Kau Sudah Menjadi Milikku

Kini sudah waktunya pulang, Klara sudah di dalam mobil bersama dengan Alfi namun entah kenapa Alfi malah membawa Klara pulang ke jalan yang salah. Klara yang kebingungan langsung menatap ke arah Alfi.

"Kau mau bawa aku kemana? " tanya Klara.

Alfi menghentikan mobilnya di pinggir jalan sambil setelah itu Alfi langsung menatap Klara dengan tatapan dingin, " Beby aku akan membawamu pulang ke rumah ku, kau kan sudah menjadi milikku sekarang ini, " balas Alfi sambil mengelus rambut Klara dengan lembut.

"Kamu gila, aku harus pulang. Kalau ibuku tau bagaimana? " ucap Klara sambil menatap Alfi dengan tatapan takut.

"Kau tak bisa menolak permintaan ku, " balas Alfi sambil memegang tangan Klara dengan kasar.

"Sakit Alfi sakit, " Klara meringis kesakitan sambil tanpa sadar menjatuhkan air matanya.

"Aku sudah bilang padamu kalau aku adalah orang yang tidak suka di bantah, " balas Alfi sambil melanjutkan perjalanannya dengan masih memegang tangan Klara.

"Tapi keluarga ku? " tanya Klara sambil terus menangis.

"Mereka memiliki sebuah hutang padaku, jadi kau akan ku jadikan tebusan nya, " balas Alfi tanpa menatap ke arah Klara.

"Kau tenang saja nanti malam aku akan datang ke rumah mu dan menyelesaikan semuanya, " sambung Alfi sambil tersenyum tipis.

Suara ponsel Alfi berbunyi membuat pria itu melepaskan tangan Klara dan mengangkat telpon masuk, " Apa? " tanya Alfi datar.

"Saya sudah menjalankan perintah Tuan yang pertama, setelah itu saya harus bagaimana lagi? " tanya balik pria yang berada di sebrang telpon tersebut.

"Kau terus jaga saja rumah itu, jangan sampai ada yang keluar, " balas Alfi yang langsung menutup telponnya secara sepihak.

"Jangan sakiti keluarga ku, " teriak Klara sambil menarik lengan baju Alfi.

Alfi langsung mendorong Klara sampai membentur pintu mobil, " Diam atau aku akan membunuh mereka sekarang juga, " balas Alfi sambil menatap Klara dengan tatapan tajam.

Klara langsung terdiam sambil menangis, ia tidak tau hutang apa yang tadi pria ini katakan padanya.

"Berhenti menangis, atau aku akan menyakiti mu, " titah Alfi tanpa menatap ke arah Klara.

Klara langsung menghapus air mata menggunakan punggung tangannya, ia juga mencoba untuk tidak menangis lagi. Tapi siapnya ia tetap mengeluarkan air mata, rasanya sekuat apapun ia berusaha untuk tidak menangis ia akan tetap menangis.

Beberapa menit kemudian Alfi sampai di rumah yang amat sangat megah dengan penjagaan yang amat sangat ketat, setelah sampai di depan pintu rumahnya Alfi turun dari mobilnya.

"Turun! " titah Alfi pada Klara yang malah tak mau turun.

Klara malah terdiam sambil menunduk dan itu membuat Alfi jengkel, ia membuka mobilnya lalu menarik Klara turun dari mobil itu dengan kasar.

"Aku sudah bilang padamu, aku tidak suka ada orang yang membantah ku, " Alfi kembali memperingati Klara akan hal itu.

Klara hanya bisa menangis dan pasrah saja, Alfi langsung menarik Klara dengan kasar untuk masuk ke rumahnya. Setelah itu Alfi langsung membawa Klara masuk ke sebuah kamar yang berada di lantai dua, kamar itu bersebelahan dengan kamar Alfi.

Alfi mendorong tubuh Klara ke arah kasur king Size yang berwarna putih pucat, "Jangan pernah berpikir kabur, " ucap Alfi yang langsung keluar dari kamar itu dan menutup pintu kamar itu dengan kasar, Alfi juga mengunci pintu kamar ini.

Klara langsung berusaha bagun dan membuka pintu kamarnya, ia memukul pintu itu beberapa kali sambil menangis.

"Buka Alfi, aku mau pulang, " teriak Klara sambil terduduk di lantai, ia tak kuasa menahan tangisannya.

Bahkan tubuhnya saat ini sudah sangat kesakitan, tangannya saja sudah sangat memerah saat ini.

"Ya Tuhan tolong aku, " ucap Klara sambil memeluk lututnya.

Sedangkan di kamar Alfi sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumahnya Aurel, ia sudah berjanji pada Aurel untuk datang ke rumahnya. Setelah siap ia langsung memanggil beberapa pelayan rumahnya, ada hal yang ingin ia sampaikan pada mereka.

Alfi sudah berada di ruang utama yang berada di lantai bawah bersama dengan beberapa pelayannya, " Jangan kamar itu dengan sangat ketat, beri wanita itu makan nanti sore. Tapi ingat jangan ada yang menyiksanya, karena hanya aku yang pantas melakukan itu, " Sebelum berangkat ia memberikan perintah terlebih dahulu pada beberapa pelayan rumahnya.

"Baik tuan, " ucap mereka bersamaan sambil menundukkan kepalanya.

"Ya sudah kalau begitu, " Alfi langsung berjalan keluar rumah itu dan menaiki mobilnya kembali, ia pergi ke rumah Aurel.

Sementara itu di rumah Aurel, Adul dan Agil sudah datang hanya tinggal Alfi saja yang belum datang ke sana, " Si Alfi kemana yah? " tanya Aurel sambil menatap ke arah pintu masuk rumahnya.

"Ya mana kita tau, kita kan buka pengasuhnya, " balas Agil acuh sambil mata yang menatap layar televisi.

Mereka bertiga sedang berada di ruangan televisi, mereka sedang menonton sebuah acara televisi saat ini.

"Mungkin lagi pacaran dulu sama pacar barunya, " timpa Adul sambil tertawa kecil.

Aurel langsung menatap Adul dengan tatapan tak suka, "Jangan bicara seenaknya, " Aurel benar-benar tidak akan Terima kalau memang itu kenyataannya.

Tak lama kemudian seseorang membunyikan bel rumah itu dengan cepat Aurel berlari menuju pintu dan membukakan pintu tersebut, "Lama banget sih? " tanya Aurel pada Alfi yang baru saja datang itu.

"Ya maaf, tadi tuh aku ke rumahnya Klara dulu, " balas Alfi sambil tersenyum.

Deg rasanya hati Aurel saat ini benar-benar sakit mendengar pernyataan dari keterlambatan Alfi datang ke rumahnya.

"Udah dong jangan ngambek, nih aku beliin kamu coklat, " Sambung Alfi sambil memberikan bingkisan coklat pada Aurel.

Aurel yang sedang cemberut pun kembali tersenyum, Alfi memang paling jago kalau sudah membuat orang lain tersenyum saat marah.

"Ya udah masuk, " ucap Aurel sambil mengambil coklat dari tangan Alfi.

Mereka berdua pun masuk ke rumah itu dan berjalan menghampiri yang lainnya, "Lama banget lu Fi? " tanya Adul sambil menatap Alfi.

"Biasa lahh, " balas Alfi yang langsung duduk di sebelah Adul.

"Mau kemana nih jadinya? " tanya Alfi.

"Ke kafe aja yuk, kita nongkrong gitu, " usul Agil semangat sambil mengacungkan tangannya.

"Kayaknya ide bagus tuh, " Aurel pun setuju dengan apa yang Agil katakan.

"Ya udah yuk, " mereka semua pun setuju akan hal itu. Aurel pun bersiap-siap untuk pergi ke kafe bersama dengan yang lainnya.

Setelah semuanya siap mereka langsung berangkat ke kafe dengan kendaraan mereka masing-masing, awalnya mereka berniat satu mobil aja biar gak ribet, tapi Alfi menolaknya karena setelah pulang dari kafe dirinya harus langsung pulang ke rumah.

Ada hal yang harus ia kerjakan di rumahnya nanti, akhirnya merekapun membawa mobil masing-masing.

Terpopuler

Comments

Alvan Rafardhan

Alvan Rafardhan

agak kesel juga sih sama Alfi karena terlalu baik-baik ini si sahabat perempuan nya itu😒

2021-09-07

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!