Yakin????

Satu Bulan sudah berlalu dan tanpa diduga Tian kini selalu bangun terlambat, berbeda saat sebelum Mentari tinggal dirumahnya, dan hal ini juga membuat Mentari bertanya-tanya kok bisa, Omnya itu bilang jika dia selalu sarapan nasi goreng dirumah, setiap paginya dan dia juga berkata jika dia membuatnya sendiri, padahal selama Mentari tinggal bersama Tian, omnya itu tidak pernah bangun lebih dulu darinya.

Dan untuk memuaskan rasa penasarannya kini Mentari yang kebetulan sudah selesai sarapan, berkata "Om, jujur aku bingung."

Tian yang mendengar ucapan Mentari, tentu langsung melihat kearah Mentari, dengan kening mengkerut pertanda jika dia bingung akan ucapan Mentari, dan Mentari yang mendapat respon langsung melanjutkan ucapannya "Gini, apa Om bohong tentang om yang sering sarapan pagi dirumah, bahkan membuat sarapan sendiri?"

"Kenapa kamu bertanya seperti itu" ucap Tian yang belum mengerti arah pembicaraan Mentari.

"Gini om, Tari ajah harus bangun pagi banget supaya bisa nyiapin sarapan, nah Om, kenapa bisa buat sarapan dan memakannya dirumah, sementara Om bangun saja selalu kesiangan?"

"Oh, itu ternyata, yang membuat kamu bingung. Dengar om tidak berbohong karena memang sebelum kamu tinggal disini, om selalu bangun sangat pagi, tapi setelah kamu hadir entah kenapa Om selalu bangun kesiangan, mungkin di alam bawah sadar om, om berpikir, tak perlu bangun terlalu pagi, toh ada ponakan yang pasti sudah membuat sarapan."

"Yakin?? gak bohong Om??" rasanya Mentari masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan om nya itu. Walau mungkin itu benar.

"Kamu mau percaya atau tidak juga om gak perduli, oh iya kamu jadi om anter atau kamu mau naik ojek?" tanya Tian yang ingat jika Tari ingin diantar ke kampus karena mobilnya bermasalah.

"Jadilah om, dari pada harus naik ojek mending dianter Om, sekalian mau pamer ketemen-temen, kalau aku punya Om yang tampan dan masih jomblo."

"Dasar, jadi ceritanya mau promosiin om sama temen-temen kamu?" tebak Tian yang tahu maksud ucapan Mentari apa.

"Pintar, Omku ini memang pintar." ucap Mentari memuji dan yang di puji sama sekali tidak perduli.

Mereka kini sudah berada dijalan raya menuju kampus Mentari, dan karena mereka naik motor, jadilah Mentari yang masih beradaptasi dengan hawa dingin diKota tempat tinggalTian, sangat kedinginan dan saat melihat punggung sang Om dia langsung memeluk tubuh Omnya itu tanpa izin.

Dan sang Om yang dipeluk langsung menghentikan motor yang dia bawa, karena kaget , sungguh kaget jantungnya benar-benar tersentak dan jangan lupakan darahnya yang berdesir sangat cepat saat tubuh Mentari merapat ketubuhnya, oh iya jangan lupakan dua gundukan yang terasa empuk itu.

Sungguh Tian kaget, karena seumur hidup baru kali ini ada orang yang memeluknya dan pelakunya adalah keponakannya sendiri.

Cepat cepat Tian melepas tangan Mentari yang belum terlepas dari perutnya.

Mentari tentu langsung melepaskan tangannya tanpa drama, namun jujur bingung Juga kenapa mendadak berhenti.

"Om kenapa?"

"Kaget, kenapa kamu peluk Om?" kawab Tian cepat dan langsung bertanya.

"Aku kedinginan Om, ini pertama kalinya aku bepergian naik motor, dikota yang sangat dingin ini" Jujur Mentari dan helaan napas Tian yang terdengar sangar berat terdengar sangat jelas ditelinga Mentari, dan hal itu membuat Mentari bingung, namun dia tidak berniat untuk bertanya kenapa.

Tian yang mengerti tentang rasa dingin mentari, langsung membuka jaket yang dia kenakan, dan setelah itu, dia memberikan jaket itu pada Mentari sambil berkata "Pakai ini dan jangan pernah memeluk Om lagi, ingat itu!!"

Mentari menerima jaket tersebut dengan mulut yang terus bergerak, sepertinya sedang mengumpati sang Om yang lebay.

"Om," ucap Mentari setelah memakai jaket Omnya.

"sudah jangan banyak tanya, pokoknya jangan pernah peluk Om," ucap Tian yang berpikir jika Mentari akan menanyakan kenapa mentari dilarang memeluknya.

"Iya, iya, aku paham." ucap Mrntari namun agaknya pahamnya Mentari hanya dimulut saja, terbukti setelah rasa dingin menusuk kembali kedalam tulang, Mentari memeluk Omnya itu dan tentu saja Tian yang tidak suka langsung menghentikan motornya lagi dan melepaskan tangan Mentari dari perutnya.

"Tari gak enak dilihat orang, Om ini seorang guru." ucap Tian beralasan, walau sebenarnya bukan itu alasan utamanya, Tian berkata dengan nada kesalnya, namun tidak sedikitpun membuat Mentari takut.

"Oh itu alasannya, kenapa gak bilang dari tadi Om, mungkin jika Om bilang dari tadi, aku gak akan meeluk Om lagi." ucap Mentari yang kini paham kenapa sang Om marah saat dia memeluknya dari belakang.

Episodes
1 Mentari
2 Berbeda
3 Sarapan
4 Yakin????
5 Cemas
6 Keponya Andini dan Aira
7 Perhatiannya
8 Tidak perlu jaim
9 Jalan-jalan
10 Jalan kaki
11 Berteriak
12 Tenggelam
13 Ponsel lagi
14 Penunggu danau
15 Cara makan lagi
16 Tidak akan pernah terlupakan
17 Sepercaya itu
18 Abang...
19 Seperti makhluk halus
20 Biar berkesan
21 Salim om salim
22 Kepergian yang mendadak
23 Terasa disidang
24 100% yakin
25 Salah satu mimpiku
26 Kapan pulang?
27 Pak Rt
28 Bukan mimpi
29 Tetap salah
30 Ngalahin hutan lindung
31 Pesona Tian
32 Panti asuhan
33 Sikap Mentari
34 Kepulangan Anyelir
35 I love you Om
36 situ apakabar
37 Kalau kesel ya kesel aja.
38 Aku capek!!!!
39 Permintaan Ayah
40 Rencana Andri
41 Maaf Bos muda
42 Yakin?????
43 Kepanikan Bayu
44 Gara-gara kau
45 Aku mendengarnya
46 Lari pun percuma
47 Cerita tempo hari
48 Sesuatu yang belum pasti benar
49 Apa yang aku tidak tahu???
50 Aku ingin bertanya
51 Tega
52 Sandiwara Mentari
53 Opsi lain
54 Dengarkan dan lihat!!!
55 Apa aku bisa???
56 Bayangan Indah
57 Apa dia sakit???
58 Sepolos itu
59 Terserah Om
60 Kalian dimana???
61 Suami macam apa???
62 Bayu!!!!
63 Sebuah pencarian
64 Setengah mati mencarimu
65 Ada yang aneh
66 Kenapa??
67 Seperti membodohi diri sendiri
68 Bang!!
69 Geser sedikit
70 Normal kali
71 Cemburu
72 Rencana
73 Selamat berjuang
74 Baiklah Tunggu!!!
75 Apa ini mimpi????
76 Sengaja
77 Telat.
78 Sorot mata yang berubah
79 Serba salah
80 Untuk malam ini
81 Tamat
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mentari
2
Berbeda
3
Sarapan
4
Yakin????
5
Cemas
6
Keponya Andini dan Aira
7
Perhatiannya
8
Tidak perlu jaim
9
Jalan-jalan
10
Jalan kaki
11
Berteriak
12
Tenggelam
13
Ponsel lagi
14
Penunggu danau
15
Cara makan lagi
16
Tidak akan pernah terlupakan
17
Sepercaya itu
18
Abang...
19
Seperti makhluk halus
20
Biar berkesan
21
Salim om salim
22
Kepergian yang mendadak
23
Terasa disidang
24
100% yakin
25
Salah satu mimpiku
26
Kapan pulang?
27
Pak Rt
28
Bukan mimpi
29
Tetap salah
30
Ngalahin hutan lindung
31
Pesona Tian
32
Panti asuhan
33
Sikap Mentari
34
Kepulangan Anyelir
35
I love you Om
36
situ apakabar
37
Kalau kesel ya kesel aja.
38
Aku capek!!!!
39
Permintaan Ayah
40
Rencana Andri
41
Maaf Bos muda
42
Yakin?????
43
Kepanikan Bayu
44
Gara-gara kau
45
Aku mendengarnya
46
Lari pun percuma
47
Cerita tempo hari
48
Sesuatu yang belum pasti benar
49
Apa yang aku tidak tahu???
50
Aku ingin bertanya
51
Tega
52
Sandiwara Mentari
53
Opsi lain
54
Dengarkan dan lihat!!!
55
Apa aku bisa???
56
Bayangan Indah
57
Apa dia sakit???
58
Sepolos itu
59
Terserah Om
60
Kalian dimana???
61
Suami macam apa???
62
Bayu!!!!
63
Sebuah pencarian
64
Setengah mati mencarimu
65
Ada yang aneh
66
Kenapa??
67
Seperti membodohi diri sendiri
68
Bang!!
69
Geser sedikit
70
Normal kali
71
Cemburu
72
Rencana
73
Selamat berjuang
74
Baiklah Tunggu!!!
75
Apa ini mimpi????
76
Sengaja
77
Telat.
78
Sorot mata yang berubah
79
Serba salah
80
Untuk malam ini
81
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!