Terpesona

Keesokan harinya Adam tidak terlambat lagi, dia datang tepat waktu dan saat tiba di dapur bu Atik menyinggung nya.

"Nah gitu dong bangun pagi, jangan kebalikannya bangun malam tidur pagi terus main game" singgung bu Atik.

"Aih... siapa sih bu... yang main game sampe pagi? " ucap Adam tanpa dosa.

"Ya elu siapa lagi!?! " bu Atik sewot.

"Dih... nggak kok bu" elak Adam.

"Nggak salah lagi maksud lu?! " bu Atik masih sewot.

"Ya... kali ini saya setuju sama ibu hehehe" ucap Adam dengan tidak tahu malunya.

Bu Atik hanya menggeleng pelan saja menghadapi kelakuan anak muda ini.

Dan saat bekerja meja pembuatan roti Adam berhadapan dengan meja anak baru, entah kenapa dirinya tidak bisa berpaling dari gadis berambut coklat tersebut. sesekali dirinya mencuri-curi pandang melihat kearah gadis tersebut.saat dirinya sedang mencuri pandang tiba-tiba Bu Atik berbicara dengan gadis tersebut.

"Mila tolong kamu bilang ke pak Narto minta loyang, karena kita kurang sepertinya kemarin bagian pemanggang lupa mengembalikan loyang kemari" ucap bu Atik pada Karmila si gadis berambut coklat.

"Ooo iya bu" Karmila pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju meja pak. Narto.

Tanpa dia sadari Adam mengikutinya di belakang.

Saat menghadap pak Narto Karmila menjelaskan loyang yang belum di pindahkan oleh bagian pemanggangan.

Pak Narto pun mengangguk dan saat melihat Adam berada di belakang Karmila dia pun berbicara pada anak muda tersebut.

"Oiya Dam... kamu bantu dia bawa loyang-loyang itu ke dapur ya"Ucap Pak Narto.

" Kasihan anak cewe bawa-bawa rak loyang kan berat"sambungnya.

 Karmila langsung menoleh kebelakangnya. Sedangkan Adam hanya tersenyum saja saat bertatap dengan Karmila.

Sejak kapan dia ada di belakang ku.

Batin Karmila heran.

Adam mendorong rak besar berisi loyang kosong dari ruang pemanggang ke arah dapur produksi.mereka berdua berjalan beriringan.

"Lain kali kalo mau ambil loyang minta tolong anak laki-laki buat nemenin karena pak Narto juga pasti nantinya minta bantuan gue atau yang lain, mangkanya gue tadi ngikutin elu" ucap Adam lembut.

"Oo iya"hanya itu jawaban Karmila.

cuma itu jawabannya? irit banget ngomongnya hehehe.

batin Adam.

Mereka berdua pun akhirnya berjalan kearah dapur produksi.Tanpa Mereka sadari ada seorang pria berkaca mata hitam yang baru saja keluar dari sebuah mobil mewah melihat kearah mereka berdua tepatnya kearah Karmila,entah kenapa pria tampan dan kaya itu seolah terpesona pada Karmila.

Saat dirinya akan berjalan menuju toko roti temannya, dia melihat kearah bagian gedung lain yang letaknya bersebelahan dengan toko tersebut, disana dia melihat seorang gadis berambut coklat yang berpenampilan sederhana dan lengkap dengan atribut yang dipakai sebagai seorang pekerja produksi roti.

Terlihat wajah lelah dari gadis itu yang sedang berjalan bersama seorang pemuda yang mendorong sebuah rak besi berisi loyang-loyang besar, dia melihat saat gadis itu di ajak bicara oleh temannya gadis berambut coklat itu hanya tersenyum dan mengangguk saja.

Entah kenapa dia jadi terkesima melihat gadis berambut coklat tersebut hingga tanpa sadar dia melepaskan kaca mata hitamnya dan memperlihatkan wajah tampannya, dia pun tersenyum sendiri seolah melihat pemandangan yang indah di depan matanya sampai gadis itu dan temannya menghilang dari pandangan nya karena mereka memasuki sebuah ruangan.

Dan pria tampan itu pun akhirnya melangkahkan kakinya memasuki toko roti tersebut.

"Selamat datang di toko roti bikin kenyang" ucap seorang pramu saji.

Asisten pria tampan itu lalu menghampiri pramu saji tersebut dan berkata bahwa mereka ingin bertemu dengan owner mereka, dan karena sang owner memang sudah memberitahu sebelumnya kalau dirinya akan kedatangan tamu pramu saji tersebut pun langsung menghubungi ownernya dan tak lama pak Marko selalu owner toko roti tersebut pun keluar dari dalam kantor nya dan mengajak Radit si pria tampan itu duduk di kursi yang memang tersedia di toko seperti sebuah kafe.

"Heuh... jadi cuma begini doang jamuan lu? " singgung Radit pada Marko yang menjamunya dengan secangkir kopi dan sepotong cake.

"Ya ampun elu mau apa ajah tinggal bilang nanti gue siapin"Marko merasa malu sebagai tuan rumah.

" Serius elu mau nyiapin apa yang gue mau?"tanya Radit dengan senyuman licik.

"Iya elu mau apa nanti biar disiapin sama anak-anak toko" ucap Marko antusias.

Radit langsung memasang senyum liciknya kemudian berkata.

"Gue mau satu karyawan wanita lu" ucapnya yang tiba-tiba membuat Marko tercengang.

"Elu tertarik dengan salah satu dari mereka? " tanya Marko ragu dia pun menunjuk kearah para pramu saji dan kasir yang sedang bertugas hari ini.

Para pramu saji dan kasir yang memang semuanya wanita muda itu pun langsung salah tingkah dan mereka mencoba membenahi penampilan mereka karena mereka berharap salah satu diantara merekalah yang disukai oleh pria tampan dan sepertinya sangat kaya terlihat dari penampilan nya.

"Bukan mereka yang gue maksud" ucap Radit dingin.

Para pramusaji dan kasir yang berjaga hari ini pun langsung ciut nyalinya saat mendengar perkataan tidak berperasaan dari Radit dengan tegasnya.

Marko mengernyitkan dahinya saat mendengar perkataan Radit.

"Terus yang mana yang elu maksud? disini cuma ada mereka" Marko bingung.

"Gue lihat cewe langka di bagian gedung yang satunya lagi, entah kenapa gue tertarik sama dia pas pertama kali lihat dia tadi" jelas Radit.

"Ooo itu di bagian produksi elu mau lihat-lihat kesana? " tanya Marko.

"Hem... boleh" Radit pun menyetujui usulan Marko.

Mereka berdua pun berjalan ke dapur produksi dan saat sampai disana beberapa orang yang mengetahui owner mereka sedang berkunjung ke bagian produksi pun mengangguk sopan pada Marko dan dengan serius bekerja hingga tidak memperhatikan siapa yang datang bersama owner mereka.

Radit yang memasuki ruangan yang sedikit panas itu pun langsung mengucurkan keringat, saat dirinya merasa sudah tidak nyaman tiba-tiba matanya menangkap sosok yang menarik dirinya datang ke tempat yang panas ini.

Seorang gadis berambut coklat sedang serius membentuk roti manis dan menaruh roti yang telah terbentuk di loyang besar.

Pipi cubi, bibir pink alami yang kecil,matanya yang sipit dan kulit nya yang putih bersih membuat Radit gemas melihat nya.

Gemesnya... ingin rasanya ku cubit pipi dan bibir itu.

Batin Radit.

"Sudah ketemu orang nya? ya ampun Dit... keringet elu ngucur begitu"ucap Marko yang melihat wajah Radit penuh dengan peluh.

" Ah... iya panas benget disini nggak pasang AC apa lu kasihan tuh pekerja elu pada kepanasan "Radit langsung mengalihkan pandangan nya dari Karmila kearah Marko.

" Nggak bisa pasang AC kalau disini karena bisa-bisa adonan rotinya lama ngembangnya, suhu ruangan itu menentukan bagaimana nantinya kualitas roti"jelas Marko.

"Ooo begitu ya.. sorry gue nggak ngerti masalah itu, oke gue balik kantor dulu masih banyak kerjaan yang harus gue kerjakan" Radit langsung berjalan saja meninggalkan Marko yang masih berdiri di dapur.

"Dasar bos gila kerja pantes ajah sampe sekarang belum nikah-nikah orang yang ada di otak nya cuma kerja-kerja dan kerja" gerutu Marko yang mengikuti Radit di belakangnya. hingga pria tampan itu memasuki mobilnya. tapi Marko masih penasaran wanita mana yang di sukai Radit karena temannya itu tidak memberi tahunya tadi dan langsung saja pergi.

Bersambung.

Episodes
Episodes

Updated 67 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!