Terjebak

2 minggu kemudian

"Sayang, aku antar saja ya."

"Tidak perlu sayang, aku bisa naik taxi kesana." (Sahut vida pada sang suami)

"Perjalanan kesana lumayan jauh. Kalau kamu naik taxi aku tidak akan bisa berfikir tenang." (Ucap Melvin kembali)

"Hari ini kamu harus pergi ke kantor, lagipula hari ini perusahaan tempatmu bekerja mengadakan perayaan ulang tahun, masa iya kamu tidak hadir dalam acara itu." (balas vida)

"Tapi sayang....

"Memangnya Vida mau pergi kemana?" (tanya Selin datang membuat perkataan Melvin terhenti)

"Kak selin, waktu ini aku sudah sempat memberitahumu kalau aku akan pergi seminar ke penang." (jawab vida)

"Astaga.. Kakak baru ingat. Tapi apa kamu yakin akan pergi naik taxi? Penang lumayan jauh."

"Aku yakin kak, lagipula perjalanan kesana hanya memakan waktu kurang lebih 2 jam."

"Pergi bersamaku saja." (Ucap Max datang menghampiri)

"Aku juga akan pergi ke Penang." (sahutnya kembali)

"Suamiku benar, kamu bareng suamiku saja. Kemarin kakak lupa memberitahumu kalau Max juga akan pergi ke Penang."

"Ada perlu apa kakak pergi kesana?" (Tanya Melvin)

"Pertemuan bisnis sekaligus melakukan penelitian. Bagaimana, apa kamu mau berangkat bersamaku? Kalau tidak aku akan pergi lebih dulu, aku sangat buru-buru." (ucap Max)

Vida lalu menatap sang suami

"Berangkatlah bersama kakakku, aku merasa lebih tenang kalau kamu ikut kakaku." (ucap Melvin)

"Baiklah kalau begitu, aku akan ikut bersama kak Max." (Jawab Vida)

"Hubungi aku kalau kamu sudah sampai Penang." (ucap Melvin)

"Iya sayang."

"Jaga dirimu dan juga anak kita dengan baik." (Ucap Max pada Selin)

"Melvin, aku titip istri dan anakku."

"Itu sudah pasti kak. Tolong jaga istriku juga."

Tidak menunggu waktu lama, Vida dan Max pun lalu berangkat menuju Penang

____________

(Selama perjalanan)

"Berapa lama pergi seminar?" (Tanya Max)

"2 minggu kak." (Jawab Vida)

"Apa harus pergi seminar?" (Vida lalu menatap Max)

"Maksudku, kenapa baru sekarang kamu pergi seminar?"

"Aku juga tidak tau kak. Biasanya staff baru yang bekerja 1 tahun harus mengikuti seminar, sedangkan aku sudah hampir 2 tahun bekerja tapi baru mengikuti seminar."

"Oh, mungkin kinerjamu bagus makanya kamu telat mengikuti seminar."

"Benarkah?"

"Mungkin saja. Ohya, kalau boleh tau sudah berapa lama kamu dan Melvin menjalin hubungan?"

"Kami pacaran saat kami masih SMA, jadi kami pacaran sekitar 7 tahun lamanya."

"7 tahun?" (Vida hanya mengangguk)

"Wahh... Luar biasa. Kalian pacaran atau bayar cicilan? Aku dan istriku berkencan hanya 2 tahun lalu kami menikah."

"Ya begitulah. Hubungan kak Max dan kak Selin sangat singkat. Tapi aku akui kakak pria yang bertanggung jawab. Tidak ingin pacaran lama-lama dan memilih untuk cepat menikah."

"Aku tidak suka mengulur waktu, kalau memang sudah harus menikah kenapa harus di tunda."

Setelah banyak berbincang Vida pun lalu tertidur lelap di dalam mobil dan Max fokus menyetir. Namun tidak lama kemudian rem mobil yang di kendarai Max tiba-tiba mengalami blong dan mengakibatkan kalian kecelakaan

Beberapa jam kemudian Max pun tersadar dan melihat Vida yang belum sadarkan diri dan bercucuran banyak dar4h di area kepala

"Vida bangunlah.. V-vida..!!" (Ucap Max tertatih sembari mencoba membangunkan Vida)

"Aahhh... Kepalaku sakit sekali. Vida bangunlah..!!" (Tidak lama kemudian Vida pun lalu tersadar)

"Aahhh.. Kepalaku..!!" (Ucap Vida merintih kesakitan sembari memegangi kepalanya)

"Kak, A-apa yg sudah terjadi? Aahh... Kepalaku sakit sekali."

"Maafkan aku, aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Kita mengalamu kecelakaan." (Jawab max)

"Kecelakaan? Lalu, kita ada dimana sekarang?" (ucap Vida dengan nada yang sangat lemas)

"Aku juga tidak tau. Sepertinya kita berada di pertengahan jalan hutan. Astaga Vida.... Kita harus segera keluar dari mobil, mobilnya mengeluarkan api. Ayo, aku akan membantumu." (Max pun lalu dengan cepat membantu Vida untuk keluar dari mobil)

"Bertahanlah, kita harus segera menjauh dari mobil. Ayo sedikit lagi kita bisa menjauh dari mobil. Sepertinya mobilnya akan mele-------

Duuaaarrrrr....!!!!!! (Suara ledakan mobil)

"Aarrghhh..!!!" (Teriak Vida saat mendengar ledakan mobil tersebut)

"Maafkan aku." (ucap Max yang kini tubuhnya sudah di penuhi dengan dar4h)

"Bagaimana caranya kita bisa pulang? Kita sudah tidak mempunyai apa-apa. Mobil sudah terbakar dan barang-barang kita semua ada di mobil. Bagaimana nasib kita kak?" (ucal vida menangis sesegukan)

"Aku sungguh minta maaf, ini semua salahku." (Ucap Max dengan suara yang sangat lemas)

"Kak, luka kakak terlihat sangat parah. Daritadi dar4hnya terus saja kelura. Aku harus segera mengobati luka kakak."

"Memangnya dengan cara apa kamu akan mengobatiku?" (Vida lalu terdiam)

"Kita harus mencari tempat berteduh sebelum malam tiba. Aku juga harus mengobati lukamu." (Ucap Max tertatih)

Max dan Vida pun mulai melangkah secara perlahan mencari tempat berteduh. Setelah lumayan jauh berjalan, akhirnya Max dan Vida menemukan sebuah gubuk kecil

"Istirahat disini saja dulu, kamu tidak keberatan?"

"Tidak kak." (Jawab vida)

"Tunggu disini sebentar, aku akan mencari beberapa daun untuk mengobati lukamu." (Max pun lalu melangkah pergi)

Tidak lama kemudian Max pun datang membawa beberapa daun yang bisa di pakai obat

"Kemarilah, aku akan mengobati lukamu terlebih dulu."

Setelah selesai menghancurkan beberapa daun, Max lalu menutup luka Vida di bagian kepala agar dar4hnya berhenti mengalir

"Kakak tau darimana kalau daun ini bisa di pakai obat?"

"Apa kamu lupa kalau aku ini seorang ilmuan?"

"Ohya, hehe. Setelah ini giliranku yang mengobati kakak." (Max hanya mengangguk)

_______

Malam pun akhirnya tiba

"Astaga... Kenapa tempat ini sangat dingin sekali." (Ucap Vida menggigil kedinginan lalu Max datang dari arah belakang Vida)

"A-apa yang kakak lakukan?" (Tanya Vida dengan gugup saat Max tiba-tiba memeluk Vida dengan jasnya)

"Aku tidak ingin kamu sakit." (Vida lalu melepas pelukan Max)

"Tapi tidak seharusnya kakak memelukku, karena itu perlakuan yang tidak wajar."

"Maaf. Aku tidak bermaksud buruk padamu. Kalau begitu kamu bisa pakai jas ini."

"Lalu bagaimana dengan kakak?"

"Aku masih bisa menahan dingin. Pakailah!" (Vida lalu memakai jas milik Max)

_________

Ke esokan harinya

"Bagaimana, apakah anda sudah menemukan istri saya dan kakak saya?" (Tanya Melvin pada police)

"Belum. Kami belum menemukan keberadaan mereka. Kami juga sudah berusaha untuk melacak melalui ponsel korban namun hasilnya tetap nihil." (Jawan police)

"Paman, saya mohon tolong temukan suami dan juga adik ipar saya. Kami akan memberikan imbalan yang besar kalau paman bisa menemukan mereka." (Ucap Selin menangis)

"Anda tenang saja nyonya, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan korban. Kalau begitu kami permisi." (Police lalu melangkah pergi)

"Melvin 😭.....

"Kakak tenanglah, mereka pasti akan baik-baik saja. Kita berdoa yang terbaik untuk keselamatan mereka." (Ucap Melvin mencoba menenangkan diri sendiri dan juga Selin)

_________

"Kakak darimana?" (Tanya Vida)

"Tadi aku pergi untuk mencari makanan dan aku menemukan ubi. Setidaknya kita tidak kelaparan disini. Tunggu sebentar, aku akan membakarnya." (Jawab Max)

Beberapa menit kemudian

"Sudah matang, makanlah. Tapi hati-hati itu masih sangat panas."

"Terimakasih kak."

"Sama-sama."

"Aku ingin cepat-cepat pergi dari sini kak, aku sudah tidak nyaman."

"Sabarlah, aku masih berfikir."

"Suamiku dan juga kak Selin pasti sangat khawatir dengan keadaan kita. Semua barang-barang kita hangus terbakar di dalam mobil. Aku sangat merindukan suamiku."

"Jangan menangis seperti itu. Aku masih mencari cara agar kita bisa keluar dari sini."

Vida pun hanya diam tidak menjawab perkataan Max

_________

Hari demi hari telah berlalu

"Kak.. Kak... (Ucap Vida memanggil Max namun Max masih tetap melamun)

"Kak.. Kakak.... Kak Max..!!" (Teriak Vida dan membuat Max berhenti melamun)

"Oh, yaya ada apa?"

"Dari tadi aku memanggil kakak tapi tidak ada jawaban. Kenapa kakak melamun?"

"Maaf. Kenapa kamu memanggilku? Kamu butuh sesuatu?"

"Tidak. Pasti kakak sedang memikirkan cara untuk kita keluar dari sini. Selama disini aku sudah sangat menyusahkan kakak, kakak selalu mencari makanan untukku. Maafkan aku kak."

"Kenapa kamu berkata seperti itu? Kalau bukan aku yang menjagamu lalu siapa lagi? Aku ini seorang pria jadi sudah sepantasnya menjagamu dengan sangat baik. Apa kamu lapar?"

"Iya kak. Tapi aku tidak ingin makan ubi lagi, rasanya ingin muntah kalau aku makan ubi lagi."

"Kalau begitu aku akan coba mencari ikan di sungai."

"Aku ikut."

Belum sempat melangkahkan kaki, tiba-tiba ada seorang kakek datang menghampiri kalian

"Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan di tempat seperti ini?" (Tanya kakek tersebut)

"Halo kakek, perkenalkan namaku Vida dan ini kakak Max. Asal kami dari Kuala Lumpur, kami mengalami kecelakaan mobil dan mobil kami hangus terbakar. Semua barang-barang kami juga ikut terbakar di dalam mobil."

"Apa kakek bisa membantu kami untuk keluar dari sini? Kami tersesat kek." (ucap Vida mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada kakek tersebut)

"Kakek tidak bisa membantu kalian untuk pergi ke kota. Perjalanan menuju kota sangat jauh dan harus memerlukan kendaraan. Sedangkan disini kami tidak mempunyai kendaraan." (Jawab kakek tsb)

"Kalau begitu bantu kami untuk tempat tinggal terlebih dahulu kek. Kami tidak bisa tinggal di gubuk ini terlalu lama. Kasihan Vida selalu merasa kedinginan." (Ucap Max)

"Mari ikut kakek." (Max dan Vida pun lalu mengikuti kakek tsb)

Bersambung____

Terpopuler

Comments

Haru Hatsune

Haru Hatsune

Wow, semakin seru aja ni ceritanya! Mohon update secepatnya thor, kita nanti juga bakal makin semangat ikutin ceritanya.

2024-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!