“Nathan,” panggil Desi.
“Iya….”
“Kita Jalan yuk?” ajaknya.
“Sorry Des, aku capek,” tolak Nathan.
“Ayoo dong Nat bentar aja, udah lama kita ga jalan,” rengek Desi, kumat manjanya.
“Tapi aku benar-benar capek Des, ingin istirahat.” Nathan beranjak dari tempatnya.
“Nathan….”
Nathan terkesiap mendengar suara mamih nya yang sudah berdiri di belakangnya bersama tante Lusi.
“Kok kamu gitu sama calon istrimu Nat?” sahut mamih nya Nathan.
Desi merajuk sambil memeluk pundak Lusi ibunya.
“Kasihan Desi jauh-jauh datang ke sini pengen jalan sama kamu malah ditolak, ini kesempatan buat kamu biar kalian lebih saling mengenal.”
“Mih, Natan kenal Desi sudah lama, udah dari dulu.” balas Nathan mulai jengah.
“Maksud mamih lebih mendalami perasaan kalian masing-masing.”
“Tapi mih…." Nathan merasa terpojok.
"Nathan….”
potong mamih nya dengan mata melotot
“Ok… ok Nathan mandi dulu.”
Dengan perasaan dongkol Nathan berlalu dari hadapan ke tiga wanita itu.karna Nathan ngga bisa membantah mamih nya
“Desi kamu yang sabar ya ngadepin sikap Nathan, kamu kan udah tau Kalo sifat Nathan itu kayak gimana, mamih yakin kamu bisa merubah Nathan supaya mencintai kamu, asal kamu juga bisa merubah seperti yang pernah mamih bilang.”
“Mamih sarah tenang saja, Desi mencintai Nathan, Nathan juga pasti akan mencintai Desi.”
Sarah dan Lusi tersenyum senang.
“Tenang aja, seorang Desi akan membuat Nathan bertekuk lutut.”
Bisik hati Desi dengan senyum sinisnya.
Nathan menjalankan mobilnya dengan malas, andai bukan karena mamihnya sungguh Nathan ingin melewati sore ini dengan istirahat sambil bercanda bersama keponakkannya, zahra.
“Nat, kita ke kafenya Rico ya?”
Nathan mengangguk dengan
malas.
“Kamu ga apa-apakan Nat?”
“Tidak, aku hanya lelah saja.”
Desi memasang wajah menyesal, walau hatinya berbunga rencananya ngajak Nathan jalan berhasil tak peduli Nathan lelah atau malas.yang terpenting berhasil..Senyum licik menghiasi wajahnya.
****
Nathan dan Desi tiba di kafe milik Rico saat petang menjelang. Sebelumnya Nathan mampir sejenak di Masjid kota untuk melaksanakan panggilan tiga raka’atnya.
Meskipun Nathan sedikit arogan dan agak brengsek tapi sekalipun dia tak berani meninggalkan kewajibannya yang dipesankan orang tua, apalagi sang mamih seorang mualaf.
Nathan turun dari kenderaannya disusul oleh Deai, mereka segera memasuki kafe dan memilih tempat duduk disebuah taman yang tidak terlalu ramai. Rico si pemilik kafe terlihat sedang berbincang dengan seorang pelanggan, matanya langsung menangkap kedatangan Nathan dan Desi.
Rico terlihat pamit, lalu berjalan ke arah Nathan.
“Cieee kalian berdua aja,” cibirnya sambil menjabat tangan Nathan.
“Hehe kita bertiga kok!'” balas Desi.
“Oh ya? lantas satunya mana?” tanya Rico, mengedarkan pandangannya mencari orang ketiga.
“Ya elo lah!” celetuk Nathan, dibalas kekehan Rico.
“Kalian semakin lengket aja, bikin gue iri.” Goda Rico, menaik turunkan alisnya, dan di hadiahi jitakan oleh Nathan.
“Makanya lo jangan betah-betah ngejomblo.”
“Sialan lo Nat, gue ga jomblo, cuma jodoh gue lagi dipinjem dulu ma orang laen.”
Desi tertawa renyah mendengar kekonyolan Nathan dan Rico.
“Kalian berdua kalo udah ketemu suka bikin perut gue mules tau ga?”
“Tuh cowok lo yang mulai Des.”
“Enak aja nyalain gue.” Kembali Nathan menoyor jidat Rico.
“Udah, udah stop candanya, gue haus nih!”
“Ehh sorry gue lupa kalian mau minum apa?”
“Alaah pake lupa segala, bilang aja lo takut gue ga bayar!”
“Sialan lo mah Nat.”
Mereka tertawa terbahak, tiba-tiba
Nathan menghentikan tawanya, mata hazelnya menangkap sosok gadis yang membuat hatinya akhir-akhir ini sedikit kalut.
Gadis itu melangkah memasuki kafe, “Mely” gumam Nathan.
“Apa Nat?” Desi mendengar Nathan bergumam namun tidak jelas.
“Eehh ti-tidak apa-apa Des.”
Desi mengrenyitkan dahi dan mengikuti arah pandangan Nathan, namun gadis yang dilihat Nathan sudah masuk ke dalam kafe.
Mely terlihat elegan dengan tampilan sederhananya, make up naturalnya tidak mengurangi kecantikannya.oleh karena itu dia selalu terlihat semakin manis.
Mely duduk didekat jendela mengarah ke taman, disebelahnya duduk seorang pemuda tampan, tinggi hidung mancung memakai jaket kulit warna hitam.
Gadis itu mengedarkan pandangannya ke area taman, mata hitam kenarinya beradu dengan mata Nathan yang juga sedang menatap ke arahnya.
Mely agak terhenyak, matanya mengrejap beberapa kali untuk memastikan yang dilihatnya itu tidak salah. Ternyata benar sosok bosnya itu berada di kafe ini, dan sedang memandangnya dengan tatapan tajam dan dingin.
Wajah datarnya dipalingkan saat Mely melempar senyum manis ke arahnya.
Mely melirik ke arah desi, hatinya sedikit mencelos saat tahu Nathan ternyata bersama seorang Perempuan yang tak lain ialah Desi.
“Mel kamu mau minum apa?”
“Eeh, aku pesan minuman es jeruk lemon tea saja.”
Ya Laki-laki itu yang tak lain ialah Yoga, mantan pacarnya mely yang sejak dua bulan lalu putus dengannya..Karna entah ada urusan apa dia Resign dari kantor dan pergi ntah kemana..dan sekarang dia kembali dan menemui Mely lagi..Yoga melambaikan tangannya ke arah pelayan kafe. Tak lama ia memesan dua minuman satu es jeruk lemon tea dan kopi cafucino panas untuknya.
“Yoga, ada apa kamu mencari aku lagi?”
“Aku kangen sama kamu Mel,Maaf atas semua kesalahan aku pada mu..”
“Sudah lah Ga,semua itu sudah menjadi masa lalu..aku sudah melupakan nya”.
“Bisakah kamu memberiku kesempatan lagi mel.”mohon Yoga sambil memegang tangan Mely.
" Maaf ga.."mely melepaskan tangan yang di pegang Yoga.
Yoga mengangguk paham.
Yoga bertemu Mely di mall, akhirnya di kafe inilah mereka janji bertemu.
" Ya sudah..tapi kamu masih mau kan menjadi teman ku..??
"iya Ga.."
" terimakasih Mel untuk semuanya.."ucap Yoga sambil mengusap kepala Mely.
***
Nathan mulai gelisah, ingin hatinya menghampiri Mely, namun Nathan sadar ia bukan siapa-siapanya gadis itu.
Hati Nathan semakin panas saat melihat laki-laki yang bersama Mely mengusap kepala gadis itu.
Nathan tak mengerti dengan perasaannya sendiri, cemburu kah dia…?
****
Nathan tidak mengerti dengan rasa yang ia miliki terhadap Mely.
Rasa itu tak pernah ia rasakan terhadap Desi. Nathan tahu persis selama ini Desi mencintainya, namun sedikitpun Nathan tak pernah mau peduli Desi dekat atau mesra dengan siapapun.
Sedang rasa yang ia miliki terhadap Mely sedikit membuatnya merasa frustasi, suasana hatinya pun semakin tidak memihak, Nathan mulai tidak betah.
“Nat kamu mau kemana?” Desi mencekal tangan Nathan saat pemuda itu bangkit dari duduknya dan hendak meninggalkan kafe.
Desi heran dengan perubahan sikap Nathan, wajah Nathan seperti menahan marah.
“Kita pulang,” sahut Nathan.
“Tapi kita belum lama disini?” protes Desi.
“Kalo lo masih betah gue pulang sendiri.” Nathan melepaskan cekalan tangan Desi.
“Wooiii Nat lo mau kemana?” seru Rico.
“Sorry Ric gue pulang,” Nathan membalas seruan Rico sambil menghampiri kendaraannya.
Rico mengejar Nathan, “elo baru bentaran disini Nat, gue udah bawain minum tuh.”
Mata Nathan melirik ke arah Mely, bersamaan mata Mely juga sedang tertuju ke arahnya.
Nathan tak menggubris omongan Rico dan langsung melajukan mobilnya menjauhi kafe.
“Nathan…! brengsek kamu… tega banget sih ninggalin gue,” umpat Desi menghentakkan kakinya merasa dongkol.
Desi benar-benar tidak mengerti dengan perubahan sikap Nathan yang tiba-tiba, padahal tadi baik-baik saja.
“Udahlah Des, lo duduk dulu, tenang saja ntar gue anterin lo pulang.”
Desi menghempaskan bokongnya dengan kesal lalu menyeruput minuman yang disodorkan Rico, matanya tidak sengaja tertuju ke arah Mely.
“Cewek itu! apa mungkin Nathan pergi gara-gara lihat cewek itu? Ahk rasanya tak mungkin, dia cuma pegawai rendahan, bukan siapa-siapanya Nathan.” Bisik hati Desi.
“Kamu liat apa sih Des? bengong gitu?”
“Eeh ti -tidak Ric, gue ga liat apa-apa!”
Mely melihat jelas adegan Nathan yang bersitegang dengan Desi, sampai bosnya pergi meninggalkan kafe, Mely tidak tahu apa pemicu permasalahan mereka.
Mely hanya merasa hatinya sedikit kecewa dengan kepergian Nathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nicolin Dina Siahaya
kayaknya natan sdh mulai jatuh cinta sama mely
2021-09-24
0
Ida Blado
ah melly jgn buru2 menaruh hati ama bos dong, ya masa iya langsung berpaling gitu abis putus
2021-04-11
1
yanti suhaimi
kayaknya nathan lebih baik untuk mely
2020-10-03
1