" Ehem.. Selamat sore "
" Selamat sore " balas Mila menoleh ke arah sumber suara.
Seorang pria muda menghampiri Mila yang sedang duduk menunggu.
" Hmm.. Sedang mencari pekerjaan ya ? "
" I..iya.. " ucap Mila mengangguk lalu berdiri dari duduknya.
" Santai aja, perkenalkan saya Fadli " ia menyodorkan tangannya.
" Saya Mila " Mila membalas uluran tangan Fadli.
" Silakan duduk lagi "
Mila hanya mengangguk.
" Untuk lowongan pekerjaan memang kami khususnya di kedai yang ini sedang membutuhkan Barista sekitar dua orang " ucap Fadli.
Mila menyimak ucapan Fadli.
" Apakah kamu memiliki keahlian untuk meracik kopi ? " tanya Fadli.
" Hmm.. " Mila menggeleng.
" Kalau untuk di posisi yang lain tidak ada lowongan Kak ? " tanya Mila.
" Untuk di kedai ini seperti nya belum ada, kami hanya membutuhkan Barista, tapi.. Di kedai yang lain sepertinya ada posisi yang kosong sebagai waiters atau kasir sepertinya "
" Oya ? Dimana itu kak ? " Mila terlihat antusias.
" Di dekat Mall Century, memang cukup jauh dari sini " ucap Fadli.
" Hmm... " Mila manggut-manggut.
" Oya kalau memang kamu berminat saya bisa sampaikan ke bos saya " ucap Fadli lagi.
" Oh maaf jadi kakak bukan pemilik Coffe Shop ini ? " tanya Mila.
" Bukan, saya hanya diberikan tanggung jawab untuk memantau kedai kopi ini, saya juga seorang karyawan " ucap Fadli.
Tidak lama Ara kembali dengan dua gelas es kopi ditangannya.
" Hmm.. Terima kasih banyak informasinya " ucap Mila kepada Fadli.
" Sama-sama, kalau kamu berminat kamu datang aja ke Cozy Coffe yang ada di dekat Mall Century ya.. Semoga kamu bisa bergabung dengan kami di Cozy Coffe "
" Terima kasih banyak Kak, kalau begitu kami permisi "
" Ya sama-sama "
Mila langsung mencolek Ara, memberi kode agar keluar kedai.
" Gimana Mil ? " tanya Ara.
" Di kedai ini hanya ada lowongan untuk Barista " jawab Mila.
" Jangan sedih, nih minum dulu " Ara menyerahkan satu gelas es kopi ke Mila.
" Buat Gue ? "
" Yaiyalah Sharmila.. "
Mila tersenyum lalu meraih es kopi dari tangan Ara. Karena sudah semakin sore akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah, Mila akan mempertimbangkan tawaran Fadli tadi, ia sedikit ragu karena lokasi Mall Century cukup jauh dari kampus bahkan dari rumah Mila.
***
Sesampainya di rumah seperti biasa Tante Bertha sedang berada di ruang tv.
" Kamu Mil, pulang tiap hari sore terus, tapi kuliah kamu belum keluar-keluar juga.. Gimana sih ck " ucap Tante Bertha kepada Mila.
" Mila sedang berusaha agar kuliah Mila cepat selesai Tan " balas Mila.
" Sekalian kamu usahakan biayanya juga ya.. Tante udah gak sanggup Mil "
Mila hanya menghela nafas dalam, lalu ia kembali berjalan menuju kamar nya.
Setelah menyimpan tas diatas meja belajarnya, ia lalu menghempaskan tubuhnya diatas kasur, memejamkan matanya per sekian detik berusaha menetralkan pikiran dan suasana hatinya.
" Ayah.. Ibu... Mila kangen " gumam Mila.
Tidak terasa bulir bening membasahi pipinya. Ia dengan kasar langsung mengusap air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.
" Gue gak boleh cengeng, Gue harus kuat.. Mila.. Lo pasti bisa laluin ini semua " gumam Mila lagi.
Ia lalu menoleh ke arah jam dinding, sudah menunjukkan pukul lima lebih lima menit.
" Ya Tuhan... "
Mila teringat ia belum melaksanakan shalat ashar kali ini, ia bergegas menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya, ia mengambil air wudhu, lalu ia kembali mengadukan segala keluh kesah yang ada dihatinya, kepada Sang Pencipta.
Setelah melaksanakan shalat, Mila kembali memikirkan tawaran pekerjaan dari karyawan kedai kopi tadi.
" Apa tawaran itu Gue ambil aja ya ? Tapi.. Apa mereka bisa menerima Gue jika bekerjanya hanya paruh waktu, atau sepulang kuliah ? " batin Mila berkecamuk.
" Ya Tuhan.. berikanlah petunjuk Mu "
Tiba-tiba pintu kamar Mila diketuk, ia bergegas menuju pintu kamar untuk membukanya.
Terlihat Tari sudah berdiri di depan pintu.
" Kenapa Tar ? " tanya Mila.
" Kak, itu didepan ada yang cari kakak " jawab Tari.
" Hah, cari aku Tar ? " tanya Mila lagi.
" Hmm, laki-laki kak, ganteng sih " ucap Tari lagi.
" Laki-laki ? "
" Iya Kak, pake motornya Ninja Carbon " susul Tari.
Deg
Mila yakin jika yang mencarinya adalah David.
" Kamu bilang kalo aku ada ? " tanya Mila lagi.
Tari hanya mengangguk.
Wajah Mila langsung berubah ia sedikit gusar. Ia berpikir untuk apa David datang ke rumah, sedangkan ia sudah tidak ingin memiliki hubungan apa-apa lagi dengan David.
" Ya udah Tar, makasih, aku ke bawah dulu " ucap Tari seraya berjalan meninggalkan Tari.
Dengan sedikit gusar ia berjalan menuju ruang tamu. Sayup-sayup terdengar suara tante nya sedang berbincang dengan David.
" Ehem.. " sesaat setelah Mila berada di ruang tamu.
" Eh itu Mila sudah ada, tante tinggal dulu ya Nak David " ucap Tante Bertha.
" Iya tante, terima kasih "
Tante Bertha beranjak dari duduknya, ia hanya menoleh sekilas ke arah Mila, lalu meninggalkan Mila dan David di ruang tamu.
Mila lalu duduk tepat di sebrang David.
" Tante kamu baik ya " ucap David tiba-tiba.
Mila hanya dapat menghela nafas.
" Kamu mau apa kesini ? " tanya Mila.
" Mil, aku tuh kangen sama kamu, bisa gak sih kita kaya dulu lagi, oke aku sadar aku salah, aku khilaf Mil, aku udah... Udah gak sopan sama kamu, please.. Kita kaya dulu ya.. " ucap David.
Mila terdiam.
" Ayolah Mil, kita bisa lupain kejadian yang di apartemen itu, kita lupain semuanya, kita bisa mulai dari awal lagi Mil.. Lagipula kalaupun memang terjadi apa-apa, aku bakalan tanggung jawab kok " ucap David meyakinkan.
" Maaf, aku gak bisa " balas Mila.
" Kenapa ? Apa jangan-jangan kamu udah punya cowok baru ya Mil ? " tanya David menyelidik.
" Nggak, apa sih kamu, udah sana kamu pulang, gak usah bikin keributan disini " ucap Mila.
" Keributan apa sih ? Apa salahnya aku datang ke rumah cewek aku sendiri "
" Aku udah bukan cewek kamu ya, kita udah gak ada hubungan apa-apa " ucap Mila tegas.
" Kamu gak bisa memutuskan sepihak gitu dong Mil " David keukeuh.
" David.. Mohon maaf.. Silakan kamu pulang " ucap Mila.
Mila beranjak dari duduknya, lalu ia berdiri tepat di depan pintu utama.
Dengan menahan emosi David pun beranjak dari duduk nya lalu menghampiri Mila.
" Sampai kapan pun, aku gak bakal lepasin kamu ! Jangan harap kamu hidup tenang tanpa aku Mil, suatu saat kamu akan mencari aku " ucap David mengancam.
David lalu melangkahkan kakinya keluar rumah, Mila langsung menutup pintu rumah tanpa memastikan apakah David sudah pergi atau belum.
Mila sedikit mengusap-usap dadanya. Lalu ia berjalan berniat untuk kembali ke kamarnya.
" Mil " panggil tante Bertha saat Mila melintas di hadapannya.
" Iya " Mila menghentikan langkah nya.
" Tadi siapa ? Pacar kamu ? " tanya Tante Bertha.
" Sudah bukan tante "
" Sudah bukan ? Berarti sebelumnya dia pacar kamu kan ? Kenapa kalian putus ? Tante lihat sepertinya dia orang kaya, kamu bodoh kalo putus sama dia " ucap Tante Bertha mencecar Mila.
Mila tidak ingin menjawab ucapan tantenya, ia kembali melangkahkan kakinya, namun tante Bertha kembali berbicara.
" Tante belum selesai bicara Milaaa... "
Mila kembali menghentikan langkahnya.
" Kalau kamu tidak mau dengan laki-laki tadi, biarkan untuk Tari saja, ia kan Tar " Tante Bertha menyenggol lengan Tari yang berada di sampingnya.
" Ih nggak ah.. Gak mau Ma... Kok jadi ke aku... Nggak nggak.. " ucap Tari.
" Ck... Kamu ya... Gak nurut sama orang tua "
" Pokonya gak mau Ma... "
Mila hanya tersenyum kecut melihat perdebatan antara Ibu dan Anak di hadapan nya, lalu ia pun kembali melangkahkan kakinya menuju kamar, karena waktu magrib sudah menjelang, ia akan kembali melaksanakan kewajibannya dan sepertinya Mila akan kembali mengadu kepada sang pemilik semesta, karena hanya Dia lah yang Mila punya saat ini.
🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Yani
Jangan sampsi terjadi sesuatu sama Mila thor
2024-07-11
1
Tria Hartanto
ya allah berikanlah kebahagiaan untuk MILLA,kuatkan hati MILLA untuk menjalanin hidup sebagai yatim piatu.
semoga MILL selalu di beri yg terbaik .
2024-07-08
1
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Semoga Mila diterima kalau nanti melamar kerja di Cozy dan semoga dari situ awal bahagianya
2024-07-08
1