Pukul 13.15 mobil mewah dari kantornya sudah tiba. Karena Aiden adalah customer VVIP, mobilnya pun sangat istimewa. Kalau kemarin Pak Hadi membawa series Alphard untuk jalan-jalan, kali ini Pak Hadi di suruh membawa series BMW terbaru. Entahlah apa tujuannya, orang kaya suka aneh-aneh permintaannya. Bossnya Si Anderson pun tak kalah aneh hobby koleksi mobil-mobil mahal. Walaupun Senja sudah 3 tahun kerja dengan Anderson, Senja sangat professional. Tidak tertarik dengan dunia gemerlap Bossnya. Senja sangat menjaga diri agar tidak terjerumus duniawi. Uang hasilnya bekerja pun tidak untuk dia foya-foyakan. Senja lebih memilih menabung untuk masa depannya. Senja bercita-cita memiliki rumah sendiri dari hasil keringatnya. Walaupun entah di mana nanti dia memutuskan akan membeli rumah sendiri. Setiap bulan Ia mengatur keuangannya untuk keperluan sehari-hari dan membeli pakaian atau tas dan sepatu untuknya bekerja seperlunya.
" Mba' Senja udah siap?" Pak Hadi menurunkan kaca mobilnya.
" Iya Pak" karena ini mobil sedan, Senja agak menundukkan kepala saat menyapa Pak Hadi.
" Mba' Senja duduk belakang ya" Baru saja akan membuka pintu depan mobil, Pak Hadi menyuruhnya untuk duduk di belakang.
" Kenapa Pak?"
Pak Hadi hanya melirikkan matanya ke arah Aiden. Memberi isyarat kalau itu permintaan si customer. Senja hanya menghela nafas. Lalu menuju pintu belakang, memasuki bangku belakang mobil dan duduk di samping Aiden. Aiden sibuk dengan tabletnya.
" Selamat siang Sir Aiden"
" Humm" Aiden hanya menjawab seperlunya. Belum melihat sepenuhnya ke arah Senja.
Selama perjalanan Aiden sibuk dengan tablet dan handphonenya menelpon rekan bisnisnya yang berada di luar negeri. Sementara Senja hanya diam menatap keluar jendela. 15 menit kemudian mereka sudah tiba di sebuah restoran yang terletak di Ubud.
Restoran khas Bali itu sangat indah. Suara-suara musik khas Bali mengalun merdu beriringan di mainkan para pemusiknya langsung. Hiasan ornament khas Bali, makanan-makanan khas Bali yang tersaji sangat mewah di beberapa meja membuat para pelanggan yang baru datang pasti tergoda. Baru masuk saja membuat perut Senja lapar. Ya bagaimana tidak lapar, Senja hanya makan mie instant cup tadi jam 11. Itu pun sekalian makan paginya. Beruntung Kali ini meeting di adakan di restoran pikir Senja. Mereka kemudian duduk di meja yang sudah di reservasi oleh Aiden refrensi dari Anderson Bossnya Senja.
" Good Afternoon, this is our menu. Please select the menu Miss"
" Oh, saya orang Indonesia, dia yang turis"
" Ohh iya. Silakan mau pesan apa Mba'. Ada beberapa menu spesial kita hari ini"
" Hmm.. tolong jelasin ke Dia aja ya, apa aja menu specialnya hari ini"
Kemudian pelayannya menjelaskan apa saja menu spesial hari ini. Aiden hanya memesan minum dan side dish. Sementara senja lebih memilih main course karena merasa cukup lapar. Kali ini Pak Hadi tidak ikut turun karena ini meeting penting dengan rekan bisnis Aiden. Senja juga tidak berani meminta Aiden mengajaknya turun. Walaupun sebenarnya Senja sangat ingin mengajak Pak Hadi makan bersama mereka. Senja orang yang sangat peduli dengan sesama. Tidak peduli orang itu sopir ataupun hanya OB sekalipun.
Tak lama kemudian sudah datang, waiters menyajikan di atas meja mereka. Senja ragu ingin memulai makan duluan.
" Silakan makan duluan, kelihatannya kau sudah lapar. Rekan bisnisku mungkin agak terlambat datang"
" Oh benarkah? Baiklah saya makan duluan ya" Senja sangat bersemangat menyantap makanan di depannya. Dia tidak peduli jika Aiden akan menganggapnya gadis tak tahu malu. Senja memang apa adanya. Tapi tetap sopan. Makan dengan tenang tanpa berbuat rusuh yang membuat orang jijik atau terkesan rakus.
" Apa tidak lapar Sir cuma makan itu?" Senja penasaran dengan yang di pesan Aiden. Sepertinya hanya puding dan jus.
" Tadi di hotel aku sudah makan. Apa itu enak?"
" Humm..iya ini enak. Ini namanya sate lilit. Makanan khas Bali. Sebenarnya tadi aku ingin memesan bebek bali. Tapi akan merepotkan memakannya di saat seperti ini. Takut bajuku kotor. Apalagi nanti akan ada meeting bisa memakan waktu lebih lama. Tapi semua makanan di Ubud memang enak-enak menurutku. Lain kali aku akan mengajak Anda ke beberapa resto lain yang tidak kalah enak juga"
" Baiklah, kau sudah janji ya"
" Humm!" Senja hanya menjawab singkat karena mulutnya sedang penuh.
Aiden tersenyum, kenapa rasanya menyenangkan melihat Senja makan tanpa beban seperti itu. Tidak tampak menjaga image tapi tidak pula terlihat orang yang ceroboh atau terkesan rakus. Malah terlihat manis dan lucu. Di bibir Senja terlihat bekas saus menempel karena sate lilit yang di makannya. Aiden menunjukkan jari ke bibirnya sendiri memberitahukan Senja kalau di bibirnya ada saus.
" Humm?? Disini?"
" Bukan" Aiden reflek mengambil tisu dan mengelap ujung bibir Senja. Senja sedikit kaget namun tak menepis tangan Aiden. Perlakuan manis Aiden sungguh membuatnya tersipu. Senja menghentikan makannya. Buru-buru mengambil sendiri tisu lagi. Aiden hanya bersikap cuek setelah menaruh ke meja tissu yang kotor tadi di samping piringnya. Rupanya perlakuan manis Aiden itu di lihat oleh rekan bisnisnya yang baru saja datang.
" Hey my man" sapa orang itu. Nampak seorang laki-laki bule dewasa sekitar umur 40 tahun berkacamata hitam dengan kemeja santai ala Bali.
" Hello Mr. Andy" mereka berpeluk saling menepuk bahu. Mungkin sudah lama sekali tidak bertemu. Nampaknya Bule itu sudah sangat akrab dengan Aiden. Senja berdiri, menghormati tamu yang datang tersebut.
" Your girlfriend?" Mr. Andy menjulurkan tangan ingin bersalaman dengan Senja. Tetapi malah di tarik oleh Aiden. Senja yang tadinya mau menyalami malah bingung, tangannya sudah maju jadi di tarik kembali.
" Hahaha..sit down please" Aiden menariknya untuk duduk. Tanpa menjawab pertanyaan Mr. Andy.
" Her name is Senja. She's translator. immer noch dabei Freunde zu werden ( bahasa Jerman : masih proses jadi pacar)"
" Owhh..Endlich willst du auch ein Date haben" (akhirnya kau mau pacaran juga) Mr. Andy tertawa.
Senja hanya tersenyum tak paham apa yang mereka bicarakan. Kali ini Senja merasa tak berguna jadi penerjemah. Senja hanya menguasai 3 bahasa. Belum sampai ke bahasa lain.
" Sorry we haven't seen each other for a long time and we speak Germany (Maaf kami sudah lama tidak bertemu dan bicara bahasa Jerman)" Mr. Andy seolah mengerti dengan mimik muka kebingungan Senja.
" Ouh sure Mr. And. Its No problem "
Lama mereka mengobrol, Senja di suruh Aiden melanjutkan makannya yang tertunda tadi. Memang sedikit lagi. Senja cepat-cepat menyelesaikan makannya. Kemudian Mr. Andy menanyakan beberapa tempat kepada Senja. Apa yang menurut Senja menarik di Bali. Senja nampak antusias menjelaskan dan bercerita tentang Bali. Rupanya kedua orang di depan Senja ini berencana memperluas bisnis resort mereka. Senja menanggapi dengan baik dan memberikan pendapatnya. Aiden dan Mr. Andy sangat suka dengan cara bicara Senja yang cerdas dan terkesan tegas.
" Bagaimana kalau nanti kau jadi juru bicara kami saja" Mr. Andy terang-terangan menawarkan pekerjaan kepada Senja.
" Well, aku sependapat denganmu. Tapi sepertinya Senja ini orang yang setia dengan pekerjaannya sebagai penerjemah"
" Terimakasih atas tawarannya Mr.Andy. Saya merasa terhormat. Pekerjaan saya ini sudah membuat saya nyaman karena saya bisa menikmati bekerja sambil jalan-jalan ke tempat-tempat yang indah bersama orang-orang baru. Setiap melihat mereka senang, hati saya juga ikut senang. Itulah mengapa saya betah bekerja sebagai penerjemah juga sebagai tourguide"
" Ohh begitu..sayang sekali. Padahal saya sangat suka dengan cara anda bicara. Itu membuat kesan kalau anda bisa di andalkan dalam pekerjaan kami"
Aiden semakin terpesona pada Senja. Belum pernah Dia melihat wanita yang punya prinsip dan teguh pendirian. Sederhana namun terkesan baik pada setiap pertemuan.
Meeting hari ini berjalan lancar. Aiden sungguh puas dengan hasilnya. Mereka akan bertemu lagi nanti untuk melanjutkan rencana pengembangan resort milik Mr. Andy. Dari sini Senja mulai paham, Aiden memiliki perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan interior juga sebagai designernya langsung untuk pengusaha property yang cukup ternama. Aiden ke Indonesia karena beberapa rekan bisnisnya sedang berlibur dan kerja di Bali.
Hari mulai sore, Mr. Andy sudah pergi. Aiden tidak ada pertemuan lagi. Rencananya Ia akan meneruskan liburannya lagi. Ya memang dari awal Aiden memang ke Bali ingin kerja sambil liburan.
" Senja, apa ada tempat menarik di dekat sini? Bukankah kau harus menjadi tourguide untukku selama seminggu ini?"
" Apa? Seminggu? Kapan anda membuat janji seperti itu? Rasanya Anderson tidak ada bilang padaku"
" Tanyakan saja padanya"
Senja lalu menelpon Bossnya. Terang saja Senja kaget. Karena Bossnya tidak bilang apa pun soal kerja sama dengan Aiden selama 1 minggu. Yang dia tahu hanya menemani Aiden jam 2 hari ini saja.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Suka sama peran yg ga menye2, terkesan tegas dan kuat
2024-08-07
1