BAB 5

Universitas Duta Bangsa

" Bagaimana persiapan untuk penyambutan Direktur baru sudah selesai ? " ucap salah satu wakil Direktur kampus Duta Bangsa.

" Sudah Pak, kira-kira Bapak Direktur baru kapan tiba ya Pak ? " ucap Susan salah satu staf kampus.

" Sesuai undangan beliau akan tiba pukul 9 pagi ini, sekarang sudah pukul 8.30 berarti sekitar 30 menit lagi beliau sampai "

" Baik Pak, saya akan menghubungi staf yang lain "

" Ya silakan "

Para staf sudah berkumpul di ruang rapat, mereka sedang menunggu kedatangan Direktur baru Universitas Duta Bangsa.

Dilain tempat, Dewa sudah memasuki kawasan Kampus, ia diarahkan oleh satpam untuk parkir di parkiran khusus Direktur, karena satpam sudah tahu jika Dewa yang akan menggantikan Pak Irwan sebagai Direktur di Universitas Duta Bangsa.

Dewa mematikan mesin mobilnya, pandangannya lurus kedepan melihat bangunan kampus yang begitu megah dan modern, ia menghela nafas dalam sebelum akhirnya ia melepas kacamata hitamnya lalu menarik handel pintu mobil.

Namun saat Dewa akan menurunkan kaki nya, tiba-tiba saja ponselnya berdering, ia kembali duduk lalu ia melihat ponsel yang sudah berada di tangannya.

Tasya Calling...

" Tasya ? " gumam Dewa.

Lalu ia menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

Dewa : " Halo "

Tasya : " Halo Dewa.. Kamu lagi dimana ? "

Dewa : " Saya sedang di luar kenapa ? "

Tasya : " Hmm.. Kamu ada waktu gak hari ini ? "

Dewa : " Kayanya nggak, saya sibuk hari ini "

Tasya : " Kok kamu ketus banget sih "

Dewa : " Udah ya, aku ada kerjaan dulu "

Klik

Sambungan telepon di putus.

" Ck... Mau apalagi sih Tasya " gumam Dewa.

Ia lalu beranjak, lalu keluar dari dalam mobil nya, ia berjalan menuju ruang rektorat, sesampainya disana ia disambut oleh beberapa staf kampus lalu diarahkan menuju ruang rapat karena acara akan segera di mulai.

***

" Selamat bergabung Pak Dewa di Universitas Duta Bangsa "

" Ya Terima kasih " ucap Dewa.

" Bagaimana Pak untuk campus tour nya bisa dilaksanakan sekarang ? " ucap salah satu staf kampus.

" Baik, bisa bisa " balas Dewa.

Lalu Dewa dan beberapa staf kampus juga wakil direktur mulai memperkenalkan lokasi-lokasi Universitas Duta Bangsa.

Walaupun Dewa sudah pernah beberapa kali menemui Papa nya ke kampus, namun yang ia tahu hanya sebatas ruang rektorat, ruang rapat dan ruang direktur pastinya.

" Pak Dewa, di gedung A ini sebagian besar diisi oleh ruangan rapat, aula, ruang civitas akademika dan juga ruang informasi, untuk selanjutnya kita akan menuju gedung B, silakan Pak "

Dewa hanya manggut-manggut mengikuti kemana langkahnya diarahkan.

" Di gedung B ini, hampir seluruh kegiatan perkuliahan ada di gedung ini Pak, dari ruang kelas para mahasiswa, laboratorium juga perpustakaan ada di gedung ini "

" Ya.. Cukup luas ya untuk gedung B ini ? " ucap Dewa.

" Betul sekali Pak dan di seberang sana, di gedung C dan D itu ada ruang kesenian, ruang BEM, ruang laboratorium lanjutan dan ruang serbaguna Pak dan di depan sana dekat parkiran mungkin Bapak sudah melihat sendiri berdiri kokoh masjid kampus yang cukup besar, masjid itu cukup untuk menampung seluruh mahasiswa dan mahasiswi juga para staf kampus ini "

" Oke baik, terima kasih banyak Pak karena kampus ini cukup luas, jadi cukup sampai gedung B saja campus tour nya " ucap Dewa disusul tawa dari beberapa staf yang mendampingi nya.

" Baik Pak Dewa kalau begitu mari saya antar ke ruangan Pak Dewa "

" Ya baik "

Mereka kembali melangkahkan kaki nya keluar gedung B.

Di sudut lain, Mila dan Ara baru keluar kelas, mereka berdua menuruni anak tangga untuk menuju kantin.

" Mil, rombongan apaan tuh ? Emang nya di kampus kita ada kegiatan ya ? " tanya Ara.

" Gak tau Ar, gak ada info apa-apa kan di grup kampus " balas Mila.

" Nggak ada "

" Mungkin kegiatan yang tidak melibatkan mahasiswa kali Ar "

" Bisa jadi "

Rombongan Dewa sudah kembali ke gedung A sedangkan Mila dan Ara baru keluar gedung B menuju kantin yang berada di dekat gedung C.

Sesampainya di kantin Mila dan Ara memesan jus jeruk dan mie ayam.

" Eh bentar kayanya Gue pengen beli bakwan deh, bentar ya Gue beli bakwan dulu " ucap Ara.

Mila hanya mengangguk.

Tidak lama sekilas Mila melihat bungkusan koran yang tergeletak tidak jauh dari tempat duduknya, ia penasaran lalu mengambil bungkusan koran itu.

" Lowongan pekerjaan paruh waktu " Mila membaca koran yang ia ambil.

Mila kembali membaca hingga selesai, disana tertera nomor ponsel yang dapat dihubungi.

Tidak lama Ara kembali dengan satu kantong bakwan.

" Serius amat non " ucap Ara.

" Eh nggak ini Ar, ada lowongan pekerjaan " ucap Mila.

" Hmm...lowongan pekerjaan jadi apa ? " tanya Ara.

" Gak tau tapi disini nya paruh waktu, tapi ada nomor telepon nya, apa aku coba hubungi aja " balas Mila.

" Coba aja, oya Lo beneran mau kerja Mil ? " tanya Ara.

" Hmm.. " Mila mengangguk.

" Mau gimana lagi Ar, gue tetep harus nyari kerja kalo pengen kuliah gue selesai, gue takut banget kuliah gue mogok ditengah jalan karena kendala biaya, walaupun sebenernya gue udah dapet beasiswa tapi kan tetep buat ongkos sehari-hari, bahkan ada aja kegiatan kampus yang gak terduga harus ngeluarin duit kan ? " ucap Mila.

Ara manggut-manggut mendengar penjelasan Mila.

" Gue dukung Lo.. Apapun pilihan Lo Mil " balas Ara.

" Thank you Ar.. gue gak ngerasa sendiri banget kalo deket Lo " ucap Mila.

Tidak lama pesanan mereka berdua tiba. Mereka langsung menyantap makan siangnya, semakin lama beberapa mahasiswa semakin banyak memenuhi kantin.

Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri Mila dan Ara.

" Eh Mila.. " ucap wanita itu yang bernama Sandra, Sandra adalah kakak tingkat Mila, dia satu angkatan dengan David.

Mila dan Ara menoleh ke arah sumber suara.

" Oh iya Kak, ada apa ? " tanya Mila.

" Gak usah sok polos Lo, dimana David ? " tanya Sandra.

" Saya gak tahu " jawab Mila.

" Jangan bohong deh Lo, Lo kan cewek nya " balas Sandra semakin ketus.

" Saya sudah bukan cewek nya lagi, jadi saya tidak tahu kemana David, saya juga sudah tidak peduli " ucap Mila.

" Hah.. Lo udah gak sama David ? " tanya Sandra tidak percaya.

" Kak Sandra, udah ya gak usah nanya-nanya David lagi ke Mila, Mila udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama David, harusnya ka Sandra dong yang lebih tahu, Kak Sandra kan suka sama David, buruan kejar daripada entar di embat orang " susul Ara yang merasa geram dengan ucapan Sandra.

" Ck... Rese ya Lo ! " Sandra berdecak, lalu ia pergi meninggalkan Ara dan Mila.

Mila menahan tawa begitupun Ara.

" Ar... Hidup Gue berwarna banget yaa... Ck... " ucap Mila sambil menyuapkan mie ayam ke mulutnya.

" Begitulah hidup Mil.. Nikmati dan jalani sajalah " Mereka berdua tertawa seakan melupakan sedikit beban yang ada dipikiran Mila.

🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Dewa belum ketemu Mila lagi ni

2024-07-11

1

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Aiihh kok gak ketemu mas Dewa 🤭

2024-07-09

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kira" apa Dewa akan ketemu si Mila di lingkungan kampus nanti,,,

2024-07-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!