Sekolah Di Hari Senin

Hari sudah mulai berganti menjadi pagi yang begitu indah di temani dengan suara burung-burung.

"Rara cepat bangun sekarang kau harus sekolah, " seseorang mengetuk pintu kamar Klara dengan tak sabaran.

"Bentar Mah aku lagi mimpi indah nih, " balas Klara yang malah menutup wajahnya dengan selimut.

"Hey kalau kamu tidak bangun dalam hitungan ketiga Mamah akan potong uang jajan kamu selama satu bulan, " ancam ibunya sambil berkacak pinggang di depan pintu kamar Klara.

"Baiklah, " ucap Klara yang langsung bangun dan membuka matanya lebar-lebar.

"Bagus, " balas ibunya yang kini mulai berjalan menjauh dari kamar anaknya tersebut menuju ke ruang makan.

Klara yang baru menginjakkan kakinya di lantai langsung pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat sekolah seperti pagi biasanya.

Hari ini adalah hari senin, hari yang tak sama sekali Klara sukai. Setelah selesai mandi ia langsung berjalan sambil bersiul ke arah lemari pakaiannya, dengan tenang ia memakai pakaian sekolahnya.

Namun alangkah terkejutnya ia saat melihat seorang pria yang saat ini sedang memandang dirinya dari arah balkon kamarnya, pria itu tengah tersenyum ke arah nya.

"Wahhhhhhhh, " teriak Klara sambil mengambil handuknya, yah walaupun sebenarnya pas ia masuk ke kamarnya ia sudah menggunakan pakaian dalamnya.

Tapi tetap saja itu sangat memalukan, bukannya takut atau cemas pria itu malah semakin melebarkan senyumnya. Pria itu malah masuk ke kamar Klara sambil berjalan mendekati wanita itu.

Klara memundurkan langkahnya perlahan-lahan, sambil memegangi handuknya. Sampai punggungnya terbentur tembok, kini Klara tak bisa mundur lagi karena terhalang tembok.

"Pagi gadisku, " sapa pria itu dingin namun menakutkan.

Pagi yang dingin ini semakin dingin karena keberadaan pria itu di kamar Klara saat ini.

"Kau kenapa ada di sini? " tanya Klara memberanikan dirinya.

"Aku ingin berangkat sekolah bersama mu, memangnya tidak boleh? " tanya balik pria itu sambil mengangkat dagu Klara menggunakan jari telunjuknya.

"Bukannya seperti itu, tapi kamu bisa kan tunggu nya di luar aja, " balas Klara.

"Aku ingin menunggumu di sini, " ujar Pria itu tajam sambil melepaskan tangannya.

"Tapi aku belum pakai baju, " balas Klara.

"Ya kau pakai saja, sana! " pria itu menarik Klara untuk memakai pakaian walaupun di sana ada dirinya.

"Tapi-tapi, " Klara benar-benar tak bisa melakukan hal itu di depan pria yang bahkan baru ia kenal tadi malam.

"Aku tidak suka penolakan, kau mau tau akibatnya karena kau telah menolak ku? " tanya pria itu sambil menekankan setiap ucapannya.

"Ba-baiklah, " tengah terpaksa dan agak sedikit malu Klara pun membuka handuknya perlahan-lahan.

Dan hanya menyisakan pakaian dalamnya saja, ia membuka pakaiannya membelakangi Pria itu. Hanya ini satu-satunya cara untuk tak mati konyol, ia tak mau pria gila ini membunuhnya pagi ini.

Masih terlalu banyak hal yang belum ia lakukan selama hidupnya, jadi ia belum mau mati pagi ini. Apalagi matinya hanya karena hal sepele seperti ini, paginya ini adalah hal sepele karena ia sudah sering berpakaian minim di depan laki-laki.

Setelah selesai memakai seragam sekolah Klara langsung menatap pria itu kembali, "Kau mau tetap berada di sini? " tanya Klara.

"Tidak, aku akan menunggumu di luar. Jangan keluar terlalu lama, " balas pria itu yang datang ke kamar Klara hanya untuk melihat wanita itu memakai pakaian.

Setelah melihat Klara selesai berpakaian Pria itu langsung kembali keluar dari kamar Klara lewat jendela balkon, lalu Klara pun ikut keluar dari kamarnya, Namun bukan keluar bersama Pria itu melainkan keluar untuk makan sarapan bersama dengan keluarganya.

Setelah berada di meja makan Klara makan dengan wajah yang tidak tenang, ia tidak tau harus minta bantuan pada siapa. Jujur saja ia ingin sekali lepas dari pria itu, tapi ia juga bingung bagaimana cara melepas pria itu.

"Klara kamu kenapa? " tanya ayahnya sambil menatap wajah Klara yang kebingungan.

Klara langsung menatap ayahnya, dengan tatapan kosong, " Aku gak papa kok, " balas Klara yang langsung bangun.

"Aku pamit sekolah dulu yah, udah mau telat nih, " pamit Klara sambil bersalaman dengan kedua orang tuanya.

"Hey kunci mobil mu, " teriak ibunya sambil mengacungkan kunci mobil Klara yang tertinggal di meja.

"Aku hari ini gak bawa mobil, udah ada yang jemput, " balas Klara sambil berjalan keluar rumah.

Setelah Klara berada di Halaman rumah ia langsung melihat mobil sport berwarna hitam, seseorang yang berada di dalam mobil itu langsung membuka kaca mobilnya.

"Naik! " titah pria itu.

"Baiklah, " balas Klara sambil naik ke mobil itu.

Setelah naik mobil pria itu langsung memajukan mobilnya dan pergi menuju ke sekolah.

"Kau memang satu sekolah dengan ku? " tanya Klara.

"Iyah, " balas pria itu dingin tanpa menatap Klara.

Klara langsung menatap bajunya lalu menampakkan sebuah nama di dada kiri kemeja yang pria itu gunakan, " Alfian J, " gumam Klara yang membaca nama pria itu.

"Nama mu Alfian? " tanya Klara.

"Iyah, " balas Alfian yang tau kalau Klara tau namanya karena melihat tulisan di pakaian.

"Sebenarnya aku sepertinya mengingat mu, " Klara mencoba mengingat pria itu, karena sepertinya pria itu tak asing lagi bagi hidupnya.

Sampai akhir dia ingat tentang siapa pria ini, dengan wajah yang amat sangat kaget ia menatap pria itu, " Kau adalah anggota Tim A4 kan? " tanya Klara yang akhirnya sedikit mengingat tentang pria itu.

"Kau baru mengingatnya? lucu, " balas Pria itu sambil tersenyum tipis.

"Benarkah? aku tidak percaya dengan hal itu, nanti pas udah mau sampai di sekolah kau turunkan aku di jalan yang sepi yah, " pinta Klara.

"Kenapa? " tanya Alfi.

"Aku tidak mau para fans mu nanti memarahi ku karena satu mobil dengan mu, " balas Klara.

"Kalau itu terjadi aku akan membunuh mereka saja, " ucap Alfi dingin.

"Hey, kau ini gila apa gimana sih? memangnya membunuh itu mudah bagimu? " tanya Klara yang tidak habis pikir dengan ucapan Alfi.

"Kau mau melihat bagaimana aku bisa dengan mudahnya membunuh mereka? aku akan tunjukan padamu kalau memang kau mau bukti, " balas Alfi dingin dan menakutkan.

"Tidak usah tidak usah, aku percaya kau bisa lakukan itu, jadi aku turun di parkiran saja, " ucap Klara yang tak mau ambil resiko.

Ia harus ingat kalau ia berurusan dengan siapa kali ini, jangan sampai ia salah tingkah sedikit pun. Kalau Iyah maka ia akan mati konyol, oleh pria yang berada di sampingnya ini.

Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di sekolah, Alfi sudah turun duluan dari mobilnya. Saat Alfi turun para wanita yang sedang berada di parkiran langsung menatap pujaan hati mereka yang sudah bagaimana pangeran di mata mereka.

Klara belum turun dari mobil, ia masih melihat ke arah para penggemar Alfi, " Mati ini mah gue, " gumam Klara sambil memukul jidatnya.

"Hey kau mau keluar atau tidak? " tanya Alfi.

Dengan perlahan-lahan Klara membuka pintu mobilnya, setelah itu semua wanita di sana langsung terdiam karena melihat seorang Alfi memberikan tumpangan pada wanita lain selain sahabat.

Terpopuler

Comments

Dhia Syarafana

Dhia Syarafana

wiiih di kirain anggota F4

2021-10-29

1

Mrs. Utomo

Mrs. Utomo

Ooo macam geng F4

2021-09-23

1

Anna Nur Yanti

Anna Nur Yanti

masih nyimak☺️

2020-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!