Bagian empat

"Zean?"

Zean sedikit terkejut ketika mendapati seorang gadis memakai pakaian serba hitam dengan hijab pashmina di kepalanya, itu Nayla, gadis itu terlihat sangat cantik meski tanpa polesan make up sekalipun.

Dua duanya diam dengan pikiran mereka masing-masing.

"Kamu kenapa bisa ada di sini?" Tanya Zean menghampiri Nayla, niatnya ingin mencari udara di taman, tapi ia malah mendapat kejutan melihat Nayla ada di hadapannya.

Nayla gelagapan, "Gue eungg.. " Nayla tampak berpikir, "Gue turut berduka cita atas meninggalnya bokap lo, lo yang sabar yah? gue yakin, tuhan pasti punya rencana yang lebih indah." Ucap Nayla menatap manik Zean.

Zean tertegun, ia tersenyum tipis. "Terimakasih, Nayla." Ujarnya yang langsung di angguki oleh Nayla yang seperti sedang keheranan. Kenapa yah mukanya kaya ngga ada sedih sedihnya, tetep aja datar kaya triplek batin Nayla.

"Tapi Almarhum bukan Ayah saya, beliau adalah salah satu pegawai di rumah saya."

Deg

Informasinya salah, batin Nayla agak kesal karna Usi salah memberinya informasi.

"Aaaaa gue kira bokap lo, sorry yahh, Zean. Gue nggak bermaksud doain bokap lo yang nggak nggak, sumpah deh!" Ujar Nayla panik membuat Zean terkekeh.

"Meski begitu, terimakasih karna telah datang ke rumah saya." Ucap Zean tersenyum tulus membuat Nayla tertegun. "Kamu kesini bersama siapa, Nayla?" Tanya Zean sedikit khawatir karna hari sudah malam. Tangan Zean menarik pelan tangan Nayla, menggiringnya untuk duduk di kursi panjang yang tersedia disana.

"Gue kesini naik ojek sih." Jawab Nayla pelan tapi masih dapat terdengar oleh Zean, Zean mengangguk paham. "Btw kalo boleh tau di makaminnya kapan?" Tanya Nayla hati-hati.

"Besok siang, karna masih ada keluarga beliau dari kampung yang ingin melihat beliau untuk terakhir kalinya." Jawab Zean, membuat Nayla mengangguk kecil, Zean mengamati wajah Nayla.

"Kamu cantik dengan hijab itu, Nayla."

Blush

Wajah Nayla memerah seperti udang rebus, meski cahaya yang temaram tapi Zean dapat melihatnya, lucu sekali. "Ahaha! jadi gue nggak cantik kalo nggak pake hijab, gitu?" Pertanyaan Nayla sukses membuat Zean gelagapan, kepala Zean menggeleng ribut, terlihat lucu dimata Nayla.

"Bukan seperti itu, kamu tanpa hijab pun cantik, Nayla. Tapi jika kamu pakai hijab, cantiknya menjadi berkali-kali lipat."

Deg deg deg

aih sial, jantung gue. Batin Nayla menjerit

"Wah, ternyata lo bisa gombal juga yah? fiks sih cewek-cewek di sekolah harus tau." Nayla menggeleng takjub.

"Saya seperti ini hanya sama kamu, Nayla." Ujar Zean membuat Nayla menoleh. Mata Zean menelisik wajah cantik Nayla, ketika tak sengaja melihat helaian rambut, tangannya refleks terangkat membenarkan hijab milik Nayla.

"Rambutnya, terlihat."

Tubuh Nayla mematung, lagi-lagi benteng yang sudah ia bangun untuk tidak di dekati oleh laki-laki kini sudah roboh. Hanya Zean, hanya ialah yang berhasil merobohkannya.

"Plis jangan kaya gini.. " Nayla segera menjauhkan tubuhnya, membuat Zean mengeryit heran.

"Apa saya membuat kamu tidak nyaman? maap karna telah lancang." Ujar Zean ini membuat Nayla menggeleng.

"Ahh udahlah! gue mau pulang dulu." Nayla hendak pergi, tapi Zean menahannya. "Saya antar kamu pulang, bahaya jika naik ojek." Tawar Zean, Nayla hendak menolak tetapi Zean sudah lebih dulu menyimpan jarinya di depan bibir Nayla.

"Saya tidak menerima bantahan."

Anjirlah brondong edan.

Didalam perjalanan Nayla terus mengoceh, membuat Zean gemas ingin mengkokop bibirnya yang terkadang monyong monyong seperti donal bebek. Entahlah, Nayla terlihat rileks ketika bersama Zean, jiwa barbarnya seketika menguar tanpa bisa di cegah.

"Btw, kenapa lo ngasih gue roti sama susu kemarin? padahal gue nggak kenal sama lo, kaget banget gue."

Zean meluruskan pandangannya kedepan, ia melirik Nayla sekilas, "Dan kamu memberikan susu itu kepada orang lain, Nayla." Ujar Zean kembali meluruskan pandangannya ke depan. Nayla tertohok, kenapa bisa tau?

"Lo ko tau sih?" Tanya Nayla melotot lucu, "Lo nguntit gue yah? resek banget sih." Tuduh Nayla, ia terlihat mendekap tangannya di dada, seolah sedang marah.

Zean berdecak, ia menatap Nayla seperti anak kecil ngambek tidak di belikan es krim. "Kenapa jadi kamu yang marah, hem? bukankah seharusnya saya yang marah, karna kamu tidak menghargai pemberian saya?" Tanya Zean penuh sindiran membuat Nayla meliriknya sinis.

"Kan gue nggak kenal lo." Jawab Nayla cepat, "Lagian kenapa lo sok kenal banget waktu itu? terus, lo tau nama gue dari mana?" Tanya Nayla beruntun.

"Saya tahu nama kamu dari mimpi." Jawab Zean terdengar asal-asalan, tapi memang seperti itu kenyataannya.

"Lo bercanda? garing banget sumpah!"

Zean menggelengkan kepalanya, "Saya tidak bercanda, Nayla. Saya sering bermimpi bertemu dengan seorang perempuan bernama Nayla. Saat itu saya berpikir itu cuma mimpi biasa, tapi ternyata saya salah, mimpi itu terus datang membuat saya penasaran. Sampai akhirnya, saya tidak sengaja mendengar nama kamu di sebut oleh tetangga sebelah saya. Saya kaget! lalu ketika saya melihat kamu, saya mulai mencari tahu tentang kamu." Ujar Zean menjelaskan dan Nayla senantiasa mendengarkan dengan keningnya yang terus berkerut.

"Ternyata selama saya mencari tahu tentang kamu, membuat saya jatuh dalam pesona kamu, Nayla. Kamu adalah gadis yang baik, saya suka sama kamu. Setiap melihat kamu, ada rasa di dalam diri saya yang meronta ronta ingin keluar, yaitu rasa ingin melindungi kamu. Saya selalu ingin bersama kamu, dan saya tidak rela ketika ada orang lain menyakiti kamu." Zean menoleh menatap Nayla yang sepertinya sedang mencerna apa yang ia katakan. "Kamu pasti bertanya-tanya, apa ini masuk akal? Faktanya memang seperti itu, sepertinya semesta ingin saya tahu bahwa kamu adalah perempuan yang akan berjodoh dengan saya nanti, Nayla."

Lidah Nayla terasa kelu, ia bingung harus berkata apa?

"Jadi izinkan saya berjuang untuk mendapatkan hati kamu, Nayla." Ucap Zean bersungguh sungguh. Nayla gelagapan, ia menegakkan badannya, lalu berdehem.

"Kita beda usia, gue lebih tua dari lo, Zean." Jawab Nayla tersenyum mengejek.

"Tidak masalah, umur hanyalah angka. Saya tidak peduli, Nayla." Jawab Zean tidak mau kalah.

"Gue nggak cantik."

"Kamu sudah cantik dimata saya."

"Gue nggak pinter."

"Saya pintar. Kamu ingin saya ajari apa?"

"Gue matre."

"Saya kaya, kamu boleh meminta apapun akan saya turuti."

"Gue mau beli Mobil Civic."

"Sure."

"Gila!"

"Karna kamu, Nayla."

Dahlah!

Episodes
1 Bagian satu
2 Bagian dua
3 Bagian tiga
4 Bagian empat
5 Bagian lima
6 Bagian enam
7 Bagian tujuh
8 Bagian delapan
9 Bagian sembilan
10 Bagian sepuluh
11 Bagian sebelas
12 Bagian dua belas
13 Bagian tiga belas
14 Bagian empat belas
15 Bagian lima belas
16 Bagian enam belas
17 Bagian tujuh belas
18 Bagian delapan belas
19 Bagian sembilan belas
20 Bagian dua puluh
21 Bagian dua puluh satu
22 Bagian dua puluh dua
23 Bagian dua puluh tiga
24 Bagian dua puluh empat
25 Bagian dua puluh lima
26 Bagian dua puluh enam
27 Bagian dua puluh tujuh
28 Bagian dua puluh delapan
29 Bagian dua puluh sembilan
30 Bagian tiga puluh
31 Bagian tiga puluh satu
32 Bagian tiga puluh dua
33 Bagian tiga puluh tiga
34 Bagian tiga puluh empat
35 Bagian tiga puluh lima
36 Bagian tiga puluh enam
37 Bagian tiga puluh tujuh
38 Bagian tiga puluh delapan
39 Bagian tiga puluh sembilan
40 Bagian empat puluh
41 Bagian Empat puluh satu
42 Bagian empat puluh dua
43 Bagian empat puluh tiga
44 Bagian empat puluh empat
45 Bagian empat puluh lima
46 Bagian empat puluh enam
47 Bagian empat puluh tujuh
48 Bagian empat puluh delapan
49 Bagian empat puluh sembilan
50 Bagian lima puluh
51 Bagian lima puluh satu
52 Bagian lima puluh dua
53 Bagian lima puluh tiga
54 Bagian lima puluh empat
55 Bagian lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Bagian lima puluh tujuh
58 Bagian lima puluh delapan
59 Bagian lima puluh sembilan
60 Bagian enam puluh
61 Bagian enam puluh satu
62 Visualisasi
63 Bagian enam puluh dua
64 Bagian enam puluh tiga
65 Bagian enam puluh empat
66 Bagian enam puluh lima
67 Bagian enam puluh enam
68 Bagian enam puluh tujuh
69 Bagian emam puluh delapan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bagian satu
2
Bagian dua
3
Bagian tiga
4
Bagian empat
5
Bagian lima
6
Bagian enam
7
Bagian tujuh
8
Bagian delapan
9
Bagian sembilan
10
Bagian sepuluh
11
Bagian sebelas
12
Bagian dua belas
13
Bagian tiga belas
14
Bagian empat belas
15
Bagian lima belas
16
Bagian enam belas
17
Bagian tujuh belas
18
Bagian delapan belas
19
Bagian sembilan belas
20
Bagian dua puluh
21
Bagian dua puluh satu
22
Bagian dua puluh dua
23
Bagian dua puluh tiga
24
Bagian dua puluh empat
25
Bagian dua puluh lima
26
Bagian dua puluh enam
27
Bagian dua puluh tujuh
28
Bagian dua puluh delapan
29
Bagian dua puluh sembilan
30
Bagian tiga puluh
31
Bagian tiga puluh satu
32
Bagian tiga puluh dua
33
Bagian tiga puluh tiga
34
Bagian tiga puluh empat
35
Bagian tiga puluh lima
36
Bagian tiga puluh enam
37
Bagian tiga puluh tujuh
38
Bagian tiga puluh delapan
39
Bagian tiga puluh sembilan
40
Bagian empat puluh
41
Bagian Empat puluh satu
42
Bagian empat puluh dua
43
Bagian empat puluh tiga
44
Bagian empat puluh empat
45
Bagian empat puluh lima
46
Bagian empat puluh enam
47
Bagian empat puluh tujuh
48
Bagian empat puluh delapan
49
Bagian empat puluh sembilan
50
Bagian lima puluh
51
Bagian lima puluh satu
52
Bagian lima puluh dua
53
Bagian lima puluh tiga
54
Bagian lima puluh empat
55
Bagian lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Bagian lima puluh tujuh
58
Bagian lima puluh delapan
59
Bagian lima puluh sembilan
60
Bagian enam puluh
61
Bagian enam puluh satu
62
Visualisasi
63
Bagian enam puluh dua
64
Bagian enam puluh tiga
65
Bagian enam puluh empat
66
Bagian enam puluh lima
67
Bagian enam puluh enam
68
Bagian enam puluh tujuh
69
Bagian emam puluh delapan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!