Setelah membaca,, Like Yuk!!
Happy Reading 💗💗💗
Setelah puas bercerita keduanya pulang. Amera bergegas kerumah sedangkan Rosa juga sudah ada janji dengan kekasihnya untuk pergi menonton.
"Bye Amera"
Ucap Rosa pada sahabatnya itu.
Merekapun melaju dengan mengendarai mobil masing – masing .
***
Pukul 5 sore Amera sampai di rumah.
Seperti biasa mamahnya selalu menjadi orang pertama yang menyambut kedatangan anak semata wayangnya itu.
“Sayang kamu sudah pulang?"
“Iaah mah".
Sambil meyalami mamahnya.
"Amera pamit dulu ke kamar ya mah, Amera sangat lelah sekali hari ini. Ingin cepat berih – bersih. Badan Amera lengket semua kecium tidak baunya sampai sana?"
Tanya Amera sembari menampilkan cengirang khasnya pada wanita yang telah melahirkannya itu.
“Kamu ini sayang, cantik – cantik bau asem, cepat sana mandi!"
Seru sang mamah pada anak semata wayangnya itu.
Padahal jelas saja mamahnya sedang berbohong.
“Iiishh mamah ini, pada anaknya sendiri saja jujur sekali”
wkwkwkwkk
“Oke deh siap laksanakan"
Cup..satu ciuman menemel dengan sempurna di pipi mamahnya.
Sampai dikamar ia tidak langsung bersih – bersih seperti yang ia katakan pada mamahnya, melainkan langsung menghepaskan tubuhnya ke kasur dan terjadilah reka adegan drama semalam di ingatannya.
Haiiishhhh mengapa aku bisa seceroboh itu?
lagi – lagi mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana aku bisa sebodoh itu mengatakan hal yang menjijikan pada lelaki yang baru saja aku kenal aahhh
Sembari mengacak – ngacak rambutnya sendiri merasa frustasi.
Namun disisi lain, ia tersenyum sendiri saat teringat akan kata – kata si Barithon Prince tersebut. Ia mengatakan kalau Amera adalah gadis terlucu yang pernah ia kenal.
Ya,, memang baru kenal beberapa jam lalu, lebih tepatnya.
***
30 menit kemudian ia telah menyelesaikan ritual mandinya dan terlihat lebih segar.
Tok..tok...tok...
Tok...tok..tok...
Suara ketukan pintu terdengar disebrang sana.
“Non sudah ditunggu oleh tuan dan nyonya untuk makan malam”
Seru Bi Siti.
“Iaah bi Siti, sebentar lagi Amera kebawah"
***
Belum sampai Jiwa Amera menjangkau meja makan, namun indra penciumannya sudah lebih dulu berada disana. Mencium bau masakan kesukaanya.
“Wow ada pesta disini"
Amera berujar.
”Tidak sayang, mamah masak makanan kesukaan kamu"
Marissa menepuk bangku sebelahnya sebagai simbol agar putrinya segera duduk dan makan malam bersama.
“Terimakasih mah"
cup ia mencium pipi mamahnya sekilas.
Sekarang ia fokus pada makanan favoritnya. Seperti biasa Marissa menyendokan nasi untuk suami nya, lalu beralih pada putri kesayangannya.
Hening hanya suara sendok dan garfu yang sesekali bertabrakan dengan piring menemani makan malam mereka.
Memang papah nya paling tidak suka ada obrolan ketika di meja makan menurutnya hal itu sangat tidak sopan dilakukan.
“Amera!"
Akhirnya papah Bian angkat bicara. Dirinya menatap lekat manik coklat putri kesayangannya.
“Ada apa pah?"
Amera menoleh sekilas namun masih dengan mulut yang penuh, dan fokus pada kepiting asam pedas buatan sang mamah tercinta.
Seakan takut makanan diambil orang Amera sampai tak sampai hati meninggalkan pandangannya pada kepiting asam pedas yang sudah tinggal setengahnya itu.
“Begini ada sesuatu hal yang akan papah bicarakan dengan mu sayang, kamu bisa temui papah di ruang kerja nanti malam?"
"Siap laksanakan pah"
Dengan cengiran khasnya Amera terlihat santai saja dan tidak menaruh curiga pada papahnya.
***
Amera perlahan memutar handle pintu ruang kerja papahnya seraya menarik nafas dalam – dalam.
“Papah..apa papah sudah ada di dalam?Amera masuk ya"
Deg, tiba - tiba saja jantungnya berpacu tidak karuan dan mulai mencium gelagat yang tidak beres dari papahnya.
ia pun menghempaskan tubuhnya di sofa mencari posisi senyaman mungkin dan mulai berharap harap cemas dengan segala kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya..
“Sayang berapa usiamu sekarang nak?"
Tanya papah Bian yang sekarang sedang duduk di kursi kebesarannya.
Ia melihat purtinya dari atas kebawah Sembari menurunkan kaca matanya sampai ke tulang hidung bangirnya.
“Iiissh sungguh menyebalkan bagaimana bisa papah lupa dengan usiaku?
Memangnya papah punya berapa lusin anak sehingga lupa berapa usia anaknya sendiri. Atau jangan - jangan papah punya anak dari istri papah yang lain ya?
Awas saja kalau sampai itu terjadi Amera akan buat perhitungan!"
Sambil memayunkan bibir pada papahnya.
Bibir komat – kamitnya pun tak luput dari perhatian papahnya yang sedari tadi menahan senyum.
Amera memang sangat sensitif jika sudah berurusan soal hati, apalagi membawa - bawa kehidupan rumah tangga yang dibarengi issue perselingkuhan bisa - bisa dia ceramah panjang lebar.
*Emak - emak tukang ghibah depan komplek mah lewat 😂😂.
Belum sempat Amera menyelesaikan orasinya tiba - tiba terpotong oleh protes sang papah.
"Huuss...ngaco saja kamu jika bicara. Papah ini tipe lelaki setia dan sampai kapanpun papah tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti itu. Papah benci pada lelaki yang suka membuat wanita menangis"
Ucap sang Papah tak kalah menggebu.
"laaa ko sekarang jadi ngalor ngidul bahas papah?"
Bian pun kembali lagi pada niat semula.
“So, berapa usiamu sayang?"
"Hmmmmm mulai lagi!"
Amera menghembuskan nafasnya dengan kasar..
****
Haii haiii
Maaf untuk segala kekurangan di novel pertama aku ini ya.
Like, Komen dan Vote sangat berarti sekali
Kasih Like dan vote pleaseeee...
Tolong hargai karya aku dengan membubuhkan likenya ya
Terimakasih..
Love – love diudaara..💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Asryn_RM09
amera trauma di selingkuhi ya, sampai kalau dengar tentang selingkuh jadi ceramah ...
2021-07-26
0
Miels Ku
semua papa benci melihat anaknya dibuat menangis
2021-07-11
0
Abu Alfin
mak mak tukang ghibah lewat
hati hati di ghibahin
Salam hangat dari
Cinta Asteria & Isyaroh
🙏🙏🙏
2021-06-01
0