Seorang laki-laki berperawakan tinggi besar berdiri membelakangi Santo dan Gwen.
"Berita apa yang kau bawa? Apa gadis bodoh mu itu berhasil mengantar paket itu pada tuan Ming?", tanya laki-laki itu sambil menghisap cerutu tanpa membalikkan badannya.
"Sonia gagal mengirim paketnya, tapi saya membawa pengganti Sonia sebagai penghubung, tuan Chaves", jawab Santo.
Mendengar perkataan Santo, laki-laki bernama Chavez membalikkan badannya.
Gwen melihatnya. Laki-laki itu ternyata lebih menyeramkan dari Santo. Memiliki tubuh tinggi besar, sebagian wajahnya cacat sepertinya terkena luka bakar.
Melihatnya saja, sejujurnya seketika membuat nyali Gwen ciut.
"Kau tahu konsekuensi nya!"
Santo langsung berlutut. Laki-laki itu mendongakkan wajahnya menatap Chaves. Memohon.
"T-uan jangan bunuh saya. Saya mengakui salah namun sepertinya ada yang berkhianat. Paket itu hilang dua. Tersisa delapan belas paket", ucap Santo terdengar gemetaran.
Chaves memberi kode pada laki-laki yang tadi membuka pintu. Laki-laki itu mengeluarkan pistol dan mengarahkan pada Santo yang kini berlutut sambil memohon agar tidak di habisi oleh orang kepercayaan Chaves.
"Saya sudah lama bekerja dengan kalian, tapi kenapa kesalahan kecil yang ku lakukan kalian tega–"
"Dorrrr!!!"
Seketika tubuh Santos terkapar bersimbah darah segar.
Bahkan darah Santo mengenai Gwen yang berdiri di dekat laki-laki itu. Perlakuan sadis Chaves dan anak buahnya benar-benar membuat Gwen kaget. Tubuhnya mendadak gemetaran dengan kedua tangan terkepal kuat-kuat. Kedua mata Gwen mendadak memerah, menahan amarahnya.
Seketika bayangan kematian ayahnya menguasai pikirannya kini.
Orang-orang itu benar-benar sadis.
"Suarez...kau kejar wanita bernama Sonia itu. Cari paket yang telah di curinya sampai ketemu. Setelah itu kau tahu apa yang harus kau lakukan pada wanita pengkhianat itu. Jangan tinggalkan jejak sedih pun!", perintah tegas Chaves yang kini telah duduk di kursi kebesarannya sambil mengangkat kaki dan menghisap cerutu dalam-dalam.
"Baik tuan Chaves. Perintah mu akan segera aku laksanakan", jawab Suarez dengan hormat.
Detik berikutnya Chaves berdiri lagi dan mendekati Gwen yang masih berdiam di tempatnya semua. Bersyukur ia sudah bisa mengatasi kepanikan nya beberapa saat yang lalu setelah untuk pertama kali melihat orang di tembak depan matanya.
"Apa yang bisa kau lakukan untuk La Quintana? Katakan!".
Chaves menatap Gwen dengan tatapan tajam sembari memindahkan rambut panjang gadis itu ke punggungnya.
Chaves menelisik Gwen dari atas sampai bawah. Tidak ada yang istimewa, hanya sosok gadis lusuh pencari barang-barang rongsokan.
"Klan La Quintana, bisa mengandalkan aku dalam segala hal", jawab Gwen meyakinkan Chaves.
"Percaya diri sekali".
Chaves tertawa mendengar jawaban Gwen.
Laki-laki itu menekan tombol melalui telepon. Memanggil seseorang.
Tak lama masuklah seorang pemuda yang kelihatannya lebih normal. Pemuda itu kaget melihat Santo sudah tidak bernyawa lagi.
"Kau bawa wanita ini ke gudang. Ia penghubung yang baru", ujar Chaves sambil menyentuh wajah Gwen dengan tongkat cerutunya.
"Kalau kau gagal, aku sendiri yang akan menguliti wajah mu ini!", ujar Chaves dengan suara beratnya itu yang membuat siapapun mendengarnya akan bergidik ngeri.
"Baik tuan", jawab pemuda itu. "Ikut aku!", perintahnya pada Gwen.
Gwen mengangkat wajahnya sebelum pergi mengikuti laki-laki itu.
Gesture Gwen tak luput dari perhatian Chaves. Laki-laki itu menghisap cerutunya. "Aku menyukai gayanya. Tapi aku yakin kau tidak akan mampu mengirim paket-paket itu, nona. Pada akhirnya nyawa mu akan melayang menyusul laki-laki bodoh ini", ujar Chaves sambil menendang tubuh Santo yang masih berada di ruangan itu.
*
Laki-laki bernama Dominggus, memfoto Gwen.
"Kau membutuhkan pasport dan surat menyurat".
"Kau akan pergi ke bandara. Paket ini sangat penting sampai ke tuan Ming. Ia klien lama, jadi kau jangan main-main dengan paket itu", ujar Dominggus.
"Paket sudah siap", teriak seorang wanita bertubuh tambun dan berwajah latin.
"Ikut Juana. Ia akan membantumu memasukkan paket ke tubuh mu".
Mendengar perkataan Dominggus tentu saja membuat Gwen kaget bukan kepalang. "Apa maksudnya paket di masukkan ke tubuh ku?".
Gwen mengikuti Juana ke depan meja. Di atas piring berwarna putih terdapat gulungan kertas roti berukuran sedang.
"Minum air yang banyak", perintah Juana.
Gwen mengikutinya perintah tersebut.
"Telan paket-paket itu. Jangan ada yang tertinggal atau kau muntahkan!", perintah Juana lagi.
Wanita berpenampilan aneh itu menunggu Gwen melakukan perintahnya.
"Kenapa kau diam, apa kau takut? Kau tidak bisa mundur lagi nona, atau Chaves akan menghabisi mu seperti Santo", ucap Dominggus yang sudah ada di ruangan itu.
Tidak ada jawaban Gwen. Wanita itu benar-benar nekat menelan dua puluh paket narkoba yang sudah di kemas dalam kertas roti hingga habis tak bersisa.
Gwen menghabiskan air minum dalam sekali tegukan. Kemudian menaruh gelas dengan menekan di atas meja sambil menatap tajam Dominggus dan Juana bergantian.
"Kalian tidak mengenal ku. Tidak ada kata takut dalam diri ku. Cam kan itu!!", ketus Gwen sambil mencengkram kuat gelas hingga pecah berhamburan di atas meja.
Dominggus yang menyenderkan bahunya pada pintu langsung merubah posisinya. Sementara Juana terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Kau di larang makan, minum dan buang air besar sampai semua paket sampai ke tangan tuan Ming".
"Kita pergi sekarang. Sebelum paket itu tercerna. Persiapkan dirimu", ujar Dominggus.
"Beristirahat lah sebentar, selagi Dominggus bersiap. Aku ada di kamar sebelah jika kau ingin bertanya-tanya", ujar Juana mulai ramah pada Gwen.
"Aku hanya ingin bertanya pada mu.
Apa tuan Chaves pemimpin La Quintana?", ujar Gwen menatap Juana sebelum wanita itu keluar.
"Tentu saja bukan. Tuan Rafael hanya sesekali saja datang kemari. Ia sangat sibuk. Ia bukan orang sembarangan. Ia pebisnis handal", jawab Juana menutup pintu.
Gwen berpikir tentang jawaban Juana. Nama pemimpin organisasi La Quintana adalah Rafael. Ia seorang pebisnis handal. Sangat jarang datang ke tempat ini.
"Bisa jadi ia menyembunyikan identitas sebenarnya", ucap Gwen.
"Ternyata namanya Rafael. Aku yakin laki-laki itu adalah laki-laki tua yang menjalankan banyak bisnis kotor. Sudah rahasia umum pejabat dan pebisnis di negara ini melakukan kegiatan kotor".
"Bahkan mereka membeli aparat penegak hukum untuk melegalkan semuanya agar bisnis mereka berjalan lancar dan menghasilkan uang yang banyak".
Gwen menatap langit-langit ruangan. Sambil merebahkan tubuhnya ke atas kursi besi berukuran panjang. Gwen menjadikan selimut alas badannya.
"Aku tidak akan mundur dari rencana ini. Menemukan siapa pembunuh mu, papa. Aku pasti akan menemukan bajingan itu dan akan membalas seperti ia menghabisi papa!"
Gwen mengepalkan kedua tangannya seraya memejamkan mata.
...***...
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
gia nasgia
semoga Gwen berhasil agar bisa dgn lancar mencari tahu dalang di balik kematian ayahnya
2024-08-01
0
yumna
ngeri"sedap liatnnya....semngat gwen kau pasti bisa lwatn ini semua
2024-07-23
0
ayudya
pasti rafael cakep orang nya, semoga berjln lancar misi nya gwen.
2024-07-08
0