"Aduhh, ko gini sih nyebelin banget."
Nayla menggerutu kesal ketika motor metic miliknya mogok di tengah jalan. Hari sudah mulai gelap, dan motor Nayla malah mogok di jalan yang jarang di lewati banyak orang.
"Salah banget gue malah jalan sini, mana ngga ada orang.. " Gumamnya menggosok-gosokan tangannya ke bahunya, cuacanya mendadak menjadi dingin. "Gue telpon Papah deh. " Lirih Nayla menyalakan ponselnya.
"Ko tumben banget ngga aktif, Papah lagi apa yah?"
Brumm
Jantung Nayla berdetak kencang ketika melihat motor ninja berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya. Hp yang tadi ia pegang, kini sudah jatuh di tanah. Motor itu, motor itu adalah motor milik seseorang yang sangat ia hindari. Nayla menunduk, ia dapat melihat kaki orang itu berjalan ke arahnya.
"Nayla?" Suara itu, suara itu adalah suara yang sudah lama tak ia dengar. Itu suara Alfi, mantannya. "Ini beneran kamu? oh my god! mimpi apa aku semalem bisa ketemu sama kamu di jalan sepi ini." Alfi menatap Nayla dari atas sampai bawah.
"Jangan deket-deket gue, brengsek!" Ucap Nayla mencoba tegar, namun tidak dengan badannya yang sudah bergetar hebat. "Gue bisa laporin lo ke polisi." Ancam Nayla, membuat Alfi terkekeh angkuh.
Alfi menarik kasar dagu Nayla, membuat Nayla mendongak. "Coba aja, Nay. Coba aja! aku ngga takut." Tantang Alfi tersenyum, membuat Nayla langsung menghempas kasar tangan Alfi. Tapi tidak bisa, tenaga Alfi lebih besar dari tenaga Nayla. "Btw, kamu makin cantik yah sayangg."
"Please, lepasin gue Alfi." Ujar Nayla memohon, lagi-lagi traumanya kembali. Badannnya bergetar hebat, sungguh ini adalah kiamat baginya. Nayla berharap seseorang menolongnya.
Alfi yang Menyadari badan Nayla bergetar, ia mendekatkan wajahnya tepat di telinga Nayla. "Aku belum ngapa-ngapain kamu loh, Nay. Ko udah geter kaya gini sih, hem?" Bisik Alfi, tangannya bergerak menyelipkan anak rambut Nayla ke sisi telinga Nayla.
Air mata mulai bercucuran di pipi tembam Nayla, gadis itu menangkupkan tangannya memohon kepada Alfi. "Gue mohon lepasin gue, Alfi." Lirih Nayla pelan, nyaris tidak terdengar.
"Ck, ini salah kamu Nayla. Kenapa kamu dulu ninggalin aku? kenapa kamu hindarin aku? aku gila tanpa kamu, Nayla. AKU MAU KAMU." Teriak Alfi frustasi, tangannya hendak menarik seragam yang Nayla kenakan.
Bug
"Shit!" Ringis Alfi kesakitan. Bagaimana tidak? seseorang telah memukul punggungnya menggunakan balok kayu dengan keras. Nayla ikut terkejut, ia membuka matanya lebar-lebar ketika melihat siapa orang yang sudah memukul Alfi.
"Zean.. " Lirih Nayla, ia masih lemas.
"Are you okay? ada yang sakit tidak? ayo bicara sama saya, apa yang sudah bajingan ini lakukan." Tanya Zean beruntun, membuat Nayla menangis lagi. Gadis itu tanpa permisi langsung memeluk tubuh jangkung Zean.
"Its okay, saya ada disini." Tangan Zean terangkat mengelus punggung Nayla, sembari mengucap lirih kata-kata yang membuat Nayla tenang. Rahang Alfi mengetat menatap pemandangan di depannya.
"Lo apa-apaan sih anjing! lo siapa?"
Zean mengurai pelan pelukan mereka, ia menatap lembut mata Nayla. Tangannya bergerak membuka hoodie yang ia pake, kemudian memakaikannya pada tubuh Nayla. "Kamu diam disini yah? saya akan segera kembali." Ucap Zean memegang kedua bahu Nayla, mencoba meyakinkan.
Nayla mengangguk pelan, membiarkan Zean menghampiri Alfi. Tangannya memegang erat hoodie Zean.
Zean menyimpan kedua tangannya di saku celananya, ia menatap remeh Alfi. "Anda bajingan sekali telah membuat seorang perempuan ketakutan." Ucap Zean mencoba setenang mungkin. Tapi di dalam hati, ia sungguh ingin sekali menghajar habis-habisan laki-laki di depannya ini karna telah menyakiti Nayla.
"Gue cowoknya, lo siapa? Nayla cewek gue, mau gue gimanain pun terserah gue. Karna dia milik gue." Ujar Alfi penuh penekanan.
"Oh yah? jika memang Nayla adalah perempuan Anda, kenapa anda memperlakukan Nayla seperti tadi. Nayla adalah perempuan yang baik, sangat berbanding terbalik dengan Anda." Ucap Zean dengan wajah datarnya.
"Lo ngga usah ikut campur, anjing!" Peringat Alfi hendak memukul Zean, namun tidak sempat. Karena Zean sudah dulu mencekal tangannya, dan memelintirnya ke belakang dengan kuat.
"Bahkan dalam segi bela diri pun anda masih payah, bukankah Nayla lebih cocok dengan saya?" Bisik Zean membuat Alfi meronta. "Pergi! jika anda mencoba menyakiti Nayla lagi, saya akan membuat anda menyesal." Peringat Zean menghempas kasar tubuh Alfi hingga tersungkur.
"Gue nggak akan pernah nyerah sebelum dapetin apa yang gue mau." Ujar Alfi sebelum menaiki motornya.
Mata elang Zean terus menghunus ke depan, ia menatap motor Alfi yang perlahan menjauh. Sial, siapa laki-laki itu? kenapa begitu terobsesi dengan Nayla. Ah iyah, Nayla. Zean langsung berbalik menatap Nayla yang tampak berjongkok.
Zean sedikit berlari menghampiri Nayla. "Ayo pulang! sudah mau malam, saya antar kamu." Ajak Zean, membuat Nayla mendongak. Mata bulat itu, mata bulat itu terlihat begitu sembab.
"Nayla.. " Panggil Zean, mengusap bekas air mata di pipi tembam Nayla. "Dont cry, saya tidak suka."
Nayla berdecak, ia tidak suka ada orang lain yang melihat kelemahannya. ia bergerak menghempas pelan tangan Zean, "Lo manggil nama gue tanpa embel-embel Kak?" Tanya Nayla beranjak dari jongkoknya.
"Gue kakak kelas lo, yang sopan dikit dong." Nayla menatap Zean yang masih setia dari jongkoknya.
"Tidak bisa. Saya suka nama kamu, nama kamu cantik. Saya tidak akan pernah bosan menyebut nama kamu, Nayla."
blush
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Mèo con
Aku gak pernah kepikiran bakal suka banget sama genre ini, tapi berkat cerita ini aku jadi doyan!
2024-07-17
1