[4] Ancaman

Amartha sudah sampai di rumah sakit, ia bertanya keresepsionis di mana tempat Revan dirawat. Setelah tau Amartha langsung menuju kamar rawat Revan. Amartha melihat Revan terbaring di sana. Dan ditemani Elena, yang sedang tidur pulas di sofa.

"Revan, kamu enggak apa-apa? Ini semua salahku. Pasti kamu memikirkanku, maaf."

"Ini bukan sebabmu, dan namamu juga sudah ku hapus dalam memoriku. Jadi pergilah dan bersenang-senanglah."

Elena terbangun karena mendengar keributan, dan Alena mengenal Amartha. Karena Amartha memang model terkenal.

"Kak Revan ada apa ini."

"Heh..kamu anak kecil Revan itu milikku dan dia adalah kekasihku."

Elena hanya diam saja, Revan menyuruh Amartha pergi. Karena Revan tak ingin melihat Amartha lagi.

Elena terdiam, Revan sudah diboleh dibawa pulang hany tinggal menunggu proses penyembuhan kakinya saja. Dan sementara waktu ia menggunakan kursi roda. Dan Elena yang akan menamani Revan.

Sampai di rumah Revan disambut sang Ayah dan juga calon ibu tirinya. Maira nampak kesal karena Revan datang bersama dengan Elena. Apalagi Revan mengatakan jika Elena akan tinggal disini sementara waktu. dan itu tandanya akan susah untuk menghabisi Elena karena banyak orang yang akan menjaga Elena.

Elena mengantarkan Revan ke kamarnya, Elena hendak pergi namun Revan melarangnya. Karena tak sengaja menarik Elena kencang, hinggal Elena jatuh menimpa tubuhnya yang sedang berbaring di ranjang. Elena nampak gugup karena berada sedekat ini dengan Revan. Dan beberapa detik AlElena bangun.

"Maaf kak,"

"Kok dag dig dug gitu."

"Enggak kok kak, Elena ke dapur dulu ya mau masak buat kakak."

Elena pergi ke dapur dan diikuti oleh sang ibu.

"Untuk apa kamu tinggal di sini?"

"Untuk menjaga harta Revan dari orang seperti ibu."

"Aku ini ibumu, dan aku menyayangimu. Tolong bersabarlah dan kita akan bahagia bersama."

"Penipu."

Malam itu terasa horor saat Elena dan Maira disatukan dalam satu rumah. Maira yang takut kebusukannya terbongkar. Dan diam-diam Elena juga takut Revan akan membecinya jika Maira adalah ibu kandungnya.

Pagi itu Elena bersiap berangkat kesekolah tak lupa menyiapkan keperluan Revan. Elena diantar supir pribadi Revan kesekolah, pagi-pagi sekali Elena sudah sampai di sekolahan. Dan ia disambut oleh Amartha yang memang mengintainya dari kemarin. Setelah Revan mengatakan jika Elena adalah tunangannya.

Amartha mengahampiri Elena, dengan santai Elena menghadapi Amartha. Amartha menunjukan raut wajah tidak suka dengan Elena.

"Tinggalkan Revan, He is mine."

"Bukan Revan yang meninggalkanmu, tapi kamu yang meninggalkan Revan."

"Aku tak pernah meninggalkan Revan, Revan milikku dan hanya akan menjadi miliku. Jadi enyahlah dari kehidupan Revan."

"Jika aku tidak mau?"

"Ingatlah kamu itu hanya pelampiasan Revan karena aku ketahuan bermesraan dengan laki-laki lain."

"Aku tak peduli, dia memilihku. Dan aku yakin dia bisa menjagaku."

Elena hendak meninggalkan Amartha, namun belum sempat berbalik Amartha sudah terlebih dahulu menampar Alena. Elena memegangi pipinya yang kesakitan karena tamparan Amartha.

"Itu untuk j*lang seperti kamu, pacaran kok sama om-om."

Elena menatap Amartha, dan keduanya kini saling tatap menatap.

"Kalau aku ****** kamu apa? Pel*cur?"

"Jaga ucapanmu anak kecil, kelihatanya aja polos tapi aku tahu akal busukmu. Mau harta Revan kan?"

"Tidak, terserah kamu."

"Jauhi Revan atau kamu mati."

-Tbc-

Terpopuler

Comments

miqaela_isqa

miqaela_isqa

Semangat kakak

2020-12-16

0

Yours Bee

Yours Bee

like

2020-12-07

0

Anita Venter

Anita Venter

Suka Sam tokoh Elena, dia nggak lemah

2020-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!