Jam istirahat datang...
Semua penduduk kelas sebelas IPA 1 segera berhambur keluar. Kecuali Eve dan Tania. Dua gadis belia itu sedang duduk berdempetan. Tania cukup penasaran dengan apa yang akan ditunjukkan oleh Eve, si gadis berisik, namun sahabat baik untuknya.
"Buruu ih..". Tania dengan tak sabar menyenggol nyenggol lengan Eve.
"Sabaarrr, nanti rusak baru ku geplak kamu, Ni..". Eve mendelik.
Gadis itu segera mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Tas yang sejak keberangkatannya dari rumah, dijaga dengan sangat baik.
"cake ultah? Buat siapaa??". Tania heran.
"siapa lagi?". Eve melirik malas. Pake ditanya buat siapa. Di dunia ini, siapa yang sedang dikejar? Huh..
"Pak Aryaa? Kan beliau nggak sedang ultah..".
"Aku juga baru tau beberapa waktu yang lalu.. Jadi gini.....".
Dengan penuh semangat, Eve menceritakan hal yang diketahuinya. Suaranya berbisik, takut jika ada orang lain yang mendengarkan.
Tania manggut manggut, sambil sesekali merespon hanya dengan Ohh..
"Jadi gitu..". Lega sekali Eve sudah menceritakan hal ini.
"Jadi taun kemarin itu, salah waktu kamu ngucapinnya?".
Dengan muka memberengut, Eve mengangguk.
"Jadi taun ini Aku bakal jadi yang pertama untuk ngucapin..". Ucap Eve penuh optimis.
"Hari ini kan?". Tanya Tania. Eve mengangguk. Matanya tak beralih sedikitpun dari cake ultah mini, yang saat ini sudah ada di meja. Tulisan di atasnya, dia tulis sendiri tadi pagi. My Sweet Arya.
"Pasti isteri beliau udah ngucapin tadi pagi Ev..".
Binar di mata Eve meredup. Celotehan jujur Tania membuyarkan segalanya.
Eve menoleh ke Tania, yang masih menempelinya sejak tadi.
Gadis ayu itu menatap dengan tatapan tidak suka.
"Plis jangan ancurin angan- angan ku, Taniaaa".
Sementara itu, Tania nyengir. Dia keceplosan. Benar - benar di alam bawah sadarnya tadi.
"Hehehe.. Sorry sayangku.. Hihh ni muluttt ".
Tania menepuk mulutnya sendiri, karena sudah keceplosan.
" Jadi mau dikasih kapan? Keburu waktu istirahat habis nih...". Tania berusaha mengembalikan binar di mata Eve.
Tidak ingin merusak moodnya, Eve segera menjawab,
"Sekarangg.. Ini Aku mau hubungin Pak Arya...". Eve tersenyum penuh maksud.
"Loooh kamu bawa hape? Hayooloh...". Tania menggerak- gerakkan alisnya naik turun. Menyebalkan sekali menurut Eve.
Eve mengeluarkan sebuah hape berwarna gold.
"Looh it....". Belum selesai Tania berucap, Eve sudah keburu menutup mulut Tania.
Eve mengetik sesuatu di hape gold itu. Kemudian dia mengklik tombol kirim.
"Okeh kita tunggu semenit lagi, pasti Pak Arya dateng ke sini".
Dengan penuh percaya diri Eve berujar.
Sesuai apa yang diucapkan oleh Eve, Pak Arya masuk ke kelas Eve sesaat kemudian.
"Ev? Kamu baik- baik aja?".
Pak Arya mendekat ke arah Eve. Tania yang berada disamping Eve heran , ucapan sahabatnya benar.
"tadi Mama chat, katanya kamu sakit?".
"Iya Kak.. Sakit banget perutku, hari pertama halangan.. Tapi ini untung Tania udah kasih Aku obat". Eve memulai dramanya.
Tania berdehem. Dia sudah terbawa ke arus drama Eve.
"Mau pulang?". Tawar Arya dengan raut khawatir.
Eve menggeleng. Tidak terpikirkan untuk pulang, karena maksud dan tujuannya hari ini belum tercapai.
"Kebetulan Kakak ke sini.. ". Eve menjeda ucapannya. Gadis itu mengambil cake yang tadi disembunyikan di meja, sesaat sebelum Pak Arya masuk kelas.
"Selamat ulang tahun ya kakk !.. Panjang umur, sehat selalu, dan Semoga Kakak selalu bahagia..".
Eve mengucapkan hal itu dengan tulus. Sembari mengulurkan cake kecil, hasil karyanya sendiri, walaupum cuman bagian nulisnya aja. Hehehe.
Pak Arya terkejut untuk beberapa saat, namun sekejap kemudian Guru tampan itu tersenyum.
"Terimakasih ya Revalina..".
Lalu ia menerima cake kecil yang diulurkan oleh Eve.
"Sama- sama kak.."
"Ayok Kamu Kakak antar pulang, tadi mama juga chat supaya kamu dibawa pulang aja".
Pak Arya menepuk bahu Eve dengan lembut. Eve mendelik, Bagaimana mungkin mamanya chat?
Eve berdehem.
"Ehm.. Tapi kak? Ini udah mendingan kok...".
"Kamu nggak inget waktu itu?".
Eve meringis. Dia memang kritis jika dalam kondisi hari pertama mens. Tapi kan ini bohongan??
Akhirnya, mau tidak mau Eve mengikuti apa kata Pak arya.
Tania yang sejak tadi diam sepuluh ribu bahasa, hanya bisa tersenyum pada sahabatnya. Yang oleh Eve senyum itu diartikan sebagai 'Aku nggak ikut- ikut yaa'.
"Tania, terimakasih yaa.. Sudah kasih OBAT untuk Eve..". Ucap pak Arya, sesaat sebelum menuntun Eve keluar kelas.
Entah mengapa kata- kata itu terasa menakutkan buat Tania. Gadis yang suka ceplas ceplos itu menerawang, jika sahabatnya akan terkena masalah setelah ini.
'poor Eve...' batin Tania yang tidak bisa berbuat apa- apa.
.
.
.
Terus ikuti kisah Eve😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments