episode 3

Assalamualaikum … ”

“ Wa’alaikum salam …baru pulang sayang ” Tanya mama saat Ia membuka pintu.

" Iya ma.."

“ Ya sudah cepat ganti baju, terus makan dulu.."

Mely pun bergegas ganti baju di kamarnya yang dilantai atas, lalu turun untuk makan bersama mamanya , sambil bergurau-gurau kecil.

" papa belum pulang ma..??"tanya mely

"belum sayang mungkin sebentar lagi..."jawab mama nya..

selesai makan Mely langsung masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di kasur.

Tiba-tiba Hp Mely berdering, lagi-lagi Yoga yang menelpon. Sekuat tenaga Mely menahan untuk tidak menerimanya, namun apa daya begitu besar rasa ingin tahunya. Apa yang dikatakan Adam benar ?? bahwa dia masih sering memikirkannya setelah semua yang terjadi ??

Mely pun langsung keluar dan mengangkatnya..

“ Hallo .. kenapa ??"Mely memulai pembicaraan

“ Aku kangen sama kamu, akhirnya aku denger suara kamu lagi “. Jawab laki-laki disebrang sana terlihat senang

“ Mau kamu apa lagi sihh .. hehmm ??”

“ Aku Cuma mau denger suara kamu doang kok .” jawab Yoga sendu

“ Udahlah .. kita udah selesai, pliss jangan ganggu aku lagi. Aku mau tenang Ga .. pliss tolongin aku .” jawab Mely dengan air mata dipipinya.

“ Apa udah ngga ada kesempatan kedua buat aku ?? Sekali aja kasih aku kesempatan lagi .” pinta Yoga

“ Kamu tahu kalau aku paling ngga suka dibohongin, dan kamu lakuin itu sekarang, terus kamu masih bisa minta ke aku kesempatan kedua ??” Jawab Mely dengan nada tingginya.

“ Aku khilaf waktu itu.. tolong kasih aku sekali lagi kesempatan. Aku akan perbaiki semuanya sayang .. pliiss .” Yoga pun tak lelah terus meminta pada Mely

“ Maaf Ga.. tapi hati aku udah terlanjur sakit, dan kepercayaan aku udah ga ada buat kamu .. jadi aku mohon tolong jauhin aku dan jangan hubungin aku lagi.. Assalamualaikum .” Mely langsung menutup telponnya.

Entah benar atau salah untuk saat ini yang ia tahu benar-benar ingin jauh dari bayang-bayang Yoga. Walaupun ia sendiri tak yakin bisa hidup tanpa Yoga disampingnya. Tapi biarlah, biar waktu yang menjawab semuanya..

pagi pun tiba..seperti biasa Mely sudah rapi dan siap berangkat ke kantor..berharap pagi ini semua berjalan dengan semestinya..

Sesampainya di kantor

Ternyata pagi ini kami segenap karyawan harus menyambut kedatangan anak pemilik perusahaan tempat kami bekerja. Persis seperti Raja saja. Ada berita baru lagi yang katanya anak bosku itu seorang gay tidak suka pada perempuan yang selalu sinis pada mahluk yang bernama perempuan.

   Datang sebuah mobil mewah tepat didepan pintu loby utama Dan Mely pun tidak berani mengangkat wajahnya ketika pintu mobil terbuka dan terlihat kaki dengan sepatu yang mengkilap melangkah keluar dari mobil.

   Dan kepala Hrd memperkenalkan Mely sebagai sekretarisnya. Mely pun sempat kaget,kalau dia di pindah tugaskan menjadi sekertarisnya.Dengan tatapan dingin dia memandang Mely sambil menganggukan kepala..

Pukul 21.45 WIB. Suasana sudah sepi dan lengang, hampir semua karyawan dan karyawati bersiap untuk pulang. Setelah memastikan semua pekerjaan beres Mely memantau absensi sidik jari di layar monitor untuk karyawan..Mely langsung berbenah dan bergegas menuju jalan utama untuk menyetop angkot. Sebenarnya ini terlalu melelahkan buatnya,karna tiba tiba dia dipindah kan menjadi sekertaris bos..

" Aduuh lama banget nih hujan berhentinya,mana dingin lagi”

Dalam keadaan hujan lebat seperti ini ga mungkin rasanya Mely menyerobot pulang naik motor,akan sangat berbahaya apa lagi ia tak memiliki jas hujan.

“Belum pulang?”

Sebuah suara mengejutkan Mely yang sedang berdiri dipelataran kantor

“Ahh eeh pak bos be belum pak,hujannya ga mau berhenti”

“Hujan seperti ini akan lama berhentinya”

Wajah Mely mulai terlihat cemas mendengar perkataan Nathan,entah bermaksud menggodanya atau memang benar demikian keadaan cuacanya.

Nathan melirik wajah cemas Mely

“Ikut saya..”

“Ke kemana?”

“Kamu ingin pulang bukan?”

Mely mengangguk

“Jadi jangan banyak nanya ikuti saya”

Nathan menjawab dengan suara ketus sambil melangkahkan kakinya Mely mengekor dari belakang.

Pemuda itu memasuki basemen tempat mobilnya terparkir,lalu membukakan pintu untuk Mely..

“Masuklah”

Perintahnya dengan suara dingin tanpa melihat ke arah Mely

“Ta tapi pak..!”

“Kamu mau bermalam ditempat ini sampai hujan berhenti”

Mely menggelengkan kepala dengan cepat memasuki mobil bosnya,Nathan menutup pintu mobil cukup keras membuat Mely sedikit terlonjak,tangannya mengusap dada.

“Astaghfirullah aladzim pelan-pelan kenapa sih,”

Gumam Mely.

“Pasang sealbethnya”

Perintah Nathan setelah duduk dibelakang stir.

“A apa,,?”

Tanpa menunggu lama Nathan mengambil sabuk pengaman yang berada di sebelah kiri bahu Mely, otomatis badan keduanya hampir bersentuhan, Mely merapatkan tubuhnya kesandaran jok agar tubuhnya tak beradu.

Nathan merasakan nafas lembut Mely menyentuh pipinya.

Getaran halus menyapa relung hati Nathan saat nafas Mely menerpa lembut pipinya selama dirinya memasang sealtbeth.

Hati Mely ikut bergemuruh, jantungnya berdetak lebih dari normal, Mely sempat berfikir harus memeriksakan jantungnya yang dirasa berfungsi tidak baik.Karna dia baru saja putus sama yoga,tapi kenapa hatinya berdegup kencang pada orang yang baru beberapa hari ini menjadi bosnya.

“Siall….” Umpat Nathan dalam hati.

Suasana hening menyelimuti perjalanan mereka, sesekali Nathan melirik ke arah Mely yang duduk kaku menegang, bibir gadis itu terlihat bergetar kedinginan.

Nathan mematikan ac mobilnya.

“Ke arah mana rumahmu?”

“Didepan ada belokan ke arah kanan.” jawab Mely sedikit gugup.

Tak lama mobil Nathan membelok mengikuti intruksi dari Mely.

“Tolong berhenti didepan rumah yang bercat biru itu.”

Mely menunjuk sebuah bangunan sederhana tempat tinggalnya.

Nathan segera menghentikan mobilnya tepat didepan pintu pagar rumah Mely.

“Te-terima kasih pak sudah mengantar saya pulang.”

Nathan menganggukkan kepalanya, dan menolehkan kepalanya sekilas..

Setelah Mely turun Nathan melajukan mobilnya dengan cepat. Mely berlari ke arah rumah nya menghindari hujan yang tinggal menyisakan gerimis.

***

Nathan melemparkan jas kerjanya diatas kasur king sizenya, melepas sepatu serta kaus kaki, lalu berjalan memasuki kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air shower tanpa membuka kemeja dan celana kerjanya.

Bayangan wajah cantik Mely bermain di kelopak matanya, nafas gadis itu masih terasa hangat di pipinya membuat hati Nathan kembali berdesir...

Pagi pun datang Mely sudah rapi dan siap berangkat kerja..dan tiba-tiba..

Tiit… tiiit suara klason seolah memanggil si pemilik rumah untuk segera keluar.

“Iya sebentaaar…!” Teriak Mely.

Gadis itu menyambar tas selempangnya dan

Setelah merasa yakin sudah rapih Mely bergegas keluar dan mengunci pintu rumahnya,karna mama dan papanya pergi menginap ke rumah nenek nya yang lagi sakit..

Deg… Jantung Mely berdegup, “Pak bos!”

Nampak Nathan sudah berdiri sambil bersender ke badan mobil dengan kaki disilangkan, tangan dilipat didepan dada.

Bibirnya menyunggingkan senyum tipis. Sesaat Mely terkesima, lalu menepiskan fikiran yang tiba-tiba mengusiknya.

“Astaghfirullah sadar kamu Mell.”

***

Mely berjalan pelan, menghampiri Nathan, fikirannya sempat berkelana, “Pak bos kadang terlihat baik dan manis sikapnya, kadang jutek dan menyebalkan, tapi lebih banyak menyebalkannya.”

“Apa yang kau fikirkan?”

Suara Nathan mengejutkan Mely, tanpa sadar langkahnya telah sampai di tempat bosnya berdiri.

“Eehh bukan apa-apa pak!”

Nathan mengedikkan bahunya, lalu membuka pintu mobil.

Nathan segera melajukan mobilnya berpacu dengan kendaraan yang lain membelah kemacetan.

“Pak bos!” Suara Mely memecahkan keheningan didalam mobil.

“Hhmmm.”

“Terima kasih untuk hari ini dan tadi malam.”

Nathan menganggukkan kepala dengan mata fokus ke arah jalan.

“Dan….”

“Dan apa?” Potong Nathan

“Maaf atas sikap saya dulu yang menyebalkan dan mengatai pak bos be-****.”

“Trus…!”

“Sombong dan sok kegantengan.”

“Bukannya benar aku ganteng…?” cetus Nathan, melirik sejenak ke arah gadis yang duduk disampingnya.

“A-apa…?” Mely membulatkan matanya.

Nathan terkekeh pelan menanggapinya ekspresi Mely.

“Menyebalkan juga.” batin Mely.

“Satu lagi,” ujar Nathan.

“Apa?”

“Kamu ingat ingin meremasku hingga bubuk?”

Ucapan Nathan sukses membuat wajah Mely berubah panas, Mely segera memalingkan wajahnya yang merah merona ke arah kaca pintu sambil menggigit jari telunjuknya.

Nathan tertawa lepas membuat hati Mely semakin menciut malu.

“Apa kau masih betah didalam mobil bersamaku?”

“Eehh… ma-maksud pak bos?”

“Kita sudah sampai.”

“Astaghfirullah, maaf.”

Mely segera membuka pintu mobil dan berlari memasuki Kantor dengan perasaan berkecamuk, rasa bodoh dan malunya sudah tidak bisa diajak toleransi.

Nathan melanjutkan tawanya sambil membawa kuda besi beroda empatnya menuju parkiran diatas...

"Hai Mel kok buru-buru amat sih kaya ngejar maling?” tanya siska heran.

“Kamu kenapa tadi ga nungguin aku sih sis? Kan aku malem dah chat berangkat pagi bareng”

“Sorry Mel, abis tadi aku lihat pak bos udah stand bye didepan rumahmu, tau sendiri kalo disamperin dia suka jutek, ya udah aku tinggalin kamu bareng sama pak bos.”

“Uuh menyebalkan tau ga?” gerutu Mely.

“Tapi kamu senangkan dijemput pak bos?” goda Siska.

“Senang apanya, dia bikin aku illfeel, sebel.”

Siska tertawa melihat wajah cemberut sahabatnya.

" Kan kalo kamu seneng kita sebagai sahabat ikutan seneng Mell...jangan mikirin si brengsek Yoga terus mel.."

" Siapa juga yang mikirin dia..orang aku udah move on ko.."..

Terpopuler

Comments

Galuh Ajeng Candra Kirana

Galuh Ajeng Candra Kirana

hmm Thor ikut ketawa Siska godain Melly 😄😄😄

2021-10-07

0

Nicolin Dina Siahaya

Nicolin Dina Siahaya

lanjut

2021-09-24

0

Tionar Linda

Tionar Linda

visual nya mana Thor..

2020-08-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!