Hari itu pagi-pagi buta, Aretta harus bangun lebih awal. Ia bergegas mandi dan bersiap untuk bersekolah. Karena jarak antara rumah dan sekolah lumayan jauh, maka Aretta harus berangkat lebih awal. Apalagi itu semua harus ditempuhnya dengan berjalan kaki.
Tati adalah salah satu teman Aretta yang selalu setia menemani Aretta berjalan kaki. Setiap hari Tati datang kerumah Aretta pagi-pagi sekali, memastikan agar mereka tidak terlambat sampai ke sekolah.
"Are, tolong bangunkan Ayah, sayang."
Pinta ibu ketika baru pulang dari pasar, sembari masih sibuk mondar-mandir menata barang dagangannya.
"Iya buu." Jawab Aretta nurut dan bergegas menuju kamar orang tuanya.
Sesampainya dikamar, Aretta menemukan sosok sang Ayah yang masih lelap tertidur.
"Ayah, bangun. Sekarang udah mau jam 6. Sekarang kan ayah harus kerja." Ucap Aretta sangat lembut.
Ia tidak mau sampai membuat ayahnya marah karena telah membangunkan tidurnya.
"Iya sayaaang, ayah bangun. Tolong kasih tau ibu agar membuatkan ayah secangkir kopi yaa, sekarang ayah mau mandi dulu." Jawab ayah yang segera bangun dari tidurnya.
"Baik yaaah ." Ucap Aretta segera menyampaikan perintah ayah kepada ibunya.
Sementara itu dimeja makan.
"Bu, tadi ayah bilang mau dibikinin kopi."
Ucap Aretta
"Iya sayaang, nanti ibu buatkan. Sekarang Are sarapan bubur dulu yaa, takut Tati keburu kesini." Ucap ibu yang masih mondar-mandir menyiapkan sarapan.
Kali ini kesibukan ibu mulai bertambah. Bagaimana tidak, tiap pagi-pagi sekali disaat semua orang masih tertidur lelap, ibu harus pergi ke pasar untuk belanja sayuran untuk berdagang. Untungnya ada tukang becak langganan yang mau mengantar-jemput ibu tiap harinya. Karena jarak antara pasar dan rumah lumayan jauh kalau harus berjalan kaki.
Belum lagi sesampainya dirumah, ibu harus menyiapkan keperluan Aretta untuk bersekolah. Ditambah sekarang ayah yang sudah mulai bekerja.
"Mana kopi ayah, bu ?" Tanya pria yang baru bergabung dimeja makan.
Sebenarnya itu ruang tamu, yang berfungsi serbaguna. Terkadang ruang tamu, atau ruang makan, bahkan ruang keluarga. Maklumlah, kondisi rumah Aretta memang masih jauh dari kata mewah.
"Ini yaah." Ucap ibu sembari menyodorkan secangkir kopi hitam kesukaan suaminya.
"Ayah naik apa nanti berangkat kerjanya ?"
Ucap Aretta membuka pembicaraan.
"Ya jalan kaki aja toh, Reee. Kan qt nggak punya kendaraan." Jawab ayah yang dilanjutkan dengan menyeruput kopi.
"Ga pa yah, sekarang kita nggak punya kendaraan juga. Are doain, semoga nanti pas ayah gajian, ayah bisa beli kendaraan.
Motor misalnya. Heheee." Ucap Aretta tersenyum.
"Aamiin." Jawab ayah dan ibu kompak.
"Aareeee ." Suara seorang anak perperempuan dari luar rumah.
"Tuh, si Tati udah datang. Ayo sana berangkat. Jangan sampai Tati nungguin terlalu lama." Jawab ibu.
"Are berangkat dulu ya, assalamu'alaikum."
Bergegas mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian.
"Wa'alaikumsalam." Ucap ayah dan ibu kompak.
"Ayah yang semangat ya kerjanya, semoga dengan ayah menjadi security, ayah bisa memperbaiki ekonomi keluarga kita." Ucap ibu yang masih berada di dekat ayah.
"Iya bu, doain ayah terus ya. Ayah juga nggak mau kita terus-terusan kaya gini." Ucap ayah.
"Itu sudah pasti yah, sudah tugas seorang istri untuk selalu mendoakan suaminya." Ucap ibu tersenyum.
"Ya sudah, ayah berangkat dulu ya bu. Assalamu'alaikum." Ucap ayah menyodorkan tangannya.
"Wa'alaikumsalam." Ucap ibu setelah mencium punggung tangan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
BELVA
aku kemmbali kaka cantix membawa 3 jempol
2020-10-06
1
Via dianiag
like like
2020-09-11
1
Via dianiag
like terus
2020-09-11
1