Hari hari telah berlalu. Mawar sedang berjalan di sepanjang lorong yang ramai, menggendong tas yang terlihat kecil, ia mendengar bisik bisikan orang yang tengah bergosip.
"eh tahu gak?, ayahnya Reza, si murid pindahan itu, seorang Mafia" suara kecil namun pasti masuk ke dalam telinga Mawar.
Langkahnya yang lambat, seketika menjadi cepat terburu buru memasuki kelas, melihat Reza yang tengah tidur memeluk mejanya. Mawar yang tergesa gesa, mengambil nafas dengan tenang, lalu duduk di kursinya. Dan berkata pada Reza yang menyembunyikan wajahnya.
"Reza.. Saat aku berjalan di lorong sekolah aku mendengar desas desus tentang ayahmu. Apa itu tak apa" ucapnya lembut.
"biarkan, itu juga tak menggangguku" ucapnya malas.
"tapi Reza semua sekolah membicarakan ayahmu yang seorang Mafia, padahal di sekolah ini hanya aku yang mengetahuinya, dan akupun tak memberitahukannya pada siapa pun, mengapa tiba tiba semua orang membicarakannya?" ucap Mawar khawatir.
Reza bangkit dari tidurnya berdiri tegak dan berkata "tak masalah, bukankah itu justru bagus, sekarang aku akan tahu siapa yang benar benar temanku". Ucapnya lalu pergi ke luar kelas.
Reza berjalan di tengah banyaknya orang, terdengar suara suara kecil sedang membicarakannya. Namun, meski Reza mendengarnya, ia bersikap cuek dengan wajahnya yang datar. Terdengar seorang yang memanggilnya dari arah belakang.
"Rezzaaa.... Selamat pagi..." ucap Calvin berlaring menghampiri reza yang menegok belakang.
Calvin menepuk pundaknya dan berjalan berdampingan seraya berkata. "kau mau ke mana Reza?"
"aku ingin ke ruang guru, aku akan mendaftar sebagai anggota dari klub kendo" jawab Reza.
"oh.. Jadi kamu beneran masuk klub itu?" tanya Calvin. Reza dengan singkat menjawab" ya aku yakin"
"tapi ku dengar ketua klubnya, ketua gang juga" ucap Calvin agak khawatir.
"hmm... Terus apa syarat masuk klubnya?, gak mungkin harus masuk gang nya juga kan?" tanya Reza sedikit penasaran.
"mungkin sedikit benar, sebab cara masuk klub itu hanya ada 2, antara ngalahin ketua klub atau bisa lewat orang dalam, sebagai anggota gang nya" jawab Calvin.
" hmm.. Emangnya siapa ketua klubnya?" tanya Reza
"kalau tidak salah namanya... Clay dia kakak kelas 12, dia terkenal dengan badannya yang besar dan kuat" jawab Calvin.
Wajah Reza tak menampakan ekspresi apapun, ia tak berkata, hanya mengerutkan dahinya.
"e.. Reza apa kamu hanya akan masuk di klub kendo" ucap Calvin mengalihkan topik.
"hmmm.... tidak juga sih aku juga berencan untuk masuk klub sains" jawab Reza.
Tak terasa seberapa lama mereka berjalan, mereka sampai di ruang guru. Reza masuk dengan sopan, mengucapkan salam dan membungkuk, berjalan menghampiri seseorang yang sibuk dengan laptopnya.
"maaf bu Dewi, saya mau mendaftar masuk klub" ucapnya sopan.
" oh mau masuk klub apa?" tanya nya.
" saya ingin masuk klub kendo dan klub sains" jawab Reza.
"dua klub sekaligus ya, baik untuk klub sains kamu tinggal masuk saja, namun untuk bisa masuk klub kendo kamu harus meminta tanda tangan dari ketua klub kendo" jawab sang guru.
Bu Dewi menyerahkan selembaran kertas formulir pendaftaran, namun untuk masuk klub kendo ia harus membujuk Clay untuk menandatangani formulir itu.
"baik sudah saya daftarkan ke klub sains, kamu bisa mulai besok selepas pulang sekolah. Dan kamu bisa datang ke ruangan ini selepas pulang sekolah ruangan ini jika ingin masuk klub kendo" ujar sang guru, menyerahkan catatan kecilnya.
" baik bu terima kasih" ucap Reza.
...****************...
Selepas bel pulang berbunyi, Reza ditemani Calvin menyusuri lorong sekolah, tiba di depan lapangan tertutup sekolah. Membuka pintu yang berdecit, terlihat, pasukan berbaris mengayunkan pedang terbuat dari kayu, dengan suara keras. Terlihat seorang berbadan besar berada di depan pasukan itu, memimpin setiap gerakannya.
"itu,.... Reza pria berbadan besar itu Clay, kau harus dapatkan tanda tangannya" ucap Calvin menunjuk Clay.
Tak sepatah kata pun keluar dari mulut nya, Reza pergi menghampiri Clay, berjalan dengan tenang. ia berada di samping Clay dan berkata.
"Maaf.. Kak bisa saya minta tanda tanganmu?" ucap Reza.
Semua gerakan dari semua orang tiba tiba berhenti, Clay menghentikan ayunannya, dan berdiri tepat di hadapan Reza.
"jadi.... Kau ingin masuk ke dalam klub ku?" tanya nya balik.
"ya saya ingin masuk ke dalam klub yang kakak pimpin" jawab nya.
"tunggu bukankah kamu adalah anak dari seorang Mafia?, aku mendengarmu dari semua orang, mereka bilang ayahmu seorang mafia yang kejam" ucapnya sedikit mencoba memojokkan Reza.
"ya benar itu aku, dan memang ayahku seorang mafia" ucap Reza sedikit kesal.
"hahahah.... Menarik, tapi jika kau ingin tanda tanganku kau harus mengalahkanku terlebih dulu. Mari kita lihat bagaimana kemampuan dari anak seorang mafia" ujar nya mengacungkan pedang kayu yang dibawanya.
Reza berjalan pelan, menghampiri segundukan pedang kayu. Membawa sebilah pedang kayu.
"aku hanya bisa sedikit ilmu beladiri tapi aku akan mencobanya" ujar Reza sangat yakin
Mereka saling berhadapan, seketia anggota lain menyingkir, membuat sebuah lingkaran besar dengan Clay dan Reza di tengahnya. Mereka yang saling berhadapan.
"Reza aku memberimu kesempatan, mulailah terlebih dahulu" ucap Clay dengan sangat yakin.
Reza mengambil ancang ancang, kakinya terbuka lebar dengan pedang di belakang tangan kanannya. Melesat dengan cepat, menghantam Clay dari samping kirinya, namun Clay bisa dengan cepat menahanya, dan berkata.
"hah.. Sedikit ya, ayo kita lihat seberapa sedikitnya memampuan mu". Clay melemparkan Reza dangan satu tebasan, Clay kemudian melesat dengan cepat, namun juga dapat di tahan Reza.
Mereka terus beradu pedang, bentrokan keduanya menghasilkan angin yang kencang. Bahkan serangan dan gerakan mereka pun tak bisa di lihat oleh mata.
"apa?... Tak mungkin.. Ia dapat bertarung sengit dengan bos!" ujar salah seorang anggota.
" Re.... Reza ini yang kau bilang sedikit dari kemampuan mu, lawannya siswa terkuat di sekolah loh!" ujar Calvin terkejut.
"hahahaha...... lumayan juga kau Reza,..... Ayo tunjukan semua kemampuanmu..." ucap Clay di tengah pertarungan.
Angin yang di timbulkan semakin kencang. Gerakan, bahkan mereka tak terlihat. Yang nampak haya kilatan angin yang kencang.
Reza mencoba menyerangnya lagi, namun seranganya dapat dihempaskan kembali. Reza terpental pada sebuah dinding, namun kakinya menapaki dinding, dan melompa dengan tinggi. Menghantam pedang Clay dengan keras. Hantaman itu menghancurkan pedangnya. Reza memutar badanya berlawanan arah jarum jam. Dan melayangkan serangan ke arah kanan tubuh Clay.
Namun ia menghentikannya sebelum serangan itu mendarat.
Seketika semuanya berhenti, semua yang menyaksikan itu, membeku dengan wajah terkejut.
"hahahaha hebat, hebat Reza. Baiklah aku akan menerima mu" ujar Clay.
Reza meneluarkan kertas formulir itu. Tanganya yang di basahi keringat, membahasi lembaran itu. Clay menanda tangani formulir itu. Dan segera berlari ke suatu ruangan, kembali membawa baju yang di bungkus plastik. Memberiakannya pada Reza.
" ini bajumu, kau bisa mulai latihan besok setelah pulang sekolah" ucapnya.
"baik terimakasih kak" ucap Reza.
Reza pergi meninggalkan ruangan itu, menggending tas hitam. Ia berjalan di temani Calvin. Di suatu lorong, cahaya oranye menembus kaca, Reza berhenti sejenak, memandangi dari jendela kaca. Dan berkata.
"Calvin aku yakin kau sudah mendengar, bahwa aku seorang anak mafia. Apa tak apa kau berteman dengan anak dari seorang mafia kejam" ucap Reza.
"ada apa dengan mu, tak biasanya memikirkan orang lain. Aku tetap akan menjadi temanmu, sekalipun kau seorang anak iblis, kau tetaplah dirimu yang aku kenal Reza" jawab Calvin.
"hmm.. Maaf Calvin, aku sudah menanyakan hal yang tidak tidak" ucap Reza dengan raut wajah sedikit tersenyum.
"eh Reza kau tadi tersenyum?!"
" eh tidak!"
"ini langka, kamu tadi tersenyum kan?!
"enggak tuh"
"bisa dibilang aku orang yang beruntung ya soalnya baru pertama kali wajahmu itu berubah"
"sudah kubilang aku tidak tersenyum!"
" ayolah tidak apa..........."
Mereka berbicara sembari menyusuri lorong. Tanpa disadari reza, Listya mengikutinya. Ia berkata.
"Reza ia tak bergeming dengan gosip yang ku sebar, bahkan ia tetap masih biasa saja, sial......"
"hmm sepertinya aku tahu, aku akan membuatmu berlutu Reza" ucap Listya berbicara dengan dirinya sendiri di tengah redupnya cahaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments