"Mau pesan yang mana?".
Pak Arya memberikan buku menu ke Eve. Dengan antusias, gadis itu menerima buku menu dan mulai memilih makanan yang sepertinya akan menggugah seleranya. Sejenak gadis itu melupakan bahwa seharusnya Dia saat ini berakting sedih.
"Yang ini.. Ini.. Sama ini ya Kak.. Hehehehe".
Pak Arya mengangguk. Setelah memilih untuk dirinya sendiri, Pak Arya mengkode pelayan.
"Kenapa tanggal lahir kakak beda sama di akte kelahiran?".
Eve bertanya ke Pak Arya. Kedua lengan Eve memangku dagunya. Terlihat sekali bahwa gadis ayu itu memiliki rasa ke gurunya.
"Dulu yang mengurus akte kelahiran kakak itu eyang kakung.. Mungkin karena sudah sepuh (baca : tua), jadi salah tulis angka..". Jelas Pak Arya.
Tadi saat di kelas, dia sempat terkejut, karena Eve tahu tanggal lahirnya yang asli, namun mengingat beberapa waktu yang lalu, dia berkunjung ke rumah Dimas, sempat bercanda tentang umur, mungkin saat itulah Eve mendengar.
"Ohh gitu.. Berarti sama kayak Kak Dimas, umurnya..". Eve mengangguk- angguk. Selisih 14 tahun tidak terlalu jauh. Begitu yang ada di kepala Eve. Sebelumnya dia kira hanya selisih 13 tahun. Namun nambah 1 tahun lagi nggak masalah. Hehehe...
"Iya memang.. Kan kami satu angkatan.. ".
"Kamu pikir Kakak masih 20an? Hahaa". Eve tertawa. Kalau boleh jujur, Pak Arya memang tampak seperti usia dua puluhan. Berbeda dengan Kak Dimas, walaupun tidak tampak tua, namun wajah sangarnya membuat dia tampak tua. Dan menyebalkan. Hehehe..
"Kak Arya selalu tampan, dan muda di mataku...".
Pak Arya terdiam. Suara jangkrik segera menjadi backsound. Krik krik..
Eve mengatakan hal itu dengan jujur. Namun kesadarannya tidak sedang berada di tempat itu. Pikirannya jauh melanglang buana.
"Ehm.. Makanan sudah datang.. Ayok makan".
Beruntung situasi canggung bagi Pak Arya segera berakhir, dengan kedatangan pesanan mereka.
"Eh iya kak.. Makasih banyak yaa.. Makan siang yang kepagian ini.. Hehee".
Pak Arya hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Segera dia menikmati makanan yang telah dipilih.
Eve memakan makanannya dengan lahap. Sesekali dia memaksa Pak Arya untuk menerima suapan darinya. Dan Pak Arya mau tak mau menerima makanan itu.
***
"Jadi sudah cukup ya hari ini..".
Jam empat sore lebih sedikit, Arya sudah memarkirkan mobilnya di depan kediaman Eve.
"Makasih ya Kak..". Ucap Eve dengan tulus. Walaupun pagi tadi harus mengeluarkan air mata buaya.
"Terimakasih juga untuk kue nya tadi pagi, nanti pasti Kakak makan..".
Senyum yang diberikan Kak Arya membuat gadis itu meleleh. Dia merasa bahagia, karena apa yang dia lakukan diapresiasi oleh Arya.
Eve turun dari mobil.
"Sampaikan salam Kakak buat Mama dan Papa yaa".
"iya kak".
Mobil Arya segera meninggalkan rumah Eve. Sementara gadis yang barusaja diantar itu mulai memasuki rumahnya sambil bersenandung.
***
"Revalina anak kesayangan Mama???".
Mama Eve menyambut di ruang tamu. Wajahnya tersenyum, namun tidak menutupi kemarahan yang sedang ditahan.
"Eh mamamku sayang...".
Eve segera menghampiri Mamanya. Mencium tangan wanita yang sudah melahirkannya, sekaligus memeluk dengan penuh sayang.
Setelah pelukan terurai, Gadis itu segera merogoh saku tasnya, dan memberikan hape berwarna gold, milik Mama.
"Ini Eve kembalikan hape Mama.. Heheheheee".
Wanita yang masih cantik diusia senja itu, hanya bisa menggelengkan kepala.
"Jangan kamu isengin Arya terus, Eve anak mama sayang...".
Bagi wanita paruh baya itu, hal yang dilakukan oleh Eve hanya sebuah keisengan.
"Iya mamakuuu..".
" Ya udah, Eve masuk ke kamar dulu ya maa...".
Mama mengangguk.
Wanita itu mengecek aplikasi chat di hapenya. Melihat apa yang diketik oleh anak gadisnya, Wanita itu menggelengkan lagi kepalanya. Rasanya sejak tadi dia menggelengkan kepala terus. Hmmmm....
.
.
.
Ikuti terus kisah Eve😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments