagian tujuh belas
18
Bagian delapan belas
19
Bagian sembilan belas
20
Bagian dua puluh
21
Bagian dua puluh satu
22
Bagian dua puluh dua
23
Bagian dua puluh tiga
24
Bagian dua puluh empat
25
Bagian dua puluh lima
26
Bagian dua puluh enam
27
Bagian dua puluh tujuh
28
Bagian dua puluh delapan
29
Bagian dua puluh sembilan
30
Bagian tiga puluh
31
Bagian tiga puluh satu
32
Bagian tiga puluh dua
33
Bagian tiga puluh tiga
34
Bagian tiga puluh empat
35
Bagian tiga puluh lima
36
Bagian tiga puluh enam
37
Bagian tiga puluh tujuh
38
Bagian tiga puluh delapan
39
Bagian tiga puluh sembilan
40
Bagian empat puluh
41
Bagian Empat puluh satu
42
Bagian empat puluh dua
43
Bagian empat puluh tiga
44
Bagian empat puluh empat
45
Bagian empat puluh lima
46
Bagian empat puluh enam
47
Bagian empat puluh tujuh
48
Bagian empat puluh delapan
49
Bagian empat puluh sembilan
50
Bagian lima puluh
51
Bagian lima puluh satu
52
Bagian lima puluh dua
53
Bagian lima puluh tiga
54
Bagian lima puluh empat
55
Bagian lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Bagian lima puluh tujuh
58
Bagian lima puluh delapan
59
Bagian lima puluh sembilan
60
Bagian enam puluh
61
Bagian enam puluh satu
62
Visualisasi
63
Bagian enam puluh dua
64
Bagian enam puluh tiga
65
Bagian enam puluh empat
66
Bagian enam puluh lima
67
Bagian enam puluh enam
68
Bagian enam puluh tujuh
69
Bagian emam puluh delapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!