episode 5

Mely dan Arin pagi ini mulai masuk kerja

Sambil berbincang sekali-sekali diselingi canda.

“Mel pak bos datang!” Sahut Arin sambil menyolek lengan Mely.

Mely mengikuti arah pandang Arin, bosnya sedang berjalan, tangan kanannya memegang ponsel sedang tangan kiri nya dimasukkan ke saku celana,langkahnya begitu santai.

“Selamat pagi pak,” sapa Mely saat Nathan melintas didepannya.

Nathan hanya mengangguk tanpa mengalihkan matanya dari ponsel.

“Shuutt pak bos kenapa Mel?” bisik Arin heran.

" Biasanya pak bos membalas sapaan selamat pagi, tapi hari ini tidak.."

“Entahlah aku juga tidak tahu Rin” jawab Mely sambil mengedikkan bahunya.

Nathan membuka pintu ruang kantornya dengan kasar lalu menutupnya kembali dengan cukup keras, rasa kesal atas kejadian semalam melihat Mely dengan laki-laki itu masih membekas.

Nathan sendiri merasa bingung dengan perasaannya.

“Astaghfirullah, apa yang terjadi denganku?”

Nathan menghempaskan pantatnya diatas kursi kebesarannya.

Tangannya membuka laptop yang tergeletak di meja lalu mengklik area dimana Mely berada.

Gadis itu sedang duduk sambil memeriksa dokumen yang harus di tanda tangani Bosnya..

“Assalamu’alaikum Nat”

“Wa’alaikumssalam kak cyntia!”

Nathan terkejut dengan kehadiran cyntia dikantornya.

“Ngapain kakak kesini?”

“Emang kakak ga boleh berkunjung ke kantor adiknya?”

“Bukan begitu! tadi kakak bilangnya mau pulang ke rumah kalian.”

“Biasa ponakkan manjamu ini pengen mampir kesini,” sahut cyntia sambil menunjuk Zahra anaknya di samping..

Zahra terlihat senang bisa bertemu omnya..

" ehh ponakan papih yang cantik...udah makan belum sayang...?"

" Udah dongg.."

" Pinternya ponakan papih..Tos dulu dong.."dan mereka pun tos.

Cyntia memperhatikan Nathan yang begitu fokus menatap layar laptopnya.

“Liatin apa sih Nat fokus banget?”

“Eehh ya itu.."

Nathan mematikan laptopnya, lalu berjalan ke luar ruangan.

“Eheemm gitu ya?” Cyntia terkekeh sambil mengikuti adiknya keluar..

" Papiii gendongg.."seru zahra minta di gendong Nathan

Mely terhenyak mendengar Zahra memanggil pak bos nya dengan sebutan papih.

Apa mungkin gadis cilik ini putrinya? Mely mencoba menormalkan pendengarannya saat gadis cilik itu kembali memanggil Nathan dengan sebutan papih.

“papih aku mau turun! mau kenalan sama kaka cantik itu.”

“Eehh iya sayang, ayo turun!”

Zahra langsung mendekati Mely yang sedang melamun..

Hati Mely bergejolak tak tentu iramanya, ada rasa kecewa juga bingung hinggap di hatinya.

“Kecewa..! Kenapa harus kecewa? Ya Allah Mel sadarlah kamu! pak bos udah punya istri dan putri yang cantik, sedang kamu apa? cuma pegawai rendahan, lihat Mel mereka pasangan yang serasi, tapi… bagaimana dengan Desi?”

Treekk, Nathan menjentikkan jarinya didepan wajah Mely, membuyarkan segala fikiran liar dalam benak gadis itu hingga tersadar.

“Kak Mely kalo lagi kerja jangan melamun, nanti dipecat sama papih Nat lho!”

“Eehh ma-maaf, kakak tidak melamun kok hehe.”

Cyntia tertawa renyah mendengar ocehan putrinya, membuat muka Mely berubah merah menahan malu.

“Eheemm.” Cyntia mendehem pelan.

Nathan buru-buru memalingkan wajahnya ke arah Zahra, saat sang kakak memergok dirinya sedang memandang ke arah Mely.

“Maaf, saya harus kembali kerja,” pamit Mely, dan segera pergi setelah mendapat anggukkan dari Cyntia.

“Kak Mely….”

Seru Zahra.

Mely kembali menoleh ke arah Zahra

. “Iya sayang!”

“Jangan lupa nanti main ke rumah Zahra ya! makan es cream bersama.”

“In syaa Allah ya sayang kapan-kapan kakak mampir ke rumah Zahra.”

“Jangan lama-lama, dan jangan lupa bawa…!”

“Zahra,,kak Mely bukan papih Nat kok minta yang sama?”

“Ga apa-apa bunda, zahra sama kak Mely sudah jadi teman, iya kan kak..? kaka juga suka es crem kan ya..”

Mely mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.

“Oh begitu!” cetus Cyntia dengan senyum simpulnya, matanya menatap kepergian Mely..

****

“Cantik juga ya!”

ujar Cyntia.

setelah mereka kembali keruangan Nathan.

Zahra langsung duduk di sofa menikmati es creamnya.

“Maksud kakak siapa?” tanya Nathan, tangannya meraih air minum.

“Iya itu… Mely.” jawab Cyntia

“Uhuuk,uhuuk.”

Nathan tersedak minumannya sendiri, begitu kakaknya menyebut nama Mely.

“Eh minumnya pelan-pekan dong Nat!”

“Maksud kakak apaan?”

“Kakak rasa kamu tahu maksud kakak, jangan bohong lho sama kakak!”

“Nathan benar-benar tidak mengerti maksud omongan kak Cyntia apa.”

“Kamu sedang jatuh cinta Nat.”

“Apa? kakak sok tahu!”

“Ya tahu lah… matamu tak bisa membohongi kakak.

Nathan merasa terpojok, bagaimana bisa kakaknya tahu urusan hatinya.

***

“Kakak tahu apa yang adiknya rasakan, kakak tidak bodoh Nat, kamu menyukai gadis itu?”

Cyntia menatap mata adiknya.

Cyntia seakan ingin mencari kebenaran dari ucapannya dibalik mata Nathan.

“Nat, jika kamu menyukai gadis yang bernama Mely itu, tunjukkan bahwa kamu bisa memilikinya sebelum dimiliki orang lain, perjuangkan apa yang ingin kamu miliki tapi dengan cara yang baik bukan dengan paksaan, kakak yakin gadis itu menyukai kamu juga Nat.”

“Darimana kakak tahu?”

“Sudah kakak bilang kakak tidak bodoh, kakak bisa lihat dari cara memandang dan sikap kalian.”

Nathan menghela nafas. Nathan berusaha menerka-nerka hatinya, benarkah apa yang dirasakannya terhadap Mely itu.

Nathan merasakan hatinya selalu berdesir lembut jika dekat Mely, rasa ingin melindungi dan ingin memiliki apakah cukup sebagai bukti bahwa dia mencintai gadis itu? lalu, bagaimana dengan laki-laki yang bersama Mely malam itu.

Nathan sendiri telah dijodohkan dengan Desi

.

“Sudahlah Nat, jangan terlalu banyak berfikir, percayalah jodoh takkan kemana ok!”

“Tapi mamih sudah menjodohkanku dengan Desi..”

“Jujur aja Nat kakak tidak suka dengan perjodohan kalian ini ”

“Kenapa?”

Nathan sedikit heran dengan ketidak setujuan Cyntia tentang perjodohannya dengan Desi.

“Kakak kurang suka dengan Desi, dia bukan wanita baik-baik. Bukan kakak su’udzon tapi kakak udah berapa kali melihat dia jalan dengan laki-laki lain dan berlaku tidak pantas. Yaah kamu juga paham kan maksud kakak Nat, dan mamih belum tau sifat Desi yang sebenarnya.”

“Iya kak, Nathan mengerti, mungkin nanti ada waktunya kita jelaskan semuanya sama mamih.”

“Ya sudah kakak harus pulang, Zahra ayo sayang kita pulang!”

Zahra mengangguk, “Papih Nat Zahra pulang dulu ya..!”

“Iya sayang.”

“Oh iya jangan lupa nanti kalo papih Nat main ke rumah Zahra ajak kaka yang cantik tadi ya ka mely?”

“In syaa Allah sayang.”

“Pokoknya janji!”

Gadis cilik itu menyodorkan jari kelingkingnya disambut oleh jari keliking Nathan.

“Iya papih janji”

“Kami pulang dulu Nat Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumssalam, hati-hati kak!”

****

“Jadi wanita cantik tadi istrinya pak Nathan?” tanya Arin dibalas anggukkan oleh Mely.

“Dari mana kamu tahu?”

“Gadis kecil yang kenalan sama aku tadi memanggil pak bos dengan sebutan papih, itu berarti dia anaknya.”

“Oohh, trus gimana sama bu Desi? Oh my god apa pak Nathan mau punya istri dua?”

“Bisa jadi.”

“Kok bisa sih?”

“Ya bisalah, poligami kan ga dilarang asal si suami bertindak adil.”

“Iya juga sih!”

“Hu’uh.”

“Trus sama kamu gimana Mel?”

Byuurrr… Mely menyemburkan air minum di mulutnya saking kaget dengan pertanyaan sahabatnya itu.

Terpopuler

Comments

Galuh Ajeng Candra Kirana

Galuh Ajeng Candra Kirana

Thor bikin ketawa saja ketika Melly ditanya bgmn dgn kmu Melly byuur 😂😂😂😂😂

2021-10-07

0

Nicolin Dina Siahaya

Nicolin Dina Siahaya

secepat itu kah...mely jatuh cinta?

2021-09-24

0

Ida Blado

Ida Blado

gue heran ama sih melly,gur sih emng gk pernah sakit hati krn cinta pacaran aja gk,tpi masa iya srcepat itu ia berpaling padahal saat putus nangis2 ampe nyesek, ternyata cm 2 bln doang langsung dpt sasaran baru

2021-04-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!