Natalie

Sudah hampir 2 minggu aku keluar kota mengurus beberapa event perusahaan. Malam ini pertama kalinya aku menginjak rooftop lagi. Mataku langsung melihat sekeliling mencari Natalie, tapi dia tidak berada disana. Aku pun melanjutkan merokok, menikmati perubahan langit menuju malam.

Saat aku hendak meninggalkan rooftop, kulihat Natalie sedang berdiri dibalik dinding pintu sambil minum minuman softdrink.

"Hai Natalie", sapaku ramah.

"Hai kak, panggil aku Nat aja", balas Natalie sambil tersenyum.

"Kakak? Panggil aku Evan saja".

"Sebenarnya aku sudah beberapa kali melihatmu di rooftop, cuma baru kali ini aku sempat menyapamu Nat".

"Oh ya... aku tidak memperhatikan sekelilingku, aku pikir aku satu satunya yang suka ke rooftop".

"Apa yang membuatmu suka ke rooftop Nat?".

"Aku suka keheningan, sambil melihat gedung-gedung lain juga langit. Kalau kamu Van?".

"Ya, alasan yang sama, ditambah merokok. Apa kamu merokok Nat?".

"Tidak, hanya minum", jawab Nat sambil menunjukkan kaleng softdrink nya.

"Apa kamu keberatan punya cowok yang suka merokok?", candaku sambil tersenyum.

"Hmm... usaha yang bagus Van", jawab Natalie sambil tersenyum.

"Sudah mulai gelap, aku harus pulang, sampai nanti Van".

Kami berpisah setelah turun tangga dari rooftop menuju ruangan kami masing-masing.

Selama perjalanan pulang menuju rumah, aku menyetir sambil mengulang kejadian di rooftop saat bersama Natalie tadi, aku suka senyumnya, aku suka caranya menanggapi obrolan kami, aku menyukainya.

Keesokannya aku mulai mencari cara mendekati Natalie. Aku mendekatinya saat jam makan siang di kantin kantor.

"Hai Nat".

"Ooo...hai Evan".

"Aku dengar ada beberapa masalah mengenai program undian produkku, apa sejauh ini timmu bisa mengatasinya?", tanyaku mencari alasan agar bisa mendapatkan no pribadi Natalie.

"Ya benar sih, tapi belum ada masalah berarti yang harus tim kami laporkan kepada tim mu Van".

"Aku butuh beberapa detail kasusnya untuk bahan pembelajaran kami di program marketing berikutnya, apa kamu bisa menolongku Nat?".

"Ya, tidak masalah Van, datang saja ke ruangan tim kami nanti".

"Mmm... cuma kalau aku datang ke tim mu, aku takut mengganggu kerja yang lainnya. Lagipula saat ini hanya untuk pembelajaran pribadiku Nat. Apa bisa kita bertemu diluar jam kerja?".

"Hmmm... diluar jam kerja ya....", jawab Natalie sambil berpikir.

"Kita bisa bertemu di kantin, di rooftop atau tempat lainnya. Atau kalau boleh melalui WA juga tidak masalah Nat. Aku hanya butuh sedikit informasi saja", kataku sambil berharap mendapat respon positif dari Natalie.

"Kalau melalui WA saja bagaimana? Aku tidak mau menjadi bahan gossip hanya karena kita mengobrol berdua", jawab Natalie.

"Ya, tidak masalah Nat. Terima kasih banyak ya Nat", jawabku sambil tersenyum.

"Sampai nanti Nat".

Usahaku berhasil, meskipun ia menolak untuk bertemu denganku secara pribadi, setidaknya aku mendapatkan nomor pribadinya.

"Malam Nat, apa aku menganggu?", sapaku melalui WA.

"Hai Van, tidak kok. Van apa keberatan kalau kita teleponan saja? jadi aku bisa menjawabmu sambil beberes".

"Ok Nat", lalu aku langsung menelepon Natalie.

"Hai Van, maaf ya aku loudspeaker".

"Ga apa apa Nat, tapi apa tidak menganggu orangtuamu atau penghuni rumahmu yang lain?".

"Aku tinggal sendiri di apartemen Van, jadi tidak ada yang terganggu. Kamu mau tanya apa Van".

"Apa kamu baru pulang Nat? Aku jadi tidak enak kamu sambil beberes gitu. Pertanyaanku tidak butuh cepat kok, bisa besok lagi Nat".

"Mmm.... sebenarnya tidak apa apa juga sih Van".

"Bagaimana dengan besok, apa besok kamu lebih senggang?".

"Sebenarnya akhir-akhir ini memang jam pulangku memang lebih malam dari biasanya Van".

"Apa kamu lembur dikantor Nat?".

"Ah... bukan lembur, itu urusan pribadi kok".

"Bagaimana dengan hari Sabtu siang saja aku meneleponmu, apa kamu berkencan di Sabtu siang?", tanyaku.

"Tidak ada kencan Van", jawab Natalie sambil terkekeh sedikit.

"Baiklah sampai Sabtu siang Nat. Selamat beristirahat Nat".

"Ya Van".

Beberapa hari berikutnya, aku selalu mencari Natalie di rooftop namun ia tidak pernah ke rooftop lagi. Aku hanya bisa menyapanya sesekali kalau aku melihatnya di kantin. Sebenarnya aku ingin memberinya pesan singkat melalui WA, tapi aku takut terlalu agresif, lagipula kita sudah berjanji akan mengobrol dihari Sabtu siang.

"Siang Nat", sapaku melalui WA. Aku telah menunggu momen ini dari beberapa hari yang lalu.

"Hai Van, apa yang bisa aku bantu?".

"Bisa kamu ceritakan beberapa kasus mengenai program undian itu, jadi aku bisa mengadakan program undian yang lebih baik ke depannya".

"Ok Van....."

Aku dan Natalie kemudian membahas mengenai program undian itu.

"Van, apa kamu keberatan kalau kita pindah ke telepon saja, aku mau sambil makan siang", tanya Natalie.

"Ga apa apa Nat, biar aku yang telepon", jawabku.

"Maaf Nat aku mengganggumu, apa kamu mau udahan saja, kita bisa lanjut besok".

Aku memulai pembicaraan telepon dengan meminta maaf, bisa kudengar Natalie juga menggunakan loudspeaker saat ini.

"Aku sih santai aja Van, atau kamu yang mau lanjut lain kali?".

"Kalau aku sih kalau bisa mau ngobrol selama mungkin sama kamu Nat", candaku pada Natalie. Bisa kudengar dia juga tertawa kecil menanggapi perkataanku.

"Apa kamu tidak pergi berkencan Van?"

"Tidak, hari ini kencanku adalah mengobrol sama kamu", kudengar Natalie tertawa lagi mendengar candaku.

"Nat, kamu tidak pernah ke rooftop lagi akhir-akhir ini, apa kamu menghindariku?".

"Wow haruskah aku ge-er mendengar kamu mencariku di rooftop", tanya Natalie sambil tertawa.

"Ya, selama aku kerja, hanya kamu yang aku lihat di rooftop, selain petugas kebersihan atau teknisi, jadi aku penasaran sama kamu Nat", jawabku berusaha untuk tidak terlalu menunjukkan aku menyukainya, karena aku takut ia akan menghindariku nanti.

"Ya dulu aku suka memandang langit bersama mama, itu sebabnya aku suka ke rooftop. Bagaimana denganmu, apa ada alasan khusus juga?".

"Aku mencari keheningan Nat, aku juga malas pulang cepat ke rumah, jadi aku terbiasa merokok di rooftop".

Tidak terasa siang itu kami mengobrol hampir sekitar 2 jam.

"Van aku harus pergi, kita lanjut kapan kapan lagi ya", pamit Natalie.

"Baiklah Nat, semoga sisa harimu menyenangkan, hati-hati Nat".

Aku menutup telepon dengan tersenyum, setidaknya aku tau dia tidak menghindariku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

aku menemukanmu

diantara banyak orang

waktu seakan berhenti

mataku terpaku

menatap senyummu

semudah itu

aku jatuh cinta denganmu

-Caroline-

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Evan...😘 Natalie

2024-07-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!