SEDARI tadi, Eun Hye tak berhenti manahan mata dan kepalanya yang hampir terkantuk-kantuk di meja karena kantuk. Matanya sayu karena kurang tidur semalaman. Setelah pulang kerja dari minimarket, dia masih harus bekerja di pagi harinya sebagai akuntan di sebuah perusahaan yang tak terlalu besar.
Dia bekerja siang dan malam unntuk membiayai hidupnya yang terasa begitu berat. Dulu, hidupnya benar-benar bahagia dan sempurna saat di berikan segala kemudahan, dengan bergemilang harta dari ayahnya. Tidak, Eun Hye tak berusaha mengungkit, hanya saja, dia terkadang merindukan hidupnya yang dulu saat ayahnya belum masuk penjara. Dan Eun Hye ingin sekali tertawa saat nyatanya takdir tak memihak kepaaaanya .
Semua hartanya hilang entah kemana semenjak ayahnya meninggalkan mereka. Ayahnya terkena Skandal korupsi. Sangat hina memang, Ayahnya Adalah seoarang politikus yang tertangkap karena ketahuan mengambil uang yang bukan haknya. BEnar, ayahnya melakukan itu semenjak menikah dengan ibu Tirinya " Kang Sora".
Eun Hye bukan menyalahkan Sora, hanya saja, ibu tirinya yang selalu berdandan mewah itu menuntut ayah menjadi serakah. Ayah dulu tidak seperti itu saat ibu kandung Eun hye ada, Tapi semenjak menikah dengan kang Sora, Ayah berubah. Hidupnya hancur bahkan jatuh miskin. Entahlah, Eun Hye hanya bisa meratapi itu.
Kini, Eun Hye yang masih menumpu dagunya itu tampak terkejut saat namanya di panggil oleh seseorang.
"Eun Hye ?"
"Oh! YA?" Dengan panik Eun Hye, langsung membereskan beberapa pekerjaannya. Tapi, syukurlah itu Raena, teman kerjanya bukan bosnya.
"Eun hye, kau... Tidur?"
"A-ah tidak, aku hanya terdiam sebentar."
Raena tak menyanggah dan lebih memilih untuk menyampaikan sesuatu kepada Eun Hye. " Kau baik-baik saja? Akhir-akhir ini kau terlihat lelah?"
"H-Huh?"
"Kau terlihat selalu lelah. Ada apa?"
Eun Hye menggeleng."Tidak, Aku baik-baik saja."
Setelah itu ada jeda sejenak, Raena kini kembali berbicara untuk menyampaikan sesuatu. "Eun hye, Aku kesini hanya ingin memberi tahu, Kemaren aku sempat mengirimkan pekerjaan untukmu lewat e-mail, kan?"
Aku ingin kau menghitung pengeluaran dan pemasukan perusahaan selama sebulan."
"YA. Lalu?"
"Bos bilang, itu tidak sesuai." Seketika Eun Hye terdiam.
"Bos bilang kalau semuanya salah, berantakan."
"T-tapi Aku-"
"Kau bisa melihatnya."
Raena pun menyerahkan berkas yang di bawanya kepada Eun Hye. Eun Hye terkejut melihatnya. Ternyata rekan kerjanya mengatakan hal yang benar. Ada banyak hal yang salah. Bahkan dia salah mengetik jumlah angka yang di hitung.
"R-rae,aku tak-"
"Eun Hye, Aku tahu kau mungkin lelah, tapi bos tak bisa menoleransi hal ini. Aku tak mencoba mengadukanmu kepada bos, tapi Aku tak bisa membelamu saat nyatanya kau memang salah. Aku berbicara dengan bos tadi, dan nanti siang bos ingin bertemu dengan mu, dia memanggilmu.
Eun Hye membeku, mendadak panik mendengar itu dari Raena." Maaf, Eun Hye, tapi aku harus menyampaikan ini. Semoga kau bisa menyelesaikan masalahnya.
**********
"Baiklah , sampai disini saja persentasinya, Terima kasih."
Semuanya bertepuk tangan dn berdecak kagum saat laki-laki berkumis itu selesai menyampaikan persentasi di depan semua orang yang hadir. Mereka berbisik dan membicarakan kekagumannya terhadap inovasi yang dia buat. Oh tidak, maksudnya, inovasi yang di buat oleh bosnya ( laki-laki yang tengah duduk dengan segala ekspresi angkuhnya di depan semua orang). Laki-laki pemilik perusahaan "PARK CORP" Park Jimmy.
"Mr.Park Jimmy memang anda yang paling hebat ."
Meskipun ide briliannya itu datang dari otak seorang Park jimmy, dia lebih memilih untuk menyuruh orang lain yang mempresentasikan apa yang ada di dalam pikiranya. Laki-laki itu lebih suka diam dan mengamati di bandingkan harus berdiri dan menjelaskan di depan. Dia tidak suka banyak berbicara .
"Itu salah satu ide yang sangat jenius, harus aku akui." ujar salah satu laki-laki tua, rekan bisnisnya dari ujung sebrang meja sana." Dari mana dia bisa mempunyai pemikiran kenius itu?"
Jangan ragukan pemikiran dari seorang Park Jimmy, semua orang tau jika dia adalah yang paling di inginkan untuk di ajak bekerja sama. Bahkan semua orang menginginkan ide dari seorang Park Jimmy untuk mengembangkan perusahaanya.
Namun jika ada kelebihan di dunia ini, tentu ada juga kekurangan. Laki-laki itu selalu sedikit berbicara tersesan dingin yanng tak jarang orang dari mereka harus gagal untuk mendekati Park jimmy. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berbicara dengannya dan berdiskusi secara langsung.
"Baiklah, Kita akhiri pertemuan hari ini, kita bisa membahasnya lagi minggu depan." ujar laki-laki berkumis itu menutup pertemuan .
"Sebentar, tuan, Apakah bisa kita berdiskusi dengan Anda Mr. Park Jimmy.?"
"Mr, park, Aku ingin mengobrol sebentar."
"Ya, tolong Mr.Park, kami ingin membahas ini lebih lanjut." ucap seseorang lainnya .
Sayangnya, PArk jimmy tak mendengarkan itu. Laki-laki itu justru berdiri dari duduknya dan memberi hormat sebelum beranjak pergi dari ruangan rapat tanpa sepatah kata pun. Dia punya hal lain yang perlu di kerjakan dari pada harus mengurusi orang-orang yang terlihat sekali ingin mendapatkan keuntungan darinya. Orang-orang itu hanya perduli dengan diri mereka sendiri. Mereka bahkan mengemis untuk memperkaya diri.
Dulu Park Jimmy begitu di remehkan, tapi sekarang, semua orang mengejarnya setelah menyadari apa yang dia punya. Jimmy pun tak mau membuang-buang waktunya untuk berbuat baik kepada orang-orang "jahat" seperti mereka.
"Aku pergi, jangan cari aku." ucapnya kepaaaaa sekretarisnya.
"Aku punya urusan yang lebih penting." lanjutnya.
\*\*\*\*\*\*\*
"Selamat siang tuan."
"Duduk."
Suasana terasa begitu tegang setelah Eun Hye masuk kedalam ruangan bos bebapa detik yang lalu. Bosnya terlihat tak bersahabat dan menatapnya dengan wajah yang amat sangat serius saat bebrapa waktu lalu Raena memberi tahu tentang pekerjaanya yang kacau. Eun Hye benar-benar sangat gugup sekarang.
"Eum.... Tuan-"
"Kau tahu kenapa kau di panggil?" Mendengar itu, Eun Hye mendadak bungkam, bahkan hanya mengangguk saat Bos masih menatapnya dengan tajam .
"YA, aku-"
"Sebenarnya kau mengerjakan apa?"tanyanya, yang mendapatkan balasan tatapan Eun Hye .
"Apa kau kehilangan otakmu sampai semuanya salah?"
Saat itu juga , Eun Hye membeku. "Tuan, ma-"
"Apa gunanya minta maaf? Apa kau pikir ini perusahaan milih ayahmu?" Setelah mendengar itu, Eun Hye kembali menunduk.
Dia hampir menangis karena ucapan bosnya yang sangat menyakitkan.
"Kau bahkan seperti anak kecil yang baru belajar berhitung, kau tahu? Lihat hasilnya , apakah kau sudah bosan bekerja di sini ?"
"Tuan , Aku mohon, aku hanya kurang fo_"
"Kurang fokus katamu?" Eun Hye pun kembali bungkam.percuma saja dia bebicara dia tak mempunyai wewenang apa pun.
"Apa yang membuat mu seperti ini, ha?"
"Aku hanya kelelahan, aku tak banyak punya waktu untuk tidur, Aku_"
"Oh ayolah, itu sama sekali bukan urusan ku. Aku tak bisa memberimu kesempatan lagi saat aku melihat hasil kinerjamu yang akhir-akhir ini sangat buruk. Kau pikir aku tak tahu jika kau sering tertidur di kantor?"
Eun Hye kembali membeku atas ucapan yang terlontar dari bibir sang bos.
"Kenapa terkejut begitu? Iya,kan ? Kau pikir aku menggajimu untuk tidur ? Kau kira ini kantor milikmu?"
LAgi-lagi Eun Hye dibuat terkejut mendengar hal itu, Dia mengakui jika memang sering tertidur di saat jam kerjanya di kantor karena kelelahan.
"Tuan.... Aku moh_"
"Aku tak tahu lagi, Aku benar-benar tak punya pilihan selain memberhentikanmu."
Eun Hye tercekat. Nafasnya tiba-tiba berhenti.
"Sepertinya kau harus mencari perusahaan lain."
"Tuan, Aku mohon ! Aku tak akan mengulanginya lagi, aku janji. Aku akan bekerja dengan baik. Ini salahku, tapi aku mohon jangan pecat aku."
"Tidak, Eun Hye ."
" Aku akan memperbaiki diri. Aku tak akan tidur di kantor lagi, Aku tak akan mengecewakanmu. Kalau perlu aku akan lemb_"
"Maaf, Eun Hye , tapi aku tak bisa."
Tangisan Eun Hye pun pecah tanpa bisa di tahan, Eun Hye benar-benar kecewa pada dirinya sendiri .
" Perusahaanku bisa hancur jika pegawainya tak melakukan pekerjaanya dengan benar."
Eun Hye menunduk, mengusap air matanya, semuanya hancur, dia tak bisa mendapatkan uang lagi setelah ini.
" Aku akan memberikanmu gaji terakhir untuk bulan ini. Jadi tak usah masuk kerja lagi mulai besok."
"Tuan_"
"Sekarang kau bisa keluar."
"Kumohon, Tuan."
"Tidak , Eun Hye. Maaf."
"KUmohon..."
"Keluar, Eun Hye."
"Beri aku kesem_"
"Keluar, Eun Hye!"
Suara keras itu pun hanya bisa membuat Eun Hye bungkam dan terpaksa menuruti bosnya. Dia beranjak keluar dengan perasaan hancur. Semuanya berantakan, dan sekarang dia tak punya pekerjaan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments