Klara sudah berada di kantin bersama dengan Wilona, dirinya sudah memesan makanan untuk makan siang. Namun tiba-tiba seseorang datang dan berhasil membuat Klara kaget, bahkan sampai makanan yang sudah ia masukan ke mulutnya keluar lagi.
"Kenapa kau tidak menungguku? " tanya pria yang langsung duduk di hadapan Klara.
Klara masih membuka mulutnya di tambah ia juga membuka matanya lebar-lebar menatap ke arah Pria yang saat ini berada di depannya.
"Ara biasa aja kali liatnya, " sindir Wilona yang melihat ekspresi wajah Klara yang terlalu berlebihan menurutnya.
Klara yang sadar akan apa yang ia lakukan langsung menutup bibirnya lalu menyipitkan matanya kembali, ia memalingkan tatapannya matanya agar tak melihat Alfi yang sudah berada di hadapan wajahnya.
"Kau tidak menjawab ucapan ku, " ucap Alfi sekali lagi.
"Aku tadi berniat menunggumu di kantin, tapi karena perutku sudah sangat lapar. Jadi aku pesan makan duluan, maafkan aku yah, " balas Klara sambil bersiap biasa saja.
"Baiklah tidak papa, kau lanjutkan kembali saja makannya, " ujar Alfi sambil mengelus rambut Klara dengan Lembut.
"Kalian mau duduk atau tetap berdiri di sini? atau kalian mau cari tempat lain? " tanya Alfi sambil melihat ketiga sahabatnya yang masih berdiri memandangi wajahnya.
Mereka bertiga pun langsung duduk di sana, lalu memakan-makanan yang sudah ia bawa sedari tadi.
Sebenarnya Alfian itu bukanlah seorang psikopat, ia hanya seorang anak yang kehilangan arah. Anak yang tidak di tuntun ke jalan yang benar oleh ayahnya sendiri, ayahnya mendidik Alfi supaya menjadi anak yang keras.
Anak yang tidak punya perasaan apapun, tapi di balik kekuatannya ia masih memiliki sebuah lubang kecil dalam hatinya. Di mana kalau ia mau ia akan berubah menjadi orang yang baik dan benar, ia juga bisa hidup dengan emosinya.
Ayahnya Alfi adalah seorang bos Mafia di LA, sedangkan dirinya di besarkan oleh asisten ayahnya di Indonesia, ayahnya sengaja menjauhkan anaknya dari musuh-musuhnya. Sampai Alfi benar-benar bisa menangani semuanya, sampai Alfi benar-benar sudah siap turun dan bertempur langsung di dunia ayahnya yang kotor dan gelap itu.
Alfi pun tau siapa ayahnya, apa pekerjaan ayahnya. Bahkan ia pun tau kenapa ibunya sampai mati beberapa tahun yang lalu, karena itu semua juga berdampak pada mental dan otaknya. Kembali Lagi.
"Ara nanti pulang sekolah kita pulang bareng, " ucap Alfi tanpa menatap Klara, pria itu malah sibuk dengan makanannya.
"Ba-baiklah, " balas Klara.
"Hey bukannya nanti pulang sekolah kau akan ke rumah ku? " tanya Aurel sambil menatap Alfi dengan tatapan kesal.
"Begitu yah, kok gue lupa, " balas Alfi yang tidak mengingat akan hal yang di beritahukan Aurel.
"Jangan karena lu punya pacar terus malah jadi hilang ingatan, " timpa Adul sambil menatap Alfi dengan tatapan sinis.
"Kalau gue hilang ingatan lu semua juga gak bakalan gue ingat lagi kali, " balas Alfi.
"Udah kalian tuh gimana sih? malah pada ribut lagi, dengerin yah! emang kenapa kalau Alfi lupa? sensitif amat kalian ini, " timpa Agil yang merasa Alfi tak salah, ia juga merasa ada hal yang aneh pada Aurel dan Adul.
"Aku bisa pulang sendiri kok, " saut Klara yang tiba-tiba bicara membuat Keempat orang itu langsung terdiam sambil menatap ke arah Klara.
Sedangkan Klara saat ini malah sedang kebingungan.
"Aku tetap akan mengantarmu pulang, biar nanti setelah itu aku akan ke rumah Aurel, " balas Alfi yang tetap kekeh ingin mengantarkan Klara pulang.
"Ya udah, aku ke toilet dulu yah, " pamit Klara sambil berjalan menuju toilet.
"Gue juga mau ke toilet, " Aurel mengejar Klara menuju ke toilet, ada hal yang ingin ia katakan pada Klara.
Sesampainya Klara di toilet ia malah berdiri di hadapan kaca besar sambil melihat dirinya dari pantulan cermin itu, ia berharap semua nya cepat berakhir. Namun tiba-tiba Aurel berdiri tepat di samping kanan Klara dan berhasil membuat Klara kaget.
Klara langsung menatap wajah Aurel.
"Kenapa? kaget? " tanya Aurel sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Mau apa yah Kak? " tanya Klara baik-baik.
"Cuman mau bilang sesuatu sama lu, " balas Aurel sinis.
"Bilang apa yah? " tanya Klara.
"Lu guna-gunain Alfi yah makannya dia mau pacaran sama lu? " tanya balik Aurel ketus sambil memincingkan tatapannya ke arah Klara.
"Apa? guna-gunain Alfi? buat apa? aku gak ngapa-ngapain dia kok, " balas Klara yang memang tidak melakukan apapun pada Alfi.
Kalau bisa ni yah gue bahkan gak mau liat mukanya lagi. Walaupun ganteng tapi kalau bisa buat kita mati mah gue juga gak mau kali. Gumam Klara dalam hatinya.
"Lu ngaku aja deh! atau lu akan tanggung akibatnya nanti, lu harus ingat Alfi cuman milik gue, " ucap Aurel sambil kembali keluar dari kamar mandi.
Sedangkan Klara masih terdiam di sana sambil kembali menatap pantulan dirinya di cermin, " Tuhan kenapa semua orang mau beras di sampingnya? sedangkan aku yang sudah dekat dengannya malah gak mau, " tanya Klara pada tuhannya.
Setelah selesai dari kamar mandi Klara kembali duduk ke tempatnya, Alfi sudah tersenyum saat melihat Klara sudah akan kembali ke sana.
"Kamu lama sekali di kamar mandi, abis ngapain aja? " tanya Alfi.
"Aku-aku, " balas Klara terbata-bata sambil menatap ke arah Aurel sekilas.
Aurel memberikan isyarat agar Klara tak bicara apapun tentang apa yang tadi mereka ucapkan di kamar mandi.
"Sudahlah tidak usah di jawab, aku sudah tau jawabannya kok, " balas Alfi manis.
Klara akhirnya bisa bernafas sedikit lebih lega, tapi tetap saja sebenarnya Klara masih sesak nafas saat ini. Setiap berada di samping Alfi ia selalu merasakan sesak nafas, seperti ia tak bisa bernafas dengan leluasa.
"Nanti gue pulang dulu yah Rel? " ucap Adul sambil menatap Aurel.
"Tapi lu jangan lama-lama pulangnya, " balas Aurel.
"Iyah gak bakalan lama kok, " ucap Adul sambil tersenyum.
"Gak udah senyum ke hadapan gue deh, gue gak bakalan ke goda sama lu, emangnya mereka yang selalu tergoda sama lu, " balas Aurel yang jijik melihat senyuman Adul.
"Baiklah aku tau kok siap yang berada di hatiku, tenang aja kali, " ucap Adul yang tau sebenarnya siapa yang sejak dulu Aurel sukai.
"Gue juga mau pulang dulu ahh, " ujar Agil yang juga ingin pulang dulu.
"Ngapain mesti pulang dulu sih? biasanya juga kalian kagak pulang dulu, " balas Aurel.
"Yeh gue mau ganti baju dulu tau, " ucap Agil.
"Sama, " setuju Adul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments