Berlian di Lereng Gunung

Hari terus berlalu, tak terasa sudah satu minggu Karmila bekerja di toko roti terbesar di kota ini, dan dalam waktu satu minggu itu pula ada yang hatinya sedang gundah gulana bila melihat dan bertemu pandang dengan gadis berambut coklat ini.

"Dam... Dam... ADAM... " teriak Zaki teman Adam.

Adam yang merasakan namanya di teriaki langsung terkejut dan menoleh kearah Zaki dengan wajah kesal.

"Apaan sih Zak manggil orang kaya di hutan ajah lu" Adam kesal.

"Ya elu di panggilin ga nengok-nengok dari tadi ngelamun ajah, ngeliatin apaan sih lu" Zaki menoleh kearah pandangan Adam.

Tapi Adam segera mengalihkan pandangan kearah lain dan berbicara kembali padanya.

"Nggak ada, ada apa sih elu manggil gue sampe  kaya gitu? " tanya Adam.

"Itu tuh adonan elu numpuk entar over proofing di omelin bu Atik loh" jelas Zaki.

Adam yang melihat pekerjaannya terbengkalai karena tidak fokus saat bekerja pun beristighfar.

"Astaghfirullah"Adam pun terkejut melihat pekerjaan menumpuk.

Bila bu Atik tahu pastilah dia akan di omelin olehnya karena bu Atik itu bukan hanya sekedar senior tapi dia juga leader di dapur ini.

Karena dalam membuat roti dengan adonan yang terbilang banyak itu kita harus berburu dengan waktu agar adonan tidak over proofing dan hasilnya bagus, bila adonan roti sudah over proofing hasil dari roti saat di keluarkan dari pemanggang roti tidak akan bagus dan akan mengkerut saat roti tersebut di biarkan beberapa saat di suhu ruang.

Melihat pekerjaannya yang keteteran Adam pun langsung mempercepat tangannya, dia begitu cepat mengisi dan membentuk roti manis tersebut, tangannya begitu lihai dan cekatan saat membentuk roti tersebut.

Tanpa Adam sadari Karmila memperhatikan nya saat membentuk roti dengan kecepatan seperti itu.

tangannya cepat sekali dan hasilnya juga bagus-bagus semua hebat.

Batin Karmila tanpa sadar dia mengagumi pekerjaan Adam.

Hingga waktu istirahat tiba saat sedang menikmati kopi panas di dapur karyawan, Tomo dan Zaki mendekati kawan mereka yaitu Adam. melihat Adam yang menikmati kopi panas namun matanya entah kemana memandang bahkan dirinya tak sadar kedua sahabatnya sudah berada di sisinya.

Hingga kedua sahabatnya itu pun mengetahui arah mata sang sahabat keduanya pun saling pandang dan mengangguk dan berfikiran iseng, dan keduanya pun tiba-tiba menyanyi.

Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertama...

Wouw Karmila... woi uwow Karmila...

Mata Adam langsung membulat sempurna saat mendengar kedua temannya bernyanyi, bukan karena mendengar suara mereka tapi karena lirik lagu yang mereka nyanyikan itu yang membuat Adam terkejut.

Bahkan Karmila dan kedua kawannya yang anak baru pun menoleh kearah Tomo dan Zaki saat mendengar mereka bernyanyi dan menyebutkan nama Karmila.

"Temen kita lagi jatuh cinta nih Zaki, pantes ajah dari tadi kerjaannya nggak beres nggak tahunya... "ucap Tomo santai tapi sedikit mengoda Adam.

"Iya siapa sangka inceran nya ada di.... hemp... hemp... " ucapan Zaki terputus karena mulutnya langsung di bekap oleh Adam.

Zaki menepuk-nepuk tangan Adam, namun Adam bukannya melepaskan nya tapi malah menyeret tubuh sahabatnya itu keluar dan membawanya ke halaman dapur belakang. Tomo pun hanya mengekor mereka dari belakang.

Sementara itu kedua teman Karmila saling pandang saat melihat kelakuan mereka bertiga.

"Hemp... hemp... " Zaki masih meronta minta di lepaskan oleh Adam.

Kini mereka sudah berada di area luar belakang dapur.

Melihat temannya sedikit tersiksa Tomo pun tidak tega dan meminta Adam melepaskan bekapannya.

"Dam... eling Dam.. eling... nanti anak orang mati kehabisan nafas loh" ucap Tomo.

Adam pun segera melepaskan bekapannya saat mendengar perkataan Tomo.

"Huf... huf... huf... " Zaki megap-megao dia pun menghirup udara sebanyak-banyaknya agar paru-paru nya bisa bekerja lagi.

"Parah lu Dam Astagfirullah" Zaki sampai beristighfar.

"Lagian mulut elu berdua kaya genteng bocor"Adam kesal.

Tomo dan Zaki saling pandang sebelum keduanya berbicara.

"Jadi bener elu suka sama Karmila? " tanya Keduanya seolah tak percaya.

Adam langsung menutup mulutnya karena dia tanpa sadar keceplosan kepada kedua sahabatnya ini.

"Ck akh... nyebelin lu berdua" Adam kesal dan dia pun meninggalkan kedua sahabatnya itu di halaman belakang dapur.

Sementara kedua sahabatnya itu hanya tertawa terbahak mengetahui bahwa teman mereka itu ternyata sedang jatuh cinta.

...***...

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di sebuah perusahaan besar seorang CEO sedang bertanya kepada asistennya tentang rencananya yang telah dia rencanakan akhir-akhir ini, hingga sang CEO harus bekerja lebih ekstra akhir-akhir ini demi mewujudkan rencananya tersebut.

"Bagaimana apa Marko setuju dengan rencana ku? " tanya Radit kepada pak Basuki saat dia sedang memeriksa berkas di layar tabnya.

"Sudah tuan muda tapi teman anda itu meminta suntikan dana untuk mengembangkan usahanya lagi" jelas pak Basuki.

"Ooo begitu... berikan saja apa yang dia mau selagi itu tidak merugikan kita ambil saja dana itu dari uang pribadi ku jangan pakai uang perusahaan itu akan tidak bagus untuk laporan keuangan perusahaan kita nantinya" jelas Radit.

"Saya mengerti tuan" pak Basuki faham apa yang di maksud oleh tuan mudanya tersebut.

Pak Basuki pun pergi meninggalkan ruangan bosnya setelah Radit selesai memeriksa laporan yang telah di lihat nya di tab tersebut.

Radit berencana menyamar menjadi karyawan di dapur roti milik Marko, dia ingin mendekati Karmila secara perlahan, dia ingin melihat ketulusan gadis itu, dia tak ingin menunjukkan dan memberitahukan kepada Karmila atau karyawan yang lain disana siapa dirinya sebenarnya, meski bisa saja dia menunjukkan jati diri nya sebenarnya,namun kali ini dia tak ingin menemukan gadis yang hanya menginginkan dirinya demi harta semata tapi dia ingin menemukan seorang gadis yang mencintai diri nya setulus hati.

...***...

Saat di ruang dapur karyawan Karmila dan kedua temannya yang sama-sama anak baru juga, mereka bernama Dewi dan Diani keduanya mengobrol dengan Karmila mengenai nyanyian yang di nyanyikan oleh Zaki dan Tomo.

"Eh elu denger nggak sih tadi Tomo dan Zaki nyanyi Karmila? " ucap Dewi heboh.

"Iya denger emangnya kenapa? " ucap Diani ketus. dia seolah tidak suka Karmila menjadi pusat perhatian para cowo-cowo karo dia merasa dirinya lebih baik dari Karmila terutama dari segi penampilan dia lebih modis dan tidak sekampungan Karmila fikir nya.

"Jangan-jangan Adam suka sama elu kali Mil" ucap Dewi dengan nada berbisik.

Diani mengerutkan dahinya saat mendengar perkataan Dewi.

"Masa? ah mungkin mereka hanya bercanda ajah masa iya Adam suka sama cewe modelan kaya... " Diani lalu memandang sinis dan seolah merendahkan kepada Karmila.

Dewi yang melihat itu jadi kesal sendiri pasalnya dia sangat tidak suka dengan sikap sombongnya Diani pada Karmila.

"Heh... nggak semua cowo itu tertarik sama cewe modelan kaya elu, bisa ajah dia tertarik sama Karmila Karena dia berbeda dari yang lain nggak sombong dan sok kecakepan kaya elu! " Dewi sewot.

"Yeh... kok elu yang sewot sih... jangan bilang elu juga suka sama salah satu dari mereka bertiga heuh sorry ya gue mah nggak level sama karyawan pembuat roti, gue bisa dapetin lebih dari sekedar karyawan dengan gaji kecil kaya mereka" ucap Diana sombong.

"Eleh... blagu lu bilang disini gaji kecil lah elu sendiri kenapa mau kerja disini jablay" singgung Dewi.

Mata Diani melotot saat Dewi mengatakan dirinya jablay.

"Heh... elu tuh yang jablay sialan"Diani sewot.

" Heuh bilangnya bisa dapetin yang lebih dari anak-anak sini, iya elu kan pencari om-om gendut dan botak "singgung Dewi kembali.

Hingga Diani naik pitam saat mendengar ucapan Dewi.

" Sialan lu beraninya elu ngomong begitu"Diani kesal hingga hampir memukul Dewi untung saja Karmila dengan sigap menahan tangan Diani yang sudah melayang di udara.

"Sudah cukup Diani ini di tempat kerja kalian bisa kena masalah nantinya" ucap Karmila.

"Diam lu ini semua gara-gara elu sialan" maki Diani pada Karmila.

"Bukan gara-gara saya tapi kamu sendiri yang buat masalah, kamu menghina orang lain tanpa berkaca diri mu itu seperti apa" ucap Karmila dingin.

Diani langsung mengepalkan tangannya saat mendengar perkataan yang menusuk dari Karmila, dia sadar kalau sebenarnya Karmila memang cantik hanya saja penampilan Karmila terlalu polos dan cupu, tapi bila Karmila berpenampilan modus seperti dirinya juga pasti bukan hanya Adam yang akan menyukai nya tapi lebih banyak lagi laki-laki yang menyukai Karmila.

Karmila itu bagaikan berlian yang masih tersimpan didalam bebatuan lereng gunung hingga sulit untuk di temukan, hanya orang yang ahli dan beruntung saja lah yang bisa menemukan dan memiliki berlian tersebut.

Bersambung.

Episodes
Episodes

Updated 67 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!