Amera gadis berparas cantik, yang memiliki manik mata kecoklatan serta bulu mata yang lentik ditambah dengan hidungnya yang bangir serta bibir yang sedikit bervolume menambah kesan sexy.
Amera dikenal sebagai pribadi yang pintar,ceria, sangat supel dan sedikit konyol tak jarang orang yang berada di dekatnya pasti merasa nyaman. Di usianya yang masih terbilang muda ia sudah menjadi salah satu pengajar di universitas ternama Ibu Kota.
Dengan kecerdasaan yang ia miliki rasanya mudah bagi dirinya menjadi dosen bahkan diusianya yang belum genap 22 tahun ini. Oke 'catat' Amera jadi the most wanted juga di kampusnya. Ya apalagi kalau bukan karena parasnya Bu dosen muda yang cantik menawan hati.
Tidak hanya rekan sesama dosen, mahasiswa pun tak luput berlomaba lomba mencuri perhatian si dosen cantik ini. Cita - cita gadis yang akrab disapa Amera ini tidak muluk-muluk Terjun di dunia pendidikan seperti saat ini sudah menjadi tujuannya.
Walaupun sebenarnya mudah bagi dirinya untuk bekerja dimanapun bahkan untuk menduduki jabatan direktur utama ataupun mungkin CEO sekalipun bukan hal yang mustahil. Karena papah Amera mempunyai berbagai kerajaan bisnis yang sangat sukses di kotanya.
Blebeb... blebeb...
suara ponsel beberapa kali berdering, sebagai pertanda benda tersebut ingin segera di perhatikan oleh si pemilik. Namun Amera masih tidak memindakan pandang dari novel kesukaannya yang sedang ia baca saat ini.
Terkadang, tidak jarang Amera membaca novel tersebut berulang – ulang. Dan anehnya ia tidak pernah bosan untuk terus membacanya.
Blebeb... blebeb..
Bunyi ponsel terus berulang hingga akhirnya Amera pun mencari sumber suara yang membuatnya dirinya jengkel.
Hmmmm dimana ponselku? perasaan aku tadi menaruhnya disini.
Gumamnya dalam hati.
Sesekali ia mengedarkan pandangannya ke bawah bantal dengan menggeser sedikit tubuhnya.
Aiiishhh dimana aku taruh ponselku? Sangat menyebalkan sekali.
Seraya berdecak kesal.
Pasalnya baru saja ia menyelesaikan obrolan panjang bersama Rosa sahabatnya dan sekarang ia menelpon nya lagi.
Ternyata benda pipih itu terjatuh dari tempat tidur saking kesalnya Amera akan tingkah sahabatanya yang seharian ini sudah menelpon dirinya berkali – kali hanya untuk menceritakan hal yang menurut dirinya tidak penting.
Ya memang menurutnya tidak penting mendengar cerita Rosa yang hanya seputaran percintaan, apalagi dirinya hanya seorang jomblo.
Bagaimana bisa ia tega mencemari pendengarannya dengan hal – hal seperti itu.
*wkwkwkwkk.
Dan ...
Ya ampun... aku baru ingat sekarang. Tadi setelah memutuskan sambungan dari Rosa, dengan bodohnya aku melemparkan ponsel kesayanganku kesembarang tempat.
Kamu disini rupaya sayang.
Sambil mengelus – ngelus benda pipih kesayanganya itu.
maafkan mommy tadi sempat melemparmu
Layaknya ibu pada seoarang anak, dirinya meminta maaf pada benda kesayangannya itu.
Amera dengan cepat mengambil benda pipih yang tergeletak di bawah sofa dekat tempat tidurnya dan dengan segera mengangkat sambungan telponnya.
***
Sambil berkacak pinggang
”Ada apa lagi si Rosalina Putri ?,kamu itu hobi sekali mengganggu aku.
Bahkan hidupku terasa terguncang, di tengah weekend yang indah ini. Aku meresa kebebasanku direnggut secara paksa oleh mu, tidak bisa merdeka karena ulah mu yang konyol itu. Ada apa lagi Rosa?,
Apa perlu aku mengganti popokmu haaaaaahhhhh?"
Suara Amera melengking masih dengan nada sewot. Ia yang kesal akan tingkah sahabatnya membuat dirinya tidak bisa lagi mengontrol emosinya.
"Oksigen mana oksigen ?"
Amera berujar seraya mengibas ngibaskan telapak tangannya seolah sedang meraup oksigen.
Karena lelah dengan tingkahnya sendiri yang masih menggerutu. Sembari menunggu reaksi Rosa, ia menghempaskan tubuhnya kembali ke sofa empuk yang ada di sebelah tempat tidurnya dengan memijit – mijit pangkal hidung yang tidak terasa sakit sama sekali.
"Ada apa Rosa?
Cepat katakan!"
***
Hening__ tidak ada jawaban dari seberang sana. Amera mengerenyitkan dahi merasa heran.
"Ada apa Rosa cepat katakan,
Aku mau pup ini"
"Rosaaaaaaa..... cepat atau aku tutup telponnya"
Amera kembali khusyuk dengan novel yang ada di gengamannya.
Mengalihkan gusar karena disebrang sana masih diam seribu bahasa.
Wait..
yang nelpon ini Rosa kan? Atau jangan – jangan murid aku yang menanyakan tugas. Mati aku gumam Amera dalam hati.
Ia pun memberanikan diri mencoba mengitip nomor telpon yang tertera di layar ponsel menerka – nerka dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Dan
Oh may woooowwww......nomor baru yang tidak dikenal Amera.
Seketika itu Amera berniat untuk menutup sambungan telponnya.
Namun seakan tahu apa yang akan Amera lakukan tiba – tiba.
"Tunggu !"
Suara barithon yang asing,
samar – samar terdengar membuat ia mengurungkan niatnya untuk menutup sambungan telpon.
“Hai ini Amera Prameswari Atmawijaya?"
Ulalala.....
Wajah cantik Amera berubah pucat pasi, antara kaget, dan malu setengah mati tentunya.
mati aku siapakah gerangan pemilik suara Barithon ini .....
**** Haii haiii
Maaf untuk segala kekurangan di novel pertama aku ini ya
Aku sangat sadar betul masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan karena masih tahap belajar yaa, hehe Makdarit “ Maka dari itu”
Like, Komen dan Vote sangat berarti sekali demi keberlangsungan hidup..
Alah maksudnya demi keberlangsungan cerita yang hanya alakadar remahan ini.
Kasih Like dan vote pleaseeee...
Terimakasih..
Love – love diudaara..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
syafridawati
like mampir
2021-08-10
0
Seirioss
suara hp kok blebeb blebeb sih thor🤧😭
2021-07-26
1
Asryn_RM09
astaga amera knapa nggak dicek dulu si penelponya sebelum di angkat .
2021-07-26
0