BAB 2

Mila sudah sampai di rumah, ia tinggal bersama tante dan sepupunya di rumah peninggalan kedua orang tua Mila, kedua orang tua Mila sudah meninggal beberapa tahun lalu saat Mila masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, mereka meninggal karena kecelakaan saat sedang perjalanan dinas. 

Karena pada saat itu Mila masih sekolah sehingga tante nya menawarkan diri untuk merawat Mila, namun seiring berjalannya waktu, sepertinya tante dari Mila tidak tulus merawat Mila, melainkan itu hanya sebagai senjata tidak lain dan tidak bukan agar harta peninggalan kakaknya jatuh kepada dirinya.

Karena tante nya Mila ini seorang janda beranak satu, usia anak nya tidak jauh dari usia Mila. Hanya beda 2 tahun dibawah Mila. Sepupunya yang bernama Tari baru tahun ini masuk kuliah namun berbeda kampus dan jurusan dengan Mila.

" Assalamu'alaikum " ucap Mila sesaat setelah masuk kedalam rumah.

" Wa'alaikumussalam, dari mana saja kamu, pulang sudah sore seperti ini, kamu kan libur kuliah, ngapain juga masih kelayapan keluar " balas tantenya yang sedang duduk sambil menonton televisi di ruang tengah.

" Maaf Tante, tadi Mila ada tugas kampus yang harus diselesaikan " ucap Mila berbohong, ia terpaksa berbohong karena bisa-bisa ia diamuk habis oleh tantenya jika ia jujur.

" Hmm... alasan nya selalu tugas.. tugas.. tugas.. kapan sih kamu selesai kuliah, uang peninggalan orang tua kamu sudah hampir habis dipakai biaya kuliah kamu ! kalau kamu belum selesai-selesai kuliah sepertinya kamu harus mencari kerja untuk menambah uang kuliah kamu " susul tante Bertha.

Tanpa membalas lagi ucapan tantenya, Mila bergegas menuju kamar nya yang berada di lantai dua, namun saat baru menaiki anak tangga, Tante Bertha kembali memanggil nya.

" Mil, kamu masak ya buat makan malam kita " 

" Iya tan, Mila bersih-bersih dulu " ucap Mila melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga.

" Hmm... "  Tante Bertha kembali menonton televisi sambil memindahkan chanel dengan remote yang ia pegang.

Klek

Saat pintu kamar Mila buka tiba-tiba sepupunya Tari menghampirinya.

" Kak Mila baru pulang ? " tanya Tari

" Iya Tar " Mila hanya tersenyum sekilas.

" Kak, maafin Mama ya, kayaknya tiap ke Kak Mila Mama selalu seperti itu " ucap Tari karena tadi ia mendengar Mama nya berbicara kepada Mila.

" Gak apa-apa Tar, aku sudah biasa kok " ucap Mila lalu masuk kedalam kamar.

" Hmm... " Tari hanya mengangguk, ia pun ikut masuk kedalam kamar Mila, karena memang sudah biasa Tari masuk ke kamar Mila, walau begitu perangai Tari berbeda dengan Mama nya Tari baik dan menghormati Mila sebagai kakak.

" Kak, kamu disuruh masak untuk makan malam ya sama Mama ? " tanya Tari lagi seraya duduk di sofa kamar.

Mila hanya mengangguk.

" Aku bantuin Kak " ucap Tari bersemangat.

" Gak apa-apa gak usah Tar, aku aja, nanti Mama kamu ngomelin aku lagi kalo kamu ikut masak bantuin aku " balas Mila.

" Udah tenang aja Kak, aku tunggu di bawah ya " 

" Hmm.. " Mila hanya mengangguk.

Setelah kepergian Tari, Mila hanya tersenyum kecut, hanya Tari yang mengerti dirinya saat ini, namun ia pun tidak tahu jika kedepannya ada sesuatu yang terjadi kepada dirinya apakah Tari akan berpihak kepadanya atau tidak.

Tidak lama Mila keluar kamar membuat makan malam untuk mereka bertiga, sebelum Tante nya ngomel-ngomel lagi karena makan malam untuk mereka belum tersaji.

***

“ Dewa, kapan kamu akan menuruti keinginan Papa ? “ Tanya Pak Irwan.

“ Keinginan Papa yang mana lagi sih Pa ? “ Dewa balik bertanya

“ Posisi Direktur di Perguruan Tinggi yang Kakek kamu rintis, lalu turun ke Papa sedang kosong, ia menunggu seseorang yang seharusnya sudah siap mengisi posisi itu, kamu Papa minta untuk menjadi pengacara di kantor yang Papa rintis juga kamu tidak mau, untuk yang satu ini jangan ada lagi penolakan “ ucap Pak Irwan.

“ Hmm.. Pa.. Dewa sedang fokus pada bisnis-bisnis Dewa “ 

“ Papa mengerti, Papa paham usaha dan bisnis kamu sedang berkembang, coffee shop kamu sudah tersebar di berbagai kota, Papa sangat mengapresiasi kerja keras kamu untuk itu, tapi apa salahnya kamu juga bisa merangkap sebagai Direktur Perguruan Tinggi menggantikan Papa kan ? Papa sudah tua Dew “ 

Dewa terdiam mencerna ucapan Papa nya.

“ Silakan kamu pikirkan ucapan Papa, jika kamu bersedia minggu depan kamu sudah bisa memulai menggantikan Papa di kampus, Papa mau istirahat dulu “ Pak Irwan beranjak dari duduknya, meninggalkan Dewa dan Mama nya yang masih duduk bersebelahan.

Hening suasana, tidak lama Bu Desi Mama dari Dewa menghampiri anak semata wayangnya.

“ Sadewa, apa salahnya kamu mengikuti keinginan Papa, untuk bisnis kamu kan sudah banyak karyawan, kamu bisa memantau bisnis kamu kapan saja kan ? “ ucap Bu Desi.

Dewa hanya mengangguk perlahan.

“ Oke ya.. “

“ Iya Ma, Dewa akan menuruti keinginan Papa " 

“ Dewa.. thank you sayang.. “ Bu Desi langsung memeluk putra semata wayangnya.

“ Setelah ini, Mama jangan dulu paksa Dewa untuk cepat-cepat menikah “ ucap Dewa datar.

“ Hmm.. kok gitu, ya menikah juga harus dong “ 

“ Tapi gak sekarang Ma.. “ 

“ Oke.. oke… Mama ngalah yang penting sekarang kamu turuti dulu keinginan Papa ya setelah itu baru keinginan Mama “ ucap Bu Desi tersenyum menang.

Dewa hanya mengangguk tersenyum kecil. Memang sudah dari setahun lalu Dewa diminta oleh Orang tua nya untuk menggantikan Papa nya di kampus sebagai Direktur disana, namun Dewa belum dapat menurutinya karena ia sedang fokus pada usahanya untuk membuka beberapa cabang Coffee shop.

Sebetulnya Dewa seorang pengacara, sama seperti Papa nya, namun karena Pak Irwan lebih banyak di kampus sehingga ia sudah jarang terjun langsung menangani klien yang membutuhkan pendampingan hukum, Pak Irwan serahkan semua ke anak buahnya.

Harapan Pak Irwan pun ada pada Dewa, namun setelah Dewa melanjutkan pendidikan untuk menjadi advokat, ia lebih memilih meneruskan bisnis nya di kedai kopi dibandingkan menjadi pengacara.

Dewa menyenderkan tubuhnya ke senderan sofa, ia sedikit memijat-mijat pelipisnya, ia merasa hari ini sangat menguras emosinya, belum lagi kejadian tadi di apartemen nya tiba-tiba ada seorang wanita asing yang menggedor-gedor dan masuk tanpa ia tahu apa maksud dan tujuannya.

" Gak ngapa-ngapain tapi kerasa lelah hari ini " batin Dewa.

Dewa memutuskan untuk bermalam di rumah kedua orangtuanya, karena malam pun sudah semakin larut, ia langsung masuk ke dalam kamar yang sudah lama tidak ia tinggali, suasananya masih sama, sama seperti saat terakhir kali ia tidur disana.

Ia langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur, dalam hitungan detik saja ia langsung terlelap tidur, ia berharap esok pagi ia mendapatkan kabar gembira jika omset dari beberapa kedai kopinya semakin merangkak naik.

🌼🌼🌼

Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya ❤️

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Jangan " Dewa direktur kampu tempat Mila kuliah

2024-07-11

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

sadewa ngajr di kampus te4 mila kuliah pasti pertemuan ke 2 dikampus..lnjut bgus ceritanya

2024-07-08

1

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Hihi.. keinginan orang tuanya harus gantian dituruti ya 🤭

2024-07-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!