🍁🍁🍁🍁🍁🍁
...HAPPY READING......
.
.
"Gue lagi dimana? Kenapa sepertinya tidak asing ya?"
Batin Tasya mengedipkan matanya pelan. Dia mulai memperhatikan tempat di sekelilingnya. Tadi malam Tasya memang minum minuman beralkohol satu gelas, tapi karena tidak biasa membuatnya mabuk berat. Hingga di dalam perjalanan pulang bersama Farrel sudah membuatnya tidak sadarkan diri.
"Farrel!" seru gadis itu kaget dan langsung duduk seraya memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. "Sedang apa Elo di sini?" tanyanya lagi.
"Mau sampai kapan Elo seperti ini, Sya? Apakah Lo nggak kasihan pada papa dan mama, bila mereka tahu putrinya ke Club malam, mabuk-mabukan dan dugem bersama para laki-laki?" cecar Farrel, padahal Tasya baru saja bangun.
"Kenapa gue harus memikirkan mereka? Sedangkan mereka juga tidak pernah memikirkan gue sebagai anaknya." Jawab Tasya jutek. Dia baru saja terbangun tapi Farrel yang sudah siap dengan seragam sekolahnya menasehati, seakan-akan sepenuhnya kesalahan Tasya. Pemuda itu bangun lebih awal karena mau sekolah. Berbeda dengan dirinya yang kena skor selama satu minggu.
"Tasya, papa dan mama itu mencari uang untuk, Elo. Untuk masa depan Elo sendiri. Apakah Lo tidak bisa menghargai perjuangan mereka dengan berprilaku yang baik? Jika tidak bisa membanggakan mereka, cukup menjadi gadis baik-baik dan bisa menjaga diri sendiri," seru Farrel karena menurutnya Tasya tadi malam sudah sangat keterlaluan. Bagaimana ada seorang gadis dugem dan mabuk-mabukan.
"Gue yang laki-laki saja tidak pernah mabuk-mabukan seperti yang Elo lakuin. Apalagi dugem bersama orang-orang itu, seperti wanita murahan," ungkapnya jujur. Soalnya meskipun ke club malam, Farrel hanya nongkrong bersama teman-temannya sambil mendengarkan musik yang dimainkan oleh DJ, hanya sebatas itu saja tidak lebih.
"Ya itu sih salah Elo sendiri yang tidak mau mabuk-mabukan. Tidak ada yang melarangnya juga, kan," jawab Tasya acuh. Perkataan Farrel yang menyamakan dirinya dengan wanita murahan membuatnya emosi. "Oya, jika soal nyokap yang sibuk bekerja keras mencari uang dan meninggalkan putrinya berhari-hari, gue tidak pernah meminta mereka melakukannya, Rel. Gue bukan hanya membutuhkan uang, tapi juga keluarga yang hangat. Gue bosan setiap hari ditemani pelayan. Sedangkan mereka sibuk, hampir tidak memiliki waktu untuk gue. Elo nggak pernah tahu bagaimana rasanya berada di posisi gue, jadi jangan sok menasehati," lanjutnya sambil turun dari atas tempat tidur Farrel karena tadi malam dia dibawa ke sana, bukan kamarnya sendiri yang berada di lantai atas.
"Elo menasehati gue karena posisi kita berbeda. Tapi terima kasih sudah membawa gue pulang," Farrel tidak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya menatap punggung Tasya yang hilang dibalik pintu kamar. Gadis itu kembali ke kamarnya sendiri dengan hati yang kesal.
"Apakah karena hal itu Elo selalu mencari keributan? Karena ingin diperhatikan oleh papa dan mama." tebak pemuda itu berbicara sendiri. Dia mulai memikirkan tentang perkataan istrinya barusan karena memang selama beberapa bulan mereka menikah, Tasya sangat tertutup padanya.
Tidak ingin terlambat datang ke sekolah, pemuda itupun sambil menyiapkan tas sekolahnya. Hari ini sudah pasti Farrel harus mencari alasan untuk menjelaskan pada Edo, Kiki dan Doni, tentang siapa Tasya sebenarnya. Sebab jika tidak memiliki hubungan kenapa juga dia bersusah-payah membawa gadis itu pulang dalam keadaan mabuk. Itu sudah terpikirkan olehnya. Dan tidak mungkin dia bisa menghindar.
"Gue berangkat sekolah dulu. Jangan kemana-mana nanti gue akan usahakan cepat pulang. Di meja makan ada susu dan roti bakar untuk sarapan Elo pagi ini. Jika ingin membeli sesuatu ambil uang di laci samping tempat tidur gue ya. Itu sebetulnya uang untuk Elo, tapi tadi Lo buru-buru pergi, jadinya gue lupa memberikannya"
Farrel menulis pesan singkat untuk Tasya yang saat ini lagi menangis di dalam kamarnya. Karena Tasya melihat postingan kakak kembarnya yang lagi bersama orang tua mereka. Tampaknya kedua orang tua gadis itu kembali mengunjungi saudari kembarnya di luar negeri. Hal yang membuat Tasya merasa bahwa dia adalah anak yang tidak diinginkan.
Setelah menuliskan pesan singkat tersebut, Farrel pergi sekolah mengunakan kendaraan roda duanya. Hari ini dia berangkat mengunakan motor. Disaat dia sampai dan berhenti di parkiran sekolah, ke tiga sahabatnya sudah datang dan lagi menunggunya.
"Kenapa menatap gue horor banget. Jika kalian ingin tahu tentang Tasya nanti gue jelasin setelah jam istirahat," ucap Farrel lebih dulu.
"Lama benar, Rel? Biasanya Elo selalu datang lebih awal?" sindir Kiki yang duduk di atas kap depan mobilnya.
"Tadi gue ada sedikit urusan. Kenapa kalian bertiga malah berdiri di sini, kenapa tidak masuk? Bukankah waktu bel berbunyi tinggal sepuluh menit lagi," tanya Farrel meskipun dia sudah tahu jawabannya.
"Kita-kita lagi nungguin Elo, Rel" jawab Edo singkat dan padat. "Kami penasaran tadi malam Elo membawa Tasya pergi kemana lagi? Dan sebetulnya ada hubungan apa diantara kalian berdua?" mendengar pertanyaan Edo, membuat Farrel yang hendak melangkah menaiki tangga langsung berhenti ditempatnya berdiri. Karena posisi SMK Prasasti memang berada di atas dataran tinggi. Sedangkan parkiran berada di bawahnya yang sejajar dengan jalan raya.
"Farrel, please! Jujur sama kita bertiga. Kita bersahabat kan, jadi apa salahnya berkata jujur. Apakah Elo dan Tasya berpacaran?" tebak Kiki. Sebab tingkah aneh Farrel saat ada Tasya itu sangat terlihat jelas. Keduanya seperti memiliki rahasia dan tidak jarang sama-sama bertingkah aneh.
"Rel, jujur aja, Elo dan Tasya memiliki hubungan khusus kan selain teman satu sekolahan? Karena tidak mungkin Elo repot-repot datang ke Club malam jika hanya untuk membawanya pulang," desak Edo lagi penuh tuntutan. Ke tiga pemuda itu mendesak Farrel silih berganti.
"Hubungan apa maksud kalian? Dia bukan kekasih gue," jawab Farrel yang menyangkal karena mereka memang tidak berpacaran. Pernikahan terjadi karena Farrel dan Anastasya sudah dijodohkan sejak masih bayi. Tepatnya empat bulan lalu sebelum kakeknya meninggal dunia, mereka berdua dinikahkan secara tertutup tidak banyak yang tahu kecuali orang-orang tertentu. Salah satunya adalah kepala sekolah mereka.
"Bohong! Kami tidak percaya, Rel. Jika bukan pasangan kekasih, maka kalian pasti memiliki hubungan persaudaraan. Soalnya saat weekend kemaren gue juga pernah melihat Tasya turun dari mobil, Elo," timpal Edo yang kekeh bahwa Farrel lagi membohongi mereka.
"Dimana?" wajah Farrel terlihat kaget.
"Jadi benar itu adalah Elo, Rel," Edo tersenyum kecut karena dia juga memiliki perasaan suka pada Tasya. "Sebetulnya waktu itu gue ada di kafe tempat kita sering nongkrong bersama. Hari itu Gue lagi nemenin Messi. Dan tidak lama setelahnya gue melihat Tasya turun dari mobil Lo, Rel. Untuk memastikan gue langsung mengirim Elo pesan dan bertanya lagi di mana. Elo menjawab lagi di luar, kan?"
"Mobil yang sama seperti mobil gue ada banyak, Do. Mungkin itu orang lain, Elo yang salah menduganya," kata Farrel yang sudah kembali terlihat santai.
... BERSAMBUNG... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sari Ana
Tasya dinikah muda kn biar ada yang perhatian sma dia,,,, eh malah si suami lebih perhatian ke teman ceweknya pula....
2024-08-06
0
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
kasian juga ya Tasya apa lagi suamix punya sahabat cewek
2024-07-11
1