Senja berjalan menuju pinggir pantai. Nampak dari atas hotel, di sebuah balkon kamar seseorang menatapnya dari kejauhan. Dia melihat Senja yang sedang berjalan sendirian di pantai. Malam itu nampak sepi, tidak terlalu banyak tamu yang duduk di pantai karena hari mulai malam. Aiden melihat ke jam tangannya, sudah pukul 10 pikirnya. Sedang apa Dia di pantai sendirian. Aiden hanya memperhatikan wanita itu. Aiden penasaran apa yang sedang di lakukannya. Baru kali ini Aiden tertarik melihat seorang wanita. Mungkin Ia berpikir bisa mengajaknya bermain selama di Bali nanti. Aiden sangat jarang tertarik dengan wanita. Kali ini karena berangkat sendirian Ia ingin sekalian berlibur.
Aiden masih terpaku melihat Senja. Senja duduk sendirian di atas pantai. Menundukkan kepala, agak lama Ia tertunduk. Aiden heran kenapa Dia hanya tertunduk diam di sana. Karena penasaran Aiden akhirnya memutuskan turun ke bawah. Ingin melihat lebih dekat apa yang dilakukan gadis itu.
Aiden duduk di bangku pantai yang terletak beberapa meter dari Senja duduk. Aiden hanya memperhatikan dari jauh. Ingin mendekati tetapi gengsi. Kenapa pikirnya gadis itu hanya menunduk sejak tadi di sana. Ternyata Senja sedang menangis sendirian. Senja mulai mengusap air matanya. Berjalan menuju laut, menendang-nendang kakinya ke air. Menari-nari sendiri. Aiden yang melihatnya tertawa kecil. Apa Dia sedang stress pikir Aiden. Tadi menangis tiba-tiba tertawa sendiri.
Mungkin karena dingin, Senja akhirnya memutuskan keluar dari air. Ia kembali masuk ke dalam hotel. Berjalan menuju lobby, tapi Senja tak melihat kalau Aiden duduk di pinggiran pantai tadi. Senja menaiki lift menuju lantai 3 kamarnya.
Aiden menelpon seseorang sambil berjalan ke receptionist. Menanyakan kamar berapa Senja menginap.
" Maaf, ada keperluan apa Pak?"
" Besok akan ada yang mengirim pakaian untuk Nona Senja Ayumi, tolong antarkan ke kamarnya pagi-pagi sekali"
" Oh iya baiklah Pak. Saya akan berikan catatan ke receptionist yang berjaga besok pagi"
.
.
"Riiing!!" Sebuah panggilan dari telepon di kamar Senja mengagetkannya. Senja melihat ke handphonenya. Masih jam 5 pagi pikirnya. Kenapa orang hotel menelponnya.
" Hallo.."
" Selamat pagi Nona Senja Ayumi"
" Ya" dengan nada mengantuk.
" Mohon maaf mengganggu waktu tidurnya Nona, di lobby ada Bapak Aiden ingin di sambungkan dengan Nona. Apa anda mau menerima teleponnya?"
" Senja terkejut, ohh iyaa iya.. baik gak apa"
" Hallo, apa kau baru bangun?" Aiden berbicara dengan bahasa Inggrisnya sedikit menyindir Senja.
" Oh, iya maaf Sir saya tidur agak larut semalam"
" Saya tunggu jam 6 sudah di bawah"
" Baik Sir!"
" Ohh iya, aku tahu kau pasti tidak membawa pakaian kan. Sebentar lagi akan ada yang mengantarkan pakaian untukmu. Pakai saja yang cocok denganmu. Karena saya ada pertemuan resmi dengan seseorang"
" Te..taa..tapi Sir. Saya bawa seragam"
" Jangan menolak, saya tidak mau melihat anda memakai seragam"
" Ba..baiklah Sir"
.
.
" Ting..tong.." bel kamar Senja berbunyi. Senja membukakan pintu. Saat ini Senja sudah mandi dan memakai kemeja seragamnya.
" Selamat pagi Nona Senja. Kami dari butik yang di tugaskan Mr. Aiden"
" Ohh iya silakan masuk" 2 orang wanita pegawai sebuah butik mendorong gantungan baju yang berisikan beberapa stel baju yang terlihat mahal.
" Nona di minta Mr. Aiden untuk memilihnya. Karena kata Mr. Aiden ini pertemuan formal jadi kami membawa beberapa refrensi yang mungkin cocok untuk nona"
Senja memilih setelan blazer abu muda dengan rok selutut. Kebetulan Senja memang memakai sepatu high heels yang senada. Pagi itu berjalan sangat cepat. 5 menit lagi jam 6, Senja berjalan terburu-buru menuju lobby. Terlihat Aiden sudah menunggu.
" Oke, kita pergi sekarang. Kamu hampir saja terlambat"
" Ah, iya Sir baiklah"
" Apa sopirmu sudah siap?"
" Ini saya sedang hubungi. Ohh sudah di depan rupanya Sir"
" Bahkan sopirmu jauh lebih tepat waktu"
Senja berusaha tetap tersenyum. Baru kali ini dapat customer yang cukup cerewet, apalagi dia laki-laki pikirnya.
Mereka pergi ke sebuah hotel yang cukup ternama di Bali. Namun cukup jauh dari Denpasar. Senja bingung kenapa Aiden tidak menginap di sini saja pikirnya kalau tahu relasi bisnisnya menginap hotel ini. Mereka menuju sebuah Ruang Pertemuan.
" Hallo Aiden, akhirnya kau datang juga"
" Selamat pagi Direktur Park"
" Terimakasih kau sudah mau jauh-jauh ke sini"
" Ohh tentu Direktur Park, saya akan datang kapanpun anda mengundang"
" Benarkah? Berarti kau tidak akan menolak jika aku mengenalkanmu pada seseorang nantinya ya. Nanti kau harus datang lagi ya"
" Tentu saja jika jadwalku kosong. Nanti malam akan saya cek dulu jadwal saya"
" Bagus..bagus.. Ayo kita sarapan dulu. Kau pasti belum makan kan tadi di hotel. Maaf jadi jauh-jauh ke sini. Seharusnya aku menginap di sana tadinya. Anakku tiba-tiba mengajak pindah ke sini kemarin. Katanya Dia ingin mencoba suasana hotel lain"
" Apa anda berencana lama di sini Pak Direktur?"
" Hmm.. sepertinya 2 hari lagi. Aku sangat menikmati liburan di sini. Terutama anak dan istriku"
" Oh Anda bersama keluarga juga"
" Ya.. begitulah. Mereka sedang berenang. Aku mau sarapan dulu saja. Silakan duduk dan pesan lah. Oh maaf sampai lupa. Siapa Nona cantik ini. Apa dia pacarmu?" Direktur Park berbicara pelan menggunakan bahasa Korea. Tetapi Senja mendengarnya dan tahu apa yang di ucapkannya. Aiden hanya tersenyum tak menjawab juga tak membantah.
" Ahahahah..cantik sekali ternyata. Silakan pesanlah Nona. Ehh..siapa?"
" Saya Senja Ayumi Pak" Senja menggunakan bahasa Korea dengan sopan.
" Ohh ternyata kau bisa bahasa Korea juga"
Senja dan Aiden pun tersenyum. Mereka akhirnya mengobrol sambil menikmati sarapan. Dan beberapa percakapan yang mengarah ke bisnis yang akan mereka launching bulan depan. Senja hanya mendengarkan dengan seksama. Hanya sesekali menjawab pertanyaan Direktur Park.
Hampir 2 jam mereka berada di sana. Senja bingung mau bertanya tapi takut mengganggu. Seharusnya dia menjadi penerjemah, tetapi sejak tadi dia tak ada satu pun melakukan itu.
"Kenapa kesannya aku jadi seperti sekretaris pribadi begini ya" Senja bergumam dalam hatinya.
Setelah berjabat tangan mereka berdua pamit kepada Direktur Park. Berjalan menuju lobby, menunggu Pak Hadi menjemput.
" Maaf Sir, apa saya boleh bertanya?" Akhirnya Senja punya kesempatan untuk bertanya.
" Kapan Saya jadi penerjemah? Sejak tadi saya hanya diam, karena pembicaraan tadi tidak butuh penterjemah"
" Hmm..memang bukan untuk Direktur Park" Aiden tertawa kecil menjawab pertanyaan Senja.
" Lalu untuk siapa?"
" Tentu saja untukku, hari ini kau akan menemaniku keliling Bali kan.
" Ohh iya tentu. Saya akan memberikan list tujuannya setelah minta pada atasan saya"
" Okay, Let's Go"
Karena mereka akan mengunjungi beberapa destinasi. Pertama-tama Aiden mengajak Senja ke sebuah Butik. Dia memilih beberapa pakaian santai. Dengan setelan kaos dan celana pendek. Lalu memlilih beberapa pakaian wanita santai. Menyuruh Senja untuk mencobanya.
" Ah tidak Sir, tidak usah. Saya bawa baju kaos" Senja berlalu menuju Toilet. Mengganti pakaiannya dengan kaos oversize santai yang dia bawa jaga-jaga untuk saat seperti ini.
Senja hanya mengenakan kaos polos dan rok abu yang dia pakai tadi pagi. Simple dan tetap manis di mata Aiden, tetapi nampak tidak sesuai dengan sepatu high heels yang dia pakai sejak kemarin. Pasti tidak akan nyaman pikir Aiden. Aiden memilih sepatu kets putih agar senada dengan baju Senja.
" Pakai ini" perintahnya.
" Ta..tapi"
" Kau tidak akan nyaman seharian dengan sepatu itu"
Senja berpikir sejenak, ada benarnya apa yang di ucapkan Aiden. Senja lalu mencoba memakainya. Bagaimana bisa pas ukurannya pikir Senja. Mungkin hanya kebetulan saja pikirnya lagi. Lalu Senja beranjak ke kasir untuk membayar. Namun ternyata sepatu itu sudah di bayar Aiden. Ingin membantah, tapi Aiden sudah berada di luar pintu butik.
" Kalau boleh tahu berapa harga sepatunya ya?"
"Rp 2.340.000 "
Senja merasa tidak enak. " Ah iya terima kasih"
" Sama-sama Kak, terima kasih sudah berbelanja di sini"
Senja keluar dari butik itu, dan membukakan pintu mobil untuk Aiden. Kemudian menaiki mobil duduk di kursi depan.
" Sir, sepatunya.." belum sempat Senja bicara, Aiden sudah memotong duluan.
" Jangan bilang kau akan membayarnya. Aku tidak suka pemberianku di kembalikan"
Senja menutup mulutnya dengan tangannya. Orang ini semaunya tapi sangat perhatian pikirnya. " Baiklah, terima kasih Sir. Tapi saya akan membayarnya dengan mentraktir anda boleh? Maaf saya tidak suka berhutang budi"
" Oke, lihat saja nanti"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
vj'z tri
seru lanjut Thor 😁
2024-09-30
0