Calvin mondar mandir, hanya berputar mengelilingi ruangan. Wajahnya begitu gelisah, ia sedang memikirkan sesuatu. Mawar yang kesal berkata.
"Calvin berhentilah.... Aku pusing melihatmu mondar mandir terus dari tadi!"
"aku sedang berfikir untuk bebas dari sini"
"Apa dengan berputar putar ruangan dapat memecahkan masalah?... Tidak, kau harus diam dan tenang, mari pikirkan baik baik"
Calvin yang mendengarnya. Menghentikan langkah kaki, menarik nafas yang pandang, dan ia menyilakan kakinya.
"huff... Baiklah, maafkan aku.... Tapi apa kamu punya rencana" ucap Calvin menghembuskan nafas.
"tentu,... Tapi ini beresiko"
"hmm baiklah apa Rencana mu"
"pertama kita harus memastikan pintu ini tidak terkunci, jika terkunci, kita akan membuat keributan dari dalam... Tentu mereka akan membuka kunci dan kemudian masuk. Saat mereka masuk kita sembunyi di sisi balik puntu. Dan menggamparnya dengan balok kayu"
"baiklah, ide yang bagus. Kebetulan ada beberapa bongkah kayu yang kulihat saat mondar mandir tadi"
"baguslah dimana itu?"
" sebentar aku bawakan" ucap Calvin berdiri dari duduknya. Menghampiri celah celah sempit gundukan karung gandum. Mengulurkan tangannya, dan membawa 2 bongkah kayu besar darinya.
"baik, sekarang Calvin coba kau cek pintu itu" ucap Mawar menunjuk pintu tua itu.
Tanpa bicara, Calvin hanya menundukan kepala tanda setuju. Ia menuju pintu dan memberikan bongkahan. Balok lainya pada mawar. Dengan perlahan mengulurkan tangannya pada gagang pintu. Dan mencoba membukanya, Calvin spontan berkata dengan pelan.
"ini... Terkunci.."
"baiklah Calvin kau bersembunyi sebentar di balik pintu" ucap Mawar. Tanpa suara Calvin menurutinya. Mawar kemudian kembali duduk dengan tangan di belakang punggung dan berteriak.
"khhm... AAAAAAUUUU..... APAAAA ITU!!"
Teriakannya mengagetkan para penjaga di depan pintu sepontan mengambil kunci dari sakunya dan membuka pintu itu. Dan memasuki ruangan.
"sialaaan... Ada apa!?" ujar seorang pengawal
"ahh... Tadi di sana ada kecoa yang besar banget, aku jadi takut" ucap mawar, agak menggodanya. Tanpa disadari kedua penjaga. Calvin mengendap endap dari belakang mereka.
"eh.. Dimana bocah tengik itu.." ujar salah seorang penjaga lainnya. Tepat setelah mengata kan itu. Calvin memukul kepalanya dengan sangat keras. Pengawal lainnya memalingkan mukanya menata Calvin di belakangnya. Dan berkata.
"bocah sialan, beraninya... Agh" belum sempat menyelesaikan perkataanya Mawar menggampar kepalanya dengan sangat keras menggunakan balok kayu. serangan telak mereka, membuat para penjaga itu tepar tak sadarkan diri.
Dengan hati hati, Calvin dan Mawar perlahan pergi meninggalkan ruangan.
"sekarang apa yang harus kita lakukan" ucap Calvin sedikit panik.
"karena ini gudang bawah tanah, kita harus pergi ke luar, artinya kita harus menemukan tangga menuju lantai atas" jawab Mawar.
Mereka perlahan berjalan di sejauh lorong bawah tanah yang gelap. lebih banyak lagi ruangan yang mereka lewati. Entah apa gunanya, tapi begitu banyak Ruangan di sana...
Hingga ketika mereka melihat sebuah tangga dan pintu di depanya. Mereka dengan perlahan mengendap endap menuju pintu itu. Menaiki tangga kayu yang terlihat rapuh. Saat berada di depan pintu, terdengar samar orang berbicara. Berkata.
"bagimana dengan tugasmu?... Apa kau berhasil menangkapnya?" ucap seperti suara wanita.
"haha berhasil bos... Tapi ada seorang lagi yang tak sengaja kita tangkap" suara berat menjawab pertanyaan itu.
"hm!... Tak apa kita tinggal membunuhnya saja. Dimana sekarang mereka?. Aku ingin melihat raut wajahnya yang menyedihkan.
Mereka perlahan berjalan menuju pintu dari luar. Mawar yang menyadarinya langsung berkata.
"gawat!.. Mereka akan kemari, cepat Calvin sembunyi!" ucap Mawar pelan.
Dengan cepat Calvin dan mawar merangkak ke bawah tangga kayu lapuk itu. Dan benar, sosok wanita dan pria itu membuka pintu. Berjalan perlahan di lorong bawah tanah.
Mawar mereka, merasa sangat aneh, ia merasa mengenal wanita yang tengah berjalan itu. Sembari menyipitkan mata ia berkata.
"bukankah... Bukankah itu Listya, kenapa dia bisa bersama dengan para penculik itu" gumam Mawar.
"cepat Mawar kita harus cepat pergi" ucap Calvin pelan.
Mawar yang mendengarnya segera keluar dari kolong tangga. Keluar dari lorong bawah tanah itu . Begitu keluar, mereka berada di sebuah rumah beton kosong, yang sangat kotor dan berdebu. Tak ada seorang penjaga pun di sana. Hari sudah mulai gelap membuat suasana semakin mencekam.
Rasa penasaran yang tinggi membawa Calvin ke depan pintu yang sedikit terbuka. Perlahan ia mengintip, melihat banyaknya penjaga di sana, serta pepohonan yang sangat rindang. Calvin yang melihatnya memandang mawar dan ia berkata.
"bagaimana Mawar di luar sangat banyak penjaga, bagaimana kita bisa pergi?. Di luar juga pepohonan rindang, kemungkinan kita berada di hutan." ucapnya sedikit panik.
Mendengar apa yang dikatakan Calvin, Mawar melirik ke segala arah sudut ruangan. Pandangannya seketika berhenti ketika ia melihat sebuah jendela, ia menunjuk nya dan berkata.
"kita harus melakukan pengalihan, itu, lemparkan sesuatu ke jendela itu. Suaranya akan mengundang perhatian saat itu kita akan pergi melewati pintu keluar" ucap Mawar sembari teris menunjuk jendela.
"itu ide yang cemerlang Mawar. Baiklah aku akan melemparkan sebuah batu" Calvin berjalan mengambil batu yang lumayan besar.
"hmm.. Usahakan melemparnya ke semak- semak" tambah mawar.
Calvin kemudian menghampiri jendela yang terbuka itu dan melemparkan batu di tengah semak- semak.
Suara yang ditimbulkan membuat semua orang yang berjaga penasaran dan pergi menghampiri suara itu. Calvin berlari menghampiri mawar yang tengah berdiri menyilangkan tangannya.
"Mawar berhasil penjaga itu teralihkan"
" bagus sekarang.... Ayo kita lari!" mawar berlari sekuat tenaga, membuka pintu dan berlari dengan kencang, di ikuti Calvin di belakangnya.
Namun gerakan mereka di ketahui oleh pemimpin dari mereka, Davin. Seorang pria paruh baya.
"SIALAN... MEREKA BERHASIL KABUR.... BODOH SEKALI KALIAN... CEPAT KEJAR MEREKA!!" teriak Davin dengan marah. Menunjuk Mawar dan Calvin yang tengah berlari kencang.
Segerombolan orang mulai berlari mengejar mereka. langit telah gelap, ujan pun turun di sana. Calvin dengan panik berkata.
"hahaaaaahh bagaimana... Mawar mereka semakin dekat, kita mungkin akan terkejar"
"ini gawat, hujan telah turun, kita tidak bisa bergerak dengan leluasa, tanah di hutan ini licin"
" hehe... jika ini licin untuk kita maka mereka juga akan merasa begitu bukan?. Ini sama saja merugikan kedua pihak" ucap Calvin sedikit tertawa.
"hahaha... Kau sudah muali pintar Calvin. Ya kau benar, dan hutan itu akan menyusahkan mereka yang bergerak bergerombol. Baiklah jarak antara kita dan mereka, harus dimanfaatkan,... kita akan menjadi ninja" ucapnya sedikit tertawa.
" ninja,... Bagaiman caranya"
"Tekhnik kamuflase, kita akan memanjat pohon yang berbeda saat mereka tak melihat kita, dan menyatu dengan rindangnya daun pohon" jawab mawar.
"hahaaaah... Kukira apa? Kalau hanya memanjat pohon saja aku bisa"
Mereka terus berlari, tanah yang licin membuat para penjaga itu terpleset, dan menimpa rekan lainya, sehingga menimbulkan efek domino.
Jarak antar mereka semakin jauh. Kesempatan itu digunakan Mawar dan Calvin, mereka memanjat pohon yang sama dan bersembunyi di rindangnya pepohonan hutan.
Kamuflase mereka berhasil, Para penjaga itu melewati mereka begitu saja. karena rasa gembiranya Calvin menatap Mawar dan berkata.
"kita berhasil lolos Mawar.... Kita berhasil, kau sangat jenius"
"tahan Calvin kita tidak boleh merasa senang dulu, karena mereka pasti berkeliaran di penjuru hutan, kita tidak bisa keluar begitu saja"
Mereka terdiam dan terus bersembunyi di sana, dengan seragam yang lusuh, dan air membasahi nya.
Namun mereka hanya lolos beberapa saat, mengistirahatkan tubuh mereka sejenak. Tak lama kemudian Davin berteriak.
"ITU DIAAA... MEREKA BERADA DI ATAS POHO."
Mawar dan Calvin mendengar teriakan itu seketika panik. Dan Mawar kemudian berkata
" terpaksa, aku tak mau ini terjadi, tapi sepertinya kita akan berpisah, Calvin berlarilah berlawanan dengan ku" ucap mawar.
Calvin diam sejenak, kemudian menjawab, "tidak, aku tahu mereka mengincarmu, meski kita berpencar pun mereka akan mengikutimu"
" lalu apa yang bisa kita lakukan, itu satu satunya cara" ucap Mawar kesal.
" tidak ada cara lain, mawar kau pergilah. Aku akan mencoba menahan mereka, membawa mereka menjauh darimu"
"Bodoh!... Kau tidak bisa mengalahkan mereka sendiri" ucap Mawar Marah.
" aku tak akan mengalahkan mereka, namun menahan mereka, agar kau bisa lari dari hutan ini"
"lalu bagaimana denganmu, aku akan mati!" ucap mawar kesal.
" hahahaaa... Aku tak akan mati, pria hanya akan mati saat tujuan mereka telah tercapai sepenuhnya" ucap Calvin dengan yakin.
".... Baiklah, Calvin.... jangan mati, kau harus tetap hidup" ucap mawar lirih.
Mawar dan Calvin kemudian turun dengan arah yang berlawanan, menginjak tanah basah coklat. Dengan penuh semangat Calvin berteriak.
" HAHAAA... SINI KALIAN,.. MESKI AKU TAK SEKUAT REZA,... AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN HAHAHAA!!"
Segerombolan itu berlari dengan kencang, mengacungkan balok kayu panjang, menerjang Calvin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments