Sepulang sekolah sesuai janji sekertaris Revan telah menjemput Elena. Elena yang masih mengenakan segeram putih abu-abu langsung menuju rumah sakit. Perasaan cemas bercampur dibenak Elena. Ia hanya ingin Revan baik-baik saja.
"Apakah kak Revan sudah siuman?"
"Sudah, dia baik-baik saja tenanglah."
Sampai di rumah sakit, Elena langsung masuk ke ruangan tempat Revan dirawat. Karena tadi sekertaris Revan sudah dari sana jadi sudah tau tempatnya. Revan nampak tersenyum ketika melihat Elena.
"Bagaimana hari pertama sekolah? Lancar kan? temannya baik-baik kan?"
Elena tak dapat menjawab pertanyaan Revan bagaikan anak kecil Elena menangis dipelukan Revan. Revan hanya diam saja, ia tak ingin terlihat sakit dihadapan Elena.
"Katakan padaku kakak baik-baik saja kan? Apa yang sakit mana yang sakit kak."
"Kaki kakak patah? Mana yang sakit?
Elena langsung bangun dan melihat kaki Revan, ia nampak panik sedangkan Revan terlihat biasa-biasa saja.
"Hey tenanglah ini hanya patah, lumpuh sementara saja."
"Aku ingin merawat kakak."
"Sungguh?"
Revan menatap Elena dan memberi isyarat pada sekertarisnya untuk segera kembali ke kantor. Sekertaris Revan meninggalkan rumah sakit.
"Iya sebagai tanda terimkasih."
"Mulai hari ini kamu akan tinggal di rumah kakak, sepulang sekolah tugas kamu merawat kakak."
Elena mengangguk, kini Elena menyuapi makan Revan. Seperti sepasang kekasih, atau lebih mirip kakak beradik.
Amartha yang mendengar kabar kecelakaan Revan juga segera meninggalkan Bandung. Ia ingin memastikan Revan baik-baik saja. Ia mencintai Revan namun tak bisa meninggalkan pekerjaannya itu. Karena paksaan keluarga Amartha, ia tak bisa lari dari keluarga yang mengekaknya.
Di tempat lain Maira ibu Elena membayar orang untuk menghabisi Elena. Entah kenapa seorang ibu tega ingin menghabisi Alena. Hanya karena ambisi mendapatkan harta dan juga kenyamanan.
"Bunuh dia tanpa jejak."
"Siap bos."
"Sisanya nanti setelah selesai."
"Siap."
Sementara ayah Elena masih saja main judi dan juga mabuk-mabukan. Sering datang ke Maira untuk memeras Maira. Karena kini tak ada Elena yang menjadi ladang uangnya. Dulu Elena bekerja paruh waktu untuk kehidupan sehari-hari dan juga untuk ayahnya. Hidup Elena tak pernah bahagis sejak kecil.
Elena pamit ke toilet, dan Revan kini sendiri di ruangan tempat ia dirawat. Elena tak sengaja bertemu dengan Raka. Raka yang melihat Elena hendak kabur langsung dengan singgap menarik tangan Alena. Elena nampak kesakitan karena Raka menarik tangan Alena sangat kencang.
"Auu..Sakit lepasin."
"Elena, kemana saja kamu. Aku merindukanmu."
"Lupakan aku Rak, kamu tahukan bagaimana persaanku yang sebanarnya?"
"Tapi dengan sejalanya waktu kita pasti akam saling mencintai."
"Aku sudah mencobanya tapi tak bisa."
Raka menatap Elena, yang mengenakan seragam sekolah lain.
"Kamu pindah sekolah? untuk apa?"
"Keadaan yang memaksaku, aku tak bisa cerita sekarang."
Elena meninggalkan Raka, dan Raka hanya menatap kepergian Elena. Raka tak menyangka jika Elena secepat itu melupakan dirinya. Raka yang pernah berjuang mati-matian untuk Elena. Raka yang selalu membela Elena. Dan kini Elena malah tak mau menemuinya.
Mungkin karena dulu Raka memaksa Elena menjadi kekasihnya. Dan Elena tak dapat mencintai Raka seutuhya.
"Aku tak pernah memaksamu untuk segera mencintaiku, aku mampu menunggumu sampai kamu cinta. Namun kamu malah menghilang begitu saja dari padanganku."
-Raka-
-Tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Yours Bee
kasian Raka
2020-12-07
0
Ev-
🤩
2020-10-07
0
Friska Petra
like thor
2020-10-01
0