Kampus
Saat sampai di kampus. Ansel yang langsung menghampiri Dian.
"Kakak lama banget sih, dari tadik Dian nungguin loh. Apalagi ini sudah malam. Ngak takut ya terjadi sesuatu sama Dian?" Dari tadik Dian yang terus mengomel.
"Maafin kakak ya. Kakak tadik lagi ada urusan." Ucap Ansel
"Urusan penting apa dari pada adiknya?" Tanya Dian dengan kesal.
"Tadik kakak lagi sama Tania." Jawab Ansel
"Oh pantes aja kakak lupa sama Dian." Ucap Dian dengan sinis
"Bukan begitu sayangku. Yaudah nanti kakak bawah kamu belanja, mau?" Sontak perkataan Ansel membuat Dian bahagia. Ansel yang melihat mood Dian berubah hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Janji ya." Ansel pun mengangguk mengiyakan perkataan Dian.
"Yaudah kita pulang yuk. Ini sudah malam. Nanti Mama Rita nyariin." Ajak Ansel. Dian pun mengangguk dan berjalan menuju ke mobil.
Mama Rita adalah Mamanya Dian. Jadi Mamanya Dian dan Mamanya Ansel adik kakak. Dan mereka semua tinggal satu rumah. Sebenarnya Mama Rita juga punya rumah. Tapi, karena urusan pekerjaan orangtua Dian sering keluarga negeri, makanya Dian tinggal di rumah Ansel selama Mama Papanya tidak di indonesia. Dian punya kakak laki-laki tapi sedang bekerja di USA membantu Papanya
Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar 15 menit karena jarak kampus ke rumah tidak terlalu jauh. Mereka pun sampai di rumah.
"Assalamu'alaikum." Ucap Ansel dan Dian.
"Wa'alaikumsalam. Kamu dari mana sayang? Kok baru pulang?" Tanya Mama Novi. Ya wanita di hadapan mereka sekarang adalah Mamanya Ansel.
"Tadik aku keluar dengan Tania Mah." Ucap Ansel. Mama Novi pun mengangguk mengerti. Toh dia tidak pernah masalah dengan Ansel yang berpacaran dengan Tania tapi Mamanya selalu mengingatkan Ansel untuk menjaga batasannya dan Mama Novi memang suka dengan Tania. Selain cantik dia juga baik, dan menghormati orang tua + pintar masak lagi. Calon menantu idaman benget ya.
"Loh, Dian kamu dari mana sayang?" Tanya Mama Novi. Dia baru sadar kalau ada Dian di samping Ansel.
"Mobil Dian mogok Mah, jadi Dian minta tolong Ansel untuk jemput Dian dikampus." Jawab Dian.
"Ya sudah , kalian bersih-bersih dulu. Nanti turun ke bawah untuk makan malam." Suruh Mama Novi.
"Iya Mah." Ucap mereka berdua. Mereka pun berlalu pergi ke kamar masing-masing.
**Meja Makan**
"Ansel mau bicara penting sebentar." Ucap Ansel. Ansel pikir ini waktu yang tepat untuk bicara. Mumpung semua keluarga kumpul.
"Mau bicara apa sayang?" Tanya Papa Gamor. Papanya Ansel.
"Kita makan dulu Pah baru setelah itu kita bicara." Semua keluarga pun setuju dan melanjutkan memakan makanannya. Dan tidak butuh waktu lama semua sudah selesai dan semua menuju ke ruang keluarga.
"Kamu mau bicara apa sayang?" Tanya Mama Novi.
"Ansel mau menikah dengan Tania." Sontak perkataan Ansel membuat mereka terkejut dan diam sejenak terutama Dian ada perasaan sakit mendengar ucapan Ansel. Entahlah perasaan sakit apa. Apakah dia tidak mau kakaknya pergi jauh nantinya atau ada hal lain.
"Apakah kamu sudah yakin sayang? Kalau Papa ngak masalah kalau kamu memang sudah siap." Ucap Papa Gamor. Dari dulu dia tidak pernah menentang apapun keputusan dan keinginan anaknya selagi itu baik dan membuat dia bahagia. Dari segi ekonomi alhamdulillah keluarga Ansel tidak pernah kekurangan apapun. Keluarganya cukup di segani di kalangan masyarakat. Keluarga Adijaya. Yang memiliki perusahaan di indonesia dan juga luar negeri '**AdJ Company**'
"Iya Pah. Ansel sudah memikirkannya dengan baik. Kuliah Ansel juga tidak lama lagi selesai. Bagaimana Mah, Pah?"
Semua orang pun mengangguk setuju. Tidak ada masalah apapun. Karena mereka semua juga sangat menyukai Tania.
"Mama ,Papa, setuju. Besok kita ke rumah Tania." Ansel yang mendengar itupun merasa sangat bahagia.
"Makasih Mah, Pah."
"Sama-sama sayang."
Di selah-selah perbincangan mereka, Dian yang tiba-tiba pergi menuju kamarnya. Semua keluarga menatap dengan bingung.
"Dian kenapa Mah?" Tanya Papa Tian ke Mama Rita. Tian adalah Papanya Dian
"Mungkin sedih karena mendengar kakaknya mau menikah. Apalagi Dian kan lebih dekat ke Ansel selama ini." Jawab Mama Rita. Papa Tian pun mengangguk. Ansel yang mendengar itu pun ingin menyusul Dian ke kamarnya.
"Mah, Pah, aku ke kamar Dian dulu ya." Semua nya punya mengangguk. Ansel pun beranjak pergi menuju ke kamar Dian
Kamar
Ansel pun langsung menghampiri Dian yang sedang berada di balkon kamarnya. Dan di sana Dian sedang menangis. Ansel pun langsung memeluk Dian.
"Kamu kenapa sayang? Adik kakak kenapa nangis hmm?" Tanya Ansel.
"Setelah nikah kakak akan ninggalin Dian ya?" Ucap Dian sambil menangis di pelukan Ansel.
"Ya Ngak dong sayang. Kakak akan selalu di sini dan ngak akan pernah ninggalin kamu. Setelah nikah kakak tinggal disini. Kakak tidak akam kemana-mana." Jawaban Ansel cukup membuat Dian berhenti menangis.
"Janji?" Pinta Dian.
"Liat mata kakak. Apa kakak pernah bohong sama kamu?" Ucap Ansel sambil menatap Dian. Dian pun menggelengkan kepalanya seolah mengatakan tidak pernah.
"Jadi? Jangan nangis lagi ya. Kakak ngak mau kamu sedih. Janji?"
"Yes, I'm promise." Ucap Dian sambil tersenyum dan memeluk Ansel.
"Ya sudah kamu tidur. Istirahat yang banyak. Good night and happy nice dream." Ucap Ansel dan mencium kening Dian.
"Night too and happy nice dream."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Sampai sini Otak sdh terbawa emosi dgn polah Dian..
2024-09-26
1
Hiatus
2 iklan untuk mu
2024-07-06
0
Hiatus
feel nya masih kurang
2024-07-06
0