[5]Mulai tumbuh

Elena tak memperdulikan perkataan Amartha ia masuk ke dalam sekolahan dan meninggalkan Amartha. Amartha nampaknya kesal denga Elena. Entah bagaimana seorang Revan memilih Elena sebagai tunangannya.

Elena bersama Bianca tengah sarapan pagi di kantin dengan bekal mereka masing-masing. Elena masih kepikiran dengan ucapan Amartha, apakah Amartha akan menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Elena tak menganal sifat asli Amartha makanya ia harus berhati-hati.

Ayah Revan akan segera tunangan dengan Maira ibu kandung Elena. Dan saat ini tengah menyiapkan segalanya. Revan yang sedang sakit tak ikut menyiapkan semuanya ia hanya di rumah. Berkerja di rumah tentuhnya, karena yang sakit adalah kakinya bukan otaknya. Ia masih bisa berfikir dan menjalankan pekerjaannya.

Elena dan Bianca tengah berada di kantin sekolahan, jam istirahat tentunya. Elena sudah tak sabar ingin segera pulang dan melihat bagaiamana saat ini Revan.

"Len Jose minta nomer Wa kamu, kasih tidak?"

"Jose siapa? Aku aja enggak kenal."

"Si ketua kelas itu loh."

"Ya udah kasih aja itung-itung tambah teman. Biar lebih mudah beradaptasi di sini."

"Oh ya Len, kenapa kamu pindah sekolah?"

"Ceritanya panjang, enggak bakal habis kalau cuma jam istirahat. Pokoknya semua itu ada suka dan dukanya."

Maira nampai merancang sebuah rencana, entah apa sebenarnya alasan Maira menikah dengan ayah Revan. Padahal status Maira belum cerai dengan ayah Alena. Seperti bukan terletak pada harta saja, saat ini Maira disibukan dengan dunia akting dan juga modeling. Dan semua itu ia dapatkan dari sponsor ayah Revan.

"Bagaimana sayang, mau gaun yang seperti apa?"

"Yang simpel tapi elegan dong sayang."

Nampak Maira dan ayah Revan tengah memilih-milih baju di sebuah butik ternama. Ayah Revan adalah orang terkaya nomor 3 di Indonesia ini. Jadi pesta yang diadakan juga harus mewah mengingat banyak tamu undangan yang akan hadir nantinya. Acara itu akan diselenggarakan besok malam. Meski kondisi Revan belum pulih, dan meski Revan juga belum setuju 100 persen dengan keputusan sang ayah.

Elena pulang dari sekolah, ia langsung mandi dan ganti baju. Elena menemui Revan, membuatkan minuman dan juga menyakan apakah Revan ingin makan. Revan memang lapar dan dia ingin Alena membuatkannya pasta mie. Alena ke dapur untuk memasak.

Elena masih memikirkan ucapan Amartha yang akan membunuhnya jika terus berada di dekat Revan. Disisi lain ia ingin bersama dengan Revan, Elena jatuh cinta dengan Revan. Sementara Revan masih sangat mencintai Amartha. Elena selesai memasak ia mengantarkan masakannya ke ruang tempat Revan berkerja.

"Sudah matang."

"Suapin."

Elena menatap kearah Revan, Revan terlihat manja dengan Elena.

"Yang sakit kan kakinya bukan tangannya, kenapa harus disuapin sih."

"Kan tangannya sibuk ngetik."

"Iya-iya aku suapin."

Elena dan Revan semakin mesra saja, telah tumbuh butir-butir cinta diantara mereka.

"Aku berharap semua ini tak segera berakhir, hidup seperti ini yang aku inginkan."

batin Elena.

Elena menyuapi Revan, mereka saling padang satu sama lain. Elena menyuapi Revan dengen tulus dan juga senyuman manisnya.

"Terimkasih."

Revan manatap Elena, mereka kembali saling menatap.

"Sama-sama."

"Tetaplah tersernyum seperti ini, tersenyum seperti itu pertahankan."

"Senyumku hanya untuk kakak, kakak juga janji cepat sembuh."

Revan tersenyum

"Iya-iya bawel."

-Tbc-

Terpopuler

Comments

Yours Bee

Yours Bee

lanjutt Makin seru

2020-12-07

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

jejak like dari aku thor, ditunggu feedbacknya

2020-09-20

1

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

semangat kakak😍😍😍

2020-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!